DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN II-1 KOMPONEN LINGKUNGAN III-1 DAMPAK YANG AKAN TERJADI IV-1 DAMPAK-DAMPAK YANG AKAN TERJADI

DAFTAR ISI Kata Pengantar ii Daftar Isi iv vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL I-4 1.3 Peraturan Perundangan I-4

BAB II DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN II-1

2.1. Gambaran Umum Rencana Kegiatan II-2 2.1.1. TanahGedungLokasi II-2 2.1.2. Rencana Penggunaan Lahan dan Luas Area Bangunan II-3 2.1.3. Fasilitas dan Utilitas II-3 2.2. Tahapan Rencana Kegiatan II-4 2.2.1. Tahap Prakonstruksi II-4 2.2.2. Tahap Konstruksi II-7 2.2.3. Tahap Operasional II-5

BAB III KOMPONEN LINGKUNGAN III-1

3.1. Geofisik Kimia III-1 3.1.1. Iklim Mikro III-1 3.1.2. Geologi III-3 3.1.3. Hidrologi III-3 3.3. Flora dan Fauna III-5 3.3.1. Flora dan Fauna darat III-5 3.3.2. Flora dan Fauna Laut III-6 3.4. Sosial Ekonomi dan Budaya III-10

BAB IV. DAMPAK YANG AKAN TERJADI IV-1

4.1. Tahap Prakonstruksi IV-1 4.1.1. Penetapan Batas Lahan IV-1 4.2. Tahap Konstruksi IV-2 4.2.1. PenerimaanTenaga Kerja dan Peluang Berusaha IV-2 4.2.2. Mobilisasi Alat dan Material IV-2 4.2.3. Penyiapan Lahan Land Clearing IV-3 4.2.4. Konstruksi Fisik Bangunan IV-3 4.3. Tahap Operasional IV-4 4.3.1. Peluang Kerja dan Kesempatan Berusaha IV-4 4.3.2. Penanganan Limbah Cair dan Sampah IV-4 4.3.3. Adanya Pencemaran Lingkungan Perairan IV-5 4.3.3. Dampak Kesehatan dan Keselamatan Kerja IV-5 4.3.4. Keamanan dan Ketertiban IV-6 BAB V UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN V-1 5.1. Tahap Prakonstruksi V-1 5.1.1. Penetapan Batas Lahan V-1 5.2. Tahap Konstruksi V-2 5.2.1. PenerimaanTenaga Kerja dan Peluang Berusaha V-2 5.2.2. Mobilisasi Alat dan Material V-3 5.2.3. Konstruksi Fisik Bangunan V-4 5.2.4. Konstruksi Fasilitas dan Utilitas V-5 5.3. Tahap Operasional V-6 5.3.1. Peluang Kerja dan Kesempatan Berusaha V-6 5.3.2. Penanganan Limbah Cair dan Sampah V-7 5.3.3. Adanya Pencemaran Lingkungan Perairan V-9 5.3.4. Dampak Kesehatan dan Keselamatan Kerja V-10 5.3.5. Keamanan dan Ketertiban V-11 Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan V-13

BAB VI UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

VI-1 6.1. Tahap Prakonstruksi VI-1 6.1.1. Penetapan Batas Lahan VI-1 6.2. Tahap Konstruksi VI-2 6.2.1. PenerimaanTenaga Kerja dan Peluang Berusaha VI-2 6.2.2. Mobilisasi Alat dan Material VI-3 6.2.3. Konstruksi Fisik Bangunan VI-3 6.2.4. Konstruksi Fasilitas dan Utilitas VI-4 6.3. Tahap Operasional VI-5 6.3.1. Peluang Kerja dan Kesempatan Berusaha VI-5 6.3.2. Penanganan Limbah Cair dan Sampah VI-6 6.3.3. Adanya Pencemaran Lingkungan Perairan VI-6 6.3.4. Dampak Kesehatan dan Keselamatan Kerja VI-7 6.3.5. Keamanan dan Ketertiban VI-8 Matrik Upaya Pemantauan Lingkungan VI-9 BAB VII PELAPORAN VII-1 7.1. Instansi yang Dilapori VII-1 7.2. Frekuensi Pelaporan VII-1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung, khususnya di Kecamatan Kuta membawa berbagai konsekuensi tersendiri. Kuta yang merupakan kawasan wisata yang telah mempunyai nama di tingkat internasional sehingga pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata sangat berkembang. Sejalan dengan meningkatnya kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah di Bali, maka peranan sektor pariwisata dapat menjadi tulang punggung dan penopang pemasukan devisa nasional, mampu menjadi salah satu sektor unggulan yang akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional disamping sektor perdagangan ekspor. Indikasi bahwa pariwisata dapat menjadi tulang punggung perekonomian dapat dilihat dari semakin meningkatnya investasi baik oleh investor dalam negeri PMDN maupun investor luar negeri PMA. Namun sebagian besar alokasi investasi dilakukan pada sektor penyediaan sarana pariwisata seperti : hotel, restaurant, bar, shoping-mall dan sebagainya. Salah satu daya tarik wisata di Bali adalah wisata bahari, hal ini disebabkan di Bali mempunyai banyak lokasi-lokasi wisata selam dengan pemandangan gugusan terumbu karang coral reef yang mempesona seperti Nusda Penida, Nusa Lembongan, Plau Menjangan, Tulamben dan sepanjang Pantai Bali Utara. Salah satu investor luar negeri PMA yang berasal dari Jepang saat ini juga tertarik menanamkan modalnya dalam bidang pariwisata khususnya bidang jasa wisata tirta selamyang bernaung dibawah PT. HIRO CHAN Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengelola sumber daya secara bijaksana, oleh karena itu setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup perlu dikaji agar dapat diambil langkah-langkah pengendalian sedini mungkin terhadap dampak yang akan timbul. Di Bali yang masyarakatnya dominan beragama Hindu, hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan berwawasan lingkungan selalu berpedoman pada falsafah “TRI HITA KARANA ” yang menggambarkan dan menjabarkan hubungan timbal balik manusia baik antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan manusianya itu sendiri. Oleh karena itu maka tatanan masyarakat di Bali pada umumnya telah mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap pelestarian lingkungan, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya. Dalam hubungannya dengan usaha pelestarian lingkungan dan upaya menekan timbulnya dampak penting terhadap pencemaran lingkungan oleh kegiatan penunjang di bidang pariwisata, maka dipandang perlu PT. Hiro Chan sebagai pemrakarsa kegiatan ini menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup UPL. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL, telah menetapkan bahwa rencana kegiatan atau usaha yang tidak mempunyai dampak penting atau secara teknologi dapat dikelola dampak pentingnya, diwajibkan untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan UKL dan upaya pemantauan lingkungan UPL. UKL dan UPL ini juga diatur melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Kegiatan ini perlu dilengkapi dengan UKL dan UPL dalam rangka mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan serta upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengelola dan memantau kemungkinan dampak yang terjadi. Melalui pengkajian UKL-UPL ini akan dapat diprakirakan jenis dampak yang akan terjadi dan selanjutnya dicarikan jalan pemecahannya sedini mungkin dan dampak positifnya dapat dikembangkan seluas-luasnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

