Konservasi Kampung Jawa : Kawasan Hijau di Tengah Kampus Putih

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
pslk.umm.ac.id

Konservasi Kampung Jawa : Kawasan Hijau di Tengah Kampus Putih
Tanggal: 2011-12-05

Siapa sangka di tengah kepadatan aktivitas warga kampus, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) masih
menyimpan sejuta pesona alam yang dapat menghilangkan kepenatan. Salah satunya adalah yang digalakkan oleh
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK). PSLK sebagai lembaga pengabdian masyarakat milik UMM,
menggalakkan program konservasi kampung jawa.

Siang hari yang terik, pada hari Sabtu, 3 Desember 2011, terlihat Wahyu Prihanta bersama para personil Tim
Ekspedisi Biokonservasi (TEB) sedang asik bercengkrama di konservasi yang terletak di bagian selatan stadion ini.
Menurut penuturan Wahyu, selaku ketua umum PSLK, konservasi Kampung Jawa ini merupakan miniatur hutan tropis
yang diterapkan di area pendidikan. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem antara manusia dengan
alam, khususnya di wilayah UMM.

Kawasan hijau ini akan semakin menambah keindahan panorama kampus putih. Setiap habitat di dalamnya
dibiarkan tumbuh dan berkembang secara alami, inilah yang menjadi konsep utama konservasi kampung jawa. Jika kita
berkunjung ke konservasi ini, kita akan melihat berbagai tumbuhan lokal, spesis-spesis hewan khas Indonesia, sambil

duduk menikmati semilir angin sepoi-sepoi di atas rumah pohon. Sungguh nuansa alam yang sangat menyejukkan.

Wahyu Prihanta menjelaskan bahwa dulu kawasan stadion merupakan kawasan yang sangat gersang, hingga
pada tahun 2007 konservasi Kampung Jawa dikembangkan. Terus berjalan sampai saat ini, stadion pun berubah
menjadi area hijau yang sangat sejuk. “Jadi kalau stres dengan tugas-tugas di kampus, konservasi ini bisa menjadi
alternatif untuk refreshing,” ujar dosen jurusan biologi ini.

Langkah awal yang ditempuh pada tahun 2007 hanya sekedar menanam berbagai jenis tumbuhan langka di
kawasan ini. Selanjutnya, pada tahun 2009 hingga saat ini kawasan tersebut dikembangkan menjadi sebuah
konservasi. Usaha ini tidak sia-sia, banyak masyarakat luar yang sering berkunjung di konservasi Kampung Jawa milik
UMM, setiap pagi mereka berolahraga di daerah ini. “Banyak yang bilang, di Malang ini ada tiga tempat yang asyik
untuk dikunjungi saat jogging, yaitu: taman hutan Malabar, Gunir di daerah Oro-oro Dowo, dan Konservasi Kampung
Jawa milik UMM ini,” tutur Wahyu penuh antusias.

Meskipun masyarakat luar sudah sangat mengenal konservasi Kampung Jawa, namun sangat disayangkan
banyak mahasiswa UMM sendiri tidak familiar dengan keberadaan konservasi ini. Menurut Wahyu, mahasiswa perlu
tahu tentang keberadaan konservasi untuk menumbuhkan jiwa yang cinta terhadap lingkungan. “Mereka (mahasiswa
red) sepatutnya bangga jika mereka mengetahui bahwa UMM memiliki pusat konservasi alam, apalagi UMM masih
memiliki ruang terbuka hijau lebih dari 40%,” jelas Wahyu.(db/jo/mza/IKOM/PR/2008)


page 1 / 1