88 kanji perekatnya, kemudian diremas serta direndam dalam minyak jarak
Ricinus Communis L. atau kacang Arachis hypogala. Ini dinamakan ngetel atau nglyor. Untuk menghilangkan kelebihan minyak, maka kain
direndam dalam air saringan abu merang. Menurut cara modern, merang ini diganti dengan larutan soda, yang dapat mempercepat waktu dan
lebih mudah dipakai. Pada mulanya diseling-seling dengan penjemuran dipanas matahari, sehingga memakan waktu berhari-hari. Kain putih yang
telah mendapat pengolahan ini kemudian dilicinkan dengan menaruhnya di atas sebilah kayu dan memukul dengan pemukul kayu pula
ngemplong. Dengan demikian kain siap untuk menjalani tahap selanjutnya.
1.3.2. Menggambar pola
Menggambar pola nyorek atau gambaran pertama dengan lilin cair diatas kain. Pada tahap ini si pembatik yang duduk di atas sebuah
bangku kecil atau bersila di muka gawangannya, menyendok lilin cair dari wajannya dengan canting lalu mulai membuat garis-garis atau titik-titik
sesuai dengan pola yang dikehendakinya, dengan posisi canting harus tepat, tidak boleh terlalu miring atau terlalu tegak.
Canting mengikuti pola-pola yang telah digambar terlebih dahulu oleh seorang tukang pola atau kalau pembatik itu telah mahir sekali ia
akan menggambar luar kepala. Gambaran lilin ini kemudian diteruskan pada belahan yang kemudian akan menjadi bagian dalam kain batik, oleh
karena itu nama pekerjaan ini ialah nerusi. Itu sebabnya pula mengapa bahan kain putih yang dipakai tidak boleh terlalu tebal, karena kalau tidak
akan menyukarkan pekerjaan meneruskan gambaran pertama itu.
1.3.3. Nembok
Nembok atau pekerjaan menutupi bagian-bagian yang tidak boleh kena warna dasar. Bagian kain yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam
hal ini warna biru tua, ditutup dengan lapisan lilin tebal yang seolah-olah merupakan tembok penahan, itulah sebabnya pekerjaan ini dinamakan
menembok, dikarenakan juga dikerjakan pada bagian sebelah dalam kain. Penembokan adalah tahap penting dalam pembuatan kain batik,
karena apabila lapisan kurang kuat, warna dapat menembus dan akan merusak seluruh kain atau warna yang telah direncanakan. Selesai
menembok maka kain siap untuk tahap yang berikut yaitu pencelupan pertama mendapat warna dasar.
1.3.4. Pencelupan pertama
Pencelupan pertama dilakukan untuk mendapat warna dasar biru disebut “medel”. Dahulu, ketika pencelupan ini dilakukan semata-mata dengan
zat warna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu indigo atau nila
Di unduh dari : Bukupaket.com
89 Indigofera Tinctoria L., pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari,
diselingi dengan penjemuran di tempat yang teduh atau diangin- anginkan.
Tukang celup atau pengusaha batik masing-masing mempunyai rahasia ramuannya sendiri-sendiri yang diwariskan turun temurun.
Berbagai macam bahan dimasukkan ke dalam jambangan celup, dari gula kelapa, tape, pisang kelutuk sampai kepada potongan-potongan
daging ayam. Semuanya untuk menambah sinar serta gemilangnya warna biru nila atau indigo yang sampai sekarang belum terkalahkan
indahnya. Dewasa ini, dengan pemakaian zat warna kimia, telah banyak hilang sifat misterius pencelupan. Zat warna kimia seperti napthol atau
indigosol yang umum dipakai hanya memakan beberapa menit untuk meresap. Walaupun demikian untuk dapat menghasilkan kain batik yang
baik warnanya, masih tetap diperlukan “tangan dingin” disamping pengetahuan akan campuran kimia.
1.3.5. Ngerok nglorod
Pekerjaan ini maksudnya untuk membuang lilin penutup dari bagian- bagian yang nanti akan diberi warna sawo matang soga. Caranya ialah
dengan memasukkan kain ke dalam air yang mendidih, sehingga lilin cair kembali atau dengan jalan mengerik atau mengerok dengan alat cawuk
yang dibuat dari plat seng. Cara pembuatan lilin dengan memasukkan kain ke dalam air mendidih adalah lebih baik dari mengerok, karena pada
pengerikan mungkin tidak selalu bersih dan teliti sehingga mempengaruhi gambaran nanti setelah disoga.
1.3.6. Mbironi