LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik danatau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. http:id.wikipedia.orgwikiUniversitas. Tujuan utama dari universitas adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memasuki dunia kerja, oleh karena itu proses belajar di universitas sangat berbeda dengan proses belajar pada jenjang pendidikan sebelumnya SD, SMP, dan SMA. Mahasiswa dituntut untuk mandiri dan aktif dalam belajar dan memperoleh pengetahuan guna membentuk pola pikir yang sistematis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui selama kuliah di universitas. Tiap-tiap universitas menawarkan bermacam-macam fakultas yang berbeda meskipun sebagian besar sama. Pada universitas ”X” Bandung, salah satu fakultas yang ditawarkan adalah fakultas Psikologi. Pada fakultas psikologi universitas ”X”, mahasiswa harus menyelesaikan beban sks sebanyak 145 SKS selama minimal delapan semester untuk mendapatkan gelar sarjana. Beban SKS terakhir yang harus diselesaikan mahasiswa adalah menyusun skripsi dan mengikuti sidang sarjana sebagai syarat kelulusan. Untuk dapat mengontrak skripsi, mahasiswa wajib Universitas Kristen Maranatha menyelesaikan dan dinyatakan lulus dalam mata kuliah Usulan Penelitian UP yang terdiri atas bab I dan bab III untuk kemudian mengikuti seminar usulan penelitian. Setelah UP diseminarkan mahasiswa tersebut akan memperoleh nilai dan dapat melanjutkan mengontrak skripsi pada semester berikutnya. Pada semester ganjil tahun akademik 2007-2008, jumlah mahasiswa yang mengontrak mata kuliah UP adalah 189 orang, 44 diantaranya 83 orang mengontrak UP lanjutan. Data ini menunjukan sebesar 44 mahasiswa gagal menyelesaikan UP dalam satu semester. Setelah peneliti melakukan survey awal mengenai hambatan dalam mengerjakan UP melalui metode wawancara kepada lima orang mahasiswa dan menyebarkan angket kepada 10 orang mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah UP, diperoleh fakta bahwa selama mengerjakan UP mereka mengalami hambatan, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar diri mahasiswa. Dari hasil wawancara mengenai hambatan yang dialami dalam mengerjakan UP terhadap lima orang mahasiswa diperoleh gambaran bahwa satu orang mahasiswa menyatakan hambatan yang dirasakannya adalah rasa malas atau kurang motivasi. Mahasiswa itu merasa kecewa apabila harus menunggu dosen beberapa lama untuk bimbingan padahal proses bimbingan tersebut berlangsung tidak sebanding dengan lamanya menunggu. Hal tersebut membuat mahasiswa menjadi malas dan tidak termotivasi untuk melakukan bimbingan. Selain itu, kesulitan untuk menterjemahkan buku referensi juga menjadi salah satu penyebab timbulnya rasa malas dalam diri mahasiswa. Mahasiswa tersebut juga menyatakan bahwa dirinya Universitas Kristen Maranatha kurang bisa membagi waktu antara mengerjakan UP dan mengerjakan tugas-tugas kuliah lainnya sehingga membuat salah satu mata kuliahnya harus dikorbankan. Selain itu, hambatan yang dirasakan adalah tuntutan dari orang tua agar dirinya cepat lulus. Ia merasa tertekan dengan tuntutan orang tuanya tersebut karena selalu membahas masalah kelulusannya tanpa mengerti usaha yang telah dikeluarkan mahasiswa tersebut untuk menyelesaikan UP. Dua orang mahasiswa lainnya mengatakan bahwa hambatan yang mereka rasakan adalah kesulitan untuk menahan diri agar tidak bermain atau berkumpul dengan teman-temannya. Mereka mengakui bahwa saat ini mereka belum bisa fokus untuk mengerjakan UP karena masih ingin untuk menghabiskan waktu dengan hal- hal yang menyenangkan dengan teman-temannya seperti nongkrong-nongkrong dan nonton di bioskop. Selain itu juga mereka tidak dapat mempertahankan mood untuk mengerjakan UP, apabila sedang mengerjakan UP dan tiba-tiba merasa bosan maka mereka akan langsung berhenti mengerjakan dan melakukan kegiatan lainnya. Dua orang mahasiswa lainnya menyatakan bahwa mereka tidak punya waktu untuk mengerjakan UP karena sibuk dengan pekerjaan kantor. Selain kuliah di fakultas Psikologi mereka juga menjadi karyawan dari suatu bank swasta di Bandung. Pekerjaan yang ditekuni itu sangat menyita waktu dan energi sehingga sepulang kerja dan sampai di kost masing-masing, mereka merasa sangat lelah dan menjadi malas untuk mengerjakan tugas kuliah. Mereka lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan kantor karena menurut mereka mengerjakan UP tidak menghasilkan uang sedangkan pekerjaan kantor sebaliknya. Universitas Kristen Maranatha Menurut Bandura 2002 keyakinan tentang kemampuan seseorang dalam mengatur dan melaksanakan sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang berorientasi ke masa depan disebut sebagai self- efficacy. Derajat self-efficacy menentukan seberapa besar keyakinan akan kemampuan mahasiswa untuk melewati hambatan-hambatan dalam menyelesaikan UP dan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu penyusunan skripsi. Seperti yang diungkapkan Bandura 2002 bahwa kegagalan atau keberhasilan seseorang dapat mempengaruhi keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri. Seberapa sering seseorang dapat mengatasi hambatan akan mempengaruhi keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri. Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri sangat dibutuhkan untuk melewati mata kuliah Usulan Penelitian. Menurut Bandura 2002 keyakinan pada kemampuan diri sendiri berpengaruh terhadap beberapa proses yaitu menentukan pilihan yang dibuat oleh mahasiswa, usaha yang dikeluarkan untuk mewujudkan pilihannya tersebut, ketekunan dalam menghadapi hambatan, resiliensi dalam menghadapi ketidakberuntungan, pengalaman mengatasi stress dan menyadari derajat penyelesaian yang telah dicapai dalam menyusun UP. Untuk mengatasi hambatan yang muncul selama proses pengerjaan UP dibutuhkan keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri yang tinggi. Apabila mahasiswa memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan dirinya sendiri maka akan membuat pengerjaan UP lebih mudah karena keyakinan diri yang tinggi akan mengubah hambatan menjadi tantangan untuk berusaha lebih keras. Sebaliknya, apabila mahasiswa memiliki keyakinan yang rendah terhadap kemampuan diri Universitas Kristen Maranatha sendiri, mereka akan menganggap bahwa mereka memang tidak mampu mengatasi hambatan. Berdasarkan survei awal terhadap 10 orang mahasiswa yang mengontrak UP lanjutan mengenai gambaran keyakinan diri selama proses mengerjakan UP, dapat digambarkan bahwa empat orang merasa yakin mereka mampu menyelesaikan UP dan mentargetkan semester ini selesai. Mereka menjadikan UP sebagai prioritas utama dibandingkan kegiatan yang lainnya dan juga melakukan usaha yang lebih besar dibanding sebelumnya. Mood dan kondisi fisik yang kurang bagus dirasakan kurang berpengaruh terhadap performance mereka., mereka selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan UP tersebut. Mereka melihat juga ada persaingan antara sesama mahasiswa yang mengontrak UP lanjutan sebagai pembanding apakah mereka lebih cepat atau lebih lambat bila dibandingkan dengan temannya. Dua orang mahasiswa lainnya merasa yakin dengan kemampuan dirinya dan menentukan target yang sesuai dengan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan UP tetapi mereka tidak mengeluarkan usaha yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Kondisi mood dan fisik berpengaruh terhadap performance yang mereka tampilkan. Apabila mereka sedang merasa sedih atau marah, mereka menjadi tidak dapat berkonsentrasi mengerjakan UP. Apabila mereka menemui hambatan mereka akan berusaha sebisanya untuk menyelesaikan, apabila masih gagal mereka berhenti berusaha. Menurut mereka, mengerjakan UP adalah urusan pribadi dan tidak Universitas Kristen Maranatha menganggap adanya persaingan antara sesama mahasiswa yang sedang mengontrak UP sehingga tidak berpengaruh apabila temannya lebih maju daripadanya. Dua orang lainnya merasa tidak yakin akan kemampuan diri mereka, sehingga apabila mereka menemukan hambatan selama mengerjakan UP, pada umumnya mereka langsung beralih melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan dibandingkan mengerjakan UP. Mereka tidak memiliki target menyelesaikan UP dan tidak berusaha maksimal untuk menyelesaikan UP. Mereka tidak membuat UP sebagai prioritas utama dalam kegiatan mereka. Mereka tidak terpengaruh mood yang sedang kurang bagus dan kondisi fisik yang kurang fit apabila sedang mengerjakan UP. Mereka tidak menganggap harus bersaing dengan mahasiswa lainya untuk menyelesaikan UP lebih cepat. Satu orang menganggap bahwa ia tidak yakin mampu menyelesaikan UP. Ia hanya menunggu bimbingan dari dosen pembimbing sepenuhnya untuk memberi masukan dan petunjuk mengenai apa yang harus dilakukannya, apabila dosen sudah memberikan feedback, ia pun tidak langsung merevisi hasil pekerjaannya. Kondisi Mood dan kondisi fisik yang kurang mendukung menjadi salah satu faktor penghambat baginya untuk mengerjakan UP. Apabila menemui hambatan, ia akan berusaha semampunya dan apabila tidak berhasil mengatasi maka ia akan langsung meminta bantuan pada dosen pembimbing. Ia juga merasa lebih mudah untuk lansung meminta bantuan dari dosen pembimbing daripada harus menyelesaikan hambatan yang ia temui selama mengerjakan UP-nya sendiri. Ia tidak menganggap ada persaingan dengan sesama mahasiswa yang sedang mengontrak UP. Universitas Kristen Maranatha Satu orang lainnya merasa tidak yakin akan kemampuan dirinya dan tidak memiliki target kapan UP-nya harus selesai. Ia lebih memprioritaskan kegiatan bersama-sama temannya daripada menyelesaikan UP. Ia berusaha untuk menyelesaikan tetapi dengan usaha yang seadanya. Dapat dikatakan bahwa ia hanya sekedar mengerjakan tetapi ia tidak memperhatikan kualitas hasil pekerjaannya. Ia lebih mengikuti mood dan kondisi fisiknya, jadi apabila ia sedang mengerjakan UP dan tiba-tiba moodnya hilang maka ia akan berhenti mengerjakan dan beristirahat untuk memulihkan moodnya, biasanya istirahatnya berlangsung lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan UP. Apabila ia menemui hambatan maka ia akan lebih mudah menyerah tanpa berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Berdasarkan data hasil survey awal tersebut, peneliti menemukan adanya variasi self-efficacy beserta hal-hal yang dipengaruhinya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menggambarkan self-efficacy pada Mahasiswa psikologi yang sedang mengontrak UP Lanjutan di Fakultas Psikologi universitas ”X” Bandung.

1.2. Identifikasi masalah