Dakwaan Tunggal D. Bentuk-bentuk Penyusunan Surat Dakwaan

perkara yang disidangkan dengan acara biasa dan dengan model formulir PK-9A untuk perkara yang disidangkan dengan acara singkat, sehingga Jaksa Penuntut Umum tinggal mengisi secara benar formulir yang telah tersedia tersebut sesuai dengan identitas terdakwa seperti yang tercantum di dalam berkas perkara atau berita acara pemeriksaan terdakwa. Pengisian secara benar ini untuk menghindarkan apa yang tadi disebut sebagai error in persona atau kekeliruan mengenai orangnya. 19

A. Dakwaan Tunggal D. Bentuk-bentuk Penyusunan Surat Dakwaan

Dalam ketentuan undang-undang tidak dijumpai uraian atau aturan tentang macam-macam bentuk penyusunan surat dakwaan. Adanya macam- macan bentuk penyusunan surat dakwaan ini dimaksudkan untuk menjaring agar dakwaan terhadap pelaku perbuatan pidana tidak gagal dari penuntutan atau pemidanaan. Dilihat dari pada fakta perbuatan yang ada maka surat dakwaan disusun menurut susunan berikut ini : Dalam penyusunan dakwaan secara tunggal ini hanya didakwakan satu perbuatan pidana dan hanya dicantumkan satu pasal yang dilanggar. Penyusunan dakwaan secara tunggal ini sangat mengandung risiko karena kalau dakwaan satu-satunya ini gagal dibuktikan dalam persidangan maka tidak ada altematif lain kecuali terdakwa dibebaskan. Tetapi dalam praktek kadang-kadang ditemui suatu keadaan perkara 19 A. Soetomo, op. cit., hlm. 6. Universitas Sumatera Utara yang berdasarkan bukti-bukti yang ada sulit dicari alasan untuk mendakwakan perbuatan pidana yang lain, yang dengan demikian terpaksa disusun dakwaan secara tunggal. Sebagai contoh misalnya pencurian yang diatur dalam Pasal 362 KUHP, kadang-kadang dapat dicantumkan sebagai dakwaan subdider adala h penadahan atau pertolongan jahat Pasal 480 KUHP kadang-kadang juga dapat dialternatifkan dengan penggelapan Pasal 372 KUHP. Tetapi, dapat saja terjadi menurut kondisi perkara dengan bukti-bukti yang ada tidak mungkin dan terlalu jauh untuk dibuat dakwaan lainnya sehingga terpaksa disusun dakwaan secara tunggal. B. Dakwaan Kumulatif Dalam hal ini ada beberapa atau lebih dari satu perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa, dan masing-masing perbuatan yang didakwakan harus dibuktikan sendiri-sendiri. Sebagai contoh, seorang pelaku perbuatan pidana di samping telah membunuh korban yang dalam hal ini didakwa melanggar Pasal 340 atau 338 KUHP masih didakwa juga dengan dakwaan menguasai senjata api tanpa izin, melanggar Pasal 1 ayat 1 UU No. 12th. 1951, Undang-undang tentang senjata api, karena pelaku pembunuhan menggunakan sebagai alat adalah senjata api yang kebetulan juga tanpa izin yang berwenang. C. Dakwaan Alternatif Dalam penyusunan dakwaan secara alternatif ini diberikan suatu alternatif yang bergantung bagaimana perkembangan di persidangan mengenai dakwaan mana yang terbukti. Universitas Sumatera Utara Umumnya dakwaan yang disusun secara alternatif ini unsur pasalnya saling menghapuskan satu sama lain dalam arti apabila unsur tertentu telah terbukti unsur yang lain pasti tidak terbukti, demikian juga sebaliknya. Sebagai contoh, penyusunan dakwaan berdasar Pasal 378 KUHP, dengan alternatif Pasal 372 KUHP. Dalam hal ini unsur yang saling menghapuskan satu sania lain ialah mengenai “beradanya” barang pada penguasaan terdakwa. Kalau beradanya barang tersebut adanya di dalam penguasaan terdakwa adalah sebagai akibat dari bujuk rayu atau rangkaian kata-kata bohong yang dilakukan oleh terdakwa maka dalam hal ini telah terjadi delik penipuan yang melanggar Pasal 378 KUHP. Sedangkan apabila beradanya barang tersebut di dalam penguasaan terdakwa bukanlah akibat dari bujuk rayu atau rangkaian kata-kata bohong yang dilakukan terdakwa, melainkan dengan izin atau persetujuan pemilik, selanjutnya terdakwa menjual atau menggadaikan atau dengan cara apa pun terdakwa memperlakukan barangnya seperti seolah-olah miliknya sendiri tanpa izin pemilik, maka dalam hal ini telah terjadi delik penggelapan melanggar Pasal 372 KUHP. Dengan demikian, apabila terbukti melanggar Pasal 378 KUHP berarti tidak mungkin juga melanggar Pasal 372 KUHP, demikian juga sebaliknya; jadi tidak mungkin terbukti untuk dua-duanya. D. Dakwaan Primer Subsider Subsidairitas bersusun lapis Susunan dakwaan primer subsider ini umumnya dalam lingkup suatu perbuatan yang paralel atau satu jurusan yang dalam dakwaan disusun Universitas Sumatera Utara berdasar pada urutan berat ringannya perbuatan yang tentu akan berbeda tentang berat ringan ancaman pidananya, dengan susunan : Primair, Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih-lebih Subsidair, Lebih-lebih lagi Subsidair. Konkretnya, dalam bentuk dakwaan subsidairitas ini hanya satu tindak pidana saja yang sebenarnya akan didakwakan kepada terdakwa. Dapat disebutkan lebih lanjut bahwa dakwaan subsidairitas disusun dengan maksud agar jangan sampai terdakwa lepas dari pemidanaan. Sedangkan konsekuensi pembuktiannya, yang diperiksa terlebih dahulu adalah dakwaan primair, dan apabila tidak terbukti baru beralih kepada dakwaan subsidair dandemikian seterusnya. Namun, sebaliknya apabila dakwaan primair telah terbukti. Dakwaan subsidair dan seterusnya tidak perlu untuk dibuktikan lagi. Akan tetapi, ternyata dalam praktiknya antara dakwaan Subsidairitas dan dakwaan Alternatif sering dikacaukan penggunaannya. 