Tinjauan Visual Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis
Laporan Skripsi
TINJAUAN VISUAL IKLAN MASTIN EKSTRAK KULIT MANGGIS Studi Kasus: Iklan Mastin yang tayang di televisi swasta pada bulan Mei hingga akhir Oktober 2014
DK38315/Skripsi Semester II 2014-2015
Oleh :
Adi Sambas Wirahadikusumah NIM :
51911121
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
i
LEMBAR PENGESAHAN
TINJAUAN VISUAL IKLAN MASTIN EKSTRAK KULIT
MANGGIS
Adi Sambas Wirahadikusumah NIM. 51911121
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi pada tanggal :
( / / )
Menyetujui,
Pembimbing
M Syahril Iskandar, M.Ds NIP. 4127 32 06 012
Dekan Fakultas Desain
Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual
Prof. Dr. Primadi Tabrani NIP. 4127 32 06 036
M Syahril Iskandar, M.Ds NIP. 4127 32 06 012
(3)
ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Adi Sambas Wirahadikusumah NIM : 51911121
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis Skripsi ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari karya tulis orang lain.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung, Agustus 2015
Adi Sambas W NIM. 51911121
(4)
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul “TINJAUAN VISUAL IKLAN MASTIN EKSTRAK KULIT MANGGIS”
dengan studi kasus pada iklan Mastin yang tayang di televisi swata pada bulan Mei hingga akhir Oktober 2014 ini dapat terlaksana dengan baik.
Laporan Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan mata Tugas Akhir program studi Desain Komunikasi Visual semester VIII. Karena melalui proses pengerjaan laporan penelitian ini menjadi salah satu syarat kelulusan. Penulis mengetahui bahwa laporan ini jauh dari sempurna, namun penulis berusaha untuk menyusunnya sebaik mungkin dengan harapan dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya dan semoga semua pihak mendapat berkat dari Alloh SWT atas semua kebaikan yang telah diberikan dengan tulus kepada penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
Bandung, Agustus 2015
(5)
iv ABSTRAK
TINJAUAN VISUAL IKLAN MASTIN EKTRAK KULIT MANGGIS Studi Kasus: Iklan Mastin yang tayang di televisi swasta pada bulan Mei hingga akhir Oktober 2014
Oleh:
Adi Sambas Wirahadikusumah 51911121
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Perkembangan iklan televisi menunjukan bahwa kegiatan mempromosikan barang atau jasa melalui media tersebut masih sangat efektif untuk memperkenalkannya kepada masyrakat. Proses promosi tersebut bertujuan untuk dapat diingat oleh masyarakat. Salah satu iklan yang cukup banyak diingat oleh masyarakat bahkan menjadi percakapan baik secara langsung atau melalui media sosial yaitu iklan Mastin ekstrak kulit manggis. Iklan Mastin popular sekitar awal bulan Mei hingga akhir Oktober 2014. Dalam iklan diperlihatkan sebuah produk obat herbal kecantikan yang berasal dari ekstrak kulit manggis yang memiliki banyak khasiat. Hal itu disampaikan melalui elemen visual serta audio yang disajikan. Untuk membedah iklan tersebut dilakukan penelitian guna mengetahui bahasa visual yang ada pada iklan serta pendekatan komunikasi yang dilakukan.
Adapun metode yang digunakan bersifat kualitatif dengan cara deskriptif menggunakan metode teori sinematografi dan pendekatan komunikasi. Dari iklan tersebut disimpulkan bahwa ada cara lain yang lebih menyenangkan untuk membuat iklan lebih diingat oleh masyarakat dengan menggunakan visual dan audio yang digunakan untuk menyampaikan pesan produk kepada masyarakat, hal tersebut manjadi salah satu strategi yang sangat efektif kepada masyarakat.
Kata kunci : Iklan, Mastin, Manggis, Visual, Televisi, Sinematografi, Komunikasi.
(6)
v ABSTRACT
VISUAL ADVERTISING REVIEW MASTIN EKTRAK KULIT MANGGIS Study Case: Mastin advertising that aired on private television in May to the end of October 2014
by:
Adi Sambas Wirahadikusumah 51911121
Program Studies Visual Communications Design
The development of television commercials shows that activities promoting stuff or services via the media is still very effective to introduce it to the public. The promotion process aims to be remembered by the public. One of the advertisements which is pretty much remembered by the public even become a conversation either directly or through social media is advertising “Mastin Extrak Kulit Manggis”. Mastin advertisement a popular around the beginning in May until the end of October 2014. In the advertisment are shown a beauty herbal medicinal products originating from the ekstak mangosteen peel has many benefits. It was conveyed through a visual and audio elements that are presented. To dissected these advertisment conducted research to know that there is a visual language in advertising and communication is done approach. The method used is qualitative descriptive by way of using methods of the theory of cinematography and communications approach. Of these advertisment is concluded that there is other ways more fun to make advertisements more remembered by the public with the use of visual and audio messages are used to convey the product to the public, it is became an one of the very effective strategy to the public.
Key word: Advertising, Mastin, Manggis, Visual, Televisoni, Cinematography, Communications.
(7)
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Identifikasi Masalah ... 3
I.3 Rumusan Masalah ... 5
I.4 Batasan Masalah ... 5
I.5 Metode Penelitian ... 6
I.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 7
I.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 8
I.6 Tujuan Penelitian ... 9
I.7 Manfaat Penelitian ... 9
I.8 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
II.1 Periklanan ... 11
II.1.1 Fungsi dan Efektifitas Iklan ... 11
II.1.2 Tujuan Iklan ... 12
II.1.3 Syarat Iklan Yang Baik ... 12
(8)
vii
II.2 Iklan Dan Media ... 13
II.2.1 Iklan Televisi ... 14
II.2.2 Struktur Iklan Televisi ... 14
II.2.3 Elemen Visual ... 15
II.2.4 Ilustrasi Dalam Iklan Televisi ... 16
II.2.5 Persepsi Warna ... 18
II.3 Unsur Dan Pola Naratif ... 22
II.3.1 Mise-En-Scene ... 22
II.4 Teori Sinematografi ... 23
II.5 Teori Komunikasi ... 31
II.5.1 Pendekatan Komunikasi ... 32
BAB III IKLAN PRODUKSI MASTIN ... 34
III.1 Objek Penelitian ... 34
III.1.1 Video Iklan Mastin Ektrak Kulit Manggis ... 34
III.2 Profil Prusahaan Mastin ... 35
III.3 Sejarah Produk ... 37
III.4 Kandungan Produk Mastin ... 37
III.5 Distribusi Dan Kemasan Produk Mastin ... 38
III.6 Deskripsi Iklan Mastin ... 40
III.7 Parodi Iklan Mastin ... 42
BAB IV ANALISIS MASALAH ... 45
IV.1 Analisa Visual Fungsi Dari Penggunaan Bahasa Kamera Pada Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis ... 45
IV.2 Memetik Buah Manggis ... 45
IV.3 Buku Ensiklopedia Manggis ... 47
IV.4 Timbangan ... ... 48
IV.5 Wanita Cantik ... 50
(9)
viii
IV.7 Perbandingan Manggis dan Mastin ... 52
IV.8 Senyum ... ... 54
IV.9 Mengambil Kulit Manggis ... 55
IV.10 Penghargaan Produk ... 56
IV.11 Kemasan ... ... 58
IV.12 Iktisar Dalam Penggunaan Bahsa Kamera Pada Iklan Mastin Ektrak Kulit Manggis ... 59
IV.13 Analisa Pendekatan Komunikasi Visual Yang Disampaikan Pada Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis ... 60
IV.14 Iktisar Pendekatan Komunikasi pada Iklan Mastin ektrak Kulit Manggis 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
V.1 Kesimpulan ... 64
V.2 Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
(10)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Periklanan menjadi masalah yang sangat penting di era globalisasi seperti saat ini dimana perusahaan saling berlomba-lomba guna menampilkan produknya melalui iklan. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis, khususnya dibidang periklanan membuat para pemasar menampilkan iklan yang bisa membujuk dan mengajak para calon konsumennya untuk mencoba dan membeli produk yang ditawarkan. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan ini bermula pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, jasa sebagai upaya dalam menghadapi persaingan antar produk.
Iklan ditelevisi masih menjadi salah satu media promosi pilihan perusahaan dalam memperkenalkan atau mengingatkan kepada komsumen. Banyaknya iklan yang tayang ditelevisi khususnya di Indonesia. Adapun iklan yang tayang ditelevisi biasanya berdurasi kurang dari 60 detik, dalam durasi tersebut, sebuah iklan dituntut dapat menyajikan sebuah pesan serta informasi yang diinginkan oleh produsen kepada konsumen.
Begitu banyak iklan yang menarik saat ini, salah satunya adalah iklan Mastin ekstrak kulit manggis. Mastin merupakan produk herbal dari PT Jamu Borobudur yang memproduksi berbagai produk jamu herbal. Produk Mastin yang diiklankan oleh produsen melakukan sebuah pendekatan komunikasi yang mempengaruhi benak masyarakat hingga dapet melekat dibenak masyarakat. Adapun sebuah iklan terdiri atas audio serta visual. Audio berfungsi untuk mempertegas sebuah visual yang disampaikan oleh penyajian iklan. Sedangkan visual menjadi aspek utama guna memberikan informasi kepada masyarakat. Iklan Mastin yang kini populer di masyarakat yaitu iklan Mastin ekstrak kulit manggis. Iklan tersebut muncul pada bulan Mei hingga Oktober 2014. Iklan Mastin mulai banyak dikenal
(11)
2 masyarakat setelah banyaknya perbincangan terkait visual serta teks (lirik serta tagline) yang dijadikan dialog oleh masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Dengan fenomena yang ada, menimbulkan perubahan persepsi di masyarakat Indonesia yang sering kali membuat masyarakat itu sendiri masuk kepada masalah-masalah yang membuat kepercayaannya berkurang pada suatu produk. Dalam kasus iklan Mastin ekstrak kulit manggis, masyarakat lebih banyak mengenal iklan dari dialog yang banyak digunakan masyarakat baik secara langsung maupun media sosial dibandingkan sebagai iklan produk obat atau jamu herbal kesehatan serta kecantikan bagi wanita.
Dari visual yang disajikan oleh iklan Mastin selaku produk obat atau jamu herbal berbeda dengan beberapa produk obat lainnya. Pada produk lain biasanya diperlihatkan aman dari kuman (steril), suasana bersih dengan menggunakan warna dominan putih atau biru. Selain itu, pemilihan pemeran tokoh sebagai seorang ahli dalam bidang kesehatan atau medis untuk memberikan pernyataan terkait obat yang dipasarkan guna meyakinkan masyarakat terhadap produk. Sedangkan pada iklan Mastin lebih banyak menggambarkan kealamian serta khasiat yang diberikan setelah mengkonsumsi Mastin. Pada keterangan tempat yang diperlihatkan iklan Mastin kurang menggambarkan bahwa produk tersebut merupakan produk obat, karena dari yang disajikan lebih banyak menyajikan kesan alami.
