Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) Terhadap Tingkat Kinerja Pegawai dan Kepuasan Pencari Kerja Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata Satu)

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Ade Lita Karismawati 1.05.10.341

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR KEASLIAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 4

1.2.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian... 5

1.3.1. Maksud Penelitian ... 5

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 6

1.4.Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1. Kegunaan Praktis ... 6

1.4.2. Kegunaan Akademis ... 7

1.5. Batasan Masalah ... 8

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9


(3)

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1.Kajian Pustaka ... 13

2.1.1.Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja ... 14

2.1.1.1. Pengertian Sistem ... 14

2.1.1.2. Pengertian Informasi ... 18

2.1.1.3. Pengertian Sistem Informasi ... 20

2.1.1.4. Teori Kualitas Sistem Informasi ... 23

2.1.1.5. Pengertian Kartu Angkatan Kerja ... 24

2.1.2.Tingkat Kinerja Pegawai... 25

2.1.2.1. Pengertian Kinerja ... 25

2.1.2.2. Pengertian Pegawai ... 26

2.1.2.3. Pengertian Tingkat Kinerja Pegawai ... 26

2.1.2.4. Pengertian Penilaian Kinerja Pegawai ... 28

2.1.3. Kepuasan Pelayanan bagi Pencari Kerja... 31

2.1.3.1. Pengertian Kepuasan ... 31

2.1.3.2. Pengertian Pelayanan ... 31

2.1.3.3. Pengertian Pelayanan Publik ... 32

2.1.3.4. Indikator Kepuasan Pelayanan ... 33

2.1.3.5. Pengertian Pencari Kerja ... 34

2.1.4. Keterkaitan Antar Variabel ... 34

2.1.4.1. Penggunaan Sistem Informasi AK-1Terhadap Kinerja Pegawai ... 34

2.1.4.2. Penggunaan Sistem Informasi AK-1Terhadap Kepuasan Pencaker . 35 2.1.4.3. Pengaruh Tingkat Kinerja Pegawai terhadap Kepuasan Pencaker .... 35


(4)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Objek Penelitian ... 39

3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 39

3.1.2. Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 41

3.1.2.1 Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 41

3.1.2.2. Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 42

3.1.3. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 43

3.1.4. Deskripsi Tugas ... 45

3.2. Metode Penelitian ... 57

3.2.1. Desain Penelitian ... 58

3.2.2. Operasional Variabel ... 63

3.2.3. Sumber dan Data Teknik Penentuan Data ... 71

3.2.3.1. Sumber Data ... 71

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ... 74

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 76

3.2.4.1. Uji Validitas Kuisioner ... 78

3.2.4.2. Uji Reliabilitas ... 79

3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 79

3.2.5.1. Rancangan Analisis ... 79

3.2.5.2. Pengujian Hipotesis... 83

BAB IV ... 85

4.1. Karaketristik Responden ... 85


(5)

4.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama... 88

4.2. Analisis Sistem Informasi yang berjalan ... 89

4.2.1. Interface Sistem Informasi pembuatan Kartu AK-1 ... 89

4.2.2. Prosedur Sistem Informasi yang berjalan ... 95

4.2.3. Flowmap Sistem Informasi pembuatan kartu AK-1 ... 96

4.2.4. Diagram Konteks Sistem Informasi pembuatan kartu AK-1 ... 98

4.2.5. DFD Sistem Informasi pembuatan kartu AK-1 ... 99

4.3. Hasil Penelitian ... 100

4.3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 101

4.3.1.1. Hasil Uji Validitas ... 101

4.3.1.2. Hasil Uji Reliabilitas ... 105

4.4. Analisis Deskriptif ... 107

4.4.1. Kualitas Sistem Informasi ... 107

4.4.2. Kinerja Pegawai ... 111

4.4.3. Kepuasan Pencari Kerja ... 113

4.5. Analisis Verifikatif... 116

4.5.1. Pengaruh Kualitas SI terhadap Kinerja Pegawai ... 118

4.5.2. Pengaruh Kinerja pegawai terhadap Kepuasan Pencari Kerja ... 122

BAB V ... 127

5.1. Kesimpulan ... 127

5.2. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Nidjo Sandjojo,Msc.,2011.Metode Analisis Jalur (Path Analysis) dan Aplikasinya Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Kaplan, R.M and Saccuzo, D.P. 2005. Psychological Testing, Principles, Aplications. And Issues. (6th ed.). Thomson Wadsworth, BelmontUSA. Prof.Drs.Sukestiyarno,Y.L.,M.S.,Ph.D. 2014. Statistika Dasar. Andi Offset,

Jogjakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009.Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Susanto Leo.2013.Skripsi Tesis dan Disertasi.Erlangga,Jakarta.

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis. http://journal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/download/886/705

http://elib.unikom.ac.id


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum Wr.Wb,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas kasih sayang dan segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) terhadap Tingkat Kinerja Pegawai dan Kepuasan Para Pencari Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung”.

Adapun maksud dari penyusunan Skripsi ini ialah guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia dan guna menambah wawasan serta pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan penelitian.

Selama penyusunan Skripsi, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan, dorongan semangat, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya senantiasa memberi kesehatan,kelancaran dan kekuatan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

3. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie,. Ir., M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

4. Citra Noviyasari. S.Si.,MT., selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.

5. Marliana Budhiningtyas,S.Si.,M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan support dan membimbing saya dengan sabar untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Iyan Gustiana, S.Kom.,M.Kom selaku dosen wali saya pada kelas SI-9 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

7. Lia Amalia Mulyani,S.Sos., selaku pembimbing saya pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

8. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, dukungan, kesabaran, keikhlasan, doa dan pengorbanan yang tiada henti supaya saya dapat menyelesaikan Skripsi ini.


(8)

9. Suamiku tercinta Bobby Febri Krisdiyanto yang selalu menyemangati, memberikan banyak sekali dukungan, doa dan perhatian walau dari kejauhan, terimakasih telah sabar menanti. Setelah aku lulus kita tidak akan LDR lagi, aku akan menyusulmu 

10. Adikku tersayang yang selalu menghibur dan menyemangati ditengah kebingungan.

11. Teman-teman di LDK UMMI Universitas Komputer Indonesia yang selalu memberikan dorongan semangat dan keceriaan, tahun terakhir yang membahagiakan karena akhirnya aku menemukan kalian di kampus ini. 12. Teman-teman Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia KOPERTIS Kampus

Swasta Bandung yang selalu mengingatkanku tentang pentingnya pendidikan dan pentingnya berjuang demi kembalinya kejayaan Islam.

13. Teman-teman seperjuangan di SI-9, terimakasih untuk tahun-tahun yang indah.

14. Seluruh pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini, maaf tidak bisa disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak dalam penulisan kedepannya.

