Pengertian Dasar Kecenderungan Umum Melalui Statistik Sederhana

104 Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII Data yang paling mudah dikelompokkan yaitu data yang berasal dari jawaban angket tertutup yang multiple choice. Jawaban yang diperoleh dari responden selanjutnya dihitung yang disebut tallying. Misalnya, jawaban yang diperoleh dari satu pertanyaan yang diajukan kepada 80 orang siswa maka setiap siswa akan menjawab sesuai dengan pendapatnya. Dengan demikian, diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4.1: Pendapat Siswa Mengenai Perkelahian Pelajar Kategori Tally Frekuensi f Mengganggu ketertiban IIII IIII IIII IIII III 23 Sebagai solidaritas dengan teman IIII IIII IIII IIII 19 Menambah keberanian IIII IIII IIII 15 Membahayakan jiwa IIII IIII IIII II 17 Jumlah 74 Berdasarkan Tabel 4.1, diperoleh jawaban bahwa siswa sebagai responden ternyata cenderung tidak menyetujui adanya perkelahian pelajar. Hal ini belum menunjukkan adanya analisis dari hasil penyelidikan karena belum seluruh jawaban dikelompokkan dan dihitung.

2. Kecenderungan Umum Melalui Statistik Sederhana

Data yang bersifat kuantitatif dapat diolah menggunakan statistik. Statistik secara sederhana dapat dihitung dengan mencari nilai rata- rata mean, modus, median, dan persen yang disebut pengukuran tendensi sentral, yaitu pengukuran dari pusat persebaran variabel. Pengolahan data dari statistik sederhana ini diperoleh dari frekuensi yang dicapai pengumpulan data yang merupakan suatu ukuran. Ukuran statistik merupakan ukuran deskriptif yang akan memperlihatkan gejala yang terkandung dalam data sehingga akan memperlihatkan kecenderungan dan pengelompokan data. Dalam pengolahan data melalui statistik diperlukan beberapa pengertian dasar sebelum mengetahui mean, medium, modus, dan persen.