Dalam iklan yang muncul sekitar bulan Mei tahun 2014 dan berdurasi 30 detik ini, memperlihatkan seorang wanita cantik yang ceria melihat buah manggis di kemas menjadi sebuah kapsul, dengan meminum kapsul hasil ekstrak kulit manggis tersebut akan memberikan keceriaan, sehat setiap hari dan cantik, dan pada akhir penyajian tersebut menggambarkan produk-produk Mastin ekstra kulit manggis. Pada visual yang disajikan iklan Mastin ekstrak kulit manggis, iklan tersebut tidak secara jelas memperlihatkan iklan itu sebagai produk jamu herbal kesehatan serta kecantikan bagi wanita. Dilihat dari tokoh wanita yang ada pada iklan tersebut mewakili kesehatan salah satunya dari gestur yang ditampilkan dan juga dari visual lebih banyak menampilkan sisi bahan produk yang digunakan
(12)
3 secara alami dari kulit manggis. Selain itu, aspek lain yang diperlihatkan yaitu khasiat yang ditimbulkan oleh produk Mastin. Dari visual yang disajikan tersebut dapat memberikan pengaruh bagi masyarakat yang melihat bahwa produk Mastin merupakan produk jamu herbal yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Dengan demikian, pesan Mastin sebagai produk jamu herbal kesehatan serta kecantikan bagi wanita kurang dapat tersampaikan pada masyarakat. Sedangkan pada penggunaan visual Mastin menggunakan objek perempuan sebagai pendamping dari sisi produk.
Adapun pesan secara umum yang ada dalam iklan tersebut mewakili bentuk khasiat yang ditawarkan Mastin kepada konsumen. Dengan memberitahukan bahwa Mastin dengan ekstrak kulit mangis adalah produk herbal, kesehatan dan kecantikan, yang kemudian dikomunikasikan melalui media masa salah satunya adalah media televisi. Dari sekian banyak bentuk komunikasi yang ada dalam televisi. Adapun penayangan iklan Mastin ekstrak kulit manggis pada bulan Mei 2014, salah satu alasannya yaitu menurut survey dari lembaga yang mengurus tentang periklanan dimedia televisi, Nielsen.com menyatakan bahwa pada kisaran bulan Mei – Oktober 2014 tersebut pembelanjaan untuk iklan memuncak untuk produk-produk obat herbal, shampoo, dan promosi tokoh-tokoh politik.
Berdasarkan uraian diatas, dengan fenomena terkait iklan Mastin yang banyak di parodikan oleh masyarakat, membuat hal tersebut menarik untuk dikaji. Terkait penelitian yang kini dilakukan lebih di kaji dari sisi penyampaian pesan melalui visual dari iklan Mastin itu sendiri. Maka dipilihlah judul “Tinjauan Visual Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis”.
I.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data diatas maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:
• Iklan Mastin mulai banyak dikenal masyarakat setelah banyaknya perbincangan terkait visual serta teks (lirik serta tagline) yang dijadikan dialog oleh masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial.
(13)
4 • Perubahan persepsi dimasyarakat Indonesia yang sering kali membuat
masyarakat itu sendiri masuk kepada masalah-masalah yang membuat kepercayaannya berkurang pada suatu produk karena masyarakat lebih banyak mengenal iklan dari dialog yang banyak digunakan masyarakat baik secara langsung maupun media sosial dibandingkan sebagai iklan produk obat atau jamu herbal kesehatan serta kecantikan bagi wanita.
• Visual yang disajikan oleh iklan Mastin selaku produk obat atau jamu herbal berbeda dengan beberapa produk obat lainnya. Pada produk lain biasanya diperlihatkan kesterilan, suasana bersih dengan menggunakan warna dominan putih atau biru. Selain itu, pemilihan pemeran tokoh sebagai seorang ahli dalam bidang kesehatan atau medis (profesor) untuk memberikan pernyataan terkait obat yang dipasarkan guna meyakinkan masyarakat terhadap produk. • Pada iklan Mastin lebih banyak menggambarkan kealamian serta khasiat yang
diberikan setelah mengkonsumsi Mastin. Pada keterangan tempat yang diperlihatkan iklan Mastin kurang menggambarkan bahwa produk tersebut merupakan produk obat, karena dari yang disajikan lebih banyak menyajikan kesan alami.
• Pada visual yang disajikan iklan Mastin ekstrak kulit manggis, iklan tersebut tidak secara jelas memperlihatkan iklan itu sebagai produk jamu herbal kesehatan serta kecantikan bagi wanita. Dilihat dari tokoh wanita yang ada pada iklan tersebut kurang ditonjolkan sisi kesehatan salah satunya dari gestur yang ditampilkan.
• Visual iklan Mastin lebih banyak menampilkan sisi bahan produk yang digunakan secara alami dari kulit manggis. Selain itu, aspek lain yang diperlihatkan yaitu khasiat yang ditimbulkan oleh produk Mastin. Dari visual yang disajikan tersebut dapat memberikan pengaruh bagi masyarakat yang melihat bahwa produk Mastin merupakan produk jamu herbal yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Dengan demikian, pesan Mastin sebagai produk jamu herbal kesehatan serta kecantikan bagi wanita kurang dapat tersampaikan pada masyarakat.
(14)
5 • Penggunaan visual Mastin menggunakan objek perempuan sebagai
pendamping dari sisi produk.
• Pendekatan komunikasi yang dilakukan iklan Mastin dapat memperngaruhi benak masyarakat hingga dapat melekat diingatannya.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
• Bagaimana pesan visual yang disampaikan oleh iklan Mastin ekstrak kulit manggis yang tayang ditelevisi swasta dapat tersampaikan sebagai produk jamu herbal kesehatan serta kecantikan bagi wanita ?
• Bagaimana pendekatan kamunikasi yang dilakukan oleh iklan Mastin ektrak kulit manggis ditelevisi Swasta ?
I.4 Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan, maka penelitian dibatasi agar menjadi jelas, terarah dan lebih spesifik, adapun pembatasan masalah diantaranya : • Dari segi objek penelitian, difokuskan pada video iklan Mastin ekstrak kulit manggis yang tayang ditelevisi swasta. Dipilihnya media televisi, karena penyebaran pertama iklan Mastin sendiri melalui stasiun televisi swasta yang ada di Indonesia.
• Dari segi waktu penelitian, dibatasi pada video iklan Mastin ekstrak kulit manggis yang tayang dari sekitar bulan Mei sampai Oktober 2014. Hal itu dikarenakan pada bulan tersebut penayangan iklan Mastin sangat sering diputar.
• Terkait video iklan Mastin versi ektrak kulit manggis difokuskan pada visual, tidak membahas sampai ke nyanyian iklan tersebut.
• Visual iklan yang diteliti yakni visual pada iklan Mastin ektrak kulit manggis, versi iklan yang memiliki ciri khas dalam menampilkan unsur feminim pada visualnya dari berbagai aspek, seperti pada warna, tampilan, properti, gestur
(15)
6 serta angle yang digunakan. Selain itu iklan Mastin berbeda dibandingkan dengan iklan-iklan obat herbal yang biasa ditayangkan di Indonesia, sehingga hal ini sangat menarik untuk dijadikan objek penelitian.
• Analisis pembahasan terkait penelitian iklan Mastin ektrak kulit manggis menggunakan pembedahan bahasa kamera yang merupakan sub dari teori Sinematografi.
• Analisis kedua menggunakan pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh iklan Mastin ekstrak kulit manggis.
I.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan menggunakan teori bahasa kamera dan pendekatan komunikasi sebagai teori pendukung dalam pembedah iklan Mastin.
Untuk metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur merupakan pencarian data-data yang dibutuhkan melalui pembelajaran teori yang berhubungan dengan visual dalam iklan, periklanan, bahasa kamera, pendekatan komunikasi, perilaku konsumen dan hal-hal lain yang berkaitan dengan objek pembahasan. Teori bahasa kamera dijadikan sebagai pedoman inti untuk membedah visual yang disajikan oleh iklan Mastin ektrak kulit manggis terkait sudut pengambilan, sifat penggambaran, dan ukuran penggambaran. Teori pendekatan komunikasi untuk mengambil tata cara iklan Mastin melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Sedangkan dari studi lapangan, melakukan kuisioner yang berisi tentang visual, tanggapan iklan Mastin, dan ketertarikan secara unsur visual iklan Mastin ekstrak kulit manggis yang tayang dibulan Mei hingga akhir Oktober 2014 dan mencari video melalui internet seperti You Tube. Adapun kerangka penelitian yang di gunakan untuk menganalisis terkait iklan Mastin ektrak kulit manggis, sebagai berikut:
(16)
7 Bagan I.1 Kerangka Penelitian
Sumber : Dokumen pribadi
I.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian sangatlah penting, adapun pada penelitian yang terkait Video Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis, digunakan beberapa cara dalam pengumpulan data serta informasi, diantaranya :
Bagan I.2 Bagan Pengumpulan Data Sumber : Dokumen Pribadi
Studi Literatur
(17)
8 • Kuisioner
Pada penelitian terkait Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis pada bulan Mei sampai akhir Oktober tahun 2014 ini dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan (kuisioner) kepada masyarakat dengan profesi yang berbeda. Kuisioner ini dilakukan dengan cara langsung membagikan selebaran dan juga melalui media sosial diinternet (online kuisioner). Pelaksanaan pengisian kuisioner ini dilakukan selama 1 minggu terhitung dari tanggal 24 sampai 30 Desember 2014, untuk mengetahui tanggapan masyarakat tentang Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis ini, dengan 21 responden.
• Studi Literatur
Adapun penelitian yang dilakukan ini dibutuhkan beberapa sumber data. Salah satu teknik pengumpulan data adalah studi literatur. Studi literatur adalah pencarian data melalui buku yang dapat dipertanggung jawabkan (valid), melalui pembelajaran teori yang berhubungan dengan visual dalam iklan, periklanan, bahasa kamera, pendekatan komunikasi, dan hal-hal lain yang masih ada kaitannya. Dan tidak hanya melalui buka studi literatur yang digunakan pun melalui internet akan tetapi melalui situs-situs resmi lembaga pemerintah atau universitas yang bisa dipertanggung jawabkan datanya.