Saya berharap agar Skripsi ini bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca. Semoga doa, dorongan dan perhatian yang diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, 11 Agustus 2014 Penulis


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini, penyediaan pelayanan masyarakat merupakan kewajiban yang mutlak diwujudkan di setiap unit kerja pada Instansi Pemerintah. Hal ini terkait dengan besarnya tuntutan masyarakat terhadap Pemerintah untuk menyediakan pelayanan yang berkualitas yakni pelayanan yang baik, memuaskan dan memberikan kemudahan dalam memperolehnya.

Tak terkecuali pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagai satuan instansi pemerintah, yang diberikan tanggung jawab dalam hal pelayanan ketenagakerjaan meliputi pendataan tenaga kerja, perencanaan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja, penempatan tenaga kerja, pelatihan kerja, peningkatan produktivitas tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan syarat-syarat kerja, serta pengawasan ketenaga kerjaan.

Permasalahan yang dihadapi di bidang ketenagakerjaan erat kaitannya dengan keadaan penduduk, tingkat pengangguran, situasi perekonomian, perkembangan kesempatan kerja serta tingkat pelayanan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

Oleh karena itu penanganan dalam bidang ketenaga kerjaan haruslah dilakukan dengan baik dan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam pendataan dan penanganan yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagai sebuah instansi pelayanan masyarakat perlu menemukan


(10)

dan memahami cara yang efektif dan efisien dalam rangka pemenuhan kebutuhan para pencari kerja. Dukungan teknologi akan sangat penting guna memberikan pelayanan yang memuaskan, aman, dan cepat yang berkenaan dengan ketenaga kerjaan.

Oleh karena itu, guna meningkatkan sistem pelayanan, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia menggagas sebuah teknologi yang dapat meningkatkan pelayanan bagi seluruh Dinas Tenaga Kerja tak terkecuali Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, teknologi tersebut dinamakan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1).

Sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja ini terhubung langsung secara online dengan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Dengan adanya sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja ini diharapkan dapat meningkatkan tata pelaksanaan pelayanan publik yang bermutu, mudah, cepat dan adil guna kepentingan para pencari kerja dan masyarakat serta guna menciptakan suasana kerja yang lebih efektif bagi para pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

Adapun perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) Online pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dapat terlihat pada tabel 1.1. berikut :


(11)

Tabel 1.1.

Perbandingan antara sebelum dan sesudah menggunakan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) Online

No.

Sebelum Menggunakan Sistem Informasi Pembuatan Kartu AK-1

Sesudah menggunakan Sistem Informasi Pembuatan AK-1

1.

Pendaftaran pembuatan kartu angkatan kerja secara manual

Pendaftaran pembuatan kartu angkatan kerja secara online

2.

Melampirkan persyaratan pembuatan kartu angkatan kerja, seperti foto ukuran 3x4, fotokopi ktp kota bandung, dan fotokopi ijazah.

Mengisi formulir registrasi secara lengkap dan benar.

3. Melegalisir kartu angkatan kerja. Melegalisir kartu amgkatan kerja.

Berdasarkan tabel 1.1 pembuatan kartu angkatan kerja secara manual membutuhkan banyak persyaratan dan banyak waktu dalam pelaksanaannya, yakni para pencari kerja harus mendatangi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung untuk mengambil formulir pendaftaran, kemudian mengisi formulir pendaftaran serta menyertakan persyaratan yang telah ditentukan. Hal ini menbutuhkan banyak waktu, karena harus mengantri dalam pelaksanannya. Sehingga banyak para pencari kerja enggan membuat kartu angkatan kerja.

Permasalahan lain yang terjadi adalah karena pelayanan pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) dengan mengunakan aplikasi sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) Online dalam situs http://disnakerkotabandung.or.id


(12)

hanya diketahui oleh para pencari kerja yang sudah mampu mengakses internet untuk menggunakan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1). Selain itu kurangnya sosialisasi terhadap sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) menyebabkan sistem informasi ini kurang mendapat perhatian masyarakat untuk melakukan pembuatan kartu angkatan kerja secara online dan mendapatkan pelayanan pembuatan kartu angkatan kerja yang optimal.

Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) Terhadap Tingkat Kinerja Pegawai dan Kepuasan Para Pencari Kerja pada DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Guna hasil analisa yang terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat diidentifikasikan permasalahan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Alur Sistem Informasi pembuatan kartu Angkatan Kerja (AK-1) yang berjalan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

2. Pengaruh Sistem Informasi pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) secara online dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja (DISNAKER) Kota Bandung.


(13)

3. Tingkat kinerja pegawai setelah menggunakan sistem informasi pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) berdampak pada tingkat kepuasan para pencari kerja dalam membuat kartu angkatan kerja (AK-1).

1.2.2. Rumusan Masalah

Berikut adalah rumusan masalah pada penelitian di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung :

1. Bagaimana pengaruh penggunaaan Sistem Informasi pembuatan kartu Angkatan Kerja (AK-1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

2. Bagaimana tingkat kinerja karyawan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung setelah menggunakan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) online.

3. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung setelah menggunakan Sistem Informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) terhadap kepuasan para pencari kerja.

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, sebagai studi banding tentang hal-hal yang telah dipelajari selama dibangku kuliah dengan kegiatan yang dilakukan dilapangan serta memberikan gambaran tentang Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja


(14)

(AK-1) Online terhadap Tingkat Kinerja Pegawai dan Kepuasan Pencari Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dan guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan S1 program studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada Dinas Tenaga Kerja (DISNAKER) Kota Bandung adalah :

1. Guna mengetahui pengaruh penggunaan Sistem Informasi pembuatan Kartu Angkatan Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

2. Guna mengetahui pengaruh penggunaan sistem informasi pembuatan kartu Angkatan Kerja (AK-1) terhadap tingkat kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

3. Guna mengetahui tingkat kepuasan para pencari kerja dalam membuat kartu angkatan kerja (AK-1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis penelitian adalah : 1. Bagi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan masalah yang berkaitan dengan Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja


(15)

(AK-1) terhadap tingkat pelayanan dan tingkat kepuasan pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

2. Bagi Pegawai Disnaker Kota Bandung bagian PENTA Kerja

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang dapat bermanfaat guna meningkatkan pelayanan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

3. Bagi Pencari Kerja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna menambah wawasan bagi para pencari kerja dan guna mempermudah para pencari kerja dalam mengetahui tata cara pembuatan kartu Angkatan Kerja (AK-1) online secara cepat dan efektif.

1.4.2. Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis penelitian adalah : 1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding antara teori dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan (praktek). Sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan Sistem Informasi yang telah ada. Terutama yang berkaitan dengan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.


(16)

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman penulis dalam penerapan ilmu yang telah didapatkan, khususnya dalam bidang sistem informasi yang berkaitan dengan tingkat kinerja pegawai dan tingkat kepuasan para pencari kerja dalam mendapatkan pelayanan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti dan mengembangkan penelitian tentang pengaruh sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja online terhadap tingkat kinerja pegawai dan kepuasan konsumen pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

1.5.Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah yang dilakukan dapat terarah dengan baik dan tidak menyimpang dari pokok masalah, maka penulis mengambil mengambil langkah dengan membatasi pembahasan permasalahan sebagai berikut:

1. Menganalisis Sistem Informasi yang sedang berlangsung dalam pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

2. Menganalisis tingkat pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung setelah menggunakan Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) secara online.