20 20 Lilik Mulyadi. Hukum Acara Pidana : Normatif, Teoritis, Praktik dan Permasalahannya. Bandung: Alumni, 2007. hlm. 117. Ada anggpan bahwasanya dakwaan dengan bentuk Subsidairitas yang berisikan “Primair Subsidair” itu adalah dakwaan “Alternatif”. Padahal asumsi yang demikian tidaklah dapat dibenarkan. Memang, pada hakikatnya dakwaan Subsidairitas hampir identik dengan jenis dakwaan alternatif, tetapi perbedaannya kalau dalam dakwaan alternatif, hakim dapat langsung memilih dakwaan yang sekiranya cocok dengan pembuktian di persidangan karena pada dakwaan alternatif ciri utama tindak pidananya adalah “sejenis” dan adanya kata hubung “atau”. Lain halnya dengan dakwaan Subsidairitas, pada dakwaan jenis ini hakim tidak dapat memilih karena tindak pidana yang didakwakan tidak sejenis, tidak adanya kata hubung “atau” serta disusun dengan berurutan dengan dimulai pada dakwaan dengan tindak Universitas Sumatera Utara pidana terberat sampai teringan dan hakim harus mempertimbangkan dakwaan terlebih dahulu misalnya, Primer, apabila dakwaan Primer tidak terbukti kemudian hakim mempertimbangkan dakwaan berikutnya Subsidair dan seterusnya, ataupun sebaliknya Subsidair dan seterusnya tidak perlu dibuktikan lagi. 21 E. Dakwaan Campuran Atau Gabungan Sebagai contoh, perbuatan berupa menghilangkan nyawa orang lain, dalam menyusun surat dakwaan, biasanya dicantumkan sebagai dakwaan primer pasal ancaman pidananya paling tinggi yaitu Pasal 340 KUHP yaitu menghilangkan nyawa orang lain yang direncanakan lebih dulu, baru sebagai dakwaan subsidernya adalah Pasal 338 KUHP yaitu menghilangkan nyawa orang lain pembunuhan biasa, dan sebagai dakwaan yang lebih subsider adalah Pasal 355 ayat 2 KUHP yaitu penganiayaan berat yang dilakukan dengan direncanakan lebih dahulu yang mengakibatkan kematian orangnya, sedangkan sebagai dakwaan lebih subsider lagi adalah Pasal 354 ayat 2 KUHP yaitu sengaja melukai berat orang lain yang mengakibatkan kematian orangnya. Selanjutnya sebagai dakwaan terlebih subsider lagi adalah Pasal 351 ayat 3 yaitu penganiayaan biasa yang mengakibatkan mati orangnya dan selanjutnya. Di samping bentuk susunan surat dakwaan komulatif, alternatif, dan primer subsider tersebut dapat pula disusun dakwaan campuran atau gabungan yaitu dengan dakwaan kesatu, kedua, ketiga dan selanjutnya tersebut masih dapat dicantumkan dakwaan secara alternatif atau primer subsider. 21 Ibid., hlm. 117-118. Universitas Sumatera Utara Sedangkan pembuktian dakwaan campuran gabungan ini harus dilakukan terhadap setiap lapis dakwaan. Pembuktian masing-masing lapisan tersebut disesuaikan dengan bentuk lapisannya, yaitu apabila lapisannya bersifat subsidairitas, pembuktiannya harus dilakukan secara berurutan mulai lapisan teratas sampai lapisan yang dainggap terbukti. Akan tetapi, bila lapisannya terdiri dari sifat alternatif, pembuktiannya dapat langsung dilakukan terhadap dakwaan yang paling dianggap terbukti. Sebagai contoh, perampokan yang disertai pembunuhan, pembakaran rumah dari yang dirampok yang maksudnya untuk menghilangkan jejak, lalu pembunuhan tersebut dilakukan dengan alat berupa senjata api yang tanpa memiliki izin dari yang berwenang. Dalam hal ini susunan dakwaan disusun menjadi : Kesatu : Primer, Pasal 340 KUHP pembunuhan berencana. Subsider Pasal 338 KUHP pembunuhan biasa. Lebih subsider Pasal 355 ayat 2 KUHP penganiayaan yang direncanakan dan mengakibatkan orangnya mati. Lebih subsider lagi Pasal 354 ayat 2 KUHP sengaja melukai berat orang lain yang mengakibatkan orangnya mati. Lebih-lebih subsider lagi Pasal 351 ayat 3 penganiayaan biasa yang mengakibatkan orangnya mati. Kedua : Primer Pasal 187 KUHP sengaja membakar. Subsider Pasal 188 KLTHP karena kesalahannya yang mengakibatkan Universitas Sumatera Utara kebakaran. Ketiga : Primer Pasal 365 KUHP pencurian yang didahului atau disertai dengan kekerasan. Subsider Pasal 363 KUHP pencurian pada waktu malam atau yang dilakukan bersama-sama oleh dua orang atau lebih. Keempat : Primer Pasal 1 ayat 1 UU No. 12Dst 1951 yo Pasal 55, 56 KUHP.