I.5.2 Teknik Pengolahan Data
Data, informasi, dan tanggapan masyarakat yang telah dikumpulkan kemudian diolah. Data yang didapat melalui wawancara dan sumber literatur diolah dengan meringkas serta dianalisis lebih lanjut untuk disesuaikan dengan kebutuhan penelitian terkait Video Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis pada bulan Mei sampai akhir Oktober tahun 2014.
Bagan I.3 Bagan Pengolahan Data Sumber : Dokumen Pribadi
Data Penelitian
Pengolahan data
Analisa
(18)
9 I.6 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian terkait dari Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis, diantaranya :
Menganalisis elemen-elemen visual yang terdapat dalam iklan Mastin ekstrak kulit manggis
• Mengkaji Bahasa kamera iklan Mastin ekstrak kulit manggis di televisi
• Mengkaji pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh iklan Mastin ekstrak kulit manggis
I.7 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang terkait dengan Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis, diantaranya :
• Bagi akademisi, penelitian diharapkan dapat menyajikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan gambar dengan bahasa kamera dan pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh iklan Mastin ektrak kulit manggis
• Bagi Peneliti, memberikan kontribusi untuk literatur tentang pembahasan bahasa visual
• Bagi praktisi, hasil analisis ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca agar menambah pengetahuan tentang faktor-faktor penyampaian visual dalam iklan yang disampaikan oleh media terutama pesan yang disampaikan oleh pengiklan di televisi.
I.8 Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini : • Bab I Pendahuluan
Bab Pendahuluan berisi tentang uraian singkat mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
(19)
10 • Bab II Landasan Teori
Bab Kajian Pustaka berisi tentang uraian penjelasan secara rinci dan detail tentang landasan teori serta referensi yang digunakan terkait iklan Mastin versi ekstrak kulit manggis yang ditayangan ditelevisi pada bulan Mei hingga akhir Oktober tahun 2014. Adapun isi pembahasan diantaranya : Periklanan, Fungsi dan efektifitas iklan, Tujuan iklan, Syarat iklan yang baik, Pemasaran yang ditentukan dengan tepat sasaran, Iklan dan media, Iklan televisi, Struktur iklan televisi, Elemen visual, Ilustrasi dalam iklan televisi, Persepsi warna, Unsur dan pola naratif, Teori Sinematografi (bahasa kamera / framing), Teori Komunikasi, Pendekatan komunikasi.
• Bab III Objek Penelitian
Bab Metode Penelitian berisi tentang uraian objek yang diteliti dan metode penelitian apa yang digunakan diantaranya pengumpulan data serta pengolahan data.
• Bab IV Analisis Masalah
Bab Analisis Masalah berisi tentang uraian untuk mengungkapkan permasalahan dan menjawab apa yang ada di Rumusan Masalah dengan disertakan solusinya.
• Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab Kesimpulan berisi tentang uraian kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran terkait kajian mengenai dari iklan Mastin ekstrak kulit manggis yang ditayangan ditelevisi pada bulan Mei hingga akhir Oktober tahun 2014.
(20)
11 BAB II
LANDASAN TEORI
II. 1 Periklanan
Iklan merupakan salah satu cara menjual barang atau jasa melalui penyebaran informasi, iklan bersifat membujuk publik agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tujuan strategi pemasaran suatu perusahaan melalui pembuat iklan. (Frank Jefkins, 1995). Dari definisi iklan di atas, secara garis besar iklan merupakan suatu pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada komunikan mengenai informasi suatu barang atau jasa melalui media massa dengan tujuan untuk memberikan informasi, membujuk dan mempengaruhi masyarakat agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan yakni dengan tindakan membeli atau menggunakan barang atau jasa tersebut.
II.1.1 Fungsi dan Efektifitas Iklan
Menurut Shimp (2000), yang dikutip Puspitasari (2003 : 31), menyatakan bahwa investasi besar-besaran dalam periklanan menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang memiliki keyakinan akan efektifitas iklan. Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, dimana fungsi-fungsi tersebut antara lain:
1. Memberi informasi (informing), yakni membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik merek-mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek-merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
2. Membujuk (persuading), yang berarti iklan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3. Mengingatkan (reminding), dimana iklan berfungsi untuk menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.
4. Memberi nilai tambah (adding value). Periklanan memberi nilai tambah pada konsumen dengan mempengaruhi persepsi konsumen.
(21)
12 Umumnya, pengiklan akan berusaha mengukur pengaruh komunikasi dari suatu kesadaran, yaitu potensi pengaruhnya pada kesadaran, dan pengetahuan, juga pengaruhnya pada penjualan. Perencanaan dan pengendalian periklanan yang baik sangat tergantung pada ukuran efektifitas periklanan. Efektifitas iklan dapat diukur dari:
1. Dampak komunikasi dari suatu iklan, yaitu potensi pengaruhnya pada kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), dan preferensi (preference). 2. Dampak terhadap penjualan, pengukuran ini lebih sulit diukur daripada
dampak komunikasi karena penjualan dipengaruhi oleh banyak faktor selain iklan, seperti tampilan produk, harga, ketersediaan, dan tindakan pesaing.
II.1.2 Tujuan Iklan
Iklan memiliki beberapa manfaat bagi masyarakat. Menurut Sudiana (1986: 6) iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau membangkitkan kesadaran akan merek (brand awareness), citra merek (brand image), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli produk yang ditawarkan, memberikan informasi, dan lain-lain. Tujuan akhir komunikasi periklanan yang diharapkan tentunya untuk menciptakan respon perilaku dipasaran.
II.1.3 Syarat Iklan yang Baik
Iklan yang baik harus menurut aturan dasar karakter penulisan iklan. Jefkins (1997: 228) menjabarkannya sebagai berikut:
1. Iklan yang diteliti harus bersifat menjual meskipun iklan itu hanya bertujuan mengingatkan saja;
2. Rahasia keberhasilan iklan adalah pengulangan, apakah pengulangan itu dengan memanfaatkan iklan secara kontinu atau pengulangan tubuh iklan itu sendiri;
3. Pesan iklan harus memanfaatkan kata-kata secara maksimal dan menyampaikan pesannya dengan segera;
(22)
13 4. Setiap kata yang digunakan harus mudah dipahami dan tidak ada
kemungkinan untuk menimbulkan keraguan di benak pembaca; dan
5. Kata-katanya singkat, kalimatnya-kalimatnya pendek, dan paragraf tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan untuk membantu menyampaikan pesan iklan agar mudah dipahami dengan tepat.
II.1.4 Pemasaran Yang Ditentukan Dengan Tepat Sasaran
Iklan ditelevisi memiliki kelebihan unik dibandingkan dengan iklan dimedia cetak. Kelebihan iklan televisi dapat menjadikan 3 makna sekaligus, yakni narasi, suara dan visual. Ketiganya kemudian membentuk sebuah sistem pertandaan yang bekerja untuk mempengaruhi penontonnya. Dari ketiganya, iklan televisi bekerja efektif karena menghadirkan pesan dalam bentuk verbal dan nonverbal sekaligus. Sebagai sistem pertandaan, maka iklan menjadi sebuah representasi. Iklan tidak semata-mata merefleksikan realitas tentang manfaat produk yang ditawarkan, namun seringkali menjadi representasi gagasan yang terpendam di balik penciptanya. Persoalan representasi ini yang kemudian lebih menarik, karena di dalam iklan sebuah makna dapat dikonstruksi.
Tampilan iklan di televisi senantiasa melibatkan tanda dan kode. Setiap bagian iklan pun menjadi ”tanda” atau signs, yang secara mendasar berarti iklan adalah sesuatu yang memproduksi makna. Tanda berfungsi mengartikan atau merepresentasikan (menggambarkan) serangkaian konsep, gagasan atau perasaan sedemikian rupa yang memungkinkan seorang penonton untuk men-decode Dari sekian banyak bentuk komunikasi yang ada dalam televisi, iklan televisi yang menjadi pencipta dunia imaji telah menjadi media yang ampuh bagi perusahaan dalam mempromosikan produk.
II.2 Iklan dan Media
Sebuah iklan tidak dapat dilepaskan dari peran serta media. Menurut Syarif (hal.12) menyatakan bahwa “Istilah media merupakan bentuk jamak dari kata medium, kata “media” menyiratkan arti “mediasi” atau “perantara”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat perantara
(23)
14 yang digunakan dalam penyampaian informasi dari komunikasi. Dalam sebuah iklan dibagi kedalam dua jenis, diantaranya:
• Iklan media cetak (Koran, majalah dan tabloid) • Iklan media elektronik (televisi, radio dan internet)
II.2.1 Iklan Televisi
Dalam sebuah iklan dirancang berdasarkan konsep yang matang dengan melihat target sasaran dan segmentasinya. Iklan juga harus mengandung potensi daya persuasi yang kuat guna mengajak konsumen untuk dapat membeli produk yang ditawarkan. Tidak hanya itu, banyak iklan yang agar dapat mudah dipahami oleh konsumennya, maka dibuat dengan pendekatan humor, iklan pun dapat menimbulkan efek kejutan dan bersifat menghibur. Adapun pada iklan televisi, penyampaian pesannya ditentukan serta dibatasi oleh durasi harus dibuat secara kreatif dan pesan yang disampaikan jelas hingga maksudnya dapat mudah tersampaikan. Pesan sebuah iklan harus segera dapat diapresiasi oleh sasaran dalam waktu singkat dan menumbuhkan perilaku atau dorongan bertindak dalam diri sasaran, seperti yang diharapkan pengiklan.
II.2.2 Struktur Iklan Televisi
Dalam sebuah iklan televisi terdapat bagian-bagian atau struktur fisik. Struktur fisik tersebut menurut pratista (2008) terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Shot
Shot merupakan perekaman gambar atau pengambilan gambar dalam sebuah iklan televisi / film.
2. Adegan (scene)
Dalam iklan televisi, adegan merupakan bagian pendek dari keseluruhan iklan televisi berdasarkan satu aksi yang berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita, tema, karakter, atau motif). Dalam adegan umumnya terdiri dari beberapa shot yang saling berhubungan. Adegan berguna untuk membentuk suatu sekuen dalam iklan televisi maupun film.
(24)
15 3. Sekuen (sequence)
Berbeda dengan adegan, sekuen merupakan segmen besar yang memperlihatkan rangkaian peristiwa secara utuh. Satu sekuen biasanya terdiri dari beberapa adegan yang saling berhubungan. Selain itu, sekuen umumnya dikelompokkan berdasarkan waktu, lokasi, atau satu rangkaian aksi panjang. Berdasarkan uraian di atas dapat dilakukan penggunaannya untuk membedah dari bagian-bagian pada iklan tentang shot, adegan (scene), dan sekuen (sequence) pada iklan.
