Manfaat Pembuatan Surat Dakwaan Secara Terpisah Tanggapan Kasus

penyidikan. Dengan adanya pemecahan berkas perkara ini maka dengan sendirinya mementahkan kembali pemeriksaan kepada proses pemeriksaam penyidikan. Kalau begitu, dengan adanya keharusan untuk kembali melakukan pemeriksaan penyidikan, maka pemeriksaan penyidikan yang diakibatkan pemecahan berkas tetap menjadi wewenang instansi penyidik walaupun pemecahan berkas dilakukan penuntut umum. Alasan utama dalam hal ini adalah pada hakikatnya pemecahan berkas perkara masih dalam tahap prapenuntutan. Dengan demikian pemeriksaan penyidikan belum selesai dan masih tetap menjadi wewenang instansi penyidik. Atas pertimbangan tersebut maka dalam pemecahan berkas perkara pemeriksaan penyidikan dilakukan oleh penyidik dengan jalan pihak penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada penyidik, dalam arti untuk melakukan penyidikan tambahan, serta pemeriksaan penyidikan pemecahan berkas perkara dilakukan oleh penyidik berdasar petunjuk yang diberikan oleh penuntut umum. 37

D. Manfaat Pembuatan Surat Dakwaan Secara Terpisah

Tata cara pengembalian berkas baik yang dilakukan oleh penuntut umum kepada pihak penyidik maupun oleh pihak penyidik kepada penuntut umum dalam rangka pemecahan berkas perkara, berpedoman kepada ketentuan tata cara dan batas-batas tenggang waktu yang ditentukan dalam Pasal 110 ayat 4 dan Pasal 138 ayat 2 KUHAP. Sebagaimana telah diuraikan terlebih dahulu dalam tulisan ini bahwa penuntut umum dapat membuat surat dakwaan terpisah terhadap tindak pidana 37 M. Yahya Harahap, op. cit., hlm. 442-443. Universitas Sumatera Utara yang dilakukan oleh beberapa orang. Pemisahan berkas perkara hanya dapat diperkenankan dengan ketentuan apabila terdakwa dalam perkara tersebut terdiri dari beberapa orang, dan pemecahan berkas perkara dilakukan apabila dalam perkara tersebut kurang bukti dan kesaksian yang dapat memberatkan terdakwa. Adapun yang menjadi manfaat dalam pemisahan berkas perkara dalam proses persidangan pidana, khususnya bagi para penegak hukum adalah sebagai berikut : a. Bagi Hakim : Memudahkan Hakim dalam menjalankan proses pemeriksaan, dimana surat dakwaan terpisah pada waktu pemecahan berkas perkara telah disusun sedemikian rupa untuk menambah bukti dan keterangan saksi dari terdakwa lainnya yang telah dipisah surat dakwaannya sehingga akan mengungkap perbuatan pidana terdakwa. b. Bagi Jaksa Penuntut Umum Pemisahan berkas perkara ini bermanfaat bagi Jaksa Penuntut Umum sebagai alat agar jangan sampai terdakwa lepas dari segala tuntutan pidana atau melepaskan diri dari pertanggung-jawaban hukum atas tindak pidana yang dilakukan terdakwa. Universitas Sumatera Utara BAB IV KASUS DAN TANGGAPAN KASUS

A. Kasus KEJAKSAAN NEGERI MEDAN

“ UNTUK KEADILAN “ SURAT DAKWAAN NO. REG.PER : PDM – 190Ep.1022007

a. Identitas Terdakwa

Nama Lengkap : HASAN Tempat Lahir : Besitang Umur Tgl.lahir : 33 tahun Tgl 03 April 1973 Jenis kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Jln. Palem I No. 1408 Kec- Medan Helvetia Agama : Islam Pendidikan : D3 Pekerjaan : Karyawan PT. Securiccor Indonesia

