Tingkat Komitmen Tingkat Abstraksi

yang menjadi subyek penelitian ini, tidak menyukai pendekatan secara langsung. Sebenarnya, tidak ada satupun orientasi perilaku supervisi pengajaran yang efektif untuk semua guru. Hal ini sangat ditentukan tergantung oleh karakteristik guru, seperti tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, kematangan profesional, dan karakteristik personal lainnya Sergiovanni 1987, dan Daresh 1989. Sedangkan menurut Glickman 1981 ada dua apek pada guru yang harus dipertimbangkan oleh supervisor sebelum menentukan orientasinya, yaitu 1komitmen guru teacher’s commitment dan 2 kemampuan berpikir guru secara abstrak teacher’s ability to think abstractly.

1. Tingkat Komitmen

Aspek pertama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan orientasi perilaku supervisi pengajaran adalah tingkat komitmen guru. Komitmen lebih luas daripada “Consern” sebab komitmen itu mencakup waktu dan usaha. Tingkat komitmen guru terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak dari yang paling rendah ke yang paling tinggi Glickman 1981. Gambar 6.5 menunjukkan hal ini. Seorang guru yang tidak atau kurang memiliki komitmen biasanya bekerja semata-mata memandang dirinya sendiri, kurang mau berusaha mengembangkan diri. Gambar 6.5 menjelaskan kepada kita, bahwa ciri-ciri seorang guru yang rendah komitmennya cenderung sebagai berikut: 1. sedikit sekali perhatiannya terhadap murid-murid, 2. waktunya yang disediakan untuk mengembangkan kerjanya sangat sedikit dan 3. perhatiannya hanya mempertahankan jabatannya. 113 Seorang guru yang komitmennya tinggi cenderung sebagai berikut 1. perhatiannya tinggi terhadap murid-murid dan guru-guru lainnya, 2. waktu dan tenaganya yang disediakan banyak sekali, 3. dan perhatian utamanya adalah bekerja sebanyak mungkin bagi kepentingan orang lain. Rendah  Sedikit perhatian terhadap murid  Sedikit waktu dan tenaga yang dikeluarkan  Perhatian utama adalah mempertahankan job Tinggi  Tinggi perhatian terhadap murid dan guru lain  Banyak waktu dan tenaga yang dikeluarkan  Bekerja sebanyak mungkin untuk orang lain Sumber: Glickman C.D.1981, Developmental Supervision, Alecandria: Association for Supervision and Curriculum Development, halaman 43. Gambar 7.5 Kontinum Komitmen Guru

2. Tingkat Abstraksi

Aspek kedua yang harus dipertimbangkan dalam menentukan orientasi perilaku supervisi pengajaran adalah tingkat abstraksi guru. Tingkat abstraksi guru yang dimaksudkan di sini adalah tingkat kemampuan guru mengelola pengajaran, mengklarifikasi masalah- masalah pengajarannya pengelolaan, disiplin, pengorganisasian dan minat murid, menentukan alternatif pemecahan masalah, dan kemudian merencanakan tindakan-tindakannya. Hasil penelitian Harvey 1966 dan Hunt dan Joyce 1967 menunjukkan bahwa guru- guru tingkat perkembangan kognitif tinggi, dimana pemikiran abstrak atau simboliknya sangat dominan mampu berfungsi dengan lebih kompleksitas di dalam kelas. Menurut Glickman 1981 tingkat abstraksi guru terbentang dalam satu garis kontinum, mulai dari rendah, menengah dan tinggi, 114 sebagaimana terlihat pada gambar 7.6. Guru-guru yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah tidak merasa bahwa mereka memiliki masalah-masalah pengajaran, atau apabila mereka merasakannya mereka sangat bingung tentang masalahnya. Mereka tidak tahu apa yang bisa dikerjakan. Guru-guru yang memiliki kemampuan berpikir abstrak menengah biasanya bisa mendefinisikan masalah berdasarkan bagaimana mereka melihatnya. Mereka bisa memikirkan satu atau dua kemungkinan tindakan, tetapi mereka mengalami kesulitan dalam memikirkan rencana yang komprehensif. Guru-guru yang memiliki kemampuan abstrak tingkat tinggi bisa memandang masalah-masalah pengajaran dari banyak perspektif diri sendiri, murid, orang tua, administrator, dan alat pelajaran, dan mengumpulkan banyak rencana alternatif. Selanjutnya mereka bisa memilih satu rencana dan memikirkan langkah-langkah pelaksanaan. Tingkat Berpikir Abstrak Rendah Sedang Tinggi  Bingung mengenai masalah  Tidak tahu tentang apa yang bisa dilakukan  “Tunjukkan”  Mempunyai satu atau dua respons biasa terhadap masalah  Bisa mendefinisikan masalah  Bisa memikirkan satu atau dua kemungkinan pemecahan masalah  Mempunyai kesulitan membuat perencanaan yang komprehensif pelaksanaan pemecahan  Bisa memikirkan masalah dari berbagai perspektif  Bisa mengumpulkan banyak alternatif perencanaan  Bisa memilih satu perencanaan dan memikirkan langklah- langkah Sumber:Glickman C.D.1981, Developmental Supervision, Alecandria: Association for Supervision and Curriculum Development, halaman 46. Gambar 7.6 Tingkat Berpikir Abstrak 115

3. Perpaduan Tingkat Komitmen dan Tingka Abstraksi