II.2.3 Elemen Visual
Dalam proses pembuatan visual yang dapat berkomunikasi dengan audien dibutuhkan elemen-elemen yang dapat menunjang tampilan tersebut. Menurut Christine Suharto Cenadi dalam dgi.or.id menyatakan bahwa “Elemen-elemen desain komunikasi visual terdiri dari : Tipografi, Simbol, Ilustrasi dan Fotografi.” Dari pernyataan tersebut dalam prosesnya elemen-elemen visual itu dapat digunakan masing-masing ataupun dapat dikombinasikan, disesuaikan dengan kebutuhannya. Adapun penjabaran masing-masing elemen visual tersebut, diantaranya :
• Tipografi
Tipografi (dalam bahas inggris : Typography) adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. Pengolahan tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain.
• Simbol
Menurut Clifford Geerts Simbol adalah sebagai ajang, tempat atau wahana yang memuat sesuatu nilai bermakna (meaning).
(25)
16 • Ilustrasi
Ilustrasi adalah proses penggambaran suatu objek, baik secara visual maupun audio dan lain-lain. Komunikasi visual merupakan suatu komunikasi melalui wujud yang dapat diserap oleh indera penglihatan.
• Fotografi
Fotografi diambil dari bahasa Yunani, yaitu “Photos” cahaya dan “Grafo” Melukis. Jadi, definisi fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Berdasarkan istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya, tanpa cahaya tidak ada foto yang bisa dibuat. Alat paling populer digunakan untuk menangkap cahaya yaitu kamera.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilakukan penggunaannya untuk membedah dari bagian tentang elemen visual yang ada pada iklan tentang Tipografi, simbol, ilutrasi, dan fotografi pada iklan yang akan di bedah. Menggunakannya dengan cera membandingan apa yang ada pada iklan yang dibedah dengan perbandingan teori yang ada.
II.2.4 Ilustrasi dalam Iklan Televisi
Ilustrasi adalah sesuatu yang memberikan gambaran-gambaran dan deskripsi akan suatu hal dalam penyampaian pesan, dengan kumpulan gambar-gambar yang merupakan kumpulan-kumpulan foto yang secara berurutan membentuk gerakan. Ilustrasi dalam iklan televisi berupa gambar bergerak. Melalui gambar bergerak tersebut iklan televisi mengilustrasikan produk yang diiklankan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat. Ada beberapa elemen visual yang membantu iklan televisi dalam menyusun ilustrasi, yaitu:
• Gestur / Bahasa Tubuh
Dalam sebuah iklan televisi gestur memiliki fungsi untuk berkomunikasi kepada penonton atau calon komsumen secara gerak tubuh untuk menyakinkan sebuah suasana yang di buat pada iklan.
(26)
17 Gambar II.1 Contoh Gestur Tubuh
Sumber : http://image.slidesharecdn.com/memahamiseseoranglewatbodylanguage-120326091937-phpapp01/95/memahami-seseorang-lewat-body-language-6-728.jpg
Menurut liliweri dalam siskaliana (diakses 16 Mie 2015 pukul 15.40, p.5) menyatakan bahwa “Bahasa tubuh adalah gerakan tubuh yang merupakan perilaku nonverbal yang di sampaikan melalui simbol komunikasi kepada orang lain”. • Penokohan / Perwatakan
Sebuah iklan televisi, sosok penokohan menjadi salah satu objek pendukung pada setiap adegan, penokohan dalam sebuah iklan produk tidak bisa dipilih secara sembarangan, disesuaikan dengan kebutuhan produk yang akan disampaikan peda masyarakat agar pesan iklan televisi sampai di benak masyarakat.
Gambar II.2 Penokohan mr.bean dengan fisik dan sifat
sumber : http://www.bukupr.com/2013/01/watakpenokohan-dalam-sebuah-teater.html
(27)
18 Menurut Sitorus dalam Mugiono (p.25) menyatakan bahwa “Penokohan atau pembentukan karakter dipengaruhi oleh empat tingkat berdasarkan cirinya, yaitu ciri fisikal, ciri psikologis, ciri sosial, dan ciri moral” . Dengan demikian dalam sebuah iklan karakter tokoh disesuaikan dengan kebutuhan iklan yang akan di buat dan disampaikan kepada masyarakat, yang nantinya akan menentukan pemaknaan, narasi yang dibuat, pesan yang disampaikan untuk menyampaikan sebuah produk.
• Setting / Latar dalam iklan televisi
Menurut pratista (2008,62) "Setting merupakan seluruh latar bersama segala propertinya (perabot, kursi, jendela, pintu, lampu, pohon, dan sebagainya. Setting sempurna adalah setting yang otentik (sama persis)". Beberapa fungsi nya yaitu :
a. Penunjuk ruang dan wilayah b. Penunjuk waktu
c. Penunjuk status sosial d. Pembangun mood e. Penunjuk motif tertentu f. Pendukung aktif adegan
untuk membangun ruang, wilayah, dan kesan, setting memiliki tempat yang sangat penting untuk membawa penonton yakin pada situasi tersebut.
Sebagai penunjuk status sosial, setting mampu memberikan kesan mental yang menunjukkan status sosial seseorang, misalnya kemewahan, kesederhanaan, dan lain-lainnya. Sebagai pembangun mood, setting mampu menciptakan suasana.
II.2.5 Persepsi Warna
Menurut Linschoten dan Mansyur tentang warna, “warna memiliki efek psikologis, kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu, efek-efeknya berpengaruh terhadap pikiran, emosi, tubuh, dan keseimbangan, dan secara psikologis, warna dapat mempengaruhi tingkah laku”.
(28)
19 Dengan demikian warna memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.
Tabel II.1 Persepsi Warna
Sumber : www.scribd.com (diakses pada 16 Mei 2015, pukul 17.08)
Warna Persepsi
Merah Warna merah identik dengan warna berani, semangat, agresif, penuh gairah,dan menarik perhatian. Warna primer ini bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup). Secara positif, warna merah mengandung arti cinta, gairah, berani, kuat, agresif, merdeka, kebebasan, dan hangat. Negatifnya, warna merah ini punya arti bahaya, perang, darah, anarki, dan tekanan.Warna ini melambangkan keadaan psikologi yang mengurangkan tenaga, mendorong makin cepatnya denyut nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan.Warna ini mempunyai pengaruh produktivitas, perjuangan, persaingan dan kebirahian.
Merah Muda
Warna ini melambangkan romantisme dan feminim. Warna ini mempunyai sifat menuntut dalam kepasrahan, menggemaskan dan jenaka. Merah muda adalah warna yang paling romantis dan lebih menenangkan.
Kuning Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu. Warna ini adalah warna yang paling sulit ditangkap mata, dan menjadi kuat jika digunakan secara berlebihan.Warna hangat nan cerah ceria ini melambangkan kegembiraan. Kuning menciptakan perasaan optimis, percaya diri, pengakuan diri, akrab, dan lebih kreatif. Kuning juga dapat merugikan kita karena menyampaikan pesan perasaan ketakutan, kerapuhan secara emosi, depresi, kegelisahan, dan keputusasaan. Pilihan warna kuning yang tepat dan penggunaan yang sesuai akan mengangkat semangat kita dan lebih percaya diri.
Ungu Warna sekunder ini adalah campuran warna merah dan biru yang melambangkan sifat kemewahan, keaslian, kebenaran, sedikit kurang telititetapi selalu penuh harapan. Warna kerajaan, ungu berkonotasi
(29)
20 kemewahan,kekayaan, dan kecanggihan.Warna ungu gelap yang digunakan umumnya mengesankan kesetiaan, kekuatan, dankemewahan. Namun, nuansa warna yang lebih gelap juga bisa menimbulkan perasaansedih dan frustrasi. Kemerosotan dan mutu yang jelek adalah sifat-sifat negatif warna ini. Namun karena jarang terdapat di alam, ungu dapat ditampilkan buatan.
Violet Warna yang lebih dekat dengan biru. Karakter warna violet adalah dingin, negatif, diam. Violet hampir sama dengan biru, tetapi lebih menekan dan lebih meriah. Warna ini juga memiliki watak melankoli, kesusahan, kesedihan, belasungkawa, bahkan bencana.
Biru Biru mewakili suasana dingin seperti birunya lautan. Warna langit dan laut, biru adalah salah satu warna yang paling populer Alami, segar, bersih, dan memiliki kesan tenang. Warna ini melambangkan perasaan yang mendalam,intelektualitas, kepercayaan, ketenangan, keadilan, pengabdian, seorang pemikir,konsistensi, dan dingin. Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna. Mempunyai kesan menenangkan pada tekanan darah, denyut nadi, dan tarikan nafas.Biru gelap akan membantu berpikir tajam, tampil jernih, dan ringan. Biru muda akan menenangkan dan menolong berkonsentrasi dengan tenang. Terlampau banyak biru akan menimbulkan rasa terlalu dingin, tidak akrab, dan tak punya emosi atau ambisi. Biru juga bisa dingin dan depresi.
Hijau Hijau melambangkan alam. Ini adalah warna yang paling mudah ditangkap mata dan dapat memperbaiki penglihatan. Berjalan-jalan memandang hamparan sawah nan hijau menyejukkan mata, bukan?Ya, warna hijau bersifat menenangkan, menyegarkan dan dikenal mampu memperkuat rasa percaya diri serta menunjukkan harapan. Hijau - berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, dan kemudaan. Dapat diartikan bahwahijau mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru. Warna ini melambangkan adanya suatu keinginan,ketabahan dan kekerasan hati. Warna ini mempunyai sifat meningkatkan rasa bangga, perasaan lebih
(30)
21 superior dari yang lain. Unsur negatif warna ini di antaranya memberi kesan pencemburu, licik, terasa jenuh, ser-ta dapat melemahkan pikiran dan fisik.
Putih Warna paling terang. Warna ini berasosiasi dengan salju, sinar putih kekilauan, kain kafan. putih mempunyai watak positif, merangsang, cerah, tegas, mengalah. Warna ini melambangkan cahaya, kesucian, ketentraman, kebenaran, kesopanan, keadaan tak bersalah, kehalusan, kelembutan, kewanitaan, kebersihan, simpel, kehormatan.
