precipitating events yang membuat istri merasa kesepian. Awal mula terjadinya kesepian dapat disebabkan oleh precipitating events, yaitu kejadian yang
memunculkan timbulnya kesepian dari faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk mengalami kesepian Perlman Peplau, 1982.
Intensitas kesepian yang dialami individu berbeda-beda, ada yang kadarnya ringan, sedang atau berat. Jong-Gierveld 1978, membagi kesepian ke
dalam empat tipe, tipe I the hopeless lonely who are very dissatisfied with their relationship, tipe II the periodically and temporarily lonely, tipe III the
resigned hopelessly lonely, dan tipe IV the nonlonely yang masing-masing menggambarkan intensitas kesepian yang berbeda-beda, berdasarkan penilaian
emosi, tipe deprivasi sosial dan perpektif waktu yang dirasakan individu. Kesepian itu sendiri merupakan hal yang bersifat pribadi dan akan
ditanggapi berbeda oleh setiap individu. Bagi sebagian orang kesepian merupakan hal yang biasa diterima secara normal, namun bagi sebagian orang lagi, kesepian
dianggap sebagai hal yang tidak menyenangkan. Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan diatas, peneliti
tertarik untuk mengetahui lebih jelas mengenai “Bagaimana gambaran tipe kesepian pada istri anggota TNI yang ditinggal suami bertugas?”.
II. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empirik mengenai bagaimana gambaran kesepian yang dialami oleh istri anggota TNI
yang ditinggal suami bertugas. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kesepian yang dialami oleh istri anggota TNI,
yaitu untuk mengetahui perasaan kesepian yang dialami oleh istri anggota TNI berupa dimensi dengan penurunan tipe-tipe kesepian yang dialami oleh istri
anggota TNI serta faktor-faktor yang dapat mendukung istri mengalami perasaan kesepian.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Secara umum kerangka berpikir dapat dijelaskan melalui bagan berikut :
Keterangan garis : : tidak diukur
: diukur Kejadian
yang memicu
kesepian precipating events pada istri anggota
TNI yang ditinggal bertugas suami : Perubahan
dalam hubungan
sosial person’s actual social relation
Perubahan dalam
kebutuhan atau
keinginan sosial person’s social needs or desires
Faktor-faktor yang mendahului dan mempertahankan kemunculan kesepian
predisposing and maintaining factors pada istri anggota TNI yang ditinggal
bertugas suami : Harga diri, tipe atribusi, tingkah laku
interpersonal, faktor lingkungan atau situasional
1. Tipe I : The hopeless lonely who are very dissatisfied with their relationship
2. Tipe II : The periodically and temporarily lonely
3. Tipe III : The resigned, hopelessly lonely 4. Tipe IV : The nonlonely
Dimensi kesepian loneliness 1. Karakteristik emosional : emosi positif, emosi negatif
2. Tipe deprivasi type of deprivation : kedekatan intim intimate relation,
perasaan hampa
emptiness, perasaan
ditolak abandoment
3. Perspektif waktu time perspective : permanance, hopelessness, blaming others
IV. METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah pendekatan non- experimental dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pada metode
penelitian kuantitatif data-data yang hendak digali, dijaring dengan menggunakan kueisioner. Dengan menggunakan kueisioner diharapkan diperoleh data yang
menunjukkan suatu skala yang memiliki besaran tertentu yang dapat diolah secara statistik. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam pemaknaan
hasil penelitian dan mengurangi adanya efek yang berasal dari tendensi peneliti terhadap data yang hendak digali. Menurut Neuman 2007, penelitian kuantitatif
mengembangkan banyak cara menghubungkan ide-ide abstrak dengan teliti menjadi prosedur pengukuran yang akan menghasilkan informasi kuantitatif yang
tepat terhadap data-data empiris.
4.1. Variabel Penelitian
Definisi Konseptual : Kesepian merupakan situasi yang dialami oleh
seseorang sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan atau tidak dapat diterima dari kurangnya kuantitas dan kualitas hubungan tertentu, dimana
kesepian menyangkut cara dimana orang merasakan person perceive, mengalami experience dan mengevaluasi diri akan isolasi dan kurangnya
komunikasi dengan orang lain evaluates his or her isolation and lack of communication with other people Jong-Gierveld Jos Raadschelders,
1978 dalam Peplau 1982.
Definisi Operasional : Kesepian berkaitan dengan bagaimana individu
merasakan, mengalami dan mengevaluasi diri akan isolasi dan kurangnnya komunikasi dengan orang lain, yang termanifestasi dalam dimensi :
1. Karakteristik emosional kesepian, mengacu pada hilangnya emosi positif seperti kebahagiaan dan afeksi, serta munculnya emosi negatif
seperti ketakutan dan ketidakjelasan. 2. Tipe deprivasi sosial, mengacu pada kehilangan relasi. Hal penting
yang harus diperoleh adalah informasi yang berkaitan dengan relasi yang dianggap esensial oleh individu. Dimensi ini dibedakan menjadi
tiga sub dimensi: perasaan deprivasi yang diasosiasikan dengan ketiadaan intimate attachment E1, perasaan kosong feelings of
emptiness E2, dan perasaan diabaikan feelings of abandoment E3. 3. Perspektif waktu. Hal ini dibedakan lebih jauh dalam tiga sub dimensi :
waktu dimana kesepian dialami sebagai hal tidak dapat berubah unchangeable E6, waktu dimana kesepian dialami sementara
temporary E7, dan waktu dimana individu menyatakan dirinya mengalami kesepian dengan mengatribusikan penyebab kesepian
kepada orang lain E9. Pengukuran dengan menggunakan konstruk multidimensional ini
akan menghasilkan sejumlah respon profile. Perasaan kekurangan feelings of deprivation adalah kondisi pendahuluan yang mengawali kesepian,
sehingga respon-respon terhadap tiga skala deprivasi E1, E2, dan E3 menjadi kriteria utama dalam mengidentifikasikan response profile.
Selanjutnya, yang menjadi perhatian adalah perspektif waktu, terutama