b. Penahanan

- Ditahan oleh Penyidik : Tgl. 16-12-2006 sd 04-01-2007 - Diperpanjang PU : Tgl . 05-01-2007 sd 13-02-2007 - Ditahan PU : Tgl. 05-02-2007 sd 24-02-2007 c. Dakwaan : Bahwa dia terdakwa Hasan, secara bersama-sama dengan temannya AMRI MEDIANSYAH YUSUF, dan TUMPAK SURYANTO MANIK, masing- masing berkas terpisah, pada hari, tanggal tidak ingat lagi tetapi pada bulan Nopember tahun 2006 sd bulan Desember tahun 2006 sekira Jam 24.00 WIB, Universitas Sumatera Utara atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Nopember tahun 2006 sd bulan Desember tahun 2006, bertempat di Komplek Multatuli Indah No.3 Medan jalan Multatuli Medan, atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Medan, telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sehingga demikian harus dipandang sebagai satu perbuatan yang diteruskan, dengan sengaja dan melawan hukum, menggelapkan uang perusahaan PT. Securiccor Indonesia sejumlah Rp.4.000.000,- yang sebagian atau seluruhnya adalah milik PT. Securiccor Indonesia Medan, atau setidak- tidaknya bukan kepunyaan terdakwa sendiri, dan uang tersebut ada pada terdakwa disebabkan karena ada hubungan pekerjaannya atau pencariaannya atau disebabkan karena kejahatan, yang dilakukan terdakwa bersama teman- temannya dengan cara sebagai berikut: Pada waktu dan ditempat seperti tersebut diatas, ketika terdakwa bersama saksi AMRI MEDIANSYAH YUSUF, dan TUMPAK SURYANTO MANIK berkas terpisah, bekerja sebagai kasir di PT. Securiccor Indonesia Medan, dan atas kepercayaan yang diberikan oleh Pimpinannya kepada terdakwa, terdakwa bersama dengan para saksi telah menggelapkan uang perusahaan dengan cara pada bulan Nopember tahun 2006 sekira jam 24.00 WIB terdakwa bekerja bersama para saksi dibagian kasir, oleh saksi Tumpak Suryanto Manik menghitung uang dimesin sorti, dan oleh saksi memberitahukan kepada terdakwa ada uang lebih sebesar Rp.50.000.- lalu saksi memberikan uang tersebut kepada terdakwa, yang oleh terdakwa katakan kepada saksi “kita ambil saja lalu terdakwa kembalikan lagi uang tersebut kepada saksi, yang kemudian oleh saksi menggulung uang tersebut dan dihekter dikertas HVS, yang kemudian saksi Universitas Sumatera Utara memberi kode kepada saksi Amri Mediansyah Yusuf untuk mengambil uang tersebut, lantas saksi Tumpak Suryanto Manik memberikan uang tersebut kepada saksi Amri Mediansyah Yusuf dan oleh saksi menyelipkan uang tersebut di berkas Administrasi agar jangan dapat dimonitor oleh kamera, dan kemudian setelah terdakwa bersama para saksi selesai bekerja lalu menggunakan uang tersebut untuk makan malam bersama, yang kemudian pada buian Nopember 2006 juga sekira jam 05.00 WIB terdakwa bekerja diruangan monitor dan melihat uang lalu terdakwa mengambilnya dan digulung serta dihekter dikertas HVS, kemudian terdakwa letakkan diatas meja kasir serta memberitahukan kepada saksi Amri Mediansyah Yusuf dan mengatakan kau ambil saja uang itu dan bawa keluar, oleh saksi Amri Mediansyah Yusuf menyelipkan diberkas Administrasi dan dibawanya, dan setelah terdakwa dan para saksi selesai bekerja kemudian keluar dan uang sebesar Rp.100.000,- lalu oleh terdakwa memberikan uang tersebut kepada lrawan, yang kemudian pada hari Jumat tanggal 08 Desember 2006 sekira jam 01.00 WIB terdakwa bekerja seperti biasa, yang oleh Kasir Jhonson melaporkan kepada terdakwa bahwa ada uang yang lebih seperti biasa dan diberikan kepada saksi Tumpak Suryanto Manik, oleh saksi melaporkannya kepada terdakwa ada uang lebih sebesar Rp 100.000, yang oleh terdakwa katakan kita ambil aja, lantas saksi menggulung uang tersebut dan dihekter dengan laporan, yang oleh saksi memberikan kode kepada saksi Amri Mediansyah Yusuf untuk mengambil uang tersebut, lalu saksi Tumpak Suryanto Manik menyerahkannya kepada saksi Amri Mediansyah Yusuf, dan oleh saksi menyelipkan diberkas Administrasi agar jangan termonitor kamera lalu keluar, dan setelah terdakwa bersama para saksi selesai bekerja oleh terdakwa Universitas Sumatera Utara mengatakan kepada saksi agar diberikan kepada saksi Tumpak Suryanto Manik untuk disimpan, yang kemudian pada hari Jumat tangal 15 Desember 2006 sekiranya 07.00 WIB oleh pimpinan Perusahaan mengumpulkan terdakwa bersama para saksi serta ternan-temannya yang satu kerja di kantor Brimob Poldasu, kemudian pimpinan perusahaan memberitahukan kepada terdakwa beserta teman-ternannya bahwa banyak uang yang hilang ditempat ruang monitor Kasir, dan atas pemberitahuan tersebut maka terdakwa bersama-sama dengan temannya terus terang mengakui bahwa terdakwa beserta teman-temannya yang sering mengambil uang pada saat bekerja diruang monitor kasir dan oleh saksi Tumpak Suryanto Manik mengambilkan sisa uang yang telah diambilnya sebesar Rp.200.000.- kepada pimpinan perusahaan dan atas perbuatan terdakwa bersama dengan teman-temannya pimpinan Perusahaan PT. Securiccor Indonesia tidak merasa senang lalu menyerahkan terdakwa bersama dengan teman-temannya beserta barang bukti berupa uang sebesar Rp.200.000.- ke Poltabes M.S untuk diusut, akibat perbuatan terdakwa bersama dengan teman-temannya pihak PT. Securiccor Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp.4.000.000,- atau setidak- tidaknya lebih dari Rp.250.-dua ratus lima puluh rupiah. Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana sebagaimana dalam Pasal 374 jo. Pasal 64 1 KUHP. M e d a n , 0 7 F e b r u a r i 2 0 0 7 JAKSA PENUNTUT UMUM P. SIBURIAN, SH. AJUN JAKSA NIP.230015760 Universitas Sumatera Utara