(17)

3. Menganalisis tingkat kepuasan para pencari kerja dalam pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) secara online pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada Divisi Penanganan Tenaga Kerja (PENTA Kerja) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung yang beralamat di Jalan R.A.A. Martanegara No.4A Bandung, Jawa Barat. Telepon: (022) 7311330 , (022) 7311305 Fax: (022) 7313130.

1.6.2. Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014 hingga bulan Juli 2014. Jadwal Penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:


(18)

Tabel Waktu dan Pelaksanaan Penelitian Tabel 1.2.

Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

Minggu Ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Pengajuan

Proposal Pengajuan Judul Skripsi Pengumpulan Data

Analisis Data Penyusunan Skripsi Seminar Revisi Penyebaran Kuisioner Pengolahan Data


(19)

1.7.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan acuan maupun pedoman berdasarkan definisi tersebut agar Skripsi dapat tersusun secara teratur dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka dibuatlah sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab kedua penulis memuat dua sub bab, yaitu landasan teori yang mendukung penelitian dan teori-teori hasil penelitian terdahulu. Dalam landasan teori dibahas mengenai definisi sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Pengaruh penggunaan Sistem Informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) pada tingkat kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dan Tingkat kepuasan Pencari kerja dalam mendapatkan pelayanan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Sedangkan pada sub kedua penulis mengemukakan teori-teori hasil penelitian terdahulu dengan tujuan sebagai pembanding antara penelitian terdahulu dan sebagai bahan perbaikan untuk penelitian berikutnya.


(20)

BAB III: OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Pada Bab ini memuat tentang objek dan metode penelitian yang terdiri dari beberapa subbagian, subbagian yang termasuk dalam objek penelitian mendeskripsikan mengenai sejarah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Struktur Organisai, Deskripsi tugas para pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Sedangkan subagian yang berkaitan dengan metode penelitian mendeskripsikan tentang Desain penelitian, Jenis dan metode pengumpulan data serta metode analisis dan pengujian hipotesis.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab keempat akan dikemukakan mengenai pembahasan dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Pada sub hasil penelitian akan dipaparkan mengenai karakteristik responden, dan sistem yang sedang berjalan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Sedangkan pada sub hasil pembahasan akan dipaparkan mengenai hasil uji validitas, hasil uji analisa dan hasil uji hipotesis dari penelitian yang telah dilakukan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab terkahir ini terangkum kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian serta bahan pustaka yang memuat teori-teori relevan yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, kajian pustaka dapat diartikan sebagai suatu kajian terhadap studi terdahulu yang relevan dengan studi yang dilakukan beberapa penelitian yang telah dituangkan kedalam bentuk buku.

Menurut Cooper dalam Creswell, fungsi dari kajian pustaka ialah “Guna mengetahui sejarah masalah penelitian, membantu memilih prosedur penyelesaian masalah, memahami latar belakang teori masalah, mengetahui manfaat penelitian sebelumnya, menghindari duplikasi penelitian dan memberikan pembenaran alasan dalam pemilihan masalah dalam penelitian”.

Sedangkan tujuan dari kajian pustaka itu sendiri yaitu guna menginformasikan kepada pembaca tentang hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti melandaskan teori penelitian dengan menentukan variabel-variabel yang terkait dengan judul penelitian. Menurut Sugiyono (2013:61) variabel diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu:


(22)

1. Variabel Independen (Variable Bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen (Variabel Terikat)

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas.

Dan yang menjadi variabel independen pada penelitian ini ialah Pengaruh sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (Variable X), sedangkan yang menjadi variabel dependen ialah Tingkat Kinerja Pegawai (Variable Y) dan Kepuasan Pencari Kerja (Variabel Z) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

2.1.1. Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) 2.1.1.1. Pengertian Sistem

Menurut Jogianto (2005:1) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”

Menurut Sutanta (2003) : “Sistem adalah sekumpulan hal, kegiatan maupun elemen atau subsistem yang saling berkerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai suatu tujuan”.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem ialah sebuah elemen-elemen yang saling terintegrasi dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Elemen-elemen dalam sebuah sistem bisa terdiri dari manusia, barang-barang, maupun konsep-konsep pemikiran yang saling berinteraksi sehingga dapat digunakan sebagai suatu metode.


(23)

2.1.1.1.1. Karakteristik Sistem

Karakteristik dari sistem menurut Jogianto (2005:3) adalah : a. Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batasan sistem.

Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem.

Lingkungan luar (evinronment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dana dapat juga bersifat menguntungkan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. sedang lingkunagn luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kalangsungan hidup dari sistem.


(24)

d. Penghubung Sistem

Penghubung (interfance) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya. melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainya membentuk satu kesatuan.

2.1.1.1.2. Elemen Sistem

Menurut Jogiyanto (2005) Elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem terdiri atas:

a) Tujuan

Setiap sistem pasti memiliki tujuan (Goal), dan tujuan dari suatu perusahaan/instansi passti berbeda-beda, bergantung seberapa banyak tujuan yang ingin dicapai dari pembentukan sistem tersebut. Tujuan inilah yang menjadikan sebuah sistem memiliki manfaat.

b) Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tak berwujud. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh masukan tak berwujud adalah informasi.


(25)

c) Proses

Proses merupakan transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk.

d) Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

e) Batas

Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.

f) Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

g) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri.


(26)

2.1.1.2. Pengertian Informasi

Dalam kehidupan sehari-hari, informasi sering diartikan data. Sedangkan dalam ruang lingkup sistem informasi kedua hal tersebut sangat berbeda walaupun hubungan keduanya sangat erat. Apabila kita umpamakan dengan proses produksi, data adalah bahan baku yang setelah mengalami proses keluar menjadi bahan baru, yaitu informasi. Informasi merupakan data atau fakta yang telah diproses sedemikian rupa, sehingga berubah bentuknya menjadi informasi.

Menurut Davis (2002) “informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi yang menerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada saat ini dan pada saat mendatang”.

Pada hakekatnya data tidak memiliki nilai untuk mengambil keputusan, yang memiliki nilai guna mengambil keputusan ialah informasi, dalam arti bahwa informasi akan memperrmudah dalam pengambilan keputusan.

Pada perjalanannya terdapat proses transformasi data menjadi sebuah informasi, Menurut Davis (2002) guna mentransformasikan data menjadi informasi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Pengumpulan (capturing), merupakan data dengan penelitian, pemeriksaan, keterangan-keterangan yang masih merupakan data atau fakta. Oleh karena data atau fakta itu sifatnya masih baku belum bisa disebut informasi.

b) Memilih (verifying), adalah melihat data atau fakta yang dikumpulkan itu benar-benar diambil dari lapangan atau hanya rekayasa. Setelah ada keyakinan bahwa data tersebut benar, maka barulah diolah menjadi informasi.


