46
resistensi itu tidak merefleksikan kehidupan yang dijalani oleh masyarakat yang dikaji, tetapi untuk mendukung kerangka teoritis atau politis dari
peneliti. Oleh karena Etnografi-Baru mencoba melampaui hal itu dengan memposisikan subjektifitas masyarakat sebagai sesuatu yang tidak selalu
sama atau sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran peneliti. Hal penting yang ingin dijelaskan oleh metode ini adalah bahwa apa yang dipahami
sebagai realitas itu tidak akan mungkin bisa sepenuhnya ditangkap secara objektif.
58
1. Strategi Pendekatan
Adapun beberapa model pendekatan yang digunakan dalam metode Etnografi-Baru ini adalah:
a. Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dangan subjek yang sedang diteliti. Kolaborasi ini bisa menggunakan bentuk apa saja yang disesuaikan dengan ruang sosial
yang diteliti. Inti dari kolaborasi ini adalah mendekatkan peneliti kepada realitas kehidupan subjek yang diteliti dengan mengalami dan merasakannya
bersama.
58
Paula Saukko. 2003. Doing Research in Cultural Studies: an Introduction to Classical and New Methodological Approaches. London: SAGE Publication, hlm: 55.
47
b. Self Reflexivity
Peneliti melakukan refleksi terhadap diri sendiri. Ini adalah cara untuk menjaga kesadaran peneliti akan hal-hal yang memediasi pemahaman
peneliti atas kehidupan dan pemahaman orang lain other atas kehidupannya, dimana kedua pemahaman itu bisa jadi sangat berbeda secara
radikal.
c. Polyvocality
Peneliti harus memahami kehidupan secara beragam. Oleh karena itu sangat penting untuk mendengar berbagai macam suara dan prespektif,
untuk kemudian mendialogkannya dengan konteks sosial secara kritis, terutama dengan mengingat dan menganalisa struktur sosial yang timpang.
59
2. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara umum terdiri dalam empat kategori, yaitu: Makna tanahhutan bagi masyarakat, deskripsi
konteks MIFEE, bentuk-bentuk respon masyarakat terhadap MIFEE, dan Pandangan masyarakat tentang kehidupan ideal.
59
Ibid., hal: 64, 73
48
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Marind kabupaten Merauke yang bertempat tinggal di kampung, khususnya adalah
kampung-kampung yang menjadi target dari MIFEE.
4. Prosedur Perolehan Data
Dalam melakukan penggalian data penelitian ini akan menggunakan tiga prosedur, yaitu wawancara, diskusi dan observasi, yang kesemuanya
akan diusahakan sebisa mungkin untuk didokumentasikan secara audio maupun visual:
a.
Wawancara
Prosedur penggalian data pada penelitian ini akan difokuskan pada wawancara, yaitu bertanya, berdialog dan bertukar pikiran secara mendalam
dengan anggota masyarakat secara perseorangan. Dalam melakukan wawancara peneliti sebelumnya harus sudah dibekali dengan: pertanyaan-
pertanyaan di luar kepala menyakut data yang dibutuhkan, dan; tehnik dalam melakukan wawancara.
49
b.
Diskusi
Diskusi yang dimaksud adalah dialog yang dilakukan oleh peneliti dengan minimal dua orang anggota masyarakat. Diskusi ini bisa diadakan
oleh peneliti sindiri, atau bisa juga menumpang pada pertemuan-pertemuan atau diskusi yang diadakan oleh masyarakat, baik yang formal maupun non-
formal, yang telah diagendakan maupun tidak. Sama halnya dengan wawancara, dalam diskusi ini peneliti sebelumnya harus sudah dibekali
dengan pertanyaan-pertanyaan di luar kepala.
c.
Observasi:
Observasi ini bekerja dengan mencatat dan mendokumentasikan segala temuan di lapangan, khususnya adalah hal-hal data yang bersifat
visual, misalnya: kondisi alam dan lingkungan, serta aktivitas-aktivitas masyarakat individu atau komunal.
d. Kepustakaan
Kepustakaan adalah metode untuk menggali data-data tertulis yang bersumber dari buku atau media lainnya. Hal ini bisa dilakukan dengan
mencarinya di berbagai perpustakaan atau dengan menelusurinya via media internet.
50
Kategori data
Jenis data Sumber data
Prosedur perolehan data
Makna tanahhutan
bagi masyarakat
Cerita-cerita mitologis Semua lapisan masyarakat di
kampung, khususnya para tetua adat
Wawancara dan diskusi
Hubungan atara manusia dan tanahhutan
Aktivitas sosial-budaya masyarakat terkait dengan
tanahhutan Kegiatan sehari-hari masyarakat
terkait dengan hutan Wawancara dan
observasi
Deskripsi konteks
MIFEE Gagasan dan proses kebijakan
MIFEE Laporan ERIA
Dokumen-dokumen ini bisa didapat dari
media elektronik internet
Dokumen MP3EI Bu₂u MFEE Ta₂ Ter₁ang₂au
Agan Malind Paper tentang proses kebijakan
MIFEE Dokumen grand design MIFEE
Bekerjasama dengan istansi pemerintahan
kabupaten Merauke Perda RTRW Kabupaten Merauke
Peta ijin lokasi perusahaan
Praktek oprasional MIFEE dari sosialisasi program
hingga praktek perusahaan Semua lapisan masyarakat di
kampung Wawancara dan
diskusi Pegawai pemerintah terkait
Pegawai dan karyawan perusahaan terkait
Kegiatan pengolahan hutan oleh perusahaan
Observasi Bentuk-
bentuk respon
masyarakat terhadap
MIFEE Aksi-aksi massal
demonstrasi Masyarakat tertentu yang terlibat
Wawancara dan diskusi
Aktifis LSM di Merauke Berita-berita terkait
Pengumpulan berita dari berbagai media
Aksi-aksi individual Semua lapisan masyarakat di
kampung Wawancara dan
observasi Subjektifitas masyarakat
tentang MIFEE Wawancara dan
diskusi Pandangan
masyarakat tentang
kehidupan ideal
Tentang kedirian dan kolektifitasnya
Semua lapisan masyarakat di kampung, khususnya para tetua
adat Wawancara dan
diskusi Tentang pemerintah dan
negara Cita-cita dan harapan
Tabel-1: Data dan metode penggalian
5. Pengolahan Data