Pengaruh Fee Audit dan Independensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik Yang Berada di Bandung)
PENGARUH
FEE
AUDIT DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS
AUDIT
(STUDI PENELITIAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG
BERADA DI BANDUNG)
INFLUENCE AUDIT FEE AND INDEPENDENCE TO AUDIT QUALITY
(RESEARCH STUDIES IN A PUBLIC ACCOUNTING FIRM LOCATED IN
BANDUNG)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan dalam menempuh
jenjang Studi S-1
Program Studi Akuntansi
Dosen Pembimbing:
Dr.
Deddy Supardi.SE,.M.Si.Ak,.CA
Oleh :
ULFI MULFAIDAH
21110162
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
(3)
(4)
138
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. DATA PRIBADI PENULISNama Lengkap : Ulfi Mulfaidah Tempat Tanggal Lahir : Garut, 21 juni 1992 Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Perum.Abdinegara Blok D1 No 21 Rt 03/Rw 13 kec.Rancaekek Kab.Bandung
HP/Telp : 0819-1235-8292
E-mail : ulfimulfaidah@yahoo.co.id
2. PENDIDIKAN FORMAL
Tahun Sekolah
1998 s.d 2007 TKA, TPA, TQA Al-amanah
1998 s.d 2004 SDN Korpri
2004 s.d 2007 SMP Aisyiyah Rancaekek
2007 s.d 2010 MAN 2 BANDUNG
2010 s.d sekarang
Masih tercatat sebagai Mahasiswi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
(5)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1
Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2
Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6
1.2.1
Identifikasi masalah ... 6
1.2.2
Rumusan Masalah ... 7
1.3
Maksud dan tujuan Penelitian ... 7
1.3.1
Maksud Penelitian ... 7
1.3.2
Tujuan Penelitian ... 7
(6)
vii
1.4.1
Kegunaan Akademis ... 8
1.4.2
Kegunaan Praktis ... 8
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,
DAN HIPOTESIS PEMIKIRAN ... 10
2.1
Kajian Pustaka ... 10
2.1.1
Pengertian Fee Audit ... 10
2.1.2
Pengertian Independensi ... 11
2.1.3
Pengertian Kualitas Audit ... 13
2.2
Kerangka Pemikiran ... 16
2.2.1
Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit ... 16
2.2.2
Pengaruh Indepedensi Terhadap Kualitas Audit... 17
2.2.3
Hasil Peneliti sebelumnya ... 19
2.3
Hipotesis ... 22
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 23
3.1
Objek Penelitian ... 23
3.2
Metode Penelitian ... 23
3.3
Desain penelitian ... 24
3.4
Operasionalisasi Variabel ... 28
(7)
viii
3.6
Populasi dan Sampel ... 32
3.7
Teknik Pengumpulan data ... 34
3.8
Pengujian Alat Ukur Penelitian ... 35
3.8.1
UJi Validitas ... 35
3.8.2
Uji Realibilitas ... 37
3.8.3
Uji MSI / Pemotongan Nilai yang diperoleh ... 38
3.9
Rancangan Analisis Data dan Hipotesis ... 39
3.9.1
Rancangan Analisis Deskriptif dan Verivikatif ... 39
1.
Analisis Kualitatif ... 40
2.
Analisis Kuantitatif ... 41
3.10
Metode Pengujian Data ... 45
1.
Analisis Regresi Linear Berganda ... 45
2.
Analisis Korelasi ... 46
3.
Analisis Koefisiensi Determinasi ... 46
3.11
Pengujian Hipotesis ... 47
1.
Pengujian Parsial ... 47
2.
Pengujian Secara Simultan/Total ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1
Hasil Penelitian ... 51
4.1.1
Gambaran Umum Perusahaan... 51
4.1.1.1
Sejarah singkat Kantor Akuntan Publik ... 51
(8)
ix
4.1.1.3
Uraian Tugas Kantor Akuntan Publik ... 59
4.1.1.4
Kegiatan Kantor Akuntan Publik ... 64
4.1.1.5
Karakteristik Responden ... 68
4.1.2
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 69
4.1.2.1
Hasil Pengujian Validitas ... 69
4.1.2.2
Hasil Pengujian Realibilitas ... 71
4.1.3
Analisis Deskriptif hasil tanggapan Responden ... 73
4.1.3.1
Tanggapan Responden mengenai Fee Audit pada Kantor
Akuntan Publik di wilayah Kota Bandung ... 73
4.1.3.2
Tanggapan Responden mengenai Independensi pada
Kantor Akuntan Publik di wilayah Kota Bandung ... 77
4.1.3.3
Tanggapan Responden mengenai Kualitas Audit pada
Kantor Akuntan Publik di wilayah Kota Bandung ... 80
4.1.4
Analisis Verifikatif ... 89
4.1.4.1
Analisis Pengaruh Fee Audit dan independensi terhadap
kualitas Audit pada kantor Akunat Publik yang berada di
wilayak Kota Bandung ... 89
1.
Uji Asumsi klasik ... 90
2.
Analisis regresi Linier Berganda ... 95
3.
Analisis Korelasi ... 97
4.
Analisis Koefisiensi determinasi ... 100
(9)
x
4.1.4.2.1
Hipotesis uji Parsial (Uji t) ... 103
4.1.4.2.2
Hipotesis Simultan (Uji F) ... 106
4.2
Pembahasan ... 109
4.2.1
Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor
Akuntan Publik yang brada di wilayah Kota Bandung ... 109
4.2.2
Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit pada Kantor
Akuntan Publik yang berada di wilayah Kota Bandung ... 110
4.2.3
Pengaruh Fee Audit dan Independensi terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Wilayah kota
Bandung ... 112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ... 114
5.2
Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... xvi
LAMPIRAN
–
LAMPIRAN ... 117
(10)
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Wr Wb,
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke-hadirat allah yang
telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“PENGARUH FEE
AUDIT DAN
INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PENELITIAN
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG BERADA DI BANDUNG)”
yang sesuai dengan tujuan dan waktunya.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
menempuh Jenjang S-1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi pada
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Penulis menyadari Bahwa dalam Penyusunan usulan Penelitian ini masih
banyak terdapat kekurangan, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan
penulis. Maka itu penulis menerima dengan terbuka saran dan kritik yang bersifat
membangun.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan kesempatan ini, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Yth :
1.
Dr.Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku REktor Universitas Komputer
(11)
iv
2.
Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini,SE,Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonmi
Universitas Komputer Indonesia Bandung,
3.
Dr.Surtikanti,SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kompuer Indonesia Bandung,
4.
Wati Aris Astuti, SE.,M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
5.
Dr.Deddy Supardi,SE.,M.Si.Ak,CA selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan
Bimbingan setiap minggunya di tempat bapak berada baik di kantor atau
di kampus Unikom.
6.
Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA., selaku Dosen Wali Kelas 4
Ak-4.
7.
Dr.Elly Suhayati.SE.,M.,Si.Ak.CA dan Sri Dewi Anggadini,SE.,M.Si
sebagai Dosen Penuji yang telah memberikan masukan-masukan baik
kritikan ataupun saran kepada penulis selama sidang.
8.
Staf Dosen Pengajar yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman
serta dukungan kepada peneliti selama menyelesaikan kuliah.
9.
Sekretariat Jurusan UNIKOM yang telah membantu peneliti sehingga
dapat menyelesaikan Skripsi ini.
10.