B. Tanggapan Kasus

Dari kasus di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemisahan berkas perkara yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam menyusun surat dakwaan dinilai sangat tepat. Hal ini dapat kita lihat dari perkara pidana tersebut. Dimana kasus ini merupakan perkara pidana yang dilakukan oleh beberapa orang. Di dalam KUHAP yang mengatur hukum acara pidana di Indonesia, ada suatu ketentuan mengenai perkara pidana dilakukan oleh beberapa orang yang diatur dalam Pasal 141, yang berbunyi : “ Penuntut umum dapat melakukan penggabungan perkara dan membuatnya dalam satu surat dakwaan, apabila dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan ia menerima berkas perkara dalam hal : a. Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang sama dan kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap penggabungan; b. Beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut satu dengan yang lain; c. Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut-paut satu dengan yang lain akan tetapi satu dengan yang lainnya itu ada hubungannya, yang dalam hal ini penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan pemeriksaan.” Kalau kita melihat apa yang termuat dalam Pasal 141 KUHAP, Jaksa Penuntut Umum dapat melakukan penggabungan perkara dan membuatnya dalam satu surat dakwaan atas kasus diatas. Dimana dari kasus diatas dapat kita lihat bahwa terdakwa Hasan, secara bersama-sama dengan temannya AMRI MEDIANSYAH YUSUF, dan TUMPAK SURYANTO MANIK, bertempat di Universitas Sumatera Utara Komplek Multatuli Indah No.3 Medan jalan Multatuli Medan, telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sehingga demikian harus dipandang sebagai satu perbuatan yang diteruskan, dengan sengaja dan melawan hukum, menggelapkan uang perusahaan PT. Securiccor Indonesia sejumlah Rp.4.000.000,- yang sebagian atau seluruhnya adalah milik PT. Securiccor Indonesia Medan, atau setidak- tidaknya bukan kepunyaan terdakwa sendiri, dan uang tersebut ada pada terdakwa disebabkan karena ada hubungan pekerjaannya atau pencahariannya atau disebabkan karena kejahatan, yang dilakukan terdakwa bersama teman-temannya, yaitu AMRI MEDIANSYAH YUSUF, dan TUMPAK SURYANTO MANIK yang juga dijadikan tersangka dalam kasus ini. Akan tetapi penggunaan Pasal 141 KUHAP tidak akan efektif dalam kasus diatas. Menurut penulis kurangnya penggunaan penggabungan perkara atas kasus diatas dapat dipertimbangkan oleh beberapa hal : 1. Perkara pidananya bukan beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang sama; 2. Apabila dilakukan penggabungan perkara, maka alat bukti menjadi lemah karena tidak adanya saksi selain para tersangka itu sendiri. Dengan kurang efektifnya penggabungan perkara atas kasus diatas, maka pemisahan berkas perkara merupakan cara yang tepat untuk menuntut para terdakwa. Menurut Pasal 142, yang berbunyi : “ Dalam hal penuntut umum menerima satu berkas perkara yang memuat beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh beberapa orang tersangka yang tidak termasuk dalam ketentuan Pasal 141, penuntut umum dapat melakukan penuntutan terhadap masing-masing terdakwa secara terpisah.” Universitas Sumatera Utara Dari kasus diatas, dapat dilihat ada 3 orang tersangka yang melakukan perbuatan tindak pidana secara bersama-sama, termasuk terdakwa sendiri dalam kasus ini. Dimana terdakwa bekerja bersama para saksi tersangka lainnya dibagian kasir, oleh saksi Tumpak Suryanto Manik menghitung uang di mesin sorti, dan oleh saksi memberitahukan kepada terdakwa ada uang lebih sebesar Rp.50.000.- lalu saksi memberikan uang tersebut kepada terdakwa, yang oleh terdakwa katakan kepada saksi “kita ambil saja lalu terdakwa kembalikan lagi uang tersebut kepada saksi, yang kemudian oleh saksi menggulung uang tersebut dan dihekter dikertas HVS, yang kemudian saksi memberi kode kepada saksi Amri Mediansyah Yusuf untuk mengambil uang tersebut, lantas saksi Tumpak Suryanto Manik memberikan uang tersebut kepada saksi Amri Mediansyah Yusuf dan oleh saksi menyelipkan uang tersebut di berkas Administrasi agar jangan dapat dimonitor oleh kamera, dan kemudian setelah terdakwa bersama para saksi selesai bekerja lalu menggunakan uang tersebut untuk makan malam bersama. Perbuatan tindak pidana ini terus berlanjut sampai pimpinan perusahaan ditempat terdakwa bekerja memberitahukan kepada terdakwa beserta teman-ternannya bahwa banyak uang yang hilang ditempat ruang monitor Kasir, dan atas pemberitahuan tersebut maka terdakwa bersama-sama dengan temannya terus terang mengakui bahwa terdakwa beserta teman-temannya yang sering mengambil uang pada saat bekerja diruang monitor kasir. Dari kasus diatas, perkara pidana yang dilakukan oleh terdakwa dan teman-temannya itu memperlihatkan adanya kekurangan alat bukti dalam proses pembuktian. Dimana perbuatan pidana tersebut dilakukan oleh beberapa orang dan tak ada yang bisa dijadikan saksi kecuali para pelaku dan korban. Untuk Universitas Sumatera Utara mencegah agar terdakwa dan teman-temannya sebagai pelaku tidak lepas dari hukuman, maka penuntut umum melakukan penuntutan terhadap terdakwa dan teman-temannya secara terpisah dengan dakwaan melanggar Pasal 374 jo. Pasal 64 1 KUHP, yang diharapkan dakwaan ini yang terbukti dalam proses pembuktian di pengadilan. Dengan berkas perkara terpisah, terdakwa dengan teman-temannya harus saling bersaksi dalam perkara masing-masing sehingga keterangan saksi sebagai alat bukti menjadi kuat dan prinsip batas minimum pembuktian dapat dipenuhi penuntut umum. Seandainya penuntut umum melakukan penggabungan berkas perkara dalam kasus diatas, maka kemungkinan besar terdakwa dan teman-temannya akan bebas dari hukuman karena melanggar prinsip batas minimum pembuktian. Berdasarkan uraian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa pertimbangan penuntut umum dalam membuat surat dakwaan secara terpisah terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh beberapa orang adalah dalam kekurangan bukti dan tidak ada yang dapat dijadikan sebagai saksi kecuali para pelaku dan korban. Dengan demikian Surat dakwaan NO. REG.PER : PDM – 190Ep.1022007 sudah memenuhi ketentuan dalam hukum acara pidana khususnya Pasal 142 KUHAP tentang penuntutan terdakwa dalam surat dakwaan terpisah. Sehingga terdakwa tidak dapat lepas dari pertanggungjawaban pidana yang telah ia lakukan, dan juga penuntut umum tidak menunjukkan ketidaktepatan dalam menerapkan Pasal 142 KUHAP. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Tentang Pertimbangan Penuntut Umum Dalam Membuat Surat Dakwaan Secara Terpisah Terhadap Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh Beberapa Orang ( Surat Tuntutan NO.REG/ PER:PDM – 190 / EP.1/Medan/2007 )