1.2 Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL Tujuan UKL-UPL :

1. Memberikan informasi mengenai usaha atau kegiatan yang dilaksanakan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. 2. Memperkirakan dampak yang mungkin terjadi dan mengupayakan pengelolaannya sehingga pencemaran dan perusakan lingkungan dapat diantisipasi sedini mungkin. 3. Melaksanakan pemantauan terhadap dampak yang mungkin terjadi secara kontinyu sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan penyempurnaan UKL dan UPL ini. Kegunaan UKL-UPL : 1. Membantu pihak pengambil keputusan dan instansi terkait dalam mempertimbangkan proses perijinan. 2. Merupakan pedoman bagi pemrakarsa dalam pelaksanaan kegiatannya. 3. Untuk mencegah terjadinya tuduhan oleh pihak lain tentang adanya pencemaran dan perusakan lingkungan yang tidak dilakukan atau tidak dikelola oleh pemrakarsa.

1.3. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan- peraturan yang mendasari penyusunan UKL-UPL ini adalah : 1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya 2. Undang undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan 3. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Peraturan Pemerintah NO. 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan 5. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL. 7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum UKL-UPL 8. Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 3 tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Bali 9. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 10. Keputusan Gubernur Propinsi Bali No. 515 Tahun 2000 tentang Baku Mutu Lingkungan. 11. Keputusan Bupati Badung No. 1016 tahun 2003 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan UPL di Kabupaten Badung BAB II DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN Usaha Wisata tirta selam khusus selam dari PT. Hiro Chan direncanakan mulai pada tahun 2006 ini sekitar Juni-Juli. Berdasarkan hal itu maka penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan akan menguraikan kegiatan- kegiatan pada tahap prakonstruksi dan operasional saja, mengingat gedung operasionalnya telah ada. 2. 1. Gambaran Umum Rencana Kegiatan PT. Hiro Chan merupakan perseroan yang didirikan dengan status PMA dan bergerak dibidang jasa wisata tirta selamkhusus penyelaman diving. Adapun data-data umum perusahaan adalah sebagai berikut : Data Umum 1. Nama Perusahaan : PT. HIRO CHAN Alamat Lengkap : Taman Jimbaran Blok A-1001, Lingkungan Perarudan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung TeleponFax : 0361-7421928 E-mail : -

2. Penanggung Jawab

N a m a : NERIAI HIROYASU Jabatan : Direktur Alamat Lengkap : Taman Jimbaran Blok A-1001, Lingkungan Perarudan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung TeleponFax : 0361-7421928 E-mail : -

3. Bidang Usaha

Jenis Usaha : Wisata tirta selamkhusus Selam Nama proyek : Wisata tirta selamPT. HIRO CHAN Alamat Lengkap : Taman Jimbaran Blok A-1001, Lingkungan Perarudan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung

2.1.1. Tanah GedungLokasi Lokasi Penyelaman

Lokasi kegiatan wisata tirta khusus selam dari PT. Hiro Chan tersebar di seluruh wilayah Provinsi Bali seperti Pantai Sanur Denpasar, Sepanjang Pantai Benoa, Nusa Dua , Sawangan, Kutuh, Ungasan Badung, Pulau Nusa Lembongan dan Nusa Penida Klungkung, Pantai Tulamben, Kubu, Tianyar Karangasem, sepanjang pantai Buleleng dan Pulau Menjangan Buleleng Kawasan Taman Nasional Bali Barat Buleleng-Jembrana Lokasi Kantor Lokasi pusat rencana kegiatan terletak Taman Jimbaran Blok A-1001, Lingkungan Perarudan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Lokasi ini berada pada lahan datar dengan batas-batas lokasi kegiatan sebagai berikut: Sebelah Utara : Nengah Brata Sebelah Timur : Satria Sebelah Selatan :Jalan Sebelah Barat : Lahan tidak diketahui pemiliknya, surat pernyataan terlampir a. Luas Areal bangunan Lokasi kegiatan Usaha Wisata tirta selamPT. Hiro Chan pada Perumahan Taman Jimbaran menempati luas areal lahan keseluruhan 250 m 2 . Fisik gedung berlantai dua dengan luas 152 m 2 . b. Status Hak Tanah Status tanah yang diusahakan oleh PT. Hiro Chan ini adalah sewa dari Indira Bakti dan penyewanya adalah NERIAI HIROYASU. Surat Perjanjian Sewa Menyewa telah dibuat oleh kedua belah pihak dan dibubuhi meterai.

2.4. Jenis Perijinan yang dimiliki

No Jenis Perijinan Dikeluarkan Oleh Nomor Keterangan 1 Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing Badan Koordinasi Penanaman Modal RI 815IPMA2004 Tgl. 12-11-2004 2 Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal Asing Badan Koordinasi Penanaman Modal RI 339IIPMA2005 Tgl. 21-11-2005 3 PT. HIRO CHAN Notaris I Nyoman Gede Mudita, SH 242004 Tgl. 24-11-2004 4 Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham PT. Hiro Chan Notaris Eddy Nyoman Winarta, SH 82005 Tgl. 7-11-2005 5 Surat Keterangan Terdaftar Kantor DJP Bali, NTB, NTT 946WPJ.17Kp.01032004 6 Tanda Daftar Perusahaan Kantor Perindag Kab. Badung 220816303408 Tgl. 18-1-2005 7 Surat Ijin Tempat Usaha Bupati badung 482005 Tgl. 3 -2-2005

2.5. Kesesuaian Lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 3 tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Bali, maka lokasi kegiatan kantor untuk usaha wisata tirta khusus selam di Lingkungan Perarudan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan diperuntukkan kawasan akomodasi wisata. Disamping itu lokasi penyelaman yang tersebar di wilayah Provinsi Bali juga telah sesuai peruntukannya untuk wisata tirta.

2.6. Jarak Rencana Kegiatan dengan kegiatan lain

 Kantor Kelurahan Jimbaran : 2,5 km  Kantor Polsek Kuta Selatan : 1,5 km  Kantor Camat Kuta Seletan : 1 km  Pemadam Kebakaran : 5 km

2.7. Rencana ProduktivitasAktivitas Usaha

Usaha Wisata tirta selamini akan melakukan kegiatan wisata tirta selam berupa penyelaman. Penyelaman dilakukan di lokasi selam dive site yang ada di wilayah Provinsi Bali seperti : Pulau Menjangan, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pantai Tulamben, Pantai di sepanjang Bali Utara Buleleng, Sanur dan sekitarnya serta tempat- tempat lainnya yang masih ada di Wilayah Bali. PT. Hiro Chan ini memiliki 3 tiga orang operator selam dive master yang didukung oleh sarana dan prasarana kelengkapan penyelaman sebagai berikut : No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Sertificat Dive Master Dive Guide 3 buah 2 BCD Jacket 20 set 3 Regulator 20 set 4 Wet Suite 20 buah 5 Masker 20 buah 6 Snorkel 20 buah 7 Fin 20 buah 8 Tabung 20 buah 9 Kompressor 1 buah a. Sumber Energi Listrik Sumber tenaga listrik yang dipergunakan untuk operasional kantor adalah bersumber dari PLN dengan daya 2.300 watt. b. Pemakaian Air Dalam tahap operasional, memanfaatkan air yang bersumber dari jaringan pipa PDAM. Jumlah air yang dibutuhkan nantinya adalah rata-rata 2 m 3 dalam sehari. c. Pengelolaan Sampah, Limbah Padat dan Cair Pengelolaan limbah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengelolaan limbah padat dan pengelolaan limbah cair dengan perincian sebagai berikut : a. limbah padat yang dihasilkan hanyalah berasal dari kegiatan kantor dan diangkut setiap hari oleh penyedia jasa angkutan sampah yang ada di lingkungan perumahan tersebut b. Pengelolaan Limbah Cair Pengelolaan limbah cair yang berasal dari kamar mandi dan WC dibuatkan penampungan berupa septic tank, dan apabila penuh akan disedot oleh mobil jasa kuras WC.

2.8. Pola Usaha : Penanaman Modal Asing

2.9. Penyerapan Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini sekitar 10 orang, baik yang bekerja di kantor, sopir maupun operator selam. Tenaga kerja yang terserap dalam pekerjaan ini lebih mengutamakan tenaga kerja lokal, dan sekitar Kabupaten Badung dengan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan.

2.10. Modal

Modal yang diinvestasikan untuk kegiatan usaha ini adalah merupakan modal dasar perseroan yaitu sebesar Rp. 906.500,000,- sembilan ratus enam juta lima ratus ribu rupiah

2.11. Rencana Pembangunan

Tahapan pembangunan dan Operasional Usaha Wisata tirta selam PT. Hiro Chan di Lingkungan Perarudan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung dibagi dalam 3 tahap kegiatan yaitu : a. Tahap Prakonstruksi b. Tahap Konstruksi c. Tahap Operasional. Adapun jenis kegiatan yang akan dilakukan pada masing-masing tahapan kegiatan adalah sebagai berikut.

A. Tahap Prakonstruksi

1. Pengurusan ijin. Aturan perijinan untuk pembangunan ini berupa Ijin Usaha Wisata tirta selam Selam

B. Tahap Konstruksi

Untuk kegiatan PT. Hiro Chan pada tahap konstruksi tidak ada kegiatan berhubung bangunan fisik yang digunakan untuk pusat opersional kegiatan wisata tirta khusus selam ini telah ada bangunan. Bangunan ini didapatlkan melalui sewa akte sewa menyewa terlampir

C. Tahap Operasional

Setelah selesai pengurusan perijinan maka kegiatan yang dilakukan pemrakarsa adalah : 1. Penerimaan karyawan 2. Persiapan Penyelaman 3. Kegiatan Kantor 4. Pemberdayaan Masyarakat sekitar lokasi penyelaman 5. Persaingan Usaha Wisata Tirta Selam 6. Kegiatan dan Perilaku Penyelaman 7. Kegiatan Pasca Penyelaman 8. Upaya Konservasi dari Pengusaha Wisata tirta selam BAB III KOMPONEN LINGKUNGAN Dalam hubungannya dengan usaha pelestarian lingkungan dan upaya meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak posistif dari kegiatan Wisata Tirta PT. Hiro Chan, makia dipandang perlu mengemukakkan kondisi awal atau rona lingkungan sekitar tapak proyek dan kondisi dive site yang ada . Berikut ini adalah uraian rona lingkungan yang ada disekitar Taman Jimbaran, Lingkungan Perarudan, Kelurahan Jimbaran dan kondisi terumbu karang yang ada pada dive site-dive site yang sering didatangi. 3.1 Kondisi Lingkungan Alam Sekitar Lokasi 1. Tipe iklim. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson daerah ini termasuk beriklim antara D dengan bulan basah 7 bulan, bulan kering 5 bulan. 2. Suhu dan kelembaban udara Suhu udara pada lokasi dan sekitarnya rata-rata 26 C, suhu maksimum 31,8 C, Suhu udara minimum 24,0 C. Dengan kelembaban udara 77 -80 Stasiun Klimatologi Ngurah Rai, Tuban, 2001. 3. Curah hujan Curah hujan pada wilayah ini rata-rata 1936 mm, dengan hari hujan sekitar 130 hari. Bulan terbasah adalah Januari 414 mm dengan bulan basah 5 bulan Nopember-Maret. Sedangkan bulan terkering jatuh pada Agustus dengan bulah kering 7 bulan April-Oktober Stasiun Klimatologi Ngurah Rai, Tuban, 2001. 4. Arah dan Kecepatan angin. Kecepatan angin berkisar antara 3 – 6 knots. Pada musin hujan, arah angin datang dari Barat Laut atau Selatan, musim kemarau arah angin datang dari Tenggara atau Selatan. Stasiun Klimatologi Ngurah Rai, Tuban, 2001 5. Topografi Topografi daerah kegiatan ini yang termasuk wilayah Jimbaran berupa topografi daratan alluvial, sehingga mempunyai kemiringan antara 0-3 dan sebagian kecil dengan kemiringan sampai 8 , kemiringan lereng makro didominasi ke arah barat dan selatan. Elevasi atau ketinggian permukaan lahan berkisar antara 8 – 12 m dpl. 6. Hidrologi Kondis air tanah dapat diketahui melalui pembahasan yang berkaitan dengan jenis dan penyebaran aqifer, aliran air tanah, imbuhan air recharge, intrusi air laut dan pengambilan air tanah. Secara geologi dapat diketahui bahwa daerah Jimbaran dan sekitarnya dibentuk oleh beberapa kelompok batuan formasi yang masing-masing kelompok merupakan bagian sistem dan aqifer yang membentuk daerah ini. Formasi yang dominan adalah formasi Palasari dengan ciri aqifer yang relatif tebal. Formasi ini dibentuk oleh batu pasir, konglomerat dan setempat batu gamping. Hasil pemboran di Denpasar dansekitarnya banyak dijumpai formasi tersebut dan banyak dikembangkan untuk keperluan penyediaan air bersih P2AT Bali, 1993. 7. Flora dan Fauna Hasil pengamatan lapangan tipe vegetasi di sekitar rencana lokasi kegiatan merupakan dataran rendah. Jenis tumbuhan atau tanaman yang ada di sekitar lokasi kegiatan sangat jarang karena sudah padat dengan bangunan, yang ada hanya berupa tanaman hias maupun perindang jalan seperti palem, angsana, cemara kipas, bambu pagar, mangga, waru, jepun, kembang kertas, gamal dan lainnya serta tidak ditemukan adanya tanaman langka atau yang dilindungi undang-undang. Untuk Fauna yang ada adalah berbagai jenis burung, reptil, dan sebagainya. Kondisi terumbu karang di Bali scara umum menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Bali 2003 adalah sebagai berikut : o Kota Denpasar, luas terumbu karangnya adalah 205 ha, dengan 9 titik pengamatan 6 titik ada di Pulau Serangan didapatkan bahwa kondisi karangnya buruk sampai baik dengan luas penutupan berkisar antara 27,9 sampai 65,8 . o Kabupaten Badung, luas terumbu karangnya adalah 1,066 ha, dengan 7 titik pengamatan didapatkan bahwa kondisi karangnya sebagian besar 5 lokasi tergolong baik 55,7-65,1 dan hanya 2 lokasi yang kondisinya buruk 40,6- 49,9 o Kabupaten Klungkung, terumbu karang yang ada seluruhnya terdapat di Kepulauan Nusa Penida dengan luas 1.263 ha. Kondisi terumbu karang di Kecamatan Nusa Penida umumnya dalam status sedang sampai baik dengan luas penutupan karang berkisar antara 27,9 – 64,4 . o Kabupaten Karangasem, sebaran terumbu karang di Kabupaten Karangasem dapat ditemukan pada kawasan pantai Tianyar, Tulamben, Jemeluk, Gili Selang, Gili Biaha, Gili Batutiga, Gili Tepekong, Candi dasa dan Padangbai dengan luas 538 ha. Adapun kondisi karangnya pada tahun 2000 tergolong buruk dengan luas penutupan 6,9 – 14,4 . o Kabupaten Buleleng, terumbu karang di Kabupaten Buleleng menyebar hamper di sepanjang pantai mulai dari Kecamatan Tejakula sampai dengan Kecamatan Gerokgak dengan luas 3.664 ha. Adapun kondisi terumbu karangnya adalah umumnya berada dalam status buruk sampai sedang. Penutupan karang hidup rata-rata adalah 10,5 – 48,1 dan penutupan karang terbaik terdapat di sekitar Pulau Menjangan yaitu 31,4-64,8 8. Ekonomi, Sosial dan Budaya Penduduk Kelurahan Jimbaran secara umum memeluk Agama Hindu. Dalam pelaksanaan keagamaan bagi masyarakat di desa ini ditunjang dengan sarana peribadatan. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang ada di Kelurahan Jimbaran merupakan motor penggerak perekonomian. Pada pusat-pusat ini telah tersebur dan beroperasi beberapa kelembagaan perekonomian seperti bank, koperasi simpan pinjam, toko, warung, pasar umum, restauran dan sebagainya dan secara terperinci adalah : pasar umum 1 buah, kelompok pertokoan 15 buah, koperasi simpan pinjam 14 buah, bank pemerintah 1 buah, bank swasta 2 buah. Warisan sosial budaya yang dapat kita saksikan sampai sekarang ini adalah berupa pura tempat ibadah bagi umat Hindu, warisan lain berupa seni arsitektur Bali yang sampai kini menjadi cerminan budaya masyarakat Bali yang tertuang dalam setiap pembangunan hotel maupun bangunan lainnya harus bernuansa seni arsitektur Bali. Selain itu, kegiatan upacara adat dan agama yang khas dengan segala keunikannya yang mencerminkan konsep upacara panca yadnya. Khusus untuk Kelurahan Jimbaran telah berkembang seni tradisional berupa sekehe perkumpulan angklung, sekehe gender, sekehe wayang, sekehe legong, dan sebagainya.

BAB IV DAMPAK-DAMPAK YANG AKAN TERJADI

Bab ini merupakan penjelasan mengenai identifikasi dan prakiraan dampak yang akan terjadi akibat adanya rencana kegiatan usaha Wisata tirta selam PT. Hiro Chan di Lingkungan Perarudan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Kajian identifikasi dan prakiraan dampak dilakukan dengan menelaah hubungan sebab akibat atau interaksi antara komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak dengan komponen lingkungan yang berpeluang terkena dampak. Mengingat usaha ini hanya mengurus perijinan dan pengoperasian usaha wisata tirta, maka yang akan dibahas dalam hal ini adalah hanya tahap Prakonstruksi dan ahap Operasional. Berikut ini adalah uraian secara rinci dari prakiraan dampak yang akan terjadi untuk masing-masing tahap kegiatan Usaha Wisata tirta selam PT. Hiro Chan. 4.1. Tahap Prakonstruksi 4.1.1. Pengurusan ijin. a. Sumber Dampak Pengurusan perijinan merupakan salah satu syarat legalitas yang harus dipenuhi dalam rencana Usaha Wisata tirta selamPT. Hiro Chan ini b. Jenis Dampak Terjadinya keresahan pihak pemerintah dan masyarakat setempat sehingga menimbulkan protes dan keberatan dalam bentuk penghentian kegiatan fisik maupun pembatalan perijinan c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dan penting oleh karena itu harus ada kesepakatan antara pihak pemerintah baik dinas maupun adat setempat dengan pihak pemrakarsa dalam mengurus perijinan yang diperlukan. Perijinan harus sudah disetujui sebelum operasional kegiatan ini dimulai. Tolok ukur dampak berupa protes dan gugatan maupun keresahan pihak pemerintah. 4.2. Tahap Operasional 4.2.1. Persiapan Penyelaman a. Sumber Dampak Adanya ketidak mengertian calon penyelam terhadap prosedur penyelaman, dan belum mengetahui kondisi wilayah tempat penyelaman b. Jenis Dampak Hal tersebut akan menimbulkan bahaya bagi wisatawan apabila nantinya melakukan penyelaman c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dan cukup penting, dengan tolok ukurnya adalah adanya kecelakaan dalam penyelaman, kerusakan fisik terumbu karang, pengambilan hewan atau tumbuhan di laut 4.2.2. Kegiatan Kantor a. Sumber Dampak Adanya kegiatan kantor, pengisian tabung dari kompresor, pencucian tabung dan akan menghasilkan sejumlah limbah cair dan sampah, keluar masuknya armada pengangkut wisatawan yang akan menyelam. b. Jenis Dampak Adapun jenis dampak yang timbul dari kegiatan tersebut adalah adanya sejumlah limbah dan sampah, kebisingan, peningkatan volume lalu lintas c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya adalah adanya limbah dan sampah yang tidak tertampung, suara bising, gangguan lalu lintas 4.2.3. Pemberdayaan Masyarakat sekitar lokasi penyelaman a. Sumber Dampak Sumber dampaknya adalah adanya kegiatan penyelaman yang mengasilkan sejumlah keuntungan bagi perusahaan yang bergerak pada usaha wisata selam yang berkantor jauh dari lokasi penyelaman tersebut. b. Jenis Dampak Jenis dampak adalah adanya kecemburuan sosial masyarakat disekitar wilayah tempat penyelaman dive site yang bisa mengakibatkan kerusakan fisik sarana dan prasarana penyelaman. c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya adalah adanya gangguan terhadap para wisatawan yang akan menyelam oleh masyarakat sekitar lokasi penyelaman 4.2.4. Persaingan Usaha Wisata Tirta a. Sumber Dampak Adanya persaingan bisnis yang tidak sehat baik dalam promosi kepada wisarawan maupun pelaksanaan penyelaman seperti memberikan paket paket program diluar ketentuan yang berlaku. b. Jenis Dampak Adanya silang sengketa antara prusahaan satu dengan yang lainnya, disamping itu juga adanya persepsi masyarakat yang ada di lokasi penyelaman karena adanya pemberian kontribusi dan atau pemanfaatan yang berbeda c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya adalah adanya gangguan fisik maupun non fisik terhadap usaha wisata tirta selamyang ada. 4.3.5. Kegiatan dan Prilaku Penyelaman a. Sumber Dampak Sumber dampaknya adalah adanya pelanggaran terhadap usaha-usaha konservasi plasma nutfah yang ada di lokasi penyelaman seperti pengambilan biota laut yang dijumpai, pemberian pakan pada ikan-ikan dengan tujuan agar ikan mendekat, menjejakkan kaki pada terumbu karang, pemberian racunbius untuk menangkap ikan atau biota lainnya, penjangkaran perahu dan sebagainya b. Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkannya adalah adanya kerusakan area wisata selam khususnya terumbu karang, adanya perubahan prilaku biota terutama jenis-jenis ikan, adanya penurunan keanekaragaman jenis biota laut. c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya frekuensi terjadinya pelanggaran- pelanggaran terhadap keberadaan dan kelestarian biota yang ada di lokasi penyelaman

4.3.6. Kegiatan Pasca Penyelaman

a. Sumber Dampak Usai penyelaman maka para penyelam akan melakukan pembersihan diri dan peralatan selam yang digunakan. b. Jenis dampak Jenis dampak yang terjadi adalah adanya sejumlah limbah dan atau sampah akibat pencucian peralatan dan pembersihan diri para penyelam. c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukur adalah adanya limbah dan sampah yang berceceran disekitar lokasi penyelaman

4.3.7. Upaya Konservasi dari Pengusaha Wisata tirta selam

a. Sumber Dampak Kegiatan penyelaman yang telah dilakukan akan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan tempat penyelaman khususnya terumbu karang baik itu disengaja maupun tidak sengaja, termasuk membuang sampah sembarangan di darat maupun di perairan b. Jenis dampak Jenis dampak yang terjadi adalah adanya penurunan kualitas lingkungan seperti kerusakan terumbu karang, adanya sampah yang berceceran baik di perairan maupun di darat c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya adalah adanya terumbu karang yang rusak, volume sampah BAB V UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Berbagai kemungkinan dampak negatif maupun positif yang timbul akibat kegiatan pembangunan dan operasional USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN ini berdasarkan hasil kajian prakiraan dampak yang akan terjadi seperti yang telah diuraikan pada Bab. IV., selanjutnya diikuti dengan beberapa upaya pengelolaan yang dapat dan perlu dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang akan terjadi, dengan uraian sebagai berikut : 5.1. Tahap Prakonstruksi 5.1.1. Pengurusan ijin. d. Sumber Dampak Pengurusan perijinan merupakan salah satu syarat legalitas yang harus dipenuhi dalam rencana Usaha Wisata tirta selamPT. Hiro Chan ini. e. Jenis Dampak Terjadinya keresahan pihak pemerintah dan masyarakat setempat sehingga menimbulkan protes dan keberatan dalam bentuk penghentian kegiatan fisik maupun pembatalan perijinan f. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dan penting oleh karena itu harus ada kesepakatan antara pihak pemerintah baik dinas maupun adat setempat dengan pihak pemrakarsa dalam mengurus perijinan yang diperlukan. Perijinan harus sudah disetujui sebelum operasional kegiatan ini dimulai. Tolok ukur dampak berupa protes dan gugatan maupun keresahan pihak pemerintah. g. Upaya Pengelolaan Lingkungan  Upaya Penglolaan Untuk mencegah terjadinya lamanya atau terhambatnya pengurusan perijinan pada berbagai instansi atau lembaga, maka upaya yang dilakukan adalah dengan mengikuti proses dan aturan yang berlaku secara cermat  Waktu Pelaksanaan Pengelolaan ini dilakukan pada saat mengurus aspek legalitas perijinan  Pelaksana Pengelolaan Pemrakarsa Manajemen USAHA WISATA TIRTA SELAMPT. HIRO CHAN adalah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengurusan perijinan yang dipersyaratkan 5.2. Tahap Operasional 5.2.1. Persiapan Penyelaman d. Sumber Dampak Adanya ketidak mengertian calon penyelam terhadap prosedur penyelaman, dan belum mengetahui kondisi wilayah tempat penyelaman b. Jenis Dampak Hal tersebut akan menimbulkan bahaya bagi wisatawan apabila nantinya melakukan penyelaman c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dan cukup penting, dengan tolok ukurnya adalah adanya kecelakaan dalam penyelaman, kerusakan fisik terumbu karang, pengambilan hewan atau tumbuhan di laut d. Upaya Pengelolaan Lingkungan  Upaya Pengelolaan  Dalam pendaftaran untuk kegiatan penyelaman dipersyaratkan agar wisatawan telah bisa berenang dan bias menyelam. Disamping itu juga harus mengecek kesehatan wisatawan  Para dive master harus selalu memberikan pengarahan kepada para wisatawan yang akan menyelam tentang karakteristik tempat menyelam, cara pemasangan peralatan selam, peraturan penyelaman dan upaya menangani keadaan yang berbahaya di dalam laut, dan upaya konservasi biota laut  Melakukan pengecekan terhadap peralatan selam seperti kapasitas dan isi tabung, regulator, selang dan sebagainya  Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan saat dan atau setiap akan mengantar wisatawan untuk menyelam  Pelaksana Pengelolaan Pelaksananya adalah pihak Manajemen atau dive master USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN 5.2.2. Kegiatan Kantor d. Sumber Dampak Adanya kegiatan kantor, pengisian tabung dari kompresor, pencucian tabung dan akan menghasilkan sejumlah limbah cair dan sampah, keluar masuknya armada pengangkut wisatawan yang akan menyelam. e. Jenis Dampak Adapun jenis dampak yang timbul dari kegiatan tersebut adalah adanya sejumlah limbah dan sampah, kebisingan, peningkatan volume lalu lintas f. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya adalah adanya limbah dan sampah yang tidak tertampung, suara bising, gangguan lalu lintas g. Upaya Pengelolaan Lingkungan  Upaya Pengelolaan  Limbah MCK dan pencucian tabung ditampung dalam septic-tank, apabila penuh maka akan dilakukan pengurasan dengan memanfaatkan jasa kuras septic-tank yang ada, sedangkan sampah yang ada akan diangkut setiap hari oleh petugas jasa angkutan sampah  Untuk menghindari kebisingan dalam pengisian tabung, maka kegiatan dilakukan dalam ruangan khusus yang kedap suara dan tidak dilakukan pada malam hari  Pangaturan lalu lintas dan parkir diatur oleh WakerSATPAM yang ada  Waktu Pengelolaan Pengelolaan dilakukan setiap hari selama masa operasional  Pelaksanaan Pengelolaan Pelaksana pengelolaan ini adalah pihak Manajemen PT. Hiro Chan 5.2.3. Pemberdayaan Masyarakat sekitar lokasi penyelaman d. Sumber Dampak Sumber dampaknya adalah adanya kegiatan penyelaman yang mengasilkan sejumlah keuntungan bagi perusahaan yang bergerak pada usaha wisata selam yang berkantor jauh dari lokasi penyelaman tersebut. e. Jenis Dampak Jenis dampak adalah adanya kecemburuan sosial masyarakat disekitar wilayah tempat penyelaman dive site yang bisa mengakibatkan kerusakan fisik sarana dan prasarana penyelaman. f. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya adalah adanya gangguan terhadap para wisatawan yang akan menyelam oleh masyarakat sekitar lokasi penyelaman d. Upaya Pengelolaan Lingkungan  Upaya Pengelolaan  Perusahaan memberikan kontribusi kepada wilayah tempat penyelaman tersebut secara periodik  Memanfaatkan tenaga masyarakat lokal untuk mengangkut tabung dan peralatan selam ke dan dari perahu  Memanfaatkan perahu masyarakat untuk mengangkut wisatawan untuk menyelam  Memanfaatkan potensi wilayah tempat menyelam sepertri untuk makan dan minum, membeli souvenir  Memberikan pengarahan sosialisasi pada para nelayan di lokasi penyelaman tentang arti penting konservasi kawasan terumbu karang secara periodik.  Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan saat dan atau setiap melakukan kegiatan penyelaman  Pelaksana Pengelolaan Pelaksananya adalah pihak Manajemen atau dive master atau pemandu yang menyertai wisatawan dari USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN 5.3.4. Persaingan Usaha Wisata Tirta a. Sumber Dampak Adanya persaingan bisnis yang tidak sehat baik dalam promosi kepada wisarawan maupun pelaksanaan penyelaman seperti memberikan paket paket program diluar ketentuan yang berlaku. e. Jenis Dampak Adanya silang sengketa antara perusahaan satu dengan yang lainnya, disamping itu juga adanya persepsi masyarakat yang ada di lokasi penyelaman karena adanya pemberian kontribusi dan atau pemanfaatan yang berbeda f. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya adalah adanya gangguan fisik maupun non fisik terhadap usaha wisata tirta selamyang ada. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan  Upaya Pengelolaan  Semua pengusaha yang bergerak dalam usaha wisata tirta selamdiwajibkan menjadi anggota GAHAWISRI, termasuk PT. HIRO CHAN  Mengikuti Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga GAHAWISRI sebagai induk organisasinya  Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan pembinaan dilakukan secara periodik, setiap enam bulan misalnya  Pelaksana Pengelolaan Pelaksananya adalah pihak Manajemen dari USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN dan penngusaha lainnya yang sejenis 5.3.5. Kegiatan dan Prilaku Penyelaman d. Sumber Dampak Sumber dampaknya adalah adanya pelanggaran terhadap usaha-usaha konservasi plasma nutfah yang ada di lokasi penyelaman seperti pengambilan biota laut yang dijumpai, pemberian pakan pada ikan-ikan dengan tujuan agar ikan mendekat, menjejakkan kaki pada terumbu karang, pemberian racunbius untuk menangkap ikan atau biota lainnya, penjangkaran perahu dan sebagainya e. Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkannya adalah adanya kerusakan area wisata selamterumbu karang, adanya perubahan prilaku biota terutama jenis-jenis ikan, adanya penurunan keanekaragaman jenis biota laut. f. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya frekuensi terjadinya pelanggaran- pelanggaran terhadap keberadaan dan kelestarian biota yang ada di lokasi penyelaman e. Upaya Pengelolaan Lingkungan  Upaya Pengelolaan  Mengumumkan dan atau mengingatkan pada para wisatawan yang akan menyelam agar selalu melakukan hal-hal yang diperbolehkan dan mentaati peraturan yang berlaku  Dilarang menjejakkan kaki pada karang dan memberikan makanan kepada biota yang dijumpai ikan, misalnya karena bias menyebabkan perubahan prilaku.  Ikut menjaga dan memelihara lokasi penyelaman dengan tidak membuang sampah, tidak mengambil biota, tidak menginjak terumbu karang  Laporkan atau catat bila menemukan jenis-jenis biota yang baru atau yang langka  Pihak perusahaan selam agar menyediakan informasi atau buku-buku yang berisi jenis - jenis ikan yang ada di laut  Dalam melakukan penyelaman harus selalu berpasangan minimal dua orang buddy  Untuk menghindari kerusakan terumbu karang karena penjangkaran perahu maka kegiatan penjangkaran dilakukan dengan memasang mooring bouy jangkar terapung  Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan saat dan atau setiap ada kegiatan wisatawan yang menyelam  Pelaksana Pengelolaan Pelaksananya adalah pihak Manajemen atau pemandu selam dive master dari USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN 5.3.6. Kegiatan Pasca Penyelaman a. Sumber Dampak Usai penyelaman maka para penyelam akan melakukan pembersihan diri dan peralatan selam yang digunakan. b. Jenis dampak Jenis dampak yang terjadi adalah adanya sejumlah limbah dan atau sampah akibat pencucian peralatan dan pembersihan diri para penyelam. c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukur adalah adanya limbah dan sampah yang berceceran disekitar lokasi penyelaman d. Upaya Pengelolaan Lingkungan  Upaya Pengelolaan  Mencuci peralatan selam pada tempat yang telah disediakan  Membuat septic tank penampung limbah WC sesuai persyaratan pembentukannya, dan juga membuat septic tank untuk limbah pencucian peralatan selam dan limbah kamar mandi  Membuat bak-bak penampungan sampah  Apabila sarana tersebut diatas tidak ada maka pengelola wisata tirta selammengusulkan pada induk persatuannya yaitu GAHAWISRI untuk mengusahakan pembangunan tempat pencucian peralatan selam dan kamar mandi dan WC  Pengelolaan Kamar mandi, WC dan tempat pencucian kepada desa setempat  Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan saat dan atau setiap ada kegiatan wisatawan yang menyelam  Pelaksana Pengelolaan Pelaksananya adalah pihak Manajemen USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN dan perusahaan yang sejenis dibawah koordinasi GAHAWISRI 5.3.7. Upaya Konservasi dari Pengusaha Wisata tirta selam a. Sumber Dampak Kegiatan penyelaman yang telah dilakukan akan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan tempat penyelaman khususnya terumbu karang baik itu disengaja maupun tidak sengaja, termasuk membuang sampah sembarangan di darat maupun di perairan b. Jenis dampak Jenis dampak yang terjadi adalah adanya penurunan kualitas lingkungan seperti kerusakan terumbu karang, adanya sampah yang berceceran baik di perairan maupun di darat c. Sifat dan Tolok Ukur Dampat Sifat dampak adalah negatif dengan tolok ukurnya adalah adanya terumbu karang yang rusak, volume sampah d. Upaya Pengelolaan Lingkungan  Upaya Pengelolaan  Perusahaan menyisihkan dana untuk upaya konservasi yang dikelola melalui induk organisasinya GAHAWISRI  Melakukan monitoring terumbu karang reef check secara bersama-sama yang melibatkan berbagai komponen instansi, masyarakat, mahasiswa, maupun LSM  Melakukan kegiatan konservasi seperti upaya restorasitransplantasi karang pada area yang rusak secara bersama-sama melalui induk organisasinya GAHAWISRI  Melakukan upaya pembersihan sampah di perairan tempat menyelam secara bersama-sama melalui induk organisasinya GAHAWISRI yang juga melibatkan masyarakat setempat dan LSM-LSM yang peduli lingkungan dilakukan secara periodik  Melaporkan dan atau mencatat bila menemukan jenis-jenis biota yang baru atau yang langka kepada pihak BAPEDALDA Propinsi atau instansi terkait lainnya secara periodik  Pemasangan rambu-rambu pada lokasi penyelaman dan melakukan upaya pemasangan mooring bouy bersama-sama melalui induk organisasi GAHAWISRI  Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan saat tertentu secara periodik yang dikoordinasi oleh instansi terkait baik pemerintah maupun swasta  Pelaksana Pengelolaan Pelaksananya adalah pihak Manajemen dari USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN MATRIK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UKL USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN LINGKUNGAN PERARUDAN, KELURAHAN JIMBARAN, KECAMATAN KUTA SELATAN No Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Sumber Jenis Indikator Upaya Pelaksana Waktu Tahap Prakonstruksi Pengurusan perijinan 1 Pengurusan ijin mrp syarat legalitas yg harus dipenuhi dlm rencana Usaha Wisata tirta selam PT. Hiro Chan ini. Adanya hamba- tan dalam penguru san per- ijinan Kelanca ran proses pengurus an perijinan oleh pemra karsa Untuk mencegah lama nya terhambatnya pengurusan perijinan pd berbagai instansi atau lembaga, maka upaya yang dilakukan adalah dgn mengikuti proses aturan yg berlaku secara cermat Pemra karsa Manaje- men USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN Sekali saat mengurus aspek legalitas perijinan Tahap Operasional 1 Persiapan Penyelaman Adanya ketidak mengertian calon penyelam terhadap prosedur penyelaman, dan belum mengetahui kondisi wilayah tempat penyelaman Hal tersebut akan menim- bulkan bahaya bagi wisata wan apabila nantinya melaku kan penyelam an adanya kecelaka an dalam penyela man, kerusakan fisik terumbu karang, pengambil an hewan atau tumbuhan di laut  Dalam pendaftaran utk kegiatan penyela- man