(27)

c) Pengelompokan/penggolongan (classifying), adalah menge-lompokkan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan.

d) Penyusunan (sorting), adalah menempatkan unsur-unsur data dalam urutan – urutan atau rangkaian khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. e) Menyingkat/meringkas (summarizing), yaitu data yang telah terkumpul

kemudian akan dikelompok-kelompokan dan diringkas sehingga mempermudah dalam proses pengolahan.

f) Perhitungan (calculating), memberikan nilai kepada data. Maksudnya mengadakan perhitungan atas pengkalkulasian data yang diperoleh.

g) Penyimpanan (storing) adalah menempatkan data pada media penyimpanan. h) Pengambilan kembali (retrieving), adalah mengambil keterangan kembali

dari arsip bila informasi tersebut masih segar agar dapat diolah sebagai informasi.

i) Memperbanyak (reproducing), adalah memperbanyak informasi yang ada dengan maksud membagikan kepada yang pihak-pihak yang terkait.

j) Mengkomunikasikan/penyebaran (comunicating), adalah menyebarkan informasi yang tersimpan kepada pengguna informasi.

k) processing cycle, di mana data disalurkan dari pusat penyimpanan data pada pusat pemakaian.

Pada kegiatan pengolahan data, mungkin saja tahapan-tahapan tersebut tidak dilakukan secara keseluruhan, bergantung pada metode dan cara pengolahan data tersebut hingga menjadi suatu informasi. Dengan kemajuan teknologi saat ini


(28)

banyak cara dalam memproses data yang dapat menghasilkan informasi yang bernilai dan bermutu bagi pemakainya.

Menurut Mc.Leod (1995) informasi dikatakan bermanfaat jika informasi tersebut bersifat Accuracy, Timely, Relevant, dan Complete :

a) Accuracy : Informasi harus bebas dari kesalahan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b) Timely : Informasi dikatakan tepat waktu bila informasi tersedia pada waktu para pengambil keputusan menggunakannya untuk membuat keputusan. c) Relevant : Informasi dikatakan relevan bila informasi tersebut dapat

mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan untuk membuat prediksi, atau mengkonfirmasi, atau mengoreksi ekspetasinya dimasa lalu.

d) Complete : Informasi dikatakan sempurna atau utuh bila dia tidak meninggalkan aspek-aspek penting yang melatarbelakangi suatu kejadian atau aktivitas yang diukur.

2.1.1.3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi didefinisikan Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku Jogiyanto HM., (1999: 11), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”


(29)

Sedangkan menurut O’Brien (2012:86), yang dimaksud degan sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.

2.1.1.3.1. Komponen Sistem Informasi

Sistem Informasi memiliki berbagai komponen-komponen sistem informasi, yang termasuk komponen-komponen sistem informasi yaitu:

a) Perangkat keras komputer ( hardware)

CPU, Storage, perangkat Input/Output, Terminal untuk interaksi, Media komunikasi data.

b) Perangkat lunak komputer ( software )

Perangkat lunak sistem (sistem operasi dan utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll).

c) Basis data

Penyimpanan data pada media penyimpan komputer. d) Prosedur

Tahapan-tahapan penggunaan sistem. e) Personil


(30)

a. Clerical personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry = operator);

b. First level manager: untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.

c. Staff specialist: digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan.

d. Management: untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khsus, analisis khusus, laporan khsusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang.


(31)

2.1.1.4. Teori Kualitas Sistem Informasi

Menurut Roger Pressman dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak (2002:610) berpendapat bahwa : “ Kualitas software/ perangkat lunak didefinisikan sebagai konfirmasi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang dinyatakan secara eksplisit, standar perkembangan yang didokumentasikan secara eksplisit dan karakteristik implisit yang diharapkan bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan secara profesional.”

Menurut McCall dalam Roger S.Pressman (2002:611) Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak terdiri dari :

1. Correctness adalah tingkat pemenuhan program terhadap kebutuhan yang dispesifikasikan dan memenuhi tujuan/misi pengguna.

2. Reliabilitas adalah tingkat dimana sebuah program dapat diharapkan melakukan fungsi yang diharapkan dengan ketelitian yang diminta.

3. Efisiensi adalah jumlah sumber daya penghitungan kode yang diperlukan oleh program untuk melakukan fungsinya.

4. Integritas adalah tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh orang yang tidak berhak dapat di kontrol.

5. Usabilitas mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengintrepretasikan output suatu program.

6. Maintanabilitas, membetulkan kesalahan pada sebuah program.

7. Flexibilitas adalah usaha yang diperlukan untuk memodifikasi program operasional.


(32)

8. Testabilitas adalah usaha yang diperlukan untuk menguji sebuah program untuk memastikan apakah program melakukan fungsi–fungsi yang dimaksudkan.

9. Portabilitas adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan program dari satu perangkat keras dan atau lingkungan.

10. Reusabilitas adalah tingkat dimana sebuah program ( bagian dari suatu program ) dapat digunakan kembali di dalam aplikasi lain.

11. Interperabilitas adalah usaha yang diperlukan untuk merangkai satu sistem dengan yang lainnya.

Namun dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan 8 (delapan) indikator guna menentukan kualitas suatu sistem informasi / perangkat lunak. Karena sasaran pengisian kuisioner ini ditujukan kepada para pencari kerja dan pegawai Dinas Tenaga Kerja divisi PENTA Kerja, maka yang akan dijadikan indikator dalam menganalisis Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK-1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ialah indikator Correctness, Reliabilitas, Integritas, Usabilitas, Reusabilitas, Portabilitas, Testabilitas dan Maintanabilitas.

2.1.1.5. Kartu Angkatan Kerja(AK-1)

Menurut pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung (2014) “Kartu Angkatan Kerja (AK-1) ialah sebuah kartu yang digunakan untuk mendata tingkat pengangguran yang ada disuatu wilayah dan merupakan syarat untuk melamar pekerjaaan”.


(33)

2.1.2. Tingkat Kinerja Pegawai 2.1.2.1. Pengertian Kinerja

Dalam suatu instansi maupun perusahaan, para pegawai ataupun karyawan menghasilkan sesuatu yang disebut dengan kinerja. Menurut Mangkunegara (2000): “Kinerja ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Sedangkan menurut Hasibuan (2005): “Kinerja ialah suatu hasil yang dicapai oleh soerang karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja ialah suatu hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,instansi maupun perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggu jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi, bersifat legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan norma serta etika.

Adapaun tujuan dari ditetapkannya tujuan kinerja menurut Henry Simamora (1999), ialah “guna menyusun sasaran yang berguna tidak hanya evaluasi kinerja pada akhir periode, tetapi juga untuk mengelola proses kerja selama periode tesebut.”


