Pengorganisasian Manajemen Supervisor Kota Tanjungbalai.

102 ditetapkan. Dengan demikian perencanaan manajemen supervisor Kota Tanjungbalai sudah cukup baik secara administrasi kepengawasan.

2. Pengorganisasian Manajemen Supervisor Kota Tanjungbalai.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupi. Dua aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi. Adapun bagan organisasi Supervisor PAI Kota Tanjungbalai sebagaimana lampiran 2. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien. Aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu: a. Bagan organisasi formal. b. Pembagian kerja. c. Departementalisasi. d. Rantai perintah atau kesatuan perintah. e. Tingkat-tingkat hirarki manajemen. f. Saluran komunikasi. g. Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan. Proses pengorganisasian supervisor PAI Kota Tanjungbalai terdiri dari tiga tahap, yaitu: a. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap personil supervisor dalam mencapai tujuan organisasi. 103 b. Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan- kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. c. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi konflik. Pengorganisasian juga merupakan fungsi manajemen kedua yang merupakan langkah strategi untuk mewujudkan suatu rencana organisasi. Pengorganisasian adalah satu proses dimana pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas-aktivitas mengkoordinasikan hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian juga dapat dipandang sebagai usaha penciptaan hubungan tugas yang jelas antara sesama personalia, sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerjasama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Secara operasional mengenai pelaksanaan pengorganisasian yang dilakukan supervisor dari tingkat dasar Ibtidaiyah, SLTP MTs, dan SLTA MA da lam suatu wawancara menyebutkan صmanajemen dan pengorganisasian dari kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai selama ini berlangsung baik, sistematis dan harmonis meskipun terkadang terjadi pembagian tugas yang tumpang tindih karena jumlah supervisor yang minimض. 100 Pendapat di atas ditegaskan kembali oleh Kepala Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai sebagai Pokjawas yang menyebutkan bahwa: صPengorganisasian ketiga supervisor selama ini baik, sebab Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai yang bekerjasama dengan Mapenda dan pihak kepegawaian selalu memberi masukan bahkan berupaya bersinergi menjadi mitra sejati untuk terus melakukan upaya agar tercapainya guru-guru madrasah yang profesional di Kota Tanjungbalai. Tidak hanya itu, namun kesemuanya terangkum dalam satu organisasi pegawai Kantor kementerian Agama yang juga 100 Wawancara dengan ketiga supervisor tanggal 22 Maret 2011 di ruang Supervisor. 104 berkoordinasi dengan seluruh Kepala madrasah, guru-guru dalam satu pembagian tugas sesuai bidangnyaض. 101 Senada dengan pandangan di atas, Kepala Mapenda Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai menjelaskan bahwa: صPengorganisasian yang selama ini kami terapkan dalam hal kerja supervisor dari semua tingkatan adalah berupaya mewujudkan kerjasama dari atas ke bawah secara hirarchi, walaupun dengan tugas yang sangat kompleks seiring jumlah pengawas yang sedikit, kami tetap berupaya melakukan tugas secara terorganisir sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan oleh masing- masing mereka, dengan tujuan agar semua guru madrasah bisa pula bekerja secara profesionalض. 102 Hasil dari wawancara di atas, menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi pengorganisasian yang dilakukan supervisor berlangsung sebagaimana diharapkan oleh semua elemen di Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai baik Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai, Pokjawas dalam hal ini kepala Kankemenag, kepegawaian, Mapenda, Kepala Madrasah serta guru-guru Madrasah. Supervisor selalu memposisikan dirinya sebagai pembimbing guru- guru madrasah yang membutuhkan satu pengorganisasian yang solid, kompak dan bersahaja dalam mengemban tugasnya di lingkungan tempatnya bekerja. Dalam hal ini dapat kita lihat pada bagan struktur organisasi Kepengawasan Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai: 101 Wawancara dengan Kepala Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai tanggal 24 Maret 2011 di ruang Kepegawaian. 102 Wawancara dengan Ketua Pokjawas Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai tanggal 24 Maret 2011 di ruang kerja. 105 STRUKTUR ORGANISASI KEPENGAWASAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA TANJUNGBALAI ............ ............................ Gambar 3 : Struktur Organisasi kepengawasan Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai Dari struktur organisasi di atas, maka akan terlihat adanya hubungan yang sinergi antara kepala kankemenag, Pokjawas yaitu kepala kankemenag Kota Tanjungbalai dan ketiga pengawas madrasah. Secara hirarchi bahwa kepala Kantor Kementerian Agama sebagai pimpinan tertinggi yang jabatannya juga sebagai ketua kelompok kerja pengawas Pokjawas. Sedangkan ketiga pengawas untuk semua tingkatan berada di bawah kepemimpinan ketua Pokjawas tersebut. Pengarahan dari ketua Pokjawas Kelompok Kerja Pengawas sangat diperlukan karena ia merupakan mitra dalam membimbing dan mengarahkan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Dalam organisasi kepengawasan PAI di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai harus merujuk pada poin 41 petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas yaitu adanya keanggotaan dalam organisasi profesi dimana kedudukan seorang pengawas Pendidikan Agama dalam organisasi yang bertujuan untuk Kankemenag Ketua Pokjawas Pengawas Tingkat Dasar MI Pengawas Tingkat Lanjutan Pertama MTs Pengawas Tingkat Lanjutan Atas MA 106 meningkatkan kemampuan profesionalnya, yang dibuktikan dengan kartu anggota atau keputusan dari pejabat yang berwenang. 103 Para pegawai dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai terhadap supervisor dalam melakukan pengarahan yaitu: a. Prinsip mengarah kepada tujuan. b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan. c. Prinsip kesatuan komando. Pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar pegawai bersedia untuk bekerja sebaik mungkin dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas. Cara pengarahan pengorganisasian Manajemen supervisor Kota Tanjungbalai yaitu: a. Orientasi. Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. b. Perintah. Merupakan permintaan dari kepala madrasah kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. c. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini kepala madrasah melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.

3. Pelaksanaan Manajemen Supervisor Kota Tanjungbalai.