Staf Kantor Akuntan Publik di Bandung yang sudah meluangkan
waktunya untuk menerima kuisioner penelitian skripsi ini.
11.
Ibu, Ayah dan Adik
–
adik ku yang tersayang dengan kasih dan ketulusan
cinta kasihnya mencoba membantu kesulitan yang penulis hadapi dan
(12)
v
berusaha mengerti masa sulit yang penulis lalui yang sesungguhnya tidak
pernah mereka alami.
12.
Semua teman-teman Akuntansi Angkatan 2010 khusunya kelas
Akuntansi-4 terimakasih atas dukungan, bantuan dan kebersamaannya.
13.
Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap semoga bantuan, dorongan dan ketulusan yang telah
diberikan akan mereka peroleh melalu kuasa-Nya di saat mereka membutuhkan
itu semua.
Akhir kata, semoga penulisan Skripsi ini dapat memberikan sumbangan
yang positif bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga laporan ini dapat
diterima oleh Allah SWT Sebagai suatu amal kebajikan penulis. Amien.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah
Wassalamu’alaikum Wr Wb,
Bandung, juli 2014
Penulis
Ulfi Mulfaidah
21110162
(13)
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, A.B.,N.E. Abdul, W. S Mustapha, & H. Mohammad. 2006. Auditor-Client
relationship: the Case of Audit Tenure And Auditor Switching in
Malaysia. Managerial Auditing Journal 21(7):737
Agoes Sukrisno. 2012. Auditing. Salemba Empat. Jakarta
Ahmad Badjuri. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Auditor Independen Pada Kantor AkuntanPublik (Kap) Di Jawa Tengah.
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan.
Antle, rick. 1991, Auditing Independence, Journal of Accounting Research
(Spring) : 1-20.
Arens A.Alvian, Besaley.S, mark , Elder j. Randal, Yusuf Abadi Amir .2012. Jasa
Audit dan Assurance prndrkatan terpadu (adaptasi indonesia). Salemba
Empat.
Chow,C.W. dan S.J.Rice.1982.Qualified Audit Opinion and Auditor Switching.
The Accounting Review. April.p.326-335
Coram , P.,A. Glavovic, N. Juliana. Dan D.R. Woodliff.2008, The Moral Intensity
of Reduced Audit Quality Acts. Auditing 27(1): 127-149.
De Angelo, L.E., 1981, Auditor Independence, low balling, and disclosure
regulation. Journal of accounting and Economics 3, agustus;113-127.
Deis, D.R dan G.A Groux. 1992.
Determinants of Audit Quality in The Public
Sector. TheAccounting Review. Juli.p.462-479.
Dhaiwal, D.S.,C.A. Gleason, S. Heitzman, dan K.D. Melendrez. 2008. Auditor
Fees and Cost of Debt. Journal of Accounting & Finance 23 (1) : 1-22.
Gozalie, Imam.2005.
Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang ; Badan penerbit Undip.
(14)
xvii
Gozalie, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB - SPSS.
19. Semarang ; Badan penerbit Undip.
Hoitas, R,.A. Markelevich, dan C.A. Barragato. 2007. Auditor Fees and Audit
Quality. Managerial Auditing journal 22(8) :761-786.
Husein Umar. 2003. Metode Penelitian. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Iskak, j. (1999). “Pengarug Besarannya perusahaan, dan Lamanya waktu Audit
Serta Besarnya Kantor A
kuntan Publik Terhadap Audit Fee”.
Publikasi FE
UNTAR. Vol 2. No.2:20-29.
Mayangsari,S.,2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Indepedensi terhadap
Pendapat Audit; sebuah kuasia eksperimen,
Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol.6, hal:1-22
Mulyadi.2002. Auditing, Edisi Keenam, Jilid satu. Jakarta : salemba Empat.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing, Edisi kelima. Jakarta : Salemba
empat.
Rahayu, Siti kurnia ; Suhayati Ely. Edisi pertama 2010. Auditng konsep dasar dan
pedoman pemetiksaan akuntansi. Graha ilmu Yogyakarta
Singgih, Elisha muliani dan icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Proffesional Care, dan Akuntabilitas terhadap Kualitas
Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.
Standar Profesi Akuntan Publik 2013
Sugiyono, 2010,
Statistika untuk Penelitian.
CV .Alfabeta: Bandung.
Sugiyono.
2004.
Metode
Penelitian
Kuantitatif
dan
Kualitatif.
CV.Alfabeta:Bandung.
(15)
xviii
Trisni Hapsari, Liliek Purwanti, M. Nizarudin Alim. 2007. Pengaruh kompetemsi
dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi X.Unhas Makasar.
Umi Narimawati. Sri Dewi Anggadini. Linna Ismawati. (2010).
Penulisan Karya
Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada
Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi. Genesis.
Wati, C dan B. Subroto. (2003). Factor-faktor yang mempengaruhi Indepedensi
Penampilan Akuntan Publik (Survei pada kantor Akuntan Publik dan
Pemakai Laporan Keuangan di Surabaya).
Tema. Volume IV. Nomor
2.p.85-101.
(16)
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini berisikan mengenai landasan teori dan penelitian terdahulu
yang akan digunakan sebagai acuan dasar teori dan analisis bagi topik penelitian
yang membahas tentang Fee Audit, Independensi, serta Kualitas Audit.
2.1.1 Pengertian Fee Audit
Standar Frofesi Akuntan Publik (SPAP) seksi 240 poin 1 tenyang fee audit menyatakan : “Dalam melakukan Negoisasi mengenai jasa profesi yang diberikan praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa professional yang dipandang sesuai”.
Sukrisno Agoes (2012:46) biaya audit yang dikutip dari Aturan etika profesi Akuntan public (IAI, 2) yaitu “ Fee professional terdiri atas 2 :
a. Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat berfariasi tergantung antara lain : Resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan Fee yang dapat merusak citra profesi.
b. Fee kontijen
Fee kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur”.
Menurut Iskak (1999) dalam penelitiannya mendefinisikan bahwa :
“Audit Fee adalah honoranium yang dibebankan oleh akuntan public kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan public terhadap laporan keuangan”.
(17)
11
Iskak sendiri melakukan penelitian tentang audit fee yang dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan ukuran KAP dengan hasil yang signifikan. Penetapan biaya audit yang dilakukan oleh KAP berdasarkan perhitungan dari biaya pokok pemeriksaan yang terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya tenaga yaitu manager, superpiser, auditor senior, dan auditor junior. Sedangkan biaya tidak langsung seperti biaya percetakan, biaya penyusutan computer, gedung dan asuransi. Setelah dilakukan perhitungan biaya pokok pemeriksaan maka akan dilakukan tawar menawar atas klien yang bersangkutan dengan Kantor Akuntan Public (Iskak,1999).
Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fee audit adalah biaya atau imbalan yang diberikan klien kepada akuntan public sebagai imbalan jasa yang diberikan akuntan public berupa jasa audit.
Berdasarkan beberapa sumber diatas peneliti mengambil beberapa indikator untuk fee audit yaitu :
1. Resiko Penugasan
2. Komleksitas jasa yang diberikan
Kompleksitas jasa disini jasa yang diberikan harus benar sesuai dengan criteria yang telah ditentukan, terkait dengan pelaksanaan jasa yang terlah diberikan
3. Tingkat keahlian yang diperlukan
Keahlian yang dimiliki auditor disini harus memiliki latar belakang pendidikan formal, diperluas dengan pengalaman kerja dalam profesi akuntan public.
