Penelitian Terdahulu Dampak Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Kota Binjai.

2.4 Penelitian Terdahulu

1. Sinta Uli Afrida Tobing Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Keejahteraan Masyarakat Kota Binjai“, bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelakasanaan otonomi daerah terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya Kota Binjai selama kurun waktu 1993-2007 dengan menggunakan Ordinary Least Square OLS. Hasil estimasi data dengan menggunakan Ordinary Least Square OLS menunjukkan bahwa otonomi daerah yang digambarkan dengan Pendapatan Asli Daerah PAD dan anggaran pembangunan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya Kota Binjai. 2. Ventauli Friska Simanjuntak Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dan yang menjadi populasinya adalah seluruh daerah kecamatan area sampel yang terdiri dari 17 kecamatan dan seluruh penduduk yang ada di kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari 618.656 jiwa. Pemilihan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan melihat kriteria tingkat kesejahteraan. Oleh karena keterbatasan waktu dan biaya, maka area sampel dilakukan dengan cara mengambil tiga kecamatan saja dari 17 kecamatan yang ada yaitu Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Dolok Masihul, dan Kecamatan Kotarih. Dengan rumus didapat besar sampel ke tiga desa tersebut yakni 100 orang. Data yang telah terkumpul dari hasil kuisioner kemudian di analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah pemekaran wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai yang dapat dilihat melalui IPM. 3. Tatas Firmansyah Penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Kemandirian Daerah Sebelum dan Sesudah diberlakukannya Otonomi Daerah”, bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kemandirian daerah periode sebelum dan sesudah otonomi daerah. Variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian adalah tingkat kemampuan pembiayaan diukur dengan rasio antara Penerimaan Asli Daerah PAD terhadap Pengeluaran Rutin PR, tingkat ketergantungan diukur dengan rasio antara Bantuansubsidi terhadap Total Penerimaan Daerah TPD, dan tingkat desentralisasi fiskal diukur dengan rasio antara PAD terhadap TPD. Data yang digunakan adalah data tiga tahun periode sebelum otonomi daerah yaitu tahun 1998, 1999, 2000 dan tiga tahun setelah otonomi daerah yaitu tahun 2001, 2002, 2003. Alat analisis yang digunakan adalah uji Paired Sample t-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan variabel tingkat kemandirian daerah berupa tingkat kemampuan pembiayaan dan tingkat ketergantungan. Nilai rata-rata variabel tersebut menunjukkan periode sebelum otonomi daerah tinggi secara signifikan dibandingkan sesudah otonomi daerah. Sedangkan tingkat ketergantungan daerah menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah otonomi daerah. Nilai rata-rata tingkat ketergantungan sebelum maupun sesudah otonomi daerah menunjukkan nilai yang sangat tinggi, ini menunjukkan bahwa otonomi daerah tidak membawa dampak terhadap tingkat ketergantungan daerah, artinya bantuansubsidi dari pemerintah pusat masih nyata. Universitas Sumatera Utara 4. Putri Sion H. M. Daely Penelitian dilakukan dengan melakukan metode penelitian deskriptif analisis, dan yang menjadi populasinya adalah seluruh daerah kecamatan area sampel yang terdiri atas 8 kecamatan dan seluruh penduduk yang ada di Kabupaten Nias Selatan yang terdiri dari 271.026 jiwa. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan melihat kriteria tingkat kesejahteraannya. Oleh kerena keterbatasa waktu dan biaya, maka area sampel penelitian dilakukan dengan cara mengambil 3 kecamatan saja dari 8 kecamatan yang ada yakni Kecamatan Teluk Dalam, Kecamatan Amandraya, Kecamatan Lolowau. Dengan rumus didapat besar sampel ketiga desa terebut yakni 100 orang. Data yang telah terkumpul dari hasil kuisioner kemudian dianalisi secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak pemekaran daerah di Kabupaten Nias Selatan berpengaruh positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat yang dapat dilihat melalui Indeks Pembangunan Manusia. 5. Muhammad Ilham Irawan Penelitian Muhammad Ilham Irawan yang berjudul “ Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia” bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam hal ini PDB, Anggaran Pengeluaran Peemerintah, Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square OLS dengan menggunakan metode analisis regresi Linear Logaritme. Penelitian ini menggunakan observasi sebanyak Universitas Sumatera Utara 18 tahun dari periode 1990-2007. Data yang ada diproses dengan mengunakan program komputer Eviews 5.1. Hasil penelitian ini adalah tiga dari empat variabel memberikan pengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia dan signifikan pada alpha α 1 CI=99 yaitu PDB, Anggaran Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing dan variabel lainnya yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri tidak signifikan tetapi memberikan pengaruh yang positif terhadap IPM di Indonesia Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah-langkah sistematik atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipitesis penelitian. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1 Lokasi Penelitian