(34)

2.1.2.2. Pengertian Pegawai

Pegawai atau karyawan merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan atau instansi, karena tanpa adanya pegawai/karyawan perusahaan/instansi tidak akan bisa berjalan dengan semestinya. Berikut adalah beberapa pengertian pegawai/karyawan menurut para ahli:

Menurut Subri (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Menurut Hasibuan (2002), Karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.

2.1.2.3. Pengertian Kinerja Pegawai

Menurut Kusriyanto yang dikutip oleh Harbani Pasolong dalam bukunya “Teori Administrasi Publik” (Pasolong, 2007), Kinerja pegawai ialah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi”.

Menurut Hennry Simamora (Hennry dalam Mangkunegara, 2009:15), kinerja(performance) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :

a) Faktor individu

Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya


(35)

kerja (work effort) dan dukungan organisasi.Dengan kata lain, kinerja individu adalah hasil :

1. Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu. Atribut individu meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar belakang serta demografi) dan faktor psikologis meliputi persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi.

2. Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu.

3. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, struktur organisasi dan job design.

b) Faktor Psikologis

Psikologis dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang mental/ jiwa yang bersifat abstrak yang membatasi pada tingkah laku dan proses atau kegiatannya.psikologis kerja dapat diartikan sebagai lingkungan kerja, sikap serta motivasi dalam melaksanakan pekerjaannya.

Faktor psikologis bisa berupa persepsi, attitude, personality, pembelajaran, dan motivasi (Mangkunegara, 2009:14). Kelompok faktor psikologis terdiri dari variable persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variable ini menurut Gibson (1987) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variable demografis. Faktor ini akan bermanifestasi pada munculnya pola-pola sikap dan kepribadian karyawan.


(36)

c) Faktor Organisasi

Menurut William Stern yang dikutip dalam Mangkunegara (2009:17) “Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang”.

Pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan pasilitas kerja yang relatif memadai. Sekalipun, jika faktor lingkungan organanisasi kurang menunjang, maka bagi individu yang memiliki tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan tingkat kecerdasan emosi baik, sebenarnya ia tetap berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu (pemotivator), tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di organisasinya.

2.1.2.4. Pengertian Penilaian Kinerja Pegawai

Menurut Davis (1996), yang dimaksud dengan “ penilaian kinerja pegawai ialah poses dimana organisasi menilai kineja individu pegawai. Penilaian ini dapat meliputi produktivitas, sikap, disiplin, dan lain sebagainya. Untuk menemukan di level mana seorang pegawai melaksanakan pekerjaannya.”

Bagi suatu organisasi di perusahaan maupun instansi pemerintahan, hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk promosi, demosi, diklat, kompensasi, pemutusan hubungan kerja dan sebagainya. Dengan


(37)

digunakannya penilaian kinerja ini akan memotivasi pegawai untuk selalu meningkatkan kinerjanya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula kinerja pada organisasi atau instansi tersebut.

2.1.2.4.1. Indikator Pengukuran Tingkat Kinerja Pegawai

Bernardin dan Russel dalam Rosyidi (2007) menyebutkan adanya enam kriteria / indikator untuk mengukur kinerja seorang karyawan, yaitu:

1) Quality, sejauh mana kemampuan menghasilkan sesuai dengan kualitas standar yang ditetapkan perusahaan.

2) Quantity, sejauh mana kemampuan menghasilkan sesuai dengan jumlah standar yang ditetapkan perusahaan.

3) Timeleness, tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan koodinasi out put lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.

4) Cost of effectiveness, sejauh mana tingkat penerapan sumberdaya manusia, keuangan, teknologi, dan material yang mampu dioptimalkan. 5) Need of supervision, sejauh mana tingkatan seorang karyawan untuk

bekerja dengan teliti tanpa adanya pengawasan yang ketat dari supervisor.

6) Interpersonal input, sejauh mana tingkatan seorang karyawan dalam pemeliharaan harga diri, nama baik dan kerjasama, diantara rekan kerja dan bawahan.


(38)

Keseluruhan unsur/komponen penilaian kinerja di atas harus ada dalam pelaksanaan penilaian agar hasil penilaian dapat mencerminkan kinerja dari para karyawan.

2.1.2.4.2. Fungsi Penilaian Tingkat Kinerja Pegawai

Menurut Mangkunegara (2009:10) fungsi dari penilaian kinerja karyawan / pegawai yaitu:

a) Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa;

b) Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya;

c) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan dalam perusahaan;

d) Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawan; e) Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi

karyawan yang berada di dalam organisasi;

f) Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai performance yang baik;

g) Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya;

h) Sebagai kriteria menentukan, seleksi dan penempatan karyawan;

i) Sebagai alat untuk memperbaiki atau megembangkan kecakapan karyawan;


(39)

j) Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas (job description).

2.1.3. Kepuasan Pelayanan bagi para Pencari Kerja 2.1.3.1. Pengertian Kepuasan

Menurut Richard Oliver dalam Engel dkk (1994) “Kepuasan adalah tingkat perasaan setelah membandingkan sesuatu dengan harapannya”. Hal ini juga dipengaruhi oleh tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dewasa ini yang semakin meningkat.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan, terutama kepuasan para pencari kerja terhadap kualitas pelayanan. Menurut Richard Oliver (dalam Engel dkk, 1994) setidaknya ada tiga hal yang mempengaruhi kepuasan, yaitu:

1. Kinerja yang wajar. Suatu penilaian normatif yang mencerminkan kinerja, bahwa konsumen harus menerima sesuai dengan apa yang sudah dikeluarkannya.

2. Kinerja yang ideal. Tingkat kinerja ideal yang optimum atau diharapkan. 3. Kinerja yang diharapkan. Bagaimana kemungkinan kinerja nantinya.

2.1.3.2. Pengertian Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan.”


(40)

Sedangkan menurut Moenir (2000:17), “Pelayanan ialah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat”.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan ialah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang yang berlangsung secara rutin dan berkesinambungan dengan tujuan memberikan layanan prima guna memenuhi kepuasan pelanggan.

2.1.3.3. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik menurut Wasistiono (2001:51) ialah “pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pelayanan guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat”.

Sedangkan menurut Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, yang dimaksud dengan pelayanan publik ialah “segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi di pusat, di daerah dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka, pelaksanaan peraturan perundang-undangan”.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai pelayanan publik, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik ialah Kegiatan yang dilakukan oleh sebuah instansi pemerintah maupun pihak swasta dengan landasan faktor materil melalui


(41)

sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan masyarakat.

2.1.3.4.Indikator Kepuasan dari Pelayanan

Menurut Fitzsimmon Dalam Sinambel (2006:7) indikator pelayanan yang baik terdiri dari:

a) Reliability, pemberian pelayanan yang dijanjikan dengan segera,akurat, dan memuaskan.

b) Tangibles, ditandai dengan penyediaan yang memadai Sumber daya Manusia dan sumber daya lainnya.

c) Responsiveness, kesigapan pegawai dalam melayani konsumen, kecepatan pegawai dalam menangani transaksi, dan penanganan terhadap keluhan yang diberikan oleh konsumen.

d) Assurance, mencakup kemampuan pegawai atas: pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pada para pencari kerja di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

e) Empati, ditandai dengan tingkat kemampuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.