2.1.2 Pengertian Independensi
(18)
12
“Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak biasdalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit”.
Definisi Independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox dalam Ahmad Badjuri(2011) yaitu :
“Merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kreadilibitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen”.
Menurut Ely Suhayati (2010:13) menyebutkan bahwa :
“Independen adalah sikap mental auditor yang memiliki intergritas tinggi, obyektif pada permasalahan yang timbul dan tidak memihak pada kepentingan manapun”.
Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2012:45) menyebutkan bahwa :
“Independensi dalam menjalankan tugasnya anggota Kantor Akuntan Publik harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam standar professional akuntan public yang ditetapkan oleh Ikatan akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance)”.
Maka bersdasarkan pengertian di atas dapat disimpilkan bahwa independesi merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam pertimbangan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif dalam diri auditor untuk merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Berdasarkan beberapa sumber diatas peneliti mengambil beberapa indicator untuk Indepedensi yaitu :
(19)
13
1. Independen dalam fakta (in Fact)
Independen dalam fakta muncul ketika auditor secara nyata menjaga sikap objektif slama melakukan audit.
2. Independen dalam Penampilan (In Appearance)
Independen dalam penampilan merupakan interpretasi orang lain terhadap independensi auditor tersebut.
2.1.3 Pengertian Kualitas Audit
Menurut Elly suhayati (2010:37) mengatakan bahwa :
“Standar frofesi akuntan publik merupakan standar auditing yang menjadi criteria atau pedoman kerja minimum yang memiliki kekuatan hukum bagi para auditor dalam menjalankan tangung jawab profesionalnya”.
Menurut De Aggelo (1981) mendefinisikan kualitas audit yaitu :
“Kualitas Audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam system akuntansi kliennya”. Menurut Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitiannya yaitu :
“Tentang empat hal yang dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melalukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, (4) Review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga”.
Sedangkan Menurut Coram et al.(2008) mendefinisikan kualitas auditor yaitu :
“Merupakan seberapa besar kemungkinan dari seorang auditor menemukan adanya unintentional/intentional error dari laporan keuangan perusahaan, serta seberapa besar kemungkinan temuan tersebut kemudian dilaporkan dan dicantumkan dalam opini auditnya”.
(20)
14
Kemudian Coram et al. juga menyatakan bahwa rendahnya kualitas informasi akuntansi biasanya mengakibatkan konsekuensi ekonomi yang serius, dan yang lebih buruk lagi, akan memicu fraud manajemen yang lebih besar dikemudian hari, Dalam hal ini tergambar betapa pentingnya peran audit yang berkualitas dalam mereduksi fraud, Secara teoritis, kualitas audit yang tinggi harus mampu mengendalikan kemungkinan munculnya fraud, dan sebaliknya, pengendalian yang baik terhadap fraud dapat membantu meningkatkan kualitas audit.
Menurut Simamora (2001:47) dalam Elfarini (2007) menyatakan bahwa : “Ada 8 Prinsip yang harus dipatuhi oleh Akuntan Publik yaitu :
1. Tanggung jawab Profesi
Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada public, menghormati kepercayaan public dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
3. Intergritas
Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4. Objektifitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kopetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar professional yang relevan”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dalam mengaudit dan melaporkan laporan hasil laporan keuangan dengan sebaik mungkin dan bertanggung
(21)
15
jawab pada kepercayaan masyarakat berdasarkan ketentuan yang ada pada standar profesi akuntan publik .
Adapun pengertian Auditing meurut Elly suhayati (2010:1) yaitu :
“Suatu Proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau
peristiwa ekonomi dengan criteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan
hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus
dilakukan oleh orang yang kompeten., d
an independen”.
Maka Berdasarkan beberapa sumber diatas peneliti mengambil beberapa indikator untuk kualitas audit yaitu :
1. Tanggung jawab Profesi
Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada public, menghormati kepercayaan public dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
3. Intergritas
Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4. Objektifitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kopetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional.
(22)
16
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar professional yang relevan”.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Fee Audit terhadap kualitas audit
Menurut Sukrisno Agoes (2012:27) menytatakan bahwa fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit yaitu sebagai berikut :
“Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan Fee yang dapat merusak citra profesi, serta Anggota KAP tidak diperkenankan mendapat klien dengan cara menawarkan fee yang dapat mengurangi independensi.”
Menurut SPAP seksi 240.1 (2011:33) menyatakan bahwa :
“Ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa professional yang diusulkan sedemikian rendah, sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya perikatan dengan baik berdasarkan standarteknis dan dampak pada kualitas audit yang dihasilkan”.
Menurut Abdul et al. (2006) dalam Penelitiannya yaitu :
“Dengan menggunakan variabel corporate governance characteristics, audit dan non-audit fee,tipe opini audit di Malaysia, peneliti menemukan bukti bahwa fee memang secara signifikan mempengaruhi kualitas audit”.
(23)
17
Dalam penelitiannya Hotaish et al. (2007) menemukan bukti bahwa :
“Pada saat auditor bernegoisasi dengan manajemen mengenai besaran tarif fee yang harus dibayarkan oleh pihak manajemen terhadap hasil kerja laporan auditan, maka kemungkinan besar akan terjadi konsesi resiprokal yang akan mereduksi kualitas laporan auditan. Tindakan ini menjurus kepada tindakan yang mengesampingkan profesionalisme, yang mana konsesi resiprokal tersebut akan mereduksi kepentingan penjagaan atas kualitas auditor”.
Dhaiwal et al. (2008) dengan menggunakan sampel sebanyak 560 new debt issues, peneliti menginvestigasi hubungan antara nonaudit fee, and total auditor fees dengan kualitas audit, Dalam penelitian tersebut mereka menemukan bukti bahwa fee audit secara signifikan mempenngaruhi kualitas audit.
2.2.2 Pengaruh Independensi terhadap kualitas audit Menurut Sukrisno Agoes (2012:33) mengemukakan bahwa :
“Kepercayaan masyarakat umum atas indepedensi sikap auditor independen sangat penting bagi kepentingan profesi akuntan public, Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan yang mereka yang brfikir sehat (reansonable) di anggap dapat mempengruhi sikap indepens tersebut, Utuk menjadi independen, auditor harus secara intellectual jujur untuk diakui pihak lain sebagai seorang yang independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu menejemen perusahaan atau pemilik perusahaan”.
Menurut Elly suhayati (2010:58) mengemukakan bahwa :
“Auditor juga harus berssikap mempertahankan objektivitas, agar tidak berbenturan dengan kepentingan lain, sehingga independensi merupakan landasan pokok bagi professional akuntan publik”.
Menurut SPAP seksi 150.1 mnyatakan bahwa :
“Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi, hal ini mencangkup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negative oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi”.
(24)
18
Menuru Supriyono (1988) dalam wati dan subroto (2003) telah melakukan penelitian mengenai independensi auditor di indonesia, penelitian ini mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor di Indonesia, yaitu :
“Factor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor yaitu (1) ikatan keputusan keuangan dan hubungan usaha dengan klien; (2) persaingan antar KAP; (3) pemberian jasa lain selain jasa audit; (4) lama penugasan audit; (5) besar kantor akuntan; (6) besarnya audit fee. Responden yang dipilih meliputi direktur keuangan perusahaan yang telah go public, partner KAP, pejabat kredit bank dan lembaga keuangan non bank, dan Bapepam.
