Azbabun Nuzul Ulumul Quran
Mata Kuliah Dosen Pengampu
Ulumul Qur’an Ahmad Musta’ien, S.ThI., M.HI
“ASBABUN NUZUL“
DISUSUN OLEH KELOMPOK I
Annisa Septiani : 1401250846 Arini Ulpa Rahmah : 1401250847 Erni Riswati : 1401250857
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
BANJARMASIN
(2)
2014
KATA PENGANTAR
م
م س
س بمِ همللاِ ن
م ْمحسررلاِ م
م ِيحمررلا
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Asbabun Nuzul” dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para Sahabatnya yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya dan telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yaitu Addinul Islam.
Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an yaitu Bapak Ahmad Musta’ien, S.ThI., M.HI yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa diucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok 1 yang telah mencurahkan segala kemampuannya demi tersusunnya makalah ini.
Pada makalah ini penulis membahas tentang Asbabun Nuzul : pengertian Asbabun Nuzul, macam-macam dan pembagian Asbabun Nuzul, redaksi Asbabun Nuzul , berbilangnya Asbabun Nuzul suatu ayat dan manfaat mempelajari Asbabun Nuzul. Dengan adanya makalah ini semoga dapat memberikan informasi dan pemahaman teladan para pemimpin terdahulu yang bisa diterapkan pada kehidupan sekarang ini, agar islam bisa tumbuh subur sehingga dapat menjadikan generasi yang cakap, cerdas serta berakhlaq mulia, berguna bagi nusa,bangsa dan agama. Semoga Allah meridho’i upaya sederhana ini.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” begitu pun juga makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya, dan memberikan banyak manfaat kepada pembaca pada umumnya. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw. “Sebaik-baik diantara manusia sekalian, ialah orang yang memberi manfaat kepada orang lain”. Wallahu a’lam bisshawaf
(3)
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….………,………. i KATA PENGANTAR………...………. ii DAFTAR ISI...………...………. iii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………..………... 1 B. Rumusan Masalah………..……….………….. 2 C.Tujuan Penulisan………..………... 2 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabun Nuzul………….………..…………... 3
B. Macam-Macam dan Pembagian Asbabun Nuzul... 7 a. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan
dalam Riwayat Asbab An-Nuzul... 7 b. Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbab an-Nuzul untuk Satu
Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbab An-Nuzul... 8 C. Cara Mengetahui Riwayat Asbab An-Nuzul………….………..…………... 10 D. Manfaat Mengetahui Asbabun-Nuzul………….………..…………... 13 BAB III PENUTUP
A. Simpulan………...………..…….... 14 B. Saran……… 15 DAFTAR PUSTAKA……… 17
(4)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-quran adalah mukjizat bagi umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Al Quran sendiri dalam proses penurunannya mengalami banyak proses yang mana dalam penurunannya itu berangsur-angsur dan bermacam-macam cara nabi menerimanya. Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.
Sebagian besar Al-Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi mereka dan terkadang Pada masa Rasulullah ada suatu pertanyaan yang dilontarkan kepada beliau, dengan maksud meminta ketegasan hukum atau memohon penjelasan secara terperinci tentang urusan-urusan agama, sehingga turunlah beberapa ayat dari ayat-ayat al-Qur’an untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang muncul itu. Hal yang seperti itulah yang dimaksud dengan asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya al-Qur’an.
Ulama salaf tatkala terbentur kesulitan dalam memahami ayat, mereka segera kembali berpegang pedoman asbabun nuzulnya. Dengan cara ini hilanglah semua kesulitan yang mereka hadapi dalam mempelajari al-Qur’an tentang “Asbabun Nuzul”.
Adapun ilmu yang mempelajari tentang al-qur’an disebut dengan ilmu ‘Ulumul Quran. Sedangkan ‘Ulumul Qur’an itu sendiri masih terbagi lagi menjadi beberapa aspek disiplin ilmu dan salah satu disiplin ilmu tersebut adalah Asbabunnuzul.
Asbabun nuzul merupakan suatu aspek ilmu yang harus diketahui, dikaji dan diteliti oleh para mufassirin atau orang-orang yang ingin memahami Al-Qur’an secara mendalam.
Dari sedikit paparan tentang al-Qur’an diatas, sehingga kita dapat menyadari betapa penting al-Qur’an bagi umat muslim, jadi al-Qur’an bukan saja cuma di baca dan di pahami
(5)
maknanya, tetapi kita juga harus mengetahui penyebab mengapa ayat-ayat dalm al-Qur’an diturunkan oleh Allah atau sering disebut Asbabun Nuzul.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang asbab an-nuzul yaitu peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat Al-Qur’an berkenaan dengan terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut, baik berupa kejadian ataupun suatu pertanyaan yang diajukan kepada Rasullullah. Dalam pembahasan asbab-an nuzul ini juga membahas berbagai macam yang berkaitan dengan asbab an-Nuzul ini yang meliputi pengertian Asbabun Nuzul, macam-macam dan pembagiann Asbabun Nuzul, redaksi Asbabun Nuzul , berbilangnya Asbabun Nuzul suatu ayat dan manfaat mempelajari Asbabun Nuzul
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Asbabun nuzul itu ?
2. Sebutkan macam-macam dan pembagian Asbab Al-Nuzul ? 3. Apa yang dimaksud redaksi Asbabun Nuzul ?
4. Apa yang dimaksud berbilangnya Asbabun Nuzul suatu ayat ? 5. Apa saja manfaat mempelajari Asbabun Nuzul ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah atau karya tulis ini adalah sebagaimana berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun nuzul.