Hitam Hitam adalah warna tergelap. Warna ini berasosiasi dengan kegelapan malam, kesengsaraan, bencana, perkabungan, kebohongan, misteri, ketiadaan, dan keputusasaan. Sedangkan karakternya adalah menekan, tegas, mendalam, dan depresif. Hitam juga melambangkan kesedihan, 23 malapetaka, kesuraman, kemurungan, kegelapan, bahkan, kematian, teror, kejahatan, keburukan ilmu sihir, kedurjanaan, kesalahan, kekejaman, kebusukan, rahasia, ketakutan, sesualitas, ketidak bahagiaan, penyesalan yang mendalam, amarah, dan duka cita. Akan tetapi, Hitam juga melambangkan kekuatan, formalitas dan keagungan. Hitam memang misterius, karena hitam yang berdiri sendiri memiliki watak-watak buruk, tetapi jika dikombinasikan dengan warna-warna lain, hitam dapat berubah total wataknya.
Abu - abu
Abu-abu adalah warna paling netral, tidak adanya kehidupan yang spesifik. Warna ini Berasosiasi dengan suasana suram, mendung, ketiadaan sinar matahari secara langsung. Warna ini berada di antara putih dan hitam sehingga berkesan ragu-ragu. Karenanya, wataknya di antara hitam dan putih. Pengaruh emosinya berkurang dari putih, tetapi terbebas dari tekanan berat warna hitam, sehingga wataknya lebih menyenangkan walaupun masih membawa watak warna putih dan hitam. Warna ini menyimbolkan ketenangan, kebijaksanaan, kerendahan hati, keberanian untuk mengalah, turun tahta, suasana kelabu, dan keragu-raguan.
Coklat Warna coklat berasosiasi dengan tanah, warna tanah, atau warna natural. Karakter warna coklat adalah kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana,
(31)
22 hemat, hormat, tetapi sedikit kurang bersih. Warna ini melambangkan kesopanan, kebijaksanaanan, dan kehormatan.
Unsur warna yang ada pada iklan televisi yaitu visual dengan perpaduan antar warna-warna. Perpadun warna menghasilkan sebuah visual yang memiliki persepsi disetiap warna yang di keluarkan oleh iklan televisi, Sehingga dalam mengkaji tanda-tanda yang berkaitan dengan warna, memahami persepsi warna penting untuk melakukan pengertian arti pada tanda-tanda iklan.
II.3 Unsur dan Pola Naratif
Dalam iklan televisi terdapat elemen-elemen visual yang dapat menjadi tanda. Elemen visual pada iklan televisi menyangkut unsur-unsur iklan di dalamnya, yaitu Narasi, Suara dan Visual. Dari tiga hal tersebut, suara dan visual dapat memberikan arti atau menjelaskan sebuah produk yang diiklan. Sedangkan menurut Pratista (2008, hal 23) menyatakan bahwa “Naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu dengan lainnya dan terkait oleh logika sebab-akibat (kausalitas) yang terjadi dalam suatu tuang dan waktu.” Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa unsur Narasi atau Naratif merupakan alur yang menceritakan pesan pada suatu iklan. Adapun pola naratif dalam sebuah cerita iklan, diantaranya :
Bagan II.1 Pola Naratif Sumber : Pratista (2008, hal 45)
II.3.1 Mise-En-Scene
Menurut Pratista (2008, hal. 61) menyatakan bahwa “Mise-en-scene adalah segala hal yang terletak didepan kamera yang akan diambil gambarannya dalam sebuah produksi film.” Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa mise en scene
(32)
23 berguna untuk memperkuat keterangan-keterangan suasana yang terjadi didalam sebuah adegan atau scene. Mise en scene terdiri dari empat aspek utama, diantaranya :
• Setting (latar)
• Kostum dan tata rias wajah (make up) • Pencahayaan (lighting)
• Para pemain dan pergerakannya (akting)
II.4 Teori Sinematografi
Sinematografi merupakan unsur teknik dalam sebuah pembuatan video / iklan, atau segala hal yang berhubungan untuk mengendalikan serta mengatur jalannya pembuatan video agar sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuat. Menurut Pratista (2008, hal 89) menyatakan bahwa “unsur sinematografi secara umum dapat di bagi menjadi tiga, yakni kamera dan film, framing, serta durasi kamera. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diuraikan aspek kamera dan film diantaranya mencakup : Jenis kamera yang digunakan, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar serta warna. Sedangkan pada aspek framing, menurut Pratista (2008, hal 89) menyatakan bahwa “Framing adalah hubungan kamera dengan objek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar / framing, jarak, ketinggian kamera, pergerakan kamera dan sebagainya”. Selanjutnya pada aspek durasi gambar yaitu menangkap lama tidaknya pngambilan gambar oleh kamera pada suatu objek.
• Bahasa Kamera (Framing)
Framing atau pembingkaian menjadi aspek yang sangat penting guna menjabarkan alur cerita yang kemudian disajikan pada penonton. Dalam penjelasan di atas telah dijabarkan bahwa aspek framing merupakan segala hal yang berhubungan antara kamera dengan objek yang akan diambil. Salah satunya yaitu terkait jarak, sudut, pergerakan, serta sifat kamera.
(33)
24 • Jarak Kamera
Dimensi jarak kamera terhadap objek dalam frame. Tabel II.2 Jarak Kamera
Sumber : Pratista (2008, hal 104 -106)
Dimensi jarak Keterangan
Extreme long shot
Gambar II.3 : Ilutrasi jarak kamera 1
Sumber : Teknik pengambilan gambar untuk company (Media
Pembelajaran)
Jarak kamera paling jauh dari objeknya. Objek fisik manusia nyaris tidak nampak. Digunakan untuk menggambarkan sebuah objek yang sangat jauh atau panorama yang sangat luas.
Long shot
Gambar II.4 : Ilutrasi jarak kamera 2
Sumber : Teknik pengambilan gambar untuk company (Media
Pembelajaran)
Objek fisik manusia telah nampak jelas namun latar belakang masih dominan.
Medium long shot
Gambar II.5 : Ilutrasi jarak kamera 3
Sumber : Teknik pengambilan gambar untuk company (Media
Pembelajaran)
Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
(34)
25 Medium shot
Gambar II.6 : Ilutrasi jarak kamera 4
Sumber : Teknik pengambilan gambar untuk company (Media
Pembelajaran)
Memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame.
Medium Close-Up
Gambar II.7 : Ilutrasi jarak kamera 5
Sumber : Teknik pengambilan gambar untuk company (Media
Pembelajaran)
Memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Biasa digunakan dalam adegan percakapan normal.
Close-up
Gambar II.8 : Ilutrasi jarak kamera 6
Sumber : Teknik pengambilan gambar untuk company (Media
Pembelajaran)
Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah objek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetil.
(35)
26 Extreme Close-up
Gambar II.9 : Ilutrasi jarak kamera 7
Sumber : Teknik pengambilan gambar untuk company (Media
Pembelajaran)
Memperlihatkan secara lebih mendetil suatu bagian dari wajah, telinga, mata, hidung, dan lain lainnya atau bagian kecil dari sebuah objek secara mendetil.
• Sudut Kamera
Sudut pandang kamera terhadap objek dalam frame. Tabel II.3 Sudut Pandang Kamera Sumber : Andi Purba (2013, hal 25-28)
Gambar Keterangan
Gambar II.10 : Ilutrasi sudut pengambilan gambar 1
Sumber :
news.slac.stanford.edu/sites/default/files/ima ges/image/ssrl-aerial-st.jpg
Bird eye view : Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
Gambar II.11 : Ilutrasi sudut pengambilan gambar 2
Sumber :
storyboard.wordpress.com/2013/hghagl1.jpg
High Angle : Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatis yaitu kecil atau kerdil.
(36)
27 Gambar II.12 : Ilutrasi sudut pengambilan
gambar 3 Sumber :
dailynews.co.th/imagecache/655x490/cover/7 50972.jpeg
Low Angle : Pengambilan gambar dari bawah objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah keagungan atau kejayaan.
Gambar II.13 : Ilutrasi sudut pengambilan gambar 4
Sumber :
mullc.com/upload/0/49/7_real_life_vacances _maisons_film_vous_pouvez_visiter.png
Eye Level : Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
Gambar II.14 : Ilutrasi sudut pengambilan gambar 5
Sumber :
staticflickr.com/1043/846137225_03b72f3e2 1_o_d.jpg
Frog Level : Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.
(37)
28 • Pergerakan Kamera
Pergerakan kamera difungsikan untuk mengikuti pergerakan objek dalam sebuah adegan. Selain itu juga untuk menjelaskan suasana dari lokasi yang diambil pada adegan tersebut.
Tabel II.4 Pergerakan Kamera Sumber : Andi Purba (2013, hal 32-34)
Gambar Keterangan
Gambar II.15 : Ilutrasi pergerakan kamera 1 Sumber :
s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x.jpg
Zooming (In/Out) : Gerakan
yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
Gambar II.16 : Ilutrasi pergerakan kamera 2 Sumber :
cnd.elementsofcinema.com/wp-content/uploads/2014/06/Pan1.gif
Panning (Left/Right) : Gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripod yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
Gambar II.17 : Ilutrasi pergerakan kamera 3 Sumber :
cnd.elementsofcinema.com/wp-content/uploads/2014/06/til1.gif
Tilting (Up/Down) : Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
(38)
29 Gambar II.18 : Ilutrasi pergerakan kamera 4
Sumber : cnd.elementsofcinema.com/wp-content/uploads/2014/06/dol1.png
Dolly (In/Out) : Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
Gambar II.19 : Ilutrasi pergerakan kamera 5 Sumber :
cnd.elementsofcinema.com/wp-content/uploads/2014/06/fig4.jpg
Follow : Pengambilan
gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
Gambar II.20 : Ilutrasi pergerakan kamera 6 Sumber :
onlinehelp.avs4you.com/images/Fade.jpg
Fading (In/Out) : Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
(39)
30 Gambar II.21 : Ilutrasi pergerakan kamera 7
Sumber :
http://www.flames-dv.com/cn/uploadfile/2013105131744877.jpg
Crane Shoot : Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan Bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.
• Sifat Kamera
Arah pandang kamera sepeti apa yang dilihat karakter atau objek dalam sebuah video.
Tabel II.5 Sifat Kamera Sumber: Donny & Freddy
Gambar Keterangan
Gambar II.22 : Ilutrasi sifat kamera 1 Sumber : Donny & Freddy (2001, hal 2)
Subjektif Shot : Cara pengambilan gambar, seolah-olah audien menjadi bagian dari peran tertentu.
Gambar II.23 : Ilutrasi sifat kamera 2 Sumber : Donny & Freddy (2001, hal 2)
Objektif Shot : Cara pengambilan gambar, dimana audiens hanya menjadi pengamat.
(40)
31 II.5 Teori Komunikasi
Setiap mahluk hidup memerlukan komunikasi dalam kehidupannya, terlebih bagi manusia sebagai mahluk sosial yang selalu saling membutuhkan satu sama lainnya. Penyampaian komunikasi dapat dilakukan secara verbal dan non verbal. Komunikasi secara verbal yaitu penyampaian yang informasi atau pesan secara langsung melalui lisan, sedangkan komunikasi non verbal yaitu proses menyampaikan pesan yang tidak secara langsung menggunakan lisan misalnya dengan cara memberikan ekspresi wajah, bahasa isyarat gerakan tubuh ataupun penggambaran melalui simbol-simbol. Dalam prosesnya, setiap komunikasi memerlukan timbal balik antara seorang komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan). Adapun John Fiske (1990) menyebut bahwa “Ada dua mazhab utama yang tercermin dalam model komunikasi, pertama mazhab proses yang melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna.” Adapun yang dimaksud mazhab dalam pernyataan tersebut, yaitu haluan atau faham. Dalam mazhab yang pertama menjelaskan bagaimana penyalurkan pesan secara efektif hingga menimbulkan ketertarik antara pengirim dan penerima dapat mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), selain itu bagaimana penyalur pesan memanfaatkan media komunikasi. Sedangkan maksud pada mazhab yang kedua menjelaskan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam menghasilkan makna dan persepsi. Adapun salah satu tujuan dari proses komunikasi yaitu memberikan informasi dari apa yang akan disampaikan oleh pemberi pesan.
Gambar II.24 Contoh Komunikasi Verbal
(41)
32 II.5.1 Pendekatan Komunikasi
Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
• Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebagai bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan. • Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang
menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
• Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang komedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat. • Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah
diingat (memorable) oleh audien atau komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negatif. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”.
Berdasarkan keempat pendekatan tersebut, tidak hanya dapat digunakan satu persatu namun pendekatan tersebut dapat digabungkan. Seperti pendekatan berdasarkan humor dikombinasikan dengan pendekatan berdasarkan diksi. Ataupun pendekatan berdasarkan ketakutan dikombinasikan dengan pendekatan berdasarkan bukti. Keempat pendekatan tersebut dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator.
(42)
33 Bagan II.2 Model Komunikasi
(43)
34 BAB III
IKLAN PRODUK MASTIN
III.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu bahan atau materi yang akan di bahas untuk penelitian. Dalam penelitian ini bahan atau objek penelitian adalah Video Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis yang tayang di televisi pada bulan Mei hingga akhir Oktober tahun 2014. Penelitian yang di lakukan terfokus pada visual yang di tampilkan pada video iklan Mastin ekstrak kulit manggis.
III.1.1Video Iklan Mastin ekstrak kulit manggis
Objek kajian dalam penelitian terkait iklan Mastin ekstrak kulit manggis terdiri dari beberapa scene. Scene yang menjadi fokus penelitian diantaranya terdapat pada scene yang memperlihatkan produk secara langsung. Dari iklan Mastin tersebut, mewakili bentuk iklan yang mengandung unsur psikologis, seni, dan menggunakan strategi beriklan secara Persuasif dengan melibatkan pesan emosional. Model iklan dengan pendekatan Persuasif inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang arti pesan melalui bahasa kamera dan pendekatan komunikasi, yang terkandung didalam iklan tersebut. Iklan ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Iklan televisi ini merupakan iklan yang diluncurkan oleh PT. Industri Jamu Borobudur dibulan Mei hingga akhir Oktober tahun 2014 yang secara khusus untuk mempromosikan salah satu produknya yaitu Produk Herbal kecantikan yang berasal dari ektrak kulit buah manggis.
No Waktu (00m.00s) Screenshot Iklan
(44)
35
2 00.29
III.2 Profil Perusahaan Mastin
PT. Industri Jamu Borobudur merupakan industri obat tradisional terbesar di Indonesia yang telah memproduksi berbagai jenis produk obat tradisional. PT. Industri Jamu Borobudur menggunakan mesin berteknologi tinggi dan telah bersertifikat CPOTB, ISO 9001 : 2008 dan Halal. Produk PT. Industri Jamu Borobudur memiliki kualitas yang terjaga dengan baik dan telah diekspor ke berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Russia, Filipina dan Jerman.
Gambar III.1Logo PT. JAMU BOROBUDUR Sumber :http://www.jamuborobudur.com/wp-content/themes/borobudur/images/logoborobudur.png
Adapun salah satu produk yang di keluarkan oleh PT. Industri Jamu Borobudur yaitu adalah Mastin. Mastin merupakan produk herbal yang terbuat dari ekstrak kulit manggis, yang bermanfaat sebagai antioksida, anti bakteri, anti kanker dan tumor. Mastin merupakan salah satu produk Obat Herbal Terstandar (OHT) sehingga dapat diterima oleh kalangan medis sebagai pengobatan utama. Keunggulan produk Obat Herbal Terstandar (OHT) yaitu pengakuan dan sertifikat dari Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, produk ini, memiliki manfaat untuk memelihara kesehatan kulit dan tubuh yang baik dikonsumsi untuk melawan efek penuaan (berperan sebagai anti-aging).
(45)
36 Gambar III.2 Produk Mastin
Sumber :http://www.jamuborobudur.com/wp-content/uploads/2012/07/Mastin-100-kps.jpg
• Proses
Proses produksi dikerjakan secara modern menggunakan teknologi mesin dengan standart proses yang benar dan dikontrol oleh tenaga terlatih dibidangnya, sehingga menghasilkan produk layak jual, berkualitas, higienis serta aman untuk dikonsumsi. Semua kegiatan yang dijalankan perusahaan diterapkan sesuai dengan quality management system ISO 9001/ serta sesuai dengan persyaratan GMP (Good Manufacturing Practices) atau CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik). Borobudur Extraction Center menggunakan teknologi modern buatan Jerman standar Eropa dalam memproses ekstrak kental dan ekstrak kering.
Gambar III.3 Laboratorium PT Jamu Borobudur
(46)
37 PT. Industri Jamu Borobudur juga telah memfasilitasi Laboratorium R&D untuk mengembangkan produk baru dan memperbaiki produk yang telah ada untuk mencapai hasil yang terbaik. Setiap perkembangan teknologi yang digunakan untuk memproses dan kualitas produk yang dihasilkan, telah di buktikan keamanan dan khasiatnya sebelum diproduksi. Laboratorium R&D juga difasilitasi beberapa peralatan, perlengkapan dan didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya.
III.3 Sejarah Produk
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya akan tanaman obat. Secara turun temurun tanaman obat sudah digunakan hampir disetiap Negara di dunia untuk penyembuhan dan pencegahan terhadap penyakit. Kini obat herbal telah mendapatkan pengakuan Internasional, khasiat kesembuhan yang dimilikinya mempunyai efek samping yang minimal, sehingga obat herbal semakin diminati oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara. Masyarakat Indonesia lebih mengenal jamu sebagai ramuan penyembuhan. Jamu gendong mengawali perkembangan industri jamu di Indonesia. Seiring perkembangan akan kebutuhan Obat Herbal, pada tahun 1979 PT. Industri Jamu Borobudur mulai memproduksi Obat Herbal siap pakai.
Perkembangannya dimulai dari memproduksi pil. Pada tahun 1989, PT. Industri Jamu Borobudur memulai mengembangkan jenis lain dalam bentuk kapsul. Hal ini membuat PT. Industri Jamu Borobudur menjadi produsen Jamu terkemuka di Indonesia. Trend “Back to Nature” membuat permintaan produk herbal di Dunia semakin meningkat. Dan pada tahun 2000, produk berbahan herbal mulai dikembangkan untuk produk kosmetik dalam sediaan cream, gel, param kocok, dan ragam sediaan lainnya.
III.4 Kandungan Produk Mastin
Adapun kandungan yang terdapat pada produk Mastin yaitu zat Xanthone. Zat Xanthone terdapat dalam buah manggis khususnya pada bagian kulit, kulit
(47)
38 manggis sendiri merupakan bahan utama pembuatan produk Mastin. Zat xanthone yang terdapat di dalam buah manggis mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. Zat ini paling banyak terdapat manggis yang memiliki antioksidan yang tinggi sangat baik untuk kulit atau mencegah penuaan, diabetes, ginjal, hepatitis, kanker dan lain sebagainya. Kulit manggis mengandung 50 senyawa xanthone. Xanthone adalah bioflavonoid yang bersifat antioksidan, antibakteri, anti tumor, antialergi, antiinflamasi. Selain itu juga xanthone mempunyai fungsi utama sebagai zat antiproliferasi yang befungsi dalam menghambat sel kanker. Awal mula terjadinya sel kanker di sebabkan oleh radikal bebas dari makanan yang tidak sehat, dan dipercaya kulit manggis berfungsi sebagai apoptosis yaitu untuk menghancurkan sel kanker yang tumbuh di tubuh kita. Kandungan zat xanthone yang terdapat padanya mampu merawat beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dan sebagainya. Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukimia, antiinflamasi, dan antidiare. Sedangkan dalam produk Mastin plus terdapat kandungan lain selain dari Zat Xanthone pada kulit manggis. Zat lain yang terkandung yaitu kandungan alpha mangosteen bersifat sebagai antioksidan kuat yang sangat potensial untuk melawan radikal bebas, dan acetogenins dalam daun sirsak mempunyai aktifitas in vitro yang berperan secara efektif sebagai penangkal radikal bebas dan anti tumor.
III.5 Distribusi dan Kemasan Produk Mastin
Distribusi produk PT. Industri Jamu Borobudur yang termasuk didalamnya produk Mastin meliputi nasional dan international. Konsumen dapat memperoleh produk – produk di beberapa outlet di Semarang maupun kota-kota lainnya. Layanan bebas biaya pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia, layanan bebas pulsa untuk keluhan pelanggan juga diberikan sebagai bukti pelayanan terbaik perusahaan kepada konsumen. Selain dipasarkan diseluruh Indonesia, produk Mastin telah di ekspor ke beberapa Negara seperti Malaysia, Singapore, Saudi Arabia, Nigeria, Switzerland, Rusia, Amerika, Kanada, Mexico, New Zealand, Jepang, China, dan untuk perkembangan yang lebih jauh, PT. Industri Jamu
(48)
39 Borobudur akan terus meningkatkan pemasarannya dan menargetkan produknya untuk terus dikembangkan ke Negara-Negara lain di seluruh Dunia.
Gambar III.4 Hasil Produksi
Sumber :http://www.jamuborobudur.com/wp-content/uploads/2012/07/fg-220x300.jpg
Tabel III.1 Kemasan Mastin Sumber : Dokumen Pribadi (2015)
Mastin 12 Kapsul Mastin 30 Kapsul Mastin 60 Kapsul
(49)
40 Mastin Plus 60 Kapsul MastinPlus 100 Kapsul
Catatan :
• Mastin biasa hanya memiliki kandungan ekstrak kulit manggis, sedangkan pada Mastin Plus didalam produk ditambahkan kandungan buah lain yaitu sirsak.