Sedangkan menurut Mayangsari (2003) menemukan bahwa :
“Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan alat analisis ANOVA diperoleh hasil bahwa auditor yang memiliki keahlian dan independensi memberikan pendapat tentang kelangsungan hidup perusahaan yang cenderung benar dibandingkan auditor yang hanya memiliki salah satu karakter atau sama sekali tidak memiliki keduanya. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji simple Factor of Variance diperoleh hasil bahwa auditor yang ahli lebih banyak menginginkan informasi yang atypical sedangkan auditor yang tidak ahli lebih banyak mengingat informasi yang typical”.
Gambar 2.1
Skema Paradigma pemikira
PerusahaanLaporan keuangan perusahaan
Diaudit oleh auditor
Standap Profesi Akuntan Publik
(SPAP)
Kualitas Audit
Independensi Fee Audit
(25)
19
Dalam kerangka pemikiran di atas dapat diketahui bahwa Fee audit dan
Indepedensi merupakan variabel independen, sedangkan kualitas Audit
merupakan variabel dependen.
2.2.3 Hasil Penelitian sebelumnya
Berikut adalah hasil penelitian sebelumnya tentang variabel yang penulis tuliskan :
Tabel 2.1
Jurnal penelitian sebelumnya
No Nama
Peneliti
Judul Peneliti Hasil Penelitian Sumber
1. Bambang Hartadi 2009
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit di BEI
Hasil penelitian ini menguji Fee Audit, Rotasi Audit, serta Reputasi Audit terhadap kualitas Audit dari hasil uji statistik
menggunakan regresi linear berganda, terbukti bahwa Fee Audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas Audit. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/20 09
2. M. Nizarul Alim, Trisni Hapsari, Liliek purwanti (2007) Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi
Penelitian ini membiktikan bahwa indepedensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pnenlitian ini konsisiten dengan
penelitian Shockley (1981), De Angelo (1981), knapp (1985), Deeis dan Girounx (1992), Mayangsari (2003). Selanjutnya interaksi indepedenso dengan etika auditor berpengaruh
Simposium Nasional
Akuntansi X unhas makasar 26-28 juli 2007
(26)
20
signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti kualitas audit didukung oleh sampai sejauh mana auditor ampu bertahan dari tekanan klien serta dengan perilaku etis yang dimiliki. 3. Dr. A. O.
Enofe Dr. C. Nbgame okunega,E.C Ediae,O.O (2013)
Audit Quality and Auditors
independence in Nigeria : an Empirical Evaluation
This paper is set out to ascertain the relationship berween auditor’s independence and audit quality. This stream of research quality has received considerable attention due to its
significance to the auditing profession. Audit fee is used to proxy for audit quality based on previous research.
Research journal of finance and accounting ISSN 2222-1697(Paper) ISSN 2222-2847 (Online) Vol.4 No 11. 2013
4. Achmad Badjuri (2011) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas Audit Auditor independen pada KAP di jawa tengah
Penelitian ini membuktikan bahwa independensi dan akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukan bahwa semakin auditor mampu menjaga indepedensinya dalam menjalankan penugasan profesionalnya maka kualitas audit yang dihasilkan akan meningkat. Semakin auditor menyadari
Jurnal Dinamika Keuangan dan perbankan, November 2011, hal: 183-197 ISSN : 1979-4878 vo.3 No 2
(27)
21
akan tanggung jawab profesionalnya maka kualitas audit akan terjamin dan terhindar dari tindakan manipulasi.
5. Berty wahyu putri 2012
Penentuan Kualitas Audit berdasarkan ukuran KAP dan Biaya Audit
hasil penelitian ini adanya hubungan positif biaya audit yang mempengaruhi kualitas Audit yaitu :
a. ketepatan informasi yang dihasilkan oleh auditor yang diturunkan dari laporan keuangan tergantung pada kualitas auditor. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa auditor yang berkualitas lebih tinggi akan mengenakan audit fee yang lebih tinggi pula.
b. Kualitas layanan yang lebih tinggi biasanya dikaitkan dengan harga yang lebih tinggi. Harga yang lebih tinggi tersebut mungkin terjadi karena adanya factor jumlah usaha audit yang
diinvestasikan(jam audit lebih banyak) atau keahlian yang lebih
Jurnal ilmiah mahasiswa
akuntansi-vol 1 no 4 juli 2012
(28)
22
besar(penenyuan yang lebih tinggi setiap jamnya).
2.3 Hipotesis
Pengertian Hipotesis Menurut Ulber silalahi (2012:161) adalah sebagai
berikut :
“Hipotesis adalah Satu jenis proposi, yang dirumuskan sebagai
jawaban tentative atas suatu masalah dan kemudian diuji secara
empiris.”
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dan dukungan teori yang ada maka
penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
“Adanya Pengaruh Fee audit dan Independensi secara sifnifikan terhadap kualitas
audit.”
H
1: Fee audit berpengaruh terhdap kualitas Audit
H
2: Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit
(29)
114
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis
mengenai pengaruh Fee Audit dan independensi terhadap Kualitas Audit pada
Kator akuntan Publik yang berada di wilayah kota Bandung. Maka di bab ini
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Hasil penelitian menujukan Fee Audit memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas audit, Hal ini berarti apabila
Fee Audit yang
terlalu rendah maka akan menurunkan Kualitas Auditnya, begitupun
sebaliknya semakin tinggi Fee Audit maka akan semakin tinggi Kualitas
Auditnya Pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Kota
Bandung.
2.
Hasil penelitian menunjukan Independensi memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas audit, Hal ini berarti apabila independensi
meningkat maka kualitas auditnya akan meningkat dan membuat citra
proesional auditor dan kantor akuntan public yang ada di wilayah kota
Bandung akan Meningkat.
3.
Secara simultan
fee audit dan independensi berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Wilayah
(30)
115
pengaruh paling dominan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan
Publik yang ada di Wilayah Kota Bandung.
5.2
Saran
Berdasarkan Kesimpulan yang telah dikemukakan mengenai Fee Audit
dan Independensi Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik yang
berada di wilayah Kota Bandung, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan
pertimbangan dan dapat dijadikan masukan kepada auditor pada Kantor Akuntan
Publik di wilayah Kota Bandung sebagai berikut :
1.
Fee audit pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah
Kota Bandung berada dalam kategori yang baik, dan
Fee Audit
tersebut berpengaruh terhadap kualitas Audit, namun dalam
pelaksanaannya masih ada kekurangan yaitu masih adanya kantor
Akuntan Publik yang menawarkan
Fee terlau rendah sehingga
dapat merusak citra profesi dan tidak meningkatkan kualitas pada
kantor akuntan tersebut, sehinga perlu diadakan standar
Fee yang
wajar untuk Kantor Akuntan Publik.
2.
Independensi Auditor pada Kantor akuntan publik yang berada di
Kota Bandung berada dalam kategori baik, dan Independensi
tersebut berpengaruh terhadap Kualitas Audit. namun dalam
pelaksanaannya masih ada auditor yang tidak mematuhi kode etik
salah satunya independensi, maka hal ini akan menyebabkan
reputasi profesi auditor tersebut tidak berkualitas dan membuat
(31)
116
lain kualitas keraja yang dikasilhan oleh auditor dan kantor
akuntan public tersebut tidak baik. Maka hal ini perlu diadakan
lagi pengawasan atas pelaksanaan audit yang dilakukan auditor,
serta pelakukan pelatihan, pemahaman atas resiko yang terjadi,
maka akan dapat mengurangi kecenderungan auditor dalam
melakukan kesalahan sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.