(42)

2.1.3.5. Pengertian Pencari Kerja

Pencari kerja dapat didefinisikan sebagai penduduk yang sudah memasuki usia kerja tetapi belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan.

Prof. Soemitro Djojohadikusumo mendefinisikan “pencari kerja sebagai bagian dari jumlah penduduk yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif”.

2.1.4. Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

Pada penelitian mengenai pengaruh penggunaan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) terhadap tingkat kinerja pegawai dan kepuasan pelayanan bagi para pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung terdapat beberapa keterkaitan antar variabel, keterkaitan itu berupa:

2.1.4.1. Pengaruh Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kinerja Pegawai

Sistem Informasi, akan sangat berpengaruh terhadap perceived usefulness. Sedangkan yang dimaksud dengan perceived usefulness ialah tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja.

Dan menurut hasil penelitian Li (1997) dan Rai et al (2002) “Jika pengguna sistem informasi yakin dengan kualitas sistem yang digunakannya, dan merasa bahwa penggunaan sistem tersebut tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan sistem tersebut akan


(43)

memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan kinerja mereka.”

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akan sangat berpengaruh pada tingkat kinerja pegawai pada suatu perusahaan ataupun instansi bergantung pada sulit atau tidaknya sistem informasi tersebut digunakan.

2.1.4.2. Pengaruh penggunaan Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja terhadap Tingkat Kepuasan Pencari Kerja

Jika para pencari kerja sudah memahami dan mengerti pentingnya penggunaan sistem informasi dalam pembuatan kartu angkatan kerja, maka para pencari kerja akan mendapatkan manfaat dan kemudahaan dalam membuat kartu angkatan kerja. Dan dampak dari manfaat yang didapatkan para pencari kerja dengan menggunakan sistem informasi yang ada yaitu para pencari kerja akan merasa puas dengan sistem informasi dan pelayanan yang ada.

2.1.4.3. Pengaruh Tingkat Kinerja Pegawai Terhadap Kepuasan Pelayanan yang diterima Pencari Kerja

Kualitas pelayanan dan kepuasan, menurut Tjiptono (2002 : 54) mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan / instansi”. Pada jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan serta kebutuhan pelanggan. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan


(44)

pelanggan dimana perusahaan memaksimalkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimalkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan, jika para pegawai/ karyawan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sudah yakin dengan kualitas sistem yang digunakannya, dan merasa bahwa penggunaan sistem tersebut tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan sistem tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan kinerja mereka. Sehingga dengan meningkatnya tingkat kinerja para pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung maka secara otomatis pelayanan yang akan diberikan kepada para pencari kerja akan menjadi lebih optimal, sehingga para pencari kerja yang datang untuk membuat kartu angkatan kerja akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh para pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

2.2. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2012:66) “Kerangka Pemikiran ialah pola pikir yang menunjukan hubungan antar variabel yang akan diteliti, mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, teknik dan analisis statistika yang akan digunakan”.

Sedangkan menurut Bambang S. Soedibjo (2005:209) “Kerangka Pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka


(45)

pemikiran diturunkan dari teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, sehingga memunculkan asumsi-asumsi dan proposisi (pernyataan) yang kemudian dirumuskan ke dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang dapat diuji”.

Pada gambar bagan 2.2. akan dipaparkan bagan kerangka pemikiran pada penelitian mengenai pengaruh penggunaan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) terhadap tingkat kepuasan pelayanan bagi para pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung :

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

2.3. Hipotesis

Hipotesis menurut Mudrajad Kuncoro (2003:47-48) yaitu “suatu penjelasan sementara tentang perilaku yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel penelitian, serta merupakan penyataan paling spesifik”.

Menurut Umi Narimawati (2008:20) mengatakan bahwa pengertian hipotesis adalah sebagai berikut :


(46)

1. Merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran.

2. Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris melalui suatu analisis ( berdasarkan data dilapangan).

3. Kesimpulan yang sifatnya masih sementara perlu di uji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan data di lapangan)”.

Berdasarkan pengertian hipotesis dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Sistem Informasi Pembuatan Kartu Angkatan Kerja(AK-1) berpengaruh positif terhadap tingkat kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja. H2 : Tingkat Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung berpengaruh pada Kepuasan Pencari Kerja.


(47)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

Objek Penelitian menurut Sugiyono (2013:38) ialah “Suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Objek pada penelitian ini ialah pengaruh penggunaan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1) terhadap tingkat kinerja pegawai dan tingkat kepuasan pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung merupakan suatu lembaga Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang mengemban tugas di bidang ketenagakerjaan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, dan telah disahkan kembali dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 dengan struktur organisasi lebih ramping tetapi kaya fungsi.

Sejarah berdirinya bidang ketenagakerjaan tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa dan tatanan politik yang berkembang sejak proklamasi 17 Agustus 1945. Sejak berdirinya pemerintahan Republik Indonesia sampai sekarang, Departemen atau Kementerian yang diserahi tugas untuk menangani


(48)

masalah ketenagakerjaan berulang kali mengalami perubahan, baik berupa pembentukan baru, penyesuaian maupun penggabungan. Perubahan organisasi tersebut disebabkan oleh berkembangnya beban kerja yang harus ditangani.

Historis perubahan struktur organisasi yang membidangi ketenagakerjaan adalah sebagai berikut : Pertama berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 Organisasi Tenaga Kerja berubah menjadi Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, struktur organisasinya diatur dalam Keputusan Menteri NAKERTRANSKOP Nomor : Kep-100/MEN/1975. Dalam perkembangannya Departemen NAKERTRANSKOP mengalami perubahan dengan dipindahkannya urusan koperasi ke Departemen Perdagangan, kemudian disempurnakan kembali setelah masalah urusan transmigrasi dilimpahkan ke Departemen Transmigrasi.

Dengan peninjauan kembali UU No. 25 Tahun 1997, selain itu telah diratifikasi konvensi International Labour Organization (ILO) Nomor 87 ke dalam KEPRES 83 Tahun 1997 tentang kebebasan berserikat bagi para pekerja. Pengesahan Konvensi ILO No. 105 ke dalam UU RI No. 19 tahun 1999 mengenai penghapusan kerja paksa, pengesahan konvensi ILO No. 138 ke dalam UU RI No. 20 Tahun 1999 mengenai Upah Minimum untuk diperbolehkan bekerja dan pengesahan konvensi ILO No. 111 Tahun 1985 ke dalam UU RI no. 21 tahun 1999 mengenai diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan.

Bahkan telah dilakukan penyempurnaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yaitu :


(49)

1. Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Bandung.

2. Departemen Transmigrasi Propinsi Dati I Jawa Barat Cabang Kotamadya Bandung.

3. Dinas Tenaga Kerja Propinsi Dati I Jawa Barat Cabang Kotamadya Bandung. 4. Digabung menjadi satu dengan nama DINAS TENAGA KERJA KOTA

BANDUNG.