a. Pengertian Dasar

Untuk memahami dasar-dasar statistik, terlebih dahulu diperkenalkan beberapa istilah yang diperlukan. Kadangkala beberapa istilah ini muncul kembali walaupun sebelumnya telah dibahas. Hal ini sengaja dengan tujuan untuk lebih paham. 1 Variabel Variabel memiliki dua karakteristik, yaitu a karakteristik yang dapat memberikan sekurang-kurangnya dua klasifikasi yang berbeda; dan b karakteristik yang mungkin memberikan sekurang-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang berbeda. Variabel dapat dibedakan yakni sebagai berikut. a Variabel kualitatif Variabel ini dapat diperoleh melalui pengamatan atau variabel yang tidak dinyatakan dengan bilangan. Ciri variabel kualitatif adalah sebagai berikut. 1 Variabel kualitatif dichotomous, yaitu variabel yang hanya diklasifikasikan menjadi dua dan tidak menunjukkan peringkat ordering, misalnya jawaban, Ya - Tidak Mudah - Sukar Dst..... Di unduh dari : Bukupaket.com Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian 105 2 Variabel kualitatif polychotomous, yaitu variabel kualitatif banyak dan tidak. b Variabel kuantitatif 1 Variabel kuantitatif kontinu, yaitu variabel yang dapat dinyatakan dalam bilangan, yang mengambil setiap harga, baik bilangan bulat maupun bilangan pecahan. Misalnya, ukuran berat, atau ukuran tinggi. 2 Data kontinu dapat diperoleh dari hasil pengukuran yang terus menerus, seperti perkembangan tinggi badan anak dapat diukur setiap tahun atau suhu badan pasien di rumah sakit senantiasa diukur tiap waktu. 3 Variabel kuantitatif diskrit, yaitu variabel yang keadaannya dinyatakan dalam bilangan bulat dan selalu dilihat dari bentuknya. Misalnya, jumlah penduduk, banyaknya binatang, atau jumlah buku. 2 Data Data adalah fakta keterangan dalam bentuk kualitatif atau kuantitatif. Data diperoleh dari pengukuran perhitungan, ataupun pengamatan sehingga akan muncul fakta. 3 Pengukuran Pengukuran adalah sebuah proses kuantifikasi, di mana orang berusaha untuk mencantumkan bilangan terhadap ciri khas karakteristik tertentu berdasarkan peraturan tertentu pula. Terdapat dua syarat dalam pengukuran, yaitu: a jika melakukan pengukuran, maka akan selalu memperoleh bilangan; dan b penafsiran terhadap bilangan yang dicantumkan bergantung pada aturan yang dipakai. Hasil pengukuran akan diperoleh tingkat atau skala pengukuran. Berdasarkan jenis variabel, akan terdapat empat jenis tingkat pengukuran, yaitu sebagai berikut. a Tingkat pengukuran nominal skala nominal, yang sebuah bilangan hanya memiliki satu fungsi yaitu sebagai lambang untuk membedakan. Bilangan pada tingkat pengukuran nominal ini tidak untuk dijumlahkan, dikurangi, dikalikan, atau dibagi sehingga pada skala ini hukum matematika tidak berlaku. Adapun lambang matematis untuk membedakan tingkat pengukuran nominal, misalnya: 1 Rumah di pinggir jalan menggunakan nomor, yang berfungsi untuk membedakan dengan rumah lain yang memiliki nomor berbeda. Nomor rumah tidak untuk dijadikan dasar perhitungan. 2 Nomor urut untuk panggilan pasien yang berobat ke dokter atau rumah sakit. Nomor ini pun tidak untuk dijadikan bilangan yang dapat dihitung pula. b Tingkat pengukuran ordinal skala ordinal, pada tingkat peng ukuran ini bilangan memiliki dua fungsi, yaitu sebagai lambang untuk membedakan dan untuk memberikan peringkat rank. Misalnya, 1 Peringkat pemain bulu tangkis yang dibuat IBF, berarti semakin kecil bilangan maka semakin tinggi peringkatnya. 2 Sekolah dasar memiliki enam kelas yang berbeda 1,2,3, 4,5, dan 6, maka siswa yang berada di Kelas VI memiliki peringkat paling tinggi. Dengan demikian, semakin besar bilangan semakin tinggi peringkatnya. Di unduh dari : Bukupaket.com 106 Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII Kedudukan skala ordinal lebih tinggi dibandingkan dengan skala nominal karena pada skala ordinal suatu bilangan semakin kecil maka peringkatnya semakin tinggi, atau semakin besar bilangan maka peringkatnya makin tinggi. Skala ordinal dapat mengurutkan kualitas, tetapi tidak dapat mengurutkan jarak. Akibatnya, hukum matematika tidak berlaku sepenuhnya apabila tidak ada persyaratan tertentu yang menggunakan penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian. Lambang yang dapat digunakan pada skala ordinal adalah , . c Tingkat pengukuran interval skala interval memiliki tiga fungsi, yaitu: 1 sebagai lambang untuk membedakan; 2 untuk memberi peringkat semakin besar bilangan, semakin tinggi peringkatnya; dan 3 memperlihatkan jarak interval. Ciri utama tingkat pengukuran interval, bahwa titik nol bukan merupakan titik absolut, tetapi titik yang ditentukan oleh perjanjian. Misalnya, skala yang terdapat pada termometer C, titik bekunya adalah 00, sedangkan pada termometer F titik bekunya adalah 320. Akibat dari sifat-sifat yang dimiliki skala interval maka hukum matematika berlaku, misalnya pengukuran interval untuk ilmu sosial, seperti: 1 skala sikap 2 skala minat 3 skala partisipasi d Tingkat pengukuran ratio skala ratio, dengan ciri bahwa titik nol adalah titik absolut. Akibatnya, semua hukum matematika menjadi berlaku.

b. Mean Rata-Rata Hitung