3.
Fee Audit dan Independensi pada kantor Akuntan Publik yang
berada di Kota Bandung berada dalam kategori Baik,dan Fee Audit
serta Independensi tersebut berpengaruh terhadap Kualitas Audit.
namun masih ada beberapa kantor yang menawarkan fee yang
terlanlu rendah dan kurang menjaga independensi dalam
melakukan pengauditan yang tentunya akan mempengaruhi
kualitas audit yang dihasilkan. Maka perlunya diadakan standar
Fee yang wajar untuk setiap kantor akuntan Publik, dan perlu
diadakan lagi pengawasan atas pelaksanaan audit yang dilakukan
auditor, serta pelakukan pelatihan, pemahaman mengenai
Independensi atas resiko yang terjadi, maka akan dapat
mengurangi kecenderungan auditor dalam melakukan kesalahan
(32)
1
PENGARUH FEE AUDIT DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PENELITIAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG BERADA DI BANDUNG)
INFLUENCE AUDIT FEE AND INDEPENDENCE TO AUDIT QUALITY
(RESEARCH STUDIES IN A PUBLIC ACCOUNTING FIRM LOCATED IN BANDUNG)
Oleh : Ulfi Mulfaidah
21110162
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA ABSTRACK
The problem in some public accounting firm in Indonesia needs to be a government concern, regarding the cost of the audit of the implementation of auditing, so far there is no law that regulates the amount of "audit fees", the result is still the availability of "Special Fees that are too low" among public accountant in providing service, "Special Fees that are too low" is likely to damage the image of public accounting firms became increasingly better. Meanwhile, the issue in several public accounting firm in Indonesia regarding the independence of the auditor needs to be a government concern, because if the auditor does not have properties that would be detrimental to independent parties who need the results of the audit report. And will result in audit quality produced is not good, while the quality of the audit report would be required for the company and shareholders know the results of the audit report their company's financial statements.
The purpose of this study is to: (1) determine the effect on the quality of audits Audit Fees, (2) to determine the effect on the Independence of Audit Quality (3) to determine the effect of Audit Fees and independence of the audit quality. The method used is someone descriptive method and verification method. This research is Popolasi public accounting firm in the city of Bandung. The sampling method useing saturated sample or census of the number of public accounting firms to be sampled as many as 13 public accounting firm with 26 respondents. And the model used in this study is multiple regression models.
The results of testing this hypothesis suggests that audit costs affect audit quality, independence and impact on audit quality, obtained simultaneously testing costs and audit independence has a significant impact on audit quality in the public accounting firm in Bandung.
Keywords: Audit Fee, Independence, Audit Quality
I. Pendahuluan
Laporan keuangan menyediakan berbagai
informasi yang diperlukan sebagai sarana
pengamnilan keputusan baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan (Singgih dan Bawono, 2010). Menurut FASB, ada dua karakter terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah
relevan (Relevance) dan dapat diandalkan (Realible),
Keduanya karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk
diukur, Sehingga para pemakai informasi
membutuhkan jasa pihak ketiga, yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat diandalkan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010).
Dengan demikian perusahaan akan semakin
mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam
menjalankan operasi perusahaannya (Singgih dan Bawono, 2010). Namun, di era persaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini, perusahaan dan
profesi auditor sama-sama dihadapkan pada
tantangan-tantangan yang sangat berat, Mereka sama-sama harus mempertahankan eksistensinya di persaingan dengan perusahaan competitor atau rekan seprofesinya, Perusahaan menginginkan
Unqualified Opinion sebagai hasil laporan audit, agar kinerjanya terlihat bagus dimata publik sehingga ia dapat menjalankan operasinya dengan lancar (Singgih dan Bawono, 2010).
Dengan adanya audit tersebut maka
perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya atas laporan keuangan yang disebut dengan biaya audit (Fee Audit) (Nadia, Arifin, 2013).
Menurut Mulyadi (1998) dalam Ahmad Badjuri (2011) menyatakan bahwa independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan mentatakan pendapatnya, Auditor tidak dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab pendapat yang dinyatakan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan akan dipertanyakan jika auditor tidak sungguh-sungguh bersikap independen.
Berdasarkan konsep pemikiran yang
dituangkan dalam latar belakang diatas, maka
penulis tertarik melakukan penelitian dengan
rumusan masalah seberapa besar pengaruh Fee Audit, dan Independensi terhadap Kualitas Audit.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis dapat digunakan sebagai referensi
(33)
peneliti-Pengaruh Fee Audit dan Independensi Terhadap Kualitas Audit 2
peneliti lain yang akan meneliti dengan variabel yang sama.
II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Fee Audit
Menurut Sukrisno Agoes (2012:46) biaya audit yang dikutip dari Aturan etika profesi Akuntan public (IAI, 2) yaitu “ Fee professional terdiri atas 2 :
a. Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat berfariasi tergantung antara lain : Resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan
mendapatkan klien dengan cara
menawarkan Fee yang dapat merusak citra profesi.
b. Fee kontijen
Fee kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur”.
2.1.1.1 Indikator Fee Audit
Berdasarkan beberapa sumber diatas peneliti mengambil beberapa indikator untuk fee audit yaitu :
1. Resiko Penugasan
2. Komleksitas jasa yang diberikan
3. Tingkat keahlian yang diperlukan
2.1.2 Independensi
Menurut Sukrisno Agoes (2012:45)
menyebutkan bahwa :
“Independensi dalam menjalankan tugasnya
anggota Kantor Akuntan Publik harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa professional
sebagaimana diatur dalam standar
professional akuntan public yang ditetapkan oleh Ikatan akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sikap mental independen tersebut harus
meliputi independen dalam fakta (in fact)
maupun dalam penampilan (in appearance)”.
2.1.2.1 Indikator Independensi
Berdasarkan beberapa sumber diatas peneliti mengambil beberapa indicator untuk Indepedensi yaitu :
1. Independen dalam fakta (in Fact)
2. Independen dalam Penampilan (In
Appearance) 2.1.3 Kualitas Audit
Menurut Elly suhayati (2010:37) mengatakan bahwa : “Standar frofesi akuntan publik merupakan standar auditing yang menjadi criteria atau pedoman kerja minimum yang memiliki kekuatan hukum bagi para auditor dalam
menjalankan tangung jawab profesionalnya”.
2.1.3.1 Indikator Kualitas Audit
Menurut Simamora (2001:47) dalam Elfarini (2007) menyatakan bahwa :
“Ada 8 Prinsip yang harus dipatuhi oleh Akuntan Publik yaitu :
1. Tanggung jawab Profesi 2. Kepentingan Publik 3. Intergritas
4. Objektifitas
5. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional 6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional 8. Standar Teknis
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Skema Paradigma pemikira
Sehingga berdasarkan logika diatas maka Fee Audit dan Independensi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang,rumusan masalah dan teori yang dikembangkan
H1 : Fee audit berpengaruh terhdap kualitas
Audit Perusahaan Laporan keuangan Diaudit oleh auditor Standap Profesi Akuntan Publik (SPAP) Kualitas Audit Independensi Fee Audit
(34)
Pengaruh Fee Audit dan Independensi Terhadap Kualitas Audit 3
H2 : Independensi berpengaruh terhadap
kualitas audit
H3 : Fee audit dan indepedensi berpengaruh
terhadap kualitas audit III. Objek dan Metode Penelitian
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:32) objek penelitian adalah Objek Penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan dtarik kesimpulan.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2004:4) Metode
Penelitian adalah Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah.