• Pada kemasan Mastin dipilih warna ungu dan putih, seolah mengadaptasi dari buah manggis yang memiliki kulit berwarna ungu dan isi buahnya berwarna putih. Namun kemasan lebih didominasi warna ungu karena dilihat bahwa produk lebih fokus kepada kulit manggis. Pemberian gambar buah manggis dimaksudkan untuk memperkuat informasi bahwa produk Mastin merupakan obat herbal yang berasal dari bahan baku buah manggis. Sedangkan pada kemasan Mastin Plus lebih didominasi warna putih. Selain warna yang di adaptasi dari buah manggis, pada kemasan Mastin Plus warna putih lebih mendominasi karena ambil dari isi buah sirsak pada Mastin Plus, memperkuat informasi terhadap kandungan dari produk Mastin Plus.
III.6 Deskripsi Iklan Mastin
Dari sekian banyak bentuk komunikasi yang ada dalam televisi, iklan televisi menjadi pencipta dunia imajinasi, televisi juga telah menjadi media komunikasi yang ampuh bagi perusahaan dalam mempromosikan produk. Demikian juga hal yang dipegang oleh Produk Mastin, dengan iklan yang ditayangkan oleh televisi, diharapkan visualisasi masyarakat tentang produk yang ditawarkan oleh Mastin akan mendukung pencitraan yang baik. Icon produk Mastin Ekstrak kulit manggis, wanita cantik, dan Jinggle yang berada dalam iklan tersebut menjadi pesona tersendiri dalam menarik perhatian masyarakat.
(50)
41 Sebagian tayangan iklan seringkali bukan menawarkan produk semata, tetapi juga melekatkan sistem keyakinan dan nilai tertentu. Iklan televisi telah menjadi satu bagian kebudayaan populer yang memproduksi dan merepresentasikan nilai, keyakinan, dan bahkan ideologi. Menariknya, iklan televisi kemudian tidak terlepas dari perannya sebagai penyedia barang atau jasa, dimana pesan iklan bukan lagi sekadar menawarkan barang dan jasa, melainkan juga menjadi semacam alat untuk menanamkan makna simbolik.
Iklan Mastin yang ada di televisi berdurasi 30 detik, yang muncul sekitar bulan Mei tahun 2014 ini mempunyai jingle.
Kabar gembira untuk kita semua Kulit manggis
Kini ada ekstraknya Mastin hadir Dan rawat tubuh kita Jadikan hari ini hari mastin
Tampil bersinar Membuatku bahagia
Badan sehat Rahasia mastin herbal Rahasia alami dari Indonesia
Penuh pesona Pesona mastin
Mastin… Good….
Jingle ini sering sekali menjadi bahan guyonan di media sosial, dengan potongan jingle tersebut. Isi video yang di perlihatkan adalah sosok wanita cantik yang ceria melihat buah manggis, lalu membuka buku besar bergambar produk mastin yang bertuliskan ekstak kulit manggis, lalu muncul timbangan mastin dengan manggis
(51)
42 yang lebih berat ke Mastin, setelah itu, wanita itu tersenyum gembira, lalu ada jendela bertuliskan hari senin hingga minggu, dengan jendela terbuka dan di dalamnya ada wanita yang senang, setelah itu wanita itu mencium produk mastin dengan gembiranya dan menempelkan Mastin dan kulit manggis di pipinya, lalu wanita tersebit tiduran yang disampingnya di beri efek buah manggis yang mengumpul membentuk senyuman, matarari yang berganti, dan tulisan “kusut no way”, kulit manggis yang terbelah lalu tangan wanita mengambil kulit tersebut dan berubah mnjadi kapsul obat, dan wanita terkaget di atas kepalanya ada produk Mastin. Dan pada akhir video tersebut menggambarkan produk-produk Mastin ekstrak kulit manggis.
III.7 Parodi Iklan Mastin
Seiring dengan banyaknya penayangan iklan Mastin di televisi-televisi swasta, semakin membuat iklan Mastin banyak dilihat serta dikenal oleh masyarakat. Dilihat dari iklan Mastin sendiri banyak unsur yang terdapat disana seperti jingle serta visual yang ditampilkan. Dengan jingle mastin yang mudah untuk diingat maka banyak pula yang menirukannya hingga diaplikasikan sebagai parodi bahkan lelucon atau meme di kalangan masyarakat. Contohnya seperti salah satu iklan provider terkomsel yang menyebarkan promo iklan mereka melalui sms, di awal kalimat menggunakan kata "Kabar Gembira" seperti lirik pertama di jingle iklan Mastin , dan dari tagline yang di buat oleh mastin sendiri ya itu “Mastin Good”. Dengan kata itu saja masyarakat sudah tahu dan langsung ingat bahwa itu merupakan ciri dari iklan Mastin.
Dengan fenomena tersebut menjadikan iklan Mastin banyak dikenal, bahkan secara langsung menjadi terkenal dan booming. Kepopuleran iklan Mastin ekstrak kulit manggis tidak hanya menjadi bahan perbincangan secara langsung, namun dibawa hingga ke media sosial hingga akhirnya banyak yang terpengaruh terhadap produk serta iklan Mastin sehingga menimbulkan berbagai persepsi. Salah satu contoh gambar di bawah ini adalah parodi atau troll yang biasa di kenal di media sosial.
(52)
43 Gambar III.5 Parodi Mastin
Sumber :http://cdn.kaskus.com/images/2014/07/02/6605951_20140702053825.jpg (Di akses 15 Januari 2015, 21.16)
Gambar III.6 Parodi Mastin 2
http://cdn0-e.production.liputan6.static6.com/medias/702985/big/05072014-juki.jpg(Di akses 15 Januari 2015, 21.19)
(53)
44 Banyaknya masyarakat yang memparodikan dari bait jingle Mastin ini menambah fenomena yang berkembang dimasyarakat, dapat disimpulkan bahwa iklan Mastin itu berhasil membuat masyarakat mengingat iklan Mastin tersebut dengan lirik atau pun visual yang di gunakan di iklan tersebut. Akan tetapi parodi yang di buat tersebut memang pada awalnya menghibur namun karna terlalu sering beredar menjadikan parodi tersebut mengganggu pada akhirnya, di sisi lainnya pun iklan Mastin berhasil membuat masyarakat tertarik dan mengingat iklan tersebut.
(54)
45 BAB IV
ANALISIS MASALAH
IV.1 Analisa Visual Fungsi dari Penggunaan Bahasa Kamera pada Iklan Mastin Ekstrak Kulit Manggis
Adapun penelitian terkait iklan Mastin ekstrak kulit manggis yang tayang ditelevisi pada bulan Mei hingga Oktober 2014, dianalisis dari segi visual yang disajian. Objek yang dianalisa merupakan scene-scene yang telah dipilih berisikan inti pesan yang ingin disampaikan pembuat iklan tersebut. Mulai dari pembukaan sebagai perkenalan produk, informasi produk, khasiat produk hingga bujukan untuk memilih produk tersebut untuk dikonsumsi. Analisa dibedah mulai dari teknis pengambilan gambar, penjelasan visual yang ditampilkan, serta akhirnya menarik arti dari pesan yang disampaikan oleh visual tersebut. Secara jelas dijabarkan sebagai berikut :
IV.2 Memetik Buah Manggis
Screenshot 1 - 00m.01s
Gambar IV.1 Screenshot 1 Memetik Buah Manggis Sumber: Youtube.com/watch?v=roztha71ki8
Sudut Pengambilan Ukuran Penggambaran Sifat Penggambaran
Normal angle Medium shot Objektif shot
Ukuran pengambilan gambar medium shot bertujuan memperlihatkan sosok wanita yang sedang berada disebuah kebun dan akan memetik buah manggis, serta objek lain yang ada disekitarnya. Latar belakang dengan penggambaran air
(55)
46 terjun dan seolah berada disebuah kebun masih jelas terlihat untuk mempertegas suasana bahwa kejadian memetik manggis itu terdapat disebuah taman.
Seorang wanita yang menggunakan dress berwarna putih dengan ekspresi wajah tersenyum yang akan memetik buah manggis langsung dari pohonnya. Kejadian seolah terjadi pada pagi hari dengan cahaya yang cerah dari arah belakang. Tampak terlihat sejuk dengan suasana air terjun dibelakang sosok wanita tersebut. Seorang wanita yang sedang memetik buah manggis dengan menggunakan dress berwana putih. Menurut Ptratista (2008, hal 72) menyatakan bahwa “Penggunaan dress seperti yang tampak digunakan memberi kesan cantik dan anggun pada penggunanya.” Warna putih dari dress yang digunakan wanita tersebut, seolah menggambarkan kebersihan dan kesehatan. Penggambaran air terjun yang berada dibelakang objek sosok wanita seolah memberikan kesan sejuk. Ekspresi senyum yang ditampakkan oleh tokoh wanita tersebut seolah mencerminkan keceriaan. Sosok wanita diidentikan menjadi objek sasaran dari produk Mastin sebagai produk obat herbal yang salah satu khasiatnya untuk kecantikan. Sosok wanita yang tampak seolah berusia menuju dewasa kisaran 20 tahunan, karena pada usia tersebut wanita mulai rajin untuk merawat dirinya. Menurut Hestianingsih dalam wolipop.detik.com (2014, p.1)menyatakan bahwa “Usia 20-an bisa dibilang masa keemasan wanita karena di periode ini performa sel-sel pada tubuh berada di kondisi maksimal.” Dari pernyataan tersebut jelas seorang wanita akan menjaga tampilan diri guna terlihat cantik. Penggambaran dress berwarna putih yang dipakai oleh tokoh wanita tersebut menglambangkan kebersihan. Sedangkan pada suasana sekitar cenderung lebih banyak mendominasi warna hijau, karena hijau sendiri menurut psikologi warna melambangkan kealamian, natural, kesehatan, keseimbangan, dan kemudaan. Hal tersebut seolah memberi pesan bahwa produk Mastin merupakan produk herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami. Munculnya tanaman manggis yang akan dipetik oleh sosok wanita tersebut seolah memberi arti bahwa ada sebuah tanaman yang muncul yaitu buah manggis yang memiliki kandungan atau khasiat yang terkandung didalamnya sehingga wanita tersebut tertarik untuk memetiknya. Hal tersebut dikarenakan bahwa produk
(56)
47 Mastin berasal dari ekstrak buah manggis yang kemudian diolah menjadi produk jamu herbal yang memiliki banyak khasiat bagi tubuh yang mengonsumsinya.
