Sumber Bahan Hukum Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik Analisa Bahan Hukum

negara lain atau hukum dari suatu waktu tertentu dengan hukum dari waktu yang lain. Perbandingan hukum yang dilakukan ialah dengan membandingankan hukum-hukum yang berada di negara Asia seperti India, Malaysia danThailand maupun dengan negara di Luar Asia seperti Australia. 25

1.8.3 Sumber Bahan Hukum

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, maka sumber bahan hukum yang digunakan adalah data sekunder yang berupa bahan hukum, yang terdiri atas : 1. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat, antara lain : Framework Convention On Tobacco Control, UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan, Peraturan Pemerintah No.109 Tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat aditif berupa produk tembakau bagi kesehatan, UU no.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, UU no.33 tahun 1999 tentang Penyiaran, UU no 39 tahun 2007 tentang Cukai dan UU no 39 tahun 1999 tentang HAM. 2. Bahan hukum sekunder yaitu yang berupa teori-teori hukum dan pendapat para sarjana hukum terkemuka. Bahan hukum sekunder disini adalah bahan yang sudah ditulis atau diolah oleh orang lain atau suatu lemabaga bahan yang sudah tersedia, bukan bahan yang diperoleh secara langsung dari masyarakat. 25 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar MetodePenelitian Hukum, Rajawali Perss, Jakarta, h. 72. 3. Hukum Tersier, yaitu berupa bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum dan ensiklopedia. 26

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Dalam karya tulis ini teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah metode library research penelitian kepustakaan, yaitu dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku, situs internet, media massa, dan kamus yang berkaitan dengan judul skripsi ini yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi. 27

1.8.5 Teknik Analisa Bahan Hukum

Setelah bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder terkumpul, selanjutnya dianalisa dengan menggunakan teknik deskripsi, yakni menguraikan dan menghubungkan dengan teori-teori atau literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan, dan akhirnya menarik suatu kesimpulan dalam bentuk argumentasi hukum untuk menentukan hasil dari penelitian. 28 26 Peter Mahmud Marzuki, op.cit, h. 32. 27 Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia UIPress, Jakarta, h. 21. 28 Ronny Hanitijo Soemitro, 1991, Metode Penelitian Hukum, Cet.II, Ghalia Indonesia, Jakarta, h. 93.

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan UmumFramework Convention On Tobacco FCTC

2.1.1 Pengertian FCTC

Framework Convention On Tobacco yang selanjutnya disebut dengan FCTC diadopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia pada 21 Mei 2003, konvensi ini merupakan perjanjian internasional pertama yang dinegosiasikan oleh 192 negara. FCTC berada di bawah naungan WHO mengatur hak setiap orang untuk mendapatkan standar yang tinggi terhadap kesehatan. FCTC ini mulai berlaku secara internasional pada 27 Februari 2005, yaitu 90 hari setelah disetujui, ratifikasi, diterima, atau disetujui oleh 40 negara. 1 Saat ini FCTC sudah menjadi hukum internasional karena sudah diratifikasi oleh lebih dari 40 negara. FCTC merupakan suatu produk hukum internasional yang bersifat mengikat intetnationally legally binding instrument bagi negara-negara yang meratifikasinya.

2.1.2 Sejarah Dibentuknya FCTC

Sejak tahun 1990, epidemi tembakau menjadi suatu masalah kesehatan publik yang mengakibatkan hampir 5 juta orang yang meninggal setiap tahunnya. Jika kondisi ini menetap, diperkirakan 10 juta orang meninggal pada tahun 2030 1 Murry Harmawan Saputra, Op.cit, h. 5.