Menurut Sugiyono (2011:147) Metode
Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Menurut Mashuri (2008) dalam Umi
Narimawati (2010:29) Metode Verifikatif adalah Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.
3.3 Desain Penelitian
Menurut Narimawati Umi (2008) Desain Penelitian adalah Suatu Rencana Struktur, dan Strategi untuk menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas.
3.4 Operasional Variabel
Menurut Narimawati Umi (2008:30)
pengertian operasionalisasi variabel adalah
Operasionalisasi Variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.
Operasional variabel diperlukan untuk
menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independent (X)
Data yang menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah Fee Audit dan Independensi.
2. Variabel Dependent (Y)
Data yang menjadi variabel terikat (Variabel Y) adalah Kualitas Audit.
3.5 Sumber Data
Umar Husein (2005:41) menyatakan bahwa Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Data primer diperoleh dimana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara langsung, dengan mengadakan penelitian dan kuesioner.
3.6 Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
menurut Narimawati Umi (2008:72),:Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian..
2. Sampel Penelitian
menurut Narimawati Umi (2008:77), Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian.
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan seluruh populasi yaitu 26 Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia di wilayah kota Bandung untuk dijadikan sempel dari penelitian tersebut, namun dari 26 Kantor tersebut hanya ada 13 Kantor Akuntan Publik yang mengembalikan Kuisioner, dengan respondennya yaitu auditor senior dan auditor junior dalam setiap kantor akuntan publik.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara :
1. Wawancara
Dalam hal ini penulis melakukan tanya
jawab secara langsung mengenai
permasalahan yang akan diteliti kepada pihak-pihak yang bersangkutan, dimana
wawancara ini bertujuan untuk
memperjelas dan meyakinkan fakta atau
informasi yang diperoleh melalui
pengamatan.
(35)
Pengaruh Fee Audit dan Independensi Terhadap Kualitas Audit 4
Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung mengenai objek yang akan diteliti serta melalui pengamatan langung pada Kantor akunta publik di Bandung sehingga peneliti memperoleh
beberapa informasi dan data yang
dibutuhkan.
3. Penggunaan Kuisioner (angket)
Kuesioner, yaitu peneliti memberikan
angket yang berisi beberapa pertanyaan yang tertkait dengan Independensi Auditor Eksternal pengaruhnya terhadap Kualitas Audit kepada responden yaitu terdiri dari audit senior dan audit junior sehingga peneliti dapat melakukan analisis dari jawaban yang telah diberikan.
3.8 Pengujian Alat Ukur Penelitian 3.8.1 Uji Validitas
Menurut Cooper dalam Umi Narimawati
(2010:42), Validity is a characteristic of
measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure.
3.8.2 Uji Realibilitas
Menurut Cooper dalam Umi Narimawati
(2010:43), Reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency.
3.8.3 UJi MSI
Menurut Harun Al Rasyid, 1994:131 yaitu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala
interval dengan menggunakan Method of
Successive Interval
3.9 Rancangan Analisis dan Pengujian
Hipotesis
1. Analisis Kualitatif
Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat faktor penyebab.
Skor aktual adalah jawaban seluruh
responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden di asumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
2. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono,(2009:31) Analisis
Kuantitatif adalah Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik, statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan
inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat
berupa statistik parametris dan statistik
nonparametris. Penelitian menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sample
yang dilakukan secara random. Data hasil analisis
selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel distribusi
frekuensi, grafis garis, grafis batang, pichart
(diagram lingkaran) dan pictogram. Pembahasan
hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas , Menurut Imam Ghozali, 2007:110 yaitu Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
2) Uji Multikoliniearitas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat.
3) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
4) Uji Auto Korelasi
Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi regresi dimana varians dari residual tidak
sama untuk satu pengamatan ke
pengamatan lain
3.10 Metode Pengujian data
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator.
2. Analisis Korelasi
pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y,
dengan menggunakan pendekatan koefisien
korelasi Pearson
3. Analisis Koefisiensi Determinasi
koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh Independensi terhadap kualitas Audit
3.11 Pengujian Hipotesis
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
(36)
Pengaruh Fee Audit dan Independensi Terhadap Kualitas Audit 5
Ho : β1= 0 Secara parsial fee audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Ha : β1≠ 0 Secara parsial fee audit
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)
Ho : β1= 0 Secara parsial fee audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Ha : β1≠ 0 Secara parsial fee audit
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit.
IV. Hasil Penelitian 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengujian alat Analisis
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk
mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat
menjalankan fungsinya.Seperti telah
dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Uji Realibilitas
Suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak beberda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel). 4.1.2 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden
1. Tanggapan Responden Mengenai Fee
Audit
Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui skor aktual yang diperoleh dari 3 indikator adalah sebesar 621 dengan skor ideal sebesar 780, sehingga nilai persentase skor aktual sebesar 79,62% termasuk dalam kategori “Baik” berada pada interval “68,01%
s/d 84,00%”, hal ini menujukan bahwa Kantor
Akuntan Publik yang ada di wilayah Kota
Bandung memiliki fee audit yang tergolong
baik.
2. Tanggapan Responden Mengenai
Independensi
Berdasarkan tabel 4.15, diketahui skor aktual yang diperoleh dari 2 indikator
adalah sebesar 425 dengan skor ideal sebesar 520,sehingga nilai persentase skor aktual sebesar 81,73% termasuk dalam kategori “Baik” berada pada interval “68,01%
s/d 84,00%”, hal ini menujukan bahwa
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Kota Bandung memiliki independensi yang tergolong baik. 3. Tanggapan responden Mengenai Kualitas
Audit
Berdasarkan Tabel 4.24, diketahui skor aktual yang diperoleh dari 8 indikator adalah sebesar 1601 dengan skor ideal sebesar 1950, sehingga nilai persentase skor aktual sebesar 82,10% termasuk dalam kategori “Baik” berada pada interval “68,01%
s/d 84,00%”, hal ini menujukan bahwa
kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Kota Bandung yang terdaftar di Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) memiliki kualitas audit yang tergolong baik.
4.1.3 Analisis Verivikatif 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Berdasarkan Tabel 4.25, diketahui bahwa
nilai Asymp. Sig yang diperoleh adalah
sebesar 0,136 dan lebih besar dari 0,05, hasil tersebut konsisten dengan hasil pengujian dengan metode visualisasi gambar
grafik probability plots. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model regeresi yang akan dibentuk memiliki residu yang berdistribusi secara normal dan model memenuhi salah satu asumsi untuk dilakukan pengujian regresi.
b. Uji Multikolinieritas
Berdasarkan tabel 4.26, terlihat nilai
tolerance yang diperoleh untuk kedua
variabel bebas adalah sebesar 0,602 lebih besar dari 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,661 kurang dari 10. Dari hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang akan dibentuk terbebas dari masalah multikolinearitas, sehingga model memenuhi salah satu asumsi untuk dilakukan pengujian regresi linier berganda.
c. Uji Hetersdastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3, diketahui model regresi linier berganda yang akan dibentuk memiliki residu yang berdistribusi secara
normal, terbebas dari masalah
multikolinearitas diantara variabel bebasnya dan varians residu homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang akan dibentuk telah memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian regresi linier berganda.
