Mengoptimalkan Potensi Lingkungan PRINSIP PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

D. Operasional :

1. Tujuan Jelas dan dapat diukur: Perencanaan yang dibuat harus berisi tujuan yang jelas dan ingin dicapai dalam pembelajaran. Seperti yang dipaparkan di depan, tujuan yang ingin dicapai mencakup pengembangan semua kemampuan anak. Penetapan indikator yang ingin dicapai dalam rencana pembelajaran harus bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari indikator paling sederhana, konkrit ke yang lebih rumit. Jumlah indikator yang ditetapkan dalam tujuan pun harus dibatasi sesuai dengan kemampuan. Tujuan yang dituangkan dalam rencana pembelajaran pun harus dapat terukur, konkrit, dan dapat diamati. Contoh perumusan tujuan: Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak Tujuan masih umum belum kongkrit. Bandingkan dengan tujuan berikut ini: Anak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat lebih kongkritterukur. 2. Dapat Dilaksanakan: Perencanaan disusun sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran, karena itu penyusunan rencana pembelajaran harus dipastikan dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Agar perencanaan dapat laksanakan maka harus memperhatikan sumber daya yang ada SDM, sarana dan prasarana, lingkunganmuatan lokal, serta sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

E. Mengoptimalkan Potensi Lingkungan

Salah satu tujuan PAUD adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain anak diharapkan peka terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Anak dapat melihat lingkungan sebagai pusat sumber belajar, sebagai potensi yang harus dioptimalkan dan sebagai wahana yang harus dijaga kelestariannya. Karena itu pengembangan rencana belajar untuk PAUD harus berakar pada lingkungan yang ada di sekitar anak. Lingkungan yang dimaksud disini meliputi, lingkungan fisik yakni orang- orang yang ada di sekitar anak guru, pengelola, orang tua, masyarakat, benda- benda, tumbuhan, binatang, dan bangunan sekitarnya, cuaca, alam sekitar. Selain lingkungan fisk juga perlu memperhatikan lingkungan non fisik, yakni adat, budaya, nilai-nilai keagamaan, seni, bahasa, dan lainnya. Lingkungan fisik maupun non fisik tersebut diatas menjadi sumber belajar yang tidak ada habisnya untuk diolah menjadi bagian dari perencanaan pembelajaran bagi anak usia dini. Contoh: Tema Tempat Beribadah, Sub tema:: Masjid Kegiatan yang akan dilaksanakan: - Mendiskusikan perilaku yang diharapkan selama ada di masjid, kegiatan- kegiatan yang dapat dilakukan di masjid. Lampiran 4: Silabus PAUD Nonformal. 38d_Standar dan Bahan Ajar PAUD Nonformal - 2007 4 - Mengajak anak langsung mengunjungi masjid untuk mengamati seluruh bagian bangunan masjid. - Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pengalamannya tentang masjid kedalam kegiatan-kegiatan seperti: melukis, menggambar, menyusun balok, bermain pasir, membentuk dengan playdough, menggunting, menyusun puzle, dll. Mengoptimalkan potensi lingkungan juga dapat diartikan dengan memanfaatkan semua benda dan alat yang ada di lingkungan sebagai APE yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru bersama anak sebagai salah satu alternatif mengatasi kekurangan atau keterbatasan APE yang dimiliki. Lampiran 4: Silabus PAUD Nonformal. 38d_Standar dan Bahan Ajar PAUD Nonformal - 2007 5

BAB III KOMPONEN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN