Persiapan lahan Teknis Perbenihan Melon

B. Uraian Kegiatan Umum di CV. Multi Global Agrindo

Dari pelaksanaan kegiatan magang di CV. MGA dapat diuraikan bahwa kegiatan produksi benih Hybrid F1 dilakukan melalui beberapa proses. Proses kegiatan produksi benih dilakukan secara keseluruhan. Proses pembuatan benih dikerjakan secara bertahap mulai dari pengolahan tanah dan pemasangan MPHP, persemaian, penanaman, pemeliharaan pemangkasan, castingpembungkusan bunga betina, kohepengawinan bunga jantan dan betina, seleksi buah, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, panen, pasca panen proses pengambilan biji, perendaman benih, pengeringanpenjemuran, seleksi benih, uji daya dan kecepatan kecambah dan packing.

C. Teknis Perbenihan Melon

Dalam proses perbenihan melon memerlukan cara budidaya yang benar agar bisa mendapatkan benih yang bermutu tinggi. Disamping itu juga membutuhkan cara penanganan benih melon dengan tepat pada periode pra panen, panen dan pasca panen yang dapat menentukan dan menjaga mutu benih agar lebih baik. Teknis perbenihan melon :

1. Persiapan lahan

Persiapan lahan untuk pembudidayaan tanaman melon meliputi beberapa tahap antara lain : a. Pengapuran Pengapuran diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak terlalu asam atau basa dan kondisi tanah menjadi netral dengan pH 6,5 – 7. Tanah yang terlalu asam akan menghambat penyerapan unsur hara oleh tanaman dan menimbulkan pertumbuhan cendawan ataupun penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Tanah yang terlalu basa dapat menyebabkan tanaman menjadi busuk pada akhirnya menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena tanaman banyak mengandung air hal ini disebabkan tanah yang basa biasanya disebabkan oleh penggenangan yang terlalu sering. Bila keadaan air menggenang berlangsung cukup lama maka persediaan oksigen dalam tanah tidak cukup bagi pernafasan akar tanaman. b. Pemberian pupuk dasar Pemupukan dasar diberikan sebelum penanaman bibit. Setelah pengolahan tanah dan pembuatan bedengan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang, KCl, SP36, dan urea. Perbandingan setiap 1000 m 2 , pupuk kandang yang diberikan sebanyak 2 ton. Pupuk kimia yang diberikan adalah Urea 70 kg, KCl 25 kg, SP36 55 kg. Cara pemupukan dengan dicampur dan disebar di lahan hingga merata kemudian tanah diolah dan didiamkan ± 3-4 hari agar pupuk tersebut dapat tercampur dengan tanah dan mengalami proses penguraian. c. Pengolahan tanah Pengolahan tanah harus dilakukan sedini mungkin. Untuk mendapatkan tanah yang lebih sempurna setidaknya lahan harus sudah siap 5 hari sebelum ditanami, jangan sampai bibit menungggu lama. Pengolahan tanah dilakukan guna mendapatkan struktur tanah yang gembur supaya mempermudah pertumbuhan akar tanaman, sehingga mampu menyerap makanan, udara dan air. Kegiatan pengolahan tanah meliputi penyiangan rumput- rumput liar gulma, terutama yang menghalangi tanaman dari terpaan cahaya sinar matahari. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara manual dengan cangkul maupun dengan menggunakan mesin traktor untuk menggemburkan tanah. Sia-sisa rumput dan gulma dibiarkan menumpuk dilahan yang nantinya dibenamkan di tanah sebagai kompos. Rumput sisa yang berpotensi menjadi inang bakteri atau cendawan harus segera dibakar. Sisa-sisa tanaman keras hendaknya segera untuk dikeluarkan dari areal penanaman supaya tidak menganggu pekerjaan dan tidak mengundang hama penyakit seperti jamur dan rayap. Pembuatan bedengan dilakukan dengan lebar 100-110 cm, panjang sesuai lahan biasanya 8-10 m, tinggi bedengan 30-50 cm, jarak antar bedengan 60-70 cm dan gotparit pembuangan selebar 50 cm hal ini bertujuan untuk mempermudah pengairan diwaktu kering dan mempermudah pembuangan di waktu musim penghujan. Setelah pembuatan bedengan selesai maka pemulsaan siap untuk dilakukan dengan cara bedengan ditutup dengan mulsa. Setelah mulsa terpasang bedengan didiamkan ± 5 hari sebelum tanam supaya rumput– rumput dapat mati dan terbebas dari hama penyakit.

2. Persemaian