3.1.2. Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung 3.1.2.1. Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah “Terwujudnya penyelenggaraan ketenagakerjaan terbaik” makna yang terkandung dalam visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ini ialah :

Pertama, bahwa terwujudnya penyelenggara ketenagakerjaan terbaik ini mengandung arti bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mempunyai kewajiban untuk dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat pencari kerja, mendorong dan memotivasi para pengusaha untuk menciptakan perluasan kerja, serta mengerahkan warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan untuk mengikuti program transmigrasi.

Kedua, mengandung arti bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagai suatu lembaga yang harus dapat menyiapkan tenaga kerja terampil dan produktif, peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja, membina lembaga-lembaga latihan swasta, melakukan akreditasi lembaga latihan swasta serta sertifikasi kemampuan.Sehingga tenaga-tenaga tersebut diatas dapat berdaya saing tinggi


(50)

sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan dunia kerja serta memenuhi standar nasional / internasional.

Ketiga, bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ini sebagai suatu lembaga yang dapat berperan sebagai fasilitator dalam mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, adil dan bermartabat, mencakup pembinaan terhadap pengusaha, para pekerja dan lembaga-lembaga ketenagakerjaan, sosialisasi perundang-undang ketenagakerjaan, penanganan permasalahan / perselisihan ketenagakerjaan, memfasilitasi penetapan upah minimum kota, serta memberikan perlindungan terhadap pekerja dan pengusaha, dengan melalui program dan kegiatan yang berorientasi terhadap peningkatan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan jaminan sosial bagi tenaga kerja serta peningkatan penegakkan hukum ketenagakerjaan.

Keempat, bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mampu memfasilitasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pengembangan wilayah transmigrasi regional dengan peningkatan lokasi transmigrasi, pengerahan penempatan transmigran, dan penyuluhan kepada calon transmigran.

3.1.2.2. Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Misi dari Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terampil dan produktif sesuai kebutuhan pasar kerja dan dunia kerja.


(51)

3. Peningkatan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan, serta pembinaan dan pengembangan hubungan industrial.

4. Peningkatan ketersediaan lokasi transmigrasi dan penempatan transmigran.

3.1.3. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Berikut adalah struktur organisasi pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung yang berlamat di Jln. R.A.A. Martanegara No.4A Bandung, Jawa Barat :


(52)

(53)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Berikut ini merupakan deskripsi tugas pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung :

1. Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Kepala Dinas tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

a) Perumusan kebijakan teknis lingkup pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan. b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenaga kerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan.

c) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan. d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

e) Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan laporan penyelenggaraan kegiatan dinas.


(54)

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja lingkup kesekretariatan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretaris mempunyai fungsi : a) Perencanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;

b) Pelaksanaan pelayanan administrasi yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, keuangan dan program.

c) Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas.

d) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas.

e) Pengkordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan.

3. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian

Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a) Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

b) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas.


(55)

c) Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan pengelolaan data mutasi, cuti, disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai.

d) Mengevaluasi dan pelaporan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

4. Sub Bagian Keuangan Dan Program Dinas

Sub bagian keuangan dan program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup keuangan dan program.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub bagian keuangan dan program mempunyai fungsi :

a) Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi keuangan dan program;

b) Pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Dinas; c) Pelaksanaan pengendalian program yang meliputi kegiatan penyusunan

bahan dan koordinasi penyusunan rencana dan program kegiatan dinas, koordinasi penyusunan rencana dan program Dinas.

d) Pelaporan pelaksanaan lingkup pengelolaan administrasi keuangan dan program Dinas.


(56)

5. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja.

Bidang pelatihan dan produktivitas kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pelatihan dan produktivitas kerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang pelatihan dan produktivitas kerja mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja.

b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja.

c) Monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja.

6. Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja Dan Pelatihan Kerja.

Seksi pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja mempunyai fungsi:

a) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.

c) Pelaksanaan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja yang meliputi inventarisasi lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja,


(57)

pembinaan peningkatan kualitas lembaga latihan kerja & pelatihan kerja, pembinaan peningkatan produktivitas kerja dan fasilitasi pemagangan kerja di dalam negeri dan luar negeri.

d) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan lembaga pelatihan;

e) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyelenggaraan kegiatan pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.

7. Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja.

Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja mempunyai fungsi :

a) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja.

b) Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja.

c) Pelaksanaan lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja yang meliputi inventarisasi dan klasifikasi pekerjaan, pembinaan dan fasilitasi Standarisasi Kompetensi Kerja.

d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Standarisasi Kompetensi Kerja.


(58)

8. Bidang Penempatan Kerja Dan Transmigrasi

Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup Penempatan Kerja dan Transmigrasi.

Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program lingkup penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi.

b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi.

c) Pelaksanaan penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi.

d) Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi;

e) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi.

9. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kerja

Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai fungsi :


(59)

a) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja;

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja;

c) Pelaksanaan lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja yang meliputi pendaftaran pencari kerja, penyediaan informasi lowongan kerja/bursa kerja, fasilitasi Penempatan Kerja bagi pencari kerja, pembinaan, penyuluhan, pengawasan dan rekomendasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Kota Bandung, serta fasilitasi pendirian lembaga bursa kerja.

d) Penyuluhan dan pengawasan penyelenggaraan pendirian kantor cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Kota Bandung dan penyuluhan dan pengawasan penerbitan paspor TKI asal kota.

e) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja.

10.Seksi Transmigrasi

Seksi Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Transmigrasi mempunyai fungsi : a) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup transmigrasi;

b) Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup transmigrasi;


(60)

c) Pelaksanaan lingkup transmigrasi yang meliputi inventarisasi potensi transmigrasi, penyuluhan dan motivasi transmigrasi, penjajagan lokasi dan kerjasama penempatan transmigrasi serta monitoring kondisi transmigran;

d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup transmigrasi.

11.Kepala Bidang Pembinaan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Kepala Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan

Untuk melaksanakan tugas pokok kepala bidang Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

c) Pelaksanaan lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial;


(61)

d) Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja;

e) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

12.Seksi Pembinaan Dan Pengembangan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Seksi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai fungsi:

a) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan; b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan dan

pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan; c) Pelaksanaan lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan industrial

dan jaminan sosial ketenagakerjaan yang meliputi fasilitasi penyusunan dan pengesahan peraturan perusahaan, pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Perjanjian Pekerjaan, Pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), pencatatan organisasi pekerja dan pengusaha dan verifikasi keanggotaan Serikat Pekerja pembinaan kepesertaan jaminan sosial serta penyusunan usulan penetapan upah minimum kota;


(62)

d) Penyuluhan dan pengawasan penyelenggaraan operasional perusahaan penyedia jasa yang berdomisili di Kota;

e) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan. 13.Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas seksi pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Untuk melaksanakan tugas pokok seksi penyelesaian perselisihan hubungan industrial mempunyai fungsi:

a) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

c) Pelaksanaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang meliputi pembinaan, pencegahan dan fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan, pembinaan sumber daya manusia dan lembaga penyelesaian perselisihan di luar pengadilan, penyusunan, pengusulan formasi dan pembinaan mediator, konsiliator dan arbiter serta penerimaan pendaftaran dan seleksi calon hakim ad-hoc pengadilan hubungan industrial;


(63)

d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

14.Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang pengawasan ketenagakerjaan mempunyai fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja;

b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja;

c) Pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja.

d) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja.