E. Hal-hal yang Diuraikan dalam Surat Dakwaan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Tentang Pertimbangan Penuntut Umum Dalam Membuat Surat Dakwaan Secara Terpisah Terhadap Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh Beberapa Orang ( Surat Tuntutan NO.REG/ PER:PDM – 190 / EP.1/Medan/2007 )

1 91 72

Analisis Hukum Terhadap Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum (Putusan Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006)

0 37 127

ANALISIS YURIDIS SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM BATAL DEMI HUKUM

0 3 15

Analisis konstruksi hukum penuntut umum dalam menyusun dakwaan terhadap tindak pidana yang mengandung perbarengan dan implikasi yuridisnya

0 4 80

KETERKAITAN PENYIDIKAN DENGAN PEMBUATAN SURAT DAKWAAN OLEH PENUNTUT UMUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA (Studi di Wilayah Hukum Poltabes Padang).

0 0 12

ALASAN PENUNTUT UMUM MELAKUKAN PEMISAHAN SURAT DAKWAAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi kasus di Kejaksaan Negeri Padang).

0 1 6

pengaruh ketidaktepatan penerapan undang-undang oleh jaksa penuntut umum dalam penyusunan surat dakwaan terhadap pelaku tindak pidana narkotika dihubungkan dengan putusan hakim dan kepastian hukum.

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Jaksa Penuntut Umum dalam Melakukan Tuntutan Pidana terhadap Anak yang Melakukan Tindak Pidana

0 0 14

Contoh Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

0 0 13

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Pasal Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika dalam Surat Dakwaan Oleh Jaksa Penuntut Umum - PENETAPAN PASAL DAN BENTUK DAKWAAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA -

0 0 36