Bilangan Keterhubungan Pelangi Pada Graf

47 Tabel 3.1. Lintasan pelangi untuk setiap dua titik pada graf Titik Jalan - v Tabel 3.2. Lanjutan Tabel 3.1 Titik Jalan - v Definisi 3.3 Misalkan graf G adalahgraf terhubung tak trivial dan sebuah bilangan bulat positif . Didefinisikan pewarnaan sisi , sehingga dua sisi yang bertetangga dapat memiliki warna yang sama. Graf G dengan 48 pewarnaan sisi disebut terhubung pelangi jikauntuk setiap pasang titik terdapat lintasan pelangi. Contoh 3.4 Graf Petersen pada Gambar3.1dapat dikatakan terhubung pelangi sebab menurut Tabel3.1 dan Tabel 3.2 setiap dua titik dan di terdapat lintasan pelangi . Sedangkan graf Q dengan pewarnaan sisi 3 yang himpunan warnanya {1, 2, 3} seperti pada Gambar 3.2 bukan terhubung pelangi, sebab tidak terdapat lintasan pelangi - .Warna merah menyatakan warna 1, warna biru menyatakan warna 2 dan warna hijau menyatakan warna 3. Gambar3.2. Graf Q Dengan Pewarnaan Sisi Definisi 3.5 Misalkan adalah graf. Pewarnaan sisi pada dikatakan pewarnaan pelangi jika pewarnaan itumenyebabkan graf terhubung pelangi. Sedangkan pewarnaan pelangi yang menggunakan warna disebut pewarnaan pelangi – . 49 Contoh 3.6 Pewarnaan sisi graf pada Gambar3.1 merupakan pewarnaan pelangi karena menyebabkan terhubung pelangi. Sedangkan pewarnaan sisi graf Q dengan pada Gambar3.2 bukan pewarnaan pelangi karena tidak menyebabkan Qterhubung pelangi. Definisi 3.7 Misalkan adalah graf terhubung tak trivial.Bilangan bulat positif terkecil sedemikian sehingga terdapat pewarnaan pelangi pada disebut bilangan keterhubungan pelangi pada G. Bilangan keterhubungan pelangi pada dinotasikan dengan . Selain dalam pengamanan informasi rahasia antar agen pemerintahan, bilangan keterhubungan pelangi juga diterapkan pada bidang jaringan. Misalkan menyatakan suatu jaringan seluler. Misalkan akan dikirim sebuah pesan antara dua titik, pengiriman informasi tersebut dengan syarat bahwa rute antara dua titik direpresentasikan sebagai sisi pada lintasan di diberikan suatu saluran atau saluran direpresentasikan sebagai warna.Akan diminimalkan jumlah saluran berbeda yang digunakan. Jumlah saluran minimal yang digunakan dimodelkan dengan bilangan keterhubungan pelangi pada graf . Permasalahannya adalah bagaimana cara untuk menentukan bilangan keterhubungan pelangi tersebut.Selanjutnya diberikan Teorema 3.8 untuk mempermudah menentukan bilangan keterhubungan pelangi. 50 Teorema 3.8 Misalkan adalah graf terhubung tak trivial maka . Bukti: Misalkan G adalah graf dengan pewarnaan sisi c dan . Sehingga berdasarkan Definisi 2.61 danDefinisi 2.63maka Ini berarti terdapat dua titik di , misal dan yang dihubungkan geodesik dengan panjang . Oleh karena geoesik adalah geodesik terpanjang sehingga minimal warna yang diperlukan untuk mewarnai graf sedemikian sehingga setiap dua titik dan di terdapat lintasan pelangi adalah warna .Oleh karena itu  Contoh 3.9 Berdasarkan Gambar3.1 terdapat pewarnaan pelangi pada graf Petersen berarti Oleh karena maka akan dicari . Sebelum mencari terlebih dahulu dicari jarak setiap dua titik dan eksentrisitas setiap titik di P yang yang disajikan pada Tabel 3.3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Tabel 3.3. Jarak setiap dua titikdi graf Titik Nilai ev v u 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 Berdasarkan Tabel 3.2 dan Tabel 3.3didapatkan , sehingga menurut Teorema 3.8 diperoleh bahwa Namun tidak terdapat pewarnaan pelangi di , sebab jika diberikan suatu pewarnaan sisi pada dan didefinisikan sebagai pemberian dua warna pada sisi-sisi di terdapat dua sisi yang berwarna sama yaitu dan seperti pada Gambar3.3. Gambar3.3. Graf Petersen Dengan Pewarnaan Sisi Sehingga lintasan bukan lintasan pelangi, maka tidak terhubung pelangi. Jadi . Oleh karena maka . 52

B. Bilangan Keterhubungan Pelangi Kuat Pada Graf

Pada subbab ini akan dibahas mengenai pelangi geodesik, pewarnaan pelangi kuat, terhubung pelangi kuat,bilangan keterhubungan pelangi dan bilangan keterhubungan pelangi kuat pada graf terhubung tak trivial, graf pohon, graf siklus, graf roda dan graf bipartit meliputi definisi, contoh dan teorema. Definisi 3.10 Misalkan adalah pewarnaan sisi pada graf terhubung tak trivialG. Untuk dua titik u dan v di G, suatu pelangi geodesik adalah lintasan pelangi - dengan panjang . Contoh 3.11 Gambar3.4 menunjukkan graf Petersen dengan pewarnaan sisi . Untuk suatu titik dan , lintasan adalah lintasan pelangi dengan panjang . Sehingga lintasan pelangi adalah pelangi geodesik - . Sedangkan lintasan bukan pelangi geodesik - sebab tidak memiliki panjang minimum. Gambar3.4. Graf Petersen Dengan Pewarnaan Sisi 53 Definisi 3.12 Suatu graf terhubung tak trivial G dikatakan terhubung pelangi kuat jikaG memuat pelangi geodesiku-v untuk setiap titik u dan v diG. Contoh 3.13 Graf Petersen P dengan pewarnaan sisi pada Gambar3.4 terhubung pelangi kuat sebab graf P memuat lintasan pelangi geodesik u-v untuk setiap titik u danv di . Tabel 3.5. Pelangi geodesik untuk setiap dua titik pada graf P Titik Pelangi geodesik Tabel 3.6. Lanjutan Tabel 3.5 Titik Pelangi geodesik