15.Seksi Pengawasan Norma Kerja

Seksi Pengawasan norma kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengawasan ketenagakerjaan lingkup pengawasan norma kerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok seksi pengawasan norma kerja mempunyai fungsi:


(64)

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan norma kerja; c) Pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja yang meliputi penyuluhan,

pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan, menerima pengaduan, melakukan pengecekan ke lapangan dan menugaskan Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan melaksanakan koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam rangka penyelidikan, pemeriksaan, penindakan dan penyelesaian sebagai tindak lanjut atas pelanggaran peraturan daerah dan peraturan Walikota di bidang ketenagakerjaan.

d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja.

16.Seksi Pengawasan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Seksi Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengawasan ketenagakerjaan lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja mempunyai fungsi:

a) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja;

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja;

c) Pelaksanaan lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang meliputi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kesehatan dan


(65)

keselamatan kerja, pemeriksaan penggunaan instalasi/pesawat/mesin produksi serta peralatan keselamatan kerja, pemeriksaan dan pengujian kondisi lingkungan kerja di perusahaan serta penanganan kasus kecelakaaan kerja;

d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

3.2. Metode Penelitian

Dalam memecahkan suatu masalah pada suatu penelitian, dibutuhkan kehati – hatian dalam mengumpulkan, mengorganisir, menganalisis, dan mengolah data. Dan guna mengetahui tahapan-tahapan tersebut digunakanlah sebuah metode penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:2) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Menurut Umi Narimawati (2008:127) “Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Sedangkan menurut Arikunto, S (2002:136) “Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”

Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk


(1)

128

Bandung sudah baik dan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada

serta dapat maksimal bekerja walaupun tidak dalam pengawasan yang

ketat.

3. Secara umum para pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

memiliki tingkat kepuasan (Variabel Z) yang tinggi. Bila dilihat

berdasarkan indikator, tampak bahwa presentase tanggapan responden

mengenai Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty dan Tangibles

sudah memuaskan.

4. Kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada

Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung (Variabel X  Variabel Y) . Kualitas

sistem informasi (X) memberikan pengaruh sebesar 49,4% terhadap

kinerja pegawai (Y) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, dimana

dengan semakin baik kualitas sistem informasi (X) akan membuat kinerja

pegawai (Y) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung semakin tinggi.

5. Kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung berpengaruh

terhadap kepuasan pencari kerja (Variabel Y  Variabel Z). Kinerja

pegawai (Y) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung memberikan

pengaruh sebesar 63,3% terhadap kepuasan pencari kerja (Z), dimana

dengan semakin baik kinerja pegawai (Y) pada Dinas Tenaga Kerja Kota


(2)

129

5.2.Saran

Setelah peneliti memberikan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai

pengaruh sistem informasi (X) terhadap tingkat kinerja pegawai(Y) pada Dinas

Tenaga Kerja Kota Bandung dan dampaknya terhadap kepuasan pencari kerja

(Z), maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ada pengaruh

positif dari penggunaan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja

(AK-1) terhadap tingkat kinerja pegawai dan kepuasan para pencari kerja

pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, dengan demikian diharapkan

pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dapat selalu mempertahankan

kualitas sistem informasi yang ada dan terus melakukan berbagai

perbaikan/ maintanance secara berkala sehingga dapat meminimalisir

tingkat kesalahan/error yang terjadi.

2. Pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung diharapkan dapat terus

mengembangkan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja (AK-1)

lebih baik lagi, agar kinerja pegawai bisa semakin optimal dan kepuasan

para pencari kerjapun dapat tercapai.

3. Tanggapan Responden mengenai kepuasan pencari kerja pada Dinas

Tenaga Kerja Kota Bandung pada umumnya sudah tinggi. Hanya saja

kenyamanan ruang pelayanan dan ruang tunggu di Disnaker Kota

Bandung masih masih perlu sedikit perbaikan, demikian juga dengan

fasilitas lainnya (seperti: gedung, tempat parkir dan toilet di Disnaker)


(3)

130

Tenaga Kerja Kota Bandung dapat memperbaiki dan meningkatkan

ketersediaan fasilitas yang memadai bagi para pencari kerja agar kepuasan

yang diperoleh oleh para pencari kerja dapat lebih optimal.

4. Kepada pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung diharapkan selalu

memberikan sosialisasi mengenai Sistem Informasi pembuatan Kartu

Angkatan Kerja pada para pencari kerja, sehingga para pencari kerja yang

belum memanfaatkan sistem informasi pembuatan kartu angkatan kerja

(AK-1) dapat memanfaatkan sistem tersebut guna memudahkan pencari

kerja dalam membuat kartu angkatan kerja.

5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian pada bidang yang sama,

diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian sebelumnya dengan


(4)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KAMPUS I : JL. DIPATI UKUR 112 TELP. (022) 2504119, 2533603 BANDUNG 40132 KAMPUS II : JL. DIPATI UKUR 116 TELP. (022) 2533676, 2506634 BANDUNG 40132 KAMPUS III : JL. DIPATI UKUR 102 TELP. (022) 2503624, FAX. 2533754 BANDUNG 40132 KAMPUS IV : JL. DIPATI UKUR 114 TELP. (022) 2506553, 2508412 BANDUNG 40132

BIODATA MAHASISWA

DATA PRIBADI:

Nim : 10510341

Nama : Ade Lita Karismawati Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 1992-03-21 Jenis Kelamin : Wanita

Semester : 8

Jenjang Pendidikkan : Program Sarjana (Strata - I)

Alamat Rumah : Kp.Sukamanah Rt/Rw: 001/009 Kel/Desa:Rancaekek Wetan Kecamatan: Rancaekek 40394

Alamat Bandung : Kp.Sukamanah Rt/Rw: 001/009 Kel/Desa:Rancaekek Wetan Kecamatan: Rancaekek 40394

E-Mail : poo.panda87@yahoo.com No. Telepon : 085723400425

DATA KELUARGA:

Nama Ayah : Slamet Rujito Nama Ibu : Sri Setiyowati

Alamat Orang Tua : Kp.Sukamanah Rt/Rw: 001/009 Kel/Desa:Rancaekek Wetan Kecamatan: Rancaekek 40394

No. Telpon Orang Tua : 081573529167 Pekerjaan Orang Tua : Pegawai Swasta

Dengan ini saya, yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bahwa data di atas adalah benar.

Hormat Saya,


(5)

(6)