IV.3 Buku Ensiklopedia Manggis
Screenshot 2 - 00m.04s
Gambar IV.2 Screenshot 2 Buku Ensiklopedia Manggis Sumber: Youtube.com/watch?v=roztha71ki8
Sudut Pengambilan Ukuran Penggambaran Sifat Penggambaran
Normal angle Close up shot Subjektif shot
Ukuran pengambilan gambar close up shot bertujuan memfokuskan untuk bagian tertentu yang memperlihatkan didalam buku teks yang di bawa oleh model wanita berisikan informasi tentang produk PT. Industru Jamu Borodudur yang bernama Mastin yang berasal dari ektrak kulit manggis.
Seorang wanita membuka sebuah buku besar yang memperlihatkan tentang produk Mastin seolah produk mastin berada pada ensikopedia. Menginformasikan bahwa Mastin adalah obat yang bahan dasarnya terbuat dari kulit manggis. Obat herbal yang berstrandar tinggi. Seorang wanita yang membuka sebuah buku teks besar bertuliskan informasi tentang produk Mastin yang terbuat dari ektrak kulit manggis dengan penghargaan obat terstandar. Penggambaran buku teks di anggap sebagai salah satu sumber ilmu dan informasi. Buku teks tersebut seolah menyajikan informasi yang berkaitan dengan buah manggis yang memiliki khasiat. Hal itu, diperjelas dengan penggambaran buah manggis didalam buku tersebut. Selain itu diperlihatkan produk Mastin, sebagai salah satu produk obat olahan dari buah manggis.
(57)
48 Buku teks diidentikan dengan salah satu sumber dari sebuah ilmu yang menyediakan informasi. Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran (tarigan dan tarigan, 1986: 13). Penggambaran buah manggis yang ada pada buku menekankan bahwa isi buku teks tersebut menginformasikan segala sesuatu tentang buah manggis. Buku yang di perlihathan pada visual menginformasikan bahwa ada sebuah produk dari PT. Industri Jamu Borobudur yang bernama Mastin yang terbuat dari ekstrak kulit manggis yang memiliki predikat obat herbal terstandar. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat ekstrak kulit manggis dan produk Mastin.
IV.4 Timbangan
Screenshot 3 - 00m.06s
Gambar IV.3 Screenshot 3 Timbangan Sumber: Youtube.com/watch?v=roztha71ki8
Sudut Pengambilan Ukuran Penggambaran Sifat Penggambaran
Normal angle Medium shot Subjektif shot
Ukuran pengambilan gambar medium shot bertujuan memperlihatkan sebuah timbangan dengan menimbang buah manggis dan produk Mastin. Hal tersebut sangat fokus terhadap objek karena latar belakangnya tidak menggambarkan apa-apa dan memfokuskan kepada objek utama.
(58)
49 Tampak sebuah timbangan yang disetiap sisi terdapat beban yang berbeda. Disisi kanan terdapat produk Mastin, sedangkan di sisi kiri terdapat buah manggis yang berjumlah 5 buah. Dari yang ditampilkan, timbangan lebih berat kearah produk Mastin. Disebelah kiri terdapat tulisan ektrak kulit manggis, timbangan yang bernama Mastin dan penjelas tentang obat herbal terstandar di sebelah kanan atas. Timbangan yang digunakan berjenis timbangan khusus obat. Timbangan tersebut dipilih karena produk Mastin sendiri merupakan produk obat herbal.
Gambar IV.4 : Ilustrasi timbangan obat Sumber:
damarantik.com/4.bp.blogspot.com/_1BkEJOi8OqU/TRMuBhykevI/AAAAAAAAAZ4/z XKi7IPPV7s/s320/23122010640.jpg
Warna ungu yang mendominasi pada tampilan shot tersebut menggambarkan kesan mewah yang diambil dari warna kulit manggis tersebut. Berdasarkan persepsi warna sendiri, ungu merupakan warna keaslian dan kebenaran. Penggambaran beban yang lebih dicondong beratnya ke arah produk Mastin dibanding 5 buah manggis. Hal tersebut mengandung arti pesan bahwa iklan tersebut ingin memperlihatkan bahwa produk Mastin memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan buah manggis itu sendiri.
(59)
50 IV.5 Wanita Cantik
Screenshot 4 - 00m.08s
Gambar IV.5 Screenshot 4 Wanita Cantik Sumber: Youtube.com/watch?v=roztha71ki8
Sudut Pengambilan Ukuran Penggambaran Sifat Penggambaran
Normal angle Medium Close-Up Objektif shot
Teknik pengambilan gambar menggunakan Medium Close-Up, hal tersebut untuk memperlihatkan sosok wanita dan objek lain yang berasa disekeliling sosok wanita tersebut. Latar belakang air tejun dan taman masih tampak jelas.
Tampak seorang wanita berambut panjang dengan menggunakan dress warna putih tanpa lengan. Ekspresi yang ditampakkan wanita tersebut sedang tersenyum lebar. Selain itu, tangan kanan wanita tersebut terlihat memegang kearah bahu kiri. Suasana yang digambarkan seolah menggambarkan cuaca pagi yang cerah. Seorang wanita yang berada dipadang rumput yang terhampar luas dengan air terjun seolah berada disebuah tempat yang sangat luas dan sejuk, dengan wanita yang merasa dirinya cantik dan ceria.
Gambar IV.6 : Penggambaran air terjun
(60)
51 Penggambaran sosok wanita yang tangannya sedang memegang bahu nya seolah ingin memperlihatkan kesan kulit yang halus nan cantik. Senyum yang ditampakkan oleh wanita tersebut mencerminkan kecerahan. Dalam sebuah Waynbaum, ahli fisiologi Perancis Israil yakin bahwa tersenyum mempengaruhi hormon secara positif. Menimbulkan berbagai hal yang yang lebih positif dan berdampak rama kepada orang lain. Pesan yang ingin disampaikan melalui shot tersebut yaitu memperlihatkan khasiat yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi produk Mastin salah satunya yaitu membuat kulit terlihat cerah, sehat dan berseri. Efek lain yang ditimbulkan yaitu kesan keceriaan yang tampak diperlihatkan dari senyuman tokoh wanita tersebut. Selain itu, juga khasiat lainnya terlihat dari mata yang tampak bersinar.
IV.6 Bugar
Screenshot 5 - 00m.10s
Gambar IV.7 Screenshot 5 Bugar Sumber: Youtube.com/watch?v=roztha71ki8
Sudut Pengambilan Ukuran Penggambaran Sifat Penggambaran
High angle Long shot Objektif shot
Teknik pengambilan gambar menggunakan long shot, hal tersebut untuk memperlihatkan secara keseluruhan objek-objek yang ada pada scene tersebut. Latar belakang pada scene tersebut sangat jelas terlihat karena backgroundnya polos bergaris.
Digambarkan terdapat 7 jendela, dibawahnya tertulis nama-nama hari dalam seminggu, mulai dari senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu dan minggu. Jendela
(1)
65 V.2 Saran
Penelitian yang dilakukan tentang iklan Mastin ektrak kulit manggis dalam kajian elemen visual yang disajikan iklan Mastin sehingga pesan serta informasi produsen dapat ditampilkan dengan menggunakan visual, dengan menggunakan pembedahan bahasa kamera (framing) dan pendekatan komunikasi. Akan tetapi penelitian masih mengalami kekurangan karena hanya meneliti dari segi bahasa kamera yang meliputi sudut pandang, sifat pengambilan serta ukuran pengambilan untuk menjelaskan visual yang disajikan. Selain itu, penelitian dapat dilakukan pada objek yang sama yaitu iklan Mastin ektrak kulit manggis, dapat dibedah dengan metode lain seperti : Semiotika, Imagologi, Marketing komunikasi, promosi iklan, serta teori lainnya. Hal tersebut dilakukan agar lebih memperkaya ilmu yang didapat terkait objek iklan Mastin ektrak kulit manggis.
(2)
66 DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Andi, Januarius. (2013). Shooting Yang Benar. Yogyakarta: Andi Offset
Anggraini, Nathalia. (2014). Desain Komunikasi Visual. Bandung: Nuansa Cendekia.
Durianto, Sugiarto, Sitinjak. (2001). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Jefkins, Frank. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga
Keraf , Gorys. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: PT Gramedia
Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.
Marianer, rosner dan Sandra, Krasovec. (2007). Desain kemasan. Jakarta : Erlangga.
Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka Pujianto. (2013). Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset
Supriyono, rakhmat. (2010). Teori Dan Aplikasi Desaian Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi offset
Internet:
Ardhi (2014) : Iklan Mastin Kulit Manggis Ternyata Plagiat. Diakses pada 9
Oktober 2014. W.W.W : kompasiana.com
Citra (2012) : Memahami Seseorang Lewat Body Language. Diakses Pada 18 Mei 2015. www.slideshare.net
Galih (2013) : Masalah Iklan Media Elektronik. Diakses Pada 20 September 2014. W .W.W : tempo.co
Noordin (2013) : Teori persepsi. Diakses Pada 18 Mei 2015. www.academia.edu
Skripsi/Tesis/Penelitian :
Puspitasari, Intan. (2009) : Faktor-fator Yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan Dalam Menumbuhkan Brand. Semarang : Universitas Diponegoro Semarang.
(3)
67 Mugiono, Arif. (2013) : Kajian Semiotika Visual Pada Iklan Televisi Gulaku Versi Lemon. Bandung : Universitas Komputer Indonesia Bandung.
(4)
77 RIWAYAT HIDUP
Data Diri
Nama : Adi Sambas Wirahadikusumah Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Tangrang, 01 Desember 1992 Kewarganegaraan : Indonesia
Status perkawinan : Belum Menikah Tinggi, berat badan : 167cm, 65 kg Kesehatan : Sehat dan Normal Agama : Islam
Alamat lengkap : Jl. Gede V no.63 Perumnas 1, Tangerang, Banten 15118 No handphone : 083822577869
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
1999 – 2005 : Lulus SDN Cipondoh 08 2005 – 2008 : Lulus SMP Negeri 16 2008 – 2011 : Lulus SMK Negeri 1
(5)
78 Kemampuan
Kemampuan komputer mampu menguasai beberapa software diantaranya: Adobe Photoshop
Adobe Illustrator Adobe Premiere Adobe After Effect Microsoft PowerPoint Microsoft Word
Pengalaman Kerja Praktek
Juni - Juli 2010 : BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) Tangerang Mei – Juni 2014 : PT. Citra Jelajah Informatika (CIFO) Divisi Desain
(6)
76 SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan.
Bandung, ( / / )
Penulis, Pembimbing,
Adi Sambas W NIM. 51911121
M Syahril Iskandar, M.Ds NIP. 4127 32 06 012