dipersyaratkan agar wisatawan telah bisa berenang dan bisa menyelam Disamping itu juga hrs mengecek kesehatan wisatawan  Para dive master harus selalu memberi kan pengarahan kpd para wisatawan yg akan menyelam ttg karakteristik tempat menyelam, cara pema- sangan peralatan selam, peraturan pe- nyelaman dan upaya menangani keadaan yg berbahaya di dalam laut, upaya konser- vasi biota laut  Melakukan pengece- kan thd peralatan selam spt kapasitas dan isi tabung, regulator, selang dsb. Manaje men atau dive master USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN Saat dan atau setiap akan mengan tar wiasata wan untuk menye lam Lanjutan Matrik………… No Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Sumber Jenis Indikator Upaya Pelaksana Waktu 2 Pemberdayaan Masyarakat sekitar lokasi penyelaman adanya kegiatan pe nyelaman yg meng hasilkan se jumlah ke- untungan bagi perusa haan yang berkantor jauh dari lokasi penyela man tersebut. adanya ke cemburuan sosial masya rakat diseki- tar wilayah tempat penye laman dive site . Adanya gangguan terhadap para wisatawan yang akan menyelam oleh masyarakat sekitar lokasi penyelaman  Perusahaan memberikan kon tribusi kepada wilayah tem- pat penyelaman tersebut secara periodik  Memanfaatkan tenaga masyarakat lokal utk meng- angkut tabung dan peralatan selam ke dan dari perahu  Memanfaatkan perahu ma- syarakat untuk mengangkut wisatawan untuk menyelam  Memanfaatkan potensi wila- yah tempat menyelam sepertri untuk makan dan minum, membeli souvenir  Memberikan pengarahan sosialisasi pada para nelayan di lokasi penyelaman tentang arti penting konservasi kawasan terumbu karang secara periodik. Manaje mendive master atau pemandu yang menyer tai wisa tawan dari USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN Dilakukan saat dan atau setiap melaku kan kegiatan penyela man 3 Persaingan Usaha Wisata Tirta Adanya persaingan bisnis yg tidak sehat baik dalam promosi kpd wisata- wan mau- pun pelak- sanaan pe- nyelaman spt mem- berikan paket paket program diluar ketentuan yang berlaku. Adanya silang sengketa antara perusahaan satu dengan yang lainnya, disamping itu juga adanya persepsi masyarakat yang ada di lokasi penyelaman karena adanya pemberian kontribusi dan atau pemanfaatan yang berbeda adanya gangguan fisik maupun non fisik terhadap usaha wisata tirta selam yang ada.  Semua pengusaha yang bergerak dalam usaha wisata tirta selam diwajibkan menjadi anggota GAHA-WISRI, termasuk PT. HIRO CHAN  Mengikuti Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga GAHAWISRI sebagai induk organisasinya Manaje men dari USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN dan penngu saha lainnya yang sejenis Pelaksa naan pembina an dila- kukan secara periodik Lanjutan Matrik ………….. No Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Sumber Jenis Indikator Upaya Pelaksana Waktu Tahap Operasional 4 Kegiatan dan Prilaku Penyelaman adanya pelang garan thd usaha konser- vasi plasma nutfah yg ada di lokasi pe- nyelaman spt pengambilan biota laut yg di jumpai, pem- berian pakan pd ikan-ikan dgn tuju-an agar ikan mendekat, menjejakkan kaki pd terum bu karang, pemberian racunbius utk menangkap ikan atau biota lainnya, me- nyelam sendiri-sendiri dsb adanya kerusakan area wisata selam, adanya perubahan prilaku biota terutama jenis-jenis ikan, adanya penurunan keaneka ragaman jenis biota laut. frekuensi terjadi- nya pelang garan- pelang garan thd keberada an dan kelestari an biota yg ada di lokasi penyelam an  Mengingatkan para wisata- wan yg akan menyelam agar selalu melakukan hal- hal yg diperbolehkan mentaati peraturan yg ada  Dilarang menjejakkan kaki pd karang dan memberikan makanan kpd biota ikan krn dpt menyebabkan peru bahan prilaku.  Ikut menjaga memelihara lokasi penyelaman dgn tdk membuang sampah, tdk mengambil biota, tdk menginjak terumbu karang  Laporkan atau catat bila menemukan jenis biota yg baru atau yang langka  Menyediakan informasi atau buku yg berisi jenis ikan yang ada di laut  Kegiatan penyelaman hrs selalu berpasangan minimal dua orang buddy  Utk menghindari kerusakan terumbu karang maka kegiatan penjangkaran dilakukan dgn memasang mooring bouy Manaje men atau pemandu selam dive master dari USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN saat dan atau setiap ada kegiatan wisata wan yang menye lam 5 Kegiatan Pasca Penyelaman Usai penyela- man maka para penyelam akan melaku- kan pembersih an diri dan peralatan selam yang digunakan adanya sejumlah limbah dan atau sampah akibat pencucian peralatan dan pembersi han diri para penyelam. limbah dan sampah yg ber- ceceran disekitar lokasi penyela man  Mencuci peralatan selam pd tempat yg telah disediakan  Membuat septic tank penam pung limbah WC sesuai peruntukannya, juga mem- buat septic tank utk limbah pencucian perala tan selam limbah KM  Membuat bak-bak penam- pungan sampah  Apabila sarana tsb diatas tdk ada maka pengelola wisata selam mengusulkan GAHA WISRI utk mengusahakan pembangunan tempat tsb diatas  Pengelolaan Kamar mandi, WC dan tempat pencucian diserahkan kpd desa setempat Manaje men USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN perusaha an yg sejenis di koordi nasi GAHAWIS RI dilakukan saat dan atau setiap ada kegiatan wisata wan yang menye lam Lanjutan Matrik ........... No Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Sumber Jenis Indikator Upaya Pelaksana Waktu Tahap Operasional 6 Upaya Konservasi dari Pengusaha Wisata tirta selam Kegiatan pe- nyelaman yg telah dilaku- kan dapat me nyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan tempat penyelaman khususnya terumbu karang baik itu disengaja maupun tidak sengaja, ter- masuk membu ang sampah sembarangan di darat mau- pun di per- airan adanya penurunan kualitas lingkungan seperti kerusakan terumbu karang, adanya sampah yang berceceran baik di perairan maupun di darat tolok ukurnya adalah adanya terumbu karang yang rusak, volume sampah  Perusahaan menyisihkan dana utk upaya konservasi yg dikelola melalui induk organisasinya GAHAWISRI  Melakukan monitoring te- rumbu karang reef check secara bersama-sama yang melibatkan berbagai kompo nen instansi, masyarakat, mahasiswa, maupun LSM  Melakukan kegiatan konser vasi seperti upaya resto- rasi, transplantasi karang pd area yg rusak scr ber- sama-sama melalui induk organisasinyaGAHAWISRI  Melakukan upaya pember- sihan sampah di perairan tempat menyelam secara bersama-sama melalui induk organisasinya GAHAWISRI yang juga melibatkan masyarakat setempat dan LSM-LSM yang peduli lingkungan dilakukan secara periodik  Melaporkan dan atau mencatat bila menemukan jenis-jenis biota yang baru atau yang langka kepada pihak BAPEDALDA Propinsi atau instansi terkait lainnya secara periodik  Pemasangan rambu-rambu pada lokasi penyelaman melakukan upaya pemasa- ngan mooring bouy ber sama-sama melalui induk organisasi GAHAWISRI Manajem en dari USAHA WISATA TIRTA SELAM PT. HIRO CHAN saat tertentu secara periodik yg dikoor dinasi oleh instansi terkait baik pemerin tah maupun swasta

BAB VI UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN