58
seadanya saja arsip yang ada, begitu juga dengan profil masing- masing siswa berkebutuhan khusus” WawancaraGuru
Pendamping Khusus SD Negeri Giwangan Yogyakarta, 25 Juli 2016
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa,
tidak semua anak memiliki PPI dan juga tidak semua GPK membuat profil siswa berkebutuhan khusus yang mereka ampu. Hal ini sejalan
dengan data dokumentasi yang peneliti dapatkan, untuk arsip profil anak berkebutuhan khusu dan hasil asesmennya hanya satu contoh
profil yang didapatkan.
b. Perencanaan Kurikulum Adaptif
Kurikulum yang digunakan di SD Negeri Giwangan Yogyakarta adalah Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 dan 4,
sedangkan untuk siswa kelas 2, 3, 5 dan 6 menggunakan KTSP. Guru Pembimbing Khusus membuat kurikulum untuk siswa berkebutuhan
khusus, berdasar pada kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Kurikulum adaptif untuk anak berkebutuhan khusus dalam
bentuk PPI dibuat hanya oleh Guru Pembimbing Khusus. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Guru Pembimbing Khusus di
Sekolah Dasar Giwangan Yogyakarta, mengungkapkan: “Dalam pembuatan PPI siswa berkebutuhan khusus di sini,
semuanya GPK yang membuat, guru kelas atau guru mata pelajaran, hanya membuat RPP saja. Jadi PPI dibuat oleh
masing-masing GPK yang mengampu siswa berkebutuhan
khusus” WawancaraGuru Pendamping Khusus SD Negeri Giwangan Yogyakarta, 25 Juli 2016.
Pernyataan tersebut sama seperti yang diungkapkan oleh Guru Kelas di Sekolah Dasar Negeri Giwangan Yogyakarta:
59
“Kalau untuk PPI yang membuat dari GPK mba, guru kelas hanya membuat RPP untuk kelas saja” WawancaraGuru
Kelas SD Negeri Giwangan Yogyakarta, 25 Juli 2016.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Guru Pembimbing Khusus dan guru kelas, maka dapat diketahui bahwa
dalam pembuatan kurikulum adaptif untuk siswa berkebutuhan khusus, hanya dibuat oleh masing-masing Guru Pembimbing Khusus.
Guru Pembimbing khusus membuat kurikulum berdasarkan kurikulum yang digunakan, dan kondisi siswa, seperti yang
idungkapkan Guru Pembimbing Khusus dalam wawncara berikut ini: “…untuk PPI tiap siswa pasti berbeda mba, kita lihat dari
kemampuan dan kebutuhan siswa, ada sama dengan anak regular yang lain, ada juga yang saya ubah atau sesuaikan
dengan kemampuan siswa, bahkan kadang kalau perlu saya cari sendiri, cari kurikulum yang khusu untuk anak autis misalnya,
gitu mba…”WawancaraGuru Kelas SD Negeri Giwangan Yogyakarta, 25 Juli 2016.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Pembimbing Khusus, dapat diketahui bahwa setelah guru melihat hasil asesmen dan
juga sudah diketahui kebutuhan dan kemampuan siswa, GPK akan membuat model kurikulum untuk siswa ABK dengan subtitusi atau
tetap mengacu pada kurikulum yang digunakan sekolah seperti siswa regular lainya, melakukan modifikasi pada kurikulum yang ada
disekolah, bahkan mengganti dengan sesuatu yang lain.
c. Peran Tenaga Pendidik