(1)
Pengaruh
Fee
Audit dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
7
menerima Ha. Artinya secara simultan
fee
audit
dan
independensi
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan
Publik yang ada di wilayah Kota Bandung.
4.2
Pembahasan
4.2.1
Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas
Audit pada Kantor Akuntan Publik yng
berada di Wilayah Kota Bandung
Hasil dari nilai koefisien regresi untuk
Fee
Audit sebesar 1,330 yang berarti
Fee
Audit
diprediksikan mampu meningkatkan kualitas audit
pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota
Bandung.
Hasil dari nilai korelasi yang diperoleh antara
Fee
Audit dengan kualitas audit adalah sebesar
0,722. Mengacu pada pedoman interpretasi koefisien
korelasi menurut Sugiyono (2009:214), nilai korelasi
sebesar 0,722 termasuk dalam kategori hubungan
yang “kuat” dan bertanda positif yang menujukan
hubungan yang terjadi antara keduanya adalah
searah yang berarti semakin tinggi
Fee
Audit auditor
semakin meningkat pula kualitas audit yang
dihasilkan.
Hasil dari koefisien determinasi
Fee
Audit
memberikan pengaruh
sebesar 0,337 atau 33,7%
terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik
di Wilayah Bandung.
Hasil dari pengujian hipotesis nilai thitung untuk
pengalaman
sebesar
2,814
berada
didaerah
penolakan Ho sehingga sesuai dengan kriteria
pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan
menerima Ha, artinya secara parsial
Fee
Audit
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit pada
kantor akuntan publik yang berada di wilayah kota
Bandung.
Berdasarkan hasil analisis verifikatif dapat
disimpulkan bahwa Fee Audit mempengaruhi kualitas
audit, sesuai dengan penelitian Hoitash et al (2007)
dalam Bambang Hartadi (2009) yang menemukan
bukti bahwa pada saat auditor bernegoisasi dengan
manajemen mengenai besaran tarif
Fee
yang harus
dibayarkan oleh pihak manajemen terhadap hasil
kerja laporan auditan, maka kemungkinan besar
akan terjadi konsesi resiprokal yang jelas akan
mereduksi kualitas laporan auditan, tindakan ini jelas
menjurus kepada tindakan yang mengesampingkan
profesionalisme, dimana konsesi resiprokal tersebut
akan mereduksi kepentingan penjagaan atas kualitas
auditor.
4.2.2
Pengaruh Independensi terhadap Kualitas
Audit pada Kantor Akuntan Publik yang
Berada diwilayah Kota Bandung
Hasil dari nilai koefisien regresi untuk
Independensi
sebesar
1,551
yang
berarti
independensi
auditor
diprediksikan
mampu
meningkatkan kualitas audit pada Kantor Akuntan
Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di IAPI.
Hasil dari nilai korelasi yang diperoleh antara
Independensi dengan Kualitas Audit adalah sebesar
0,699.
Mengacu
pada
pedoman
interpretasi
koefisiensi korelasi menurut sugiono (2009;214), nilai
korelasi sebesar 0,699 termasuk dalam kategori
hubungan yang “Kuat”, dengan demikian bahwa
semakin tingginya Independensi auditor maka akan
semakin bagus kualitas pada Kantor Akuntan Publik.
Hasil
dari
Koefisien
determinasi
Independensi memberikan pengaruh
sebesar 0,282
atau 28,2% terhadap kualitas Audit pada Kantor
Akuntan Publik di wilayah Kota Bandung.
Hasil dari Pengujian Hipotesis nilai thitung
untuk Independensi Auditor sebesar 2,437 berada di
daerah penolakan Ho dan menerima Ha. Artinya
secara parsial Independensi berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit pada kantor Akuntan Publik
yang berada I wilayah Kota Bandung.
Berdasarkan
hasil
analisis
verifkatif,
Independensi mempengaruhi Kualitas Audit sesuai
dengan hasil penelitian M.Nizarul alim dkk yang
menyatakan
bahwa
Independesi
berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
4.2.3
Pengaruh Fee Audit dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit pada Kantor
Akuntan Publik yang berada di Wilayah
Kota Bandung
Hasil dari nilai korelasi simultan yang terjadi
antara Fee Audit dan Independensi dengan kualitas
audit adalah sebesar 0,787 Mengacu pada
pedoman interpretasi koefisien korelasi menurut
Sugiyono (2009;14), nilai korelasi sebesar 0,787
termasuk dalam kategori hubungan yang “kuat”.
Hasil dari koefisien determinasi yang
diperoleh untuk Fee Audit adalah sebesar 28,2%
sedangkan Independensi sebesar 33,7%. Sehingga
nilai yang diperoleh sebesar 61,9%. Dari nilai
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa secara
simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara
Fee Audit dan Independensi sebesar 61,9%
terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik
di Wilayah Kota Bandung dan sebanyak 38,1%
sisanya merupakan besar kontribusi pengaruh dari
variabel lain yang tidak diteliti.
Dari
hasil
tersebut,
terlihat
bahwa
Independensi memberikan kontribusi pengaruh
paling kuat terhadap kualitas audit dengan
kontribusi pengaruh yang diberikan adalah sebesar
33,7%.
Hasil dari pengujian hipotesis nilai Fhitung
sebesar 18,701 berada didaerah penolakan Ho
sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis
adalah menolak Ho dan menerima Ha, yang berarti
secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan
antara Fee Audit dan Independensi terhadap
kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di
Wilayah Kota Bandung.
V.
Kesimpulan dan Saran
5.1
Kesimpulan
1.
Hasil penelitian menujukan Fee Audit
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
(2)
terhadap kualitas audit, Hal ini berarti apabila
Fee
Audit yang terlalu rendah maka akan
menurunkan Kualitas Auditnya, begitupun
sebaliknya semakin tinggi Fee Audit maka
akan semakin tinggi Kualitas Auditnya Pada
Kantor Akuntan Publik yang berada di
wilayah Kota Bandung.
2.
Hasil penelitian menunjukan Independensi
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap kualitas audit, Hal ini berarti apabila
independensi meningkat maka kualitas
auditnya akan meningkat dan membuat citra
proesional auditor dan kantor akuntan public
yang ada di wilayah kota Bandung akan
Meningkat.
3.
Secara simultan
fee
audit dan independensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik yang ada
di Wilayah Kota Bandung. Serta Jika dilihat
secara parsial,
fee audit
memberikan
pengaruh paling dominan terhadap kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik yang ada
di Wilayah Kota Bandung.
5.2
Saran
1.
Fee audit pada Kantor Akuntan Publik yang
berada di wilayah Kota Bandung berada
dalam kategori yang baik, dan
Fee
Audit
tersebut berpengaruh terhadap kualitas
Audit, namun dalam pelaksanaannya masih
ada kekurangan yaitu masih adanya kantor
Akuntan Publik yang menawarkan
Fee
terlau
rendah sehingga dapat merusak citra profesi
dan tidak meningkatkan kualitas pada kantor
akuntan tersebut, sehinga perlu diadakan
standar
Fee
yang wajar untuk Kantor
Akuntan Publik.