1 91 72

Analisis Hukum Terhadap Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum (Putusan Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006)

0 37 127

ANALISIS YURIDIS SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM BATAL DEMI HUKUM

0 3 15

Analisis konstruksi hukum penuntut umum dalam menyusun dakwaan terhadap tindak pidana yang mengandung perbarengan dan implikasi yuridisnya

0 4 80

KETERKAITAN PENYIDIKAN DENGAN PEMBUATAN SURAT DAKWAAN OLEH PENUNTUT UMUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA (Studi di Wilayah Hukum Poltabes Padang).

0 0 12

ALASAN PENUNTUT UMUM MELAKUKAN PEMISAHAN SURAT DAKWAAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi kasus di Kejaksaan Negeri Padang).

0 1 6

pengaruh ketidaktepatan penerapan undang-undang oleh jaksa penuntut umum dalam penyusunan surat dakwaan terhadap pelaku tindak pidana narkotika dihubungkan dengan putusan hakim dan kepastian hukum.

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Jaksa Penuntut Umum dalam Melakukan Tuntutan Pidana terhadap Anak yang Melakukan Tindak Pidana

0 0 14

Contoh Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

0 0 13

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Pasal Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika dalam Surat Dakwaan Oleh Jaksa Penuntut Umum - PENETAPAN PASAL DAN BENTUK DAKWAAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA -

0 0 36