2. Independensi Auditor pada Kantor akuntan
publik yang berada di Kota Bandung berada
dalam kategori baik, dan Independensi
tersebut berpengaruh terhadap Kualitas
Audit. namun dalam pelaksanaannya masih
ada auditor yang tidak mematuhi kode etik
salah satunya independensi, maka hal ini
akan menyebabkan reputasi profesi auditor
tersebut tidak berkualitas dan membuat citra
kantor akuntan tersebut bekerja menjadi
tercoret dengan kata lain kualitas keraja yang
dikasilhan oleh auditor dan kantor akuntan
public tersebut tidak baik. Maka hal ini perlu
diadakan lagi pengawasan atas pelaksanaan
audit yang dilakukan auditor, serta pelakukan
pelatihan, pemahaman atas resiko yang
terjadi, maka akan dapat mengurangi
kecenderungan auditor dalam melakukan
kesalahan sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit.
3. Fee Audit dan Independensi pada kantor
Akuntan Publik yang berada di Kota Bandung
berada dalam kategori Baik,dan Fee Audit
serta Independensi tersebut berpengaruh
beberapa kantor yang menawarkan fee yang
terlanlu
rendah
dan
kurang
menjaga
independensi dalam melakukan pengauditan
yang tentunya akan mempengaruhi kualitas
audit yang dihasilkan. Maka perlunya
diadakan standar Fee yang wajar untuk
setiap kantor akuntan Publik, dan perlu
diadakan lagi pengawasan atas pelaksanaan
audit yang dilakukan auditor, serta pelakukan
pelatihan,
pemahaman
mengenai
Independensi atas resiko yang terjadi, maka
akan dapat mengurangi kecenderungan
auditor
dalam
melakukan
kesalahan
sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, A.B.,N.E. Abdul, W. S Mustapha, & H.
Mohammad.
2006.
Auditor-Client
relationship: the Case of Audit Tenure And
Auditor Switching in Malaysia. Managerial
Auditing Journal 21(7):737
Agoes Sukrisno. 2012.
Auditing.
Salemba Empat.
Jakarta
Ahmad
Badjuri.
2011.
Faktor-Faktor
yang
Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor
Independen Pada Kantor AkuntanPublik
(Kap) Di Jawa Tengah
. Vol. 3 No. 1,
Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan
Perbankan.
Antle, rick. 1991, Auditing Independence, Journal of
Accounting Research (Spring) : 1-20.
Arens A.Alvian, Besaley.S, mark , Elder j. Randal,
Yusuf Abadi Amir .2012.
Jasa Audit dan
Assurance prndrkatan terpadu (adaptasi
indonesia)
. Salemba Empat.
Chow,C.W.
dan
S.J.Rice.1982.Qualified
Audit
Opinion
and
Auditor
Switching.
The
Accounting Review
. April.p.326-335
Coram , P.,A. Glavovic, N. Juliana. Dan D.R.
Woodliff.2008, The Moral Intensity of
Reduced Audit Quality Acts.
Auditing
27(1):
127-149.
De Angelo, L.E., 1981, Auditor Independence, low
balling, and disclosure regulation.
Journal of
accounting and Economics 3
,
agustus;113-127.
Deis, D.R dan G.A Groux. 1992.
Determinants of
Audit
Quality
in
The
Public
Sector
.
TheAccounting Review. Juli.p.462-479.
Dhaiwal, D.S.,C.A. Gleason, S. Heitzman, dan K.D.
Melendrez. 2008. Auditor Fees and Cost of
Debt
. Journal of Accounting & Finance
23 (1)
(3)
Pengaruh
Fee
Audit dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
9
Gozalie, Imam.2005.
Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS.
Semarang ; Badan
penerbit Undip.
Gozalie, Imam.2005.
Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IMB - SPSS.
19. Semarang
; Badan penerbit Undip.
Hoitas, R,.A. Markelevich, dan C.A. Barragato. 2007.
Auditor Fees and Audit Quality.
Managerial
Auditing journal
22(8) :761-786.
Husein Umar. 2003.
Metode Penelitian
. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Iskak, j. (1999). “Pengarug Besarannya perusahaan,
dan Lamanya waktu Audit Serta Besarnya
Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Fee”.
Publikasi FE UNTAR.
Vol 2. No.2:20-29.
Mayangsari,S.,2003. Pengaruh Keahlian Audit dan
Indepedensi
terhadap
Pendapat
Audit;
sebuah kuasia eksperimen,
Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia
, Vol.6, hal:1-22
Mulyadi.2002.
Auditing
, Edisi Keenam, Jilid satu.
Jakarta : salemba Empat.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing,
Edisi kelima. Jakarta : Salemba empat.
Rahayu, Siti kurnia ; Suhayati Ely. Edisi pertama
2010.
Auditng konsep dasar dan pedoman
pemetiksaan
akuntansi.
Graha
ilmu
Yogyakarta
Singgih, Elisha muliani dan icuk Rangga Bawono.
2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman,
Due Proffesional Care, dan Akuntabilitas
terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional
Akuntansi XIII, Purwokerto.
Standar Profesi Akuntan Publik 2013
Sugiyono, 2010,
Statistika untuk Penelitian.
CV
.Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2004.
Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif
. CV.Alfabeta:Bandung.
Trisni Hapsari, Liliek Purwanti, M. Nizarudin Alim.
2007.
Pengaruh
kompetemsi
dan
Independensi
terhadap
Kualitas
Audit
dengan Etika Auditor sebagai Variabel
Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi
X.Unhas
Makasar.
Umi Narimawati. Sri Dewi Anggadini. Linna Ismawati.
(2010).
Penulisan Karya Ilmiah: Panduan
Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir
Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM.
Bekasi. Genesis.
Wati, C dan B. Subroto. (2003). Factor-faktor yang
mempengaruhi
Indepedensi
Penampilan
Akuntan Publik (Survei pada kantor Akuntan
Publik dan Pemakai Laporan Keuangan di
Surabaya).
Tema.
Volume IV. Nomor
2.p.85-101.
Web :
http://njfernandosimatupang.blogspot.com/2013/01/k
asus-pelanggaran-etika-profesi.html
http://fajrias.blogspot.com/2012/11/pelanggaran-kode-etik-profesi-akuntan.html
http://www.iapi.or.id/iapi/
http://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/06/15/sta
ndar-profesional-akuntan-publik/
Lampiran
–
Lampiran Output SPSS
1. Uji Alat Ukur
(4)
b. Uji Reliabilitas
1) Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Grafik
probability
plots
Uji
Normalitas
(5)
Pengaruh
Fee
Audit dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
11
c. Uji Heteroskedastisitas
Grafik uji heteroskedastisitas
2 ) Regresi Linier Berganda
Estimasi Regresi Linear Berganda
3) Analisis Korelasi
a. Korelasi Parsial Fee dengan Kualitas Audit
b. Korelasi Parsial Independensi dengan Kualitas
Audit
c. Korelasi Simultan Fee Audit dan independensi
dengan Kualitas Audit
4) Koefisien Determinasi
a. Determinasi Parsial fee Audit terhadap Kualitas
Audit
b. Determinasi parsial Independensi terhadap
kualitas Audit
c. determinasi simultan Fee Audit dan Independensi
terhadap Kualitas Audit
Uji Hipotesis
a. Uji
t
uji t secara parsial Fee Audit terhadap
kualitas Audit dan Independens terhadap Kualitas
Audit
(6)