2. Untuk mengetahui macam-macam dan pembagian Asbab Al-Nuzul. 3. Untuk mengetahui redaksi Asbabun Nuzul.
4. Untuk mengetahui ayat yang turun mengenai satu orang.
(6)
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbab An-Nuzul
Kata asbāb al-nuzūl berasal dari dua kata, yaitu بابسأ dan لوزنلا. Menurut al-Munawwir, kata بابسأ adalah bentuk plural dari kata ببسلا yang berarti sebab, alasan, dan illat. Sedangkan kata لوزنلا berasal dari kata لزن yang berarti turun.
Definisi asbāb al-nuzūl dari segi etimologis berarti sebab atau alasan turunnya ayat-ayat al-Quran. Ungkapan asbāb al-nuzūl khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an.1
Sedangkan secara terminologi yang dirumuskan oleh para ulama,di antaranya:
1. Menurut M. Hasbi al-Shiddieqy, asbāb al-nuzūl ialah sesuatu yang dengan sebabnyalah turun suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab itu, atau menerangkan hukumnya, pada masa terjadinya peristiwa itu.
2. Menurut Al-Zarqani dalam kitabnya Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Quran,yang dimaksud dengan asbab nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi mengiringi ayat-ayat itu diturunkan untuk membicarakan peristiwa tersebut,atau menjelaskan ketentuan hukumnya.
3. Menurut Manna Al-Qahtan asbab nuzul adalah sebagai peristiwa yang menyebabkan ayat-ayat Al-Quran itu diturunkan waktu kejadian peristiwa tersebut,baik berupa pertanyaan maupun kasusu-kasus tertentu.
4. Menurut As-Shabuni “Asbabun Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.
5. Suhbhi al-Shalih mendefinisikan asbāb al-nuzūl sebagai sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban terhadap sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab tersebut.
(7)
Definisi ini memberikan pengertian bahwa sebab turun suatu ayat adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan. Suatu ayat-ayat atau beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa tertentu atau memberi jawaban terhadap pertanyaan tertentu.
1. Sebab-sebab turun ayat dalam bentuk peristiwa ada tiga macam.
a. Peristiwa berupa pertengkaran, seperti perselisihan yang berkecamuk anatara segolongan dari suku Aus dan segolongan dari suku Khazraj. Perselisihan itu timbul dari intrik-intrik yang ditiupkan orang-orang Yahudi sehingga mereka berteriak-teriak: “senjata,senjata”. Peristiwa tersebuat menyebabkan turunnya beberapa ayat, diantaranya:
100. Hai orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.
Sampai beberapa ayat sesudahnya. Hal ini merupkan cara terbaik untuk menjauhkan orang dari perselisihan dan merangsang orang untuk kepada sikap kasih sayang, persatuan, dan kesepakatan,
b. Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang yang mengimani salat sedang mabuk sehingga tersalah membaca surah Al-Kafirun. Ia baca
Dengan tanpa “” Pada “”. Peristiwa ini menyebabkan turunnya ayat:
(8)
43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
[301] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
c. Peristiwa berupa cita-cita dan keinginan, seperti persesuaian-persesuaian (muwafaqat) Umar bin Khattab dengan ketentun-ketentuan ayat –ayat Al-Quran. Dalam seajarah ada beberapa harapan Umar yang dikemukakannya kepada Nabi Muhammad. Kemudian turun ayat-ayat yang kandungannya sesuai dengan harapan-harapan Umar tersebut. Sebagian Ulama menulisnya secara khusus. Sebagai contoh, Imam Al-Bukhari dan lainnya meriwaytakan dari Anas ra. Bahwa Umar berkata : “Aku sepakat dengan Tuhanku dalam tiga hal: Aku katakan kepada Rasul, bagaimana sekiranya kita jadikan Makam Ibrahim tenpat salat.
Aku katakan kepada Rasul , sesungguhnya istri-istrimu masuk kepada mereka itu orang yang baik-baik dan oran yang jahat, maka bagaimana sekiranya Engkau perintahkan kepada mereka agar bertabir, maka turunlah ayat hijab .(Q.S. Al-Ahzab:53).; dan istri-istri Rasul mengerummuninya pada kecemburuaan. Aku katakan kepada mereka:
(9)
Jika Nabi menceraikan kamu, boleh Jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
2. Sebab-sebab turun ayat dalam bentuk pertanyaan dapat dikelompokkan kepada tiga macam, yaitu:
a. Pertama pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah lalu, seperti ayat
83. mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya".
b. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu itu, seperti ayat:
85. dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". c. Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang, seperti ayat:
42. (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?[1552]
[1552] Kata-kata ini mereka ucapkan adalah sebagai ejekan saja, bukan karena mereka percaya akan hari berbangkit.2
(10)
B. Macam-Macam dan Pembagian Asbabun Nuzul
a. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbab An-Nuzul
Ada dua jenis redaki yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan riwayat asbab an-nuzul, yaitu:
1. Sharih(Visionable/jelas)
Artinya riwayat yang sudah jelas menunjukkan asbab an-nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi yang digunakan termasuk sharih bila perawi megatakan:
“sebab turun ayat ini adalah...”
Atau ia menggunakan kata “maka” (fa taqibiyah) setelah ia mengatakan peristiwa tertentu. Misalnya ia mengatakan:
“Telah terjadi..., maka turunlah ayat...”
“Rasulullah pernah ditanya tentang..., maka turunlah ayat...”
Contoh riwayat asbab an-nuzul yang menggunakan redaksi sharih adalah sebuah riwayat yang dibawakan oleh Jabir bahwa orang-orang Yahudi berkata, “apabila seorang suami mendatangi “qubul” istrinya dari belakang, anak yang lahir akan juling.” Maka turunlah Q.S. Al-Baqarah ayat 223.
“223. isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.”( Q.S. Al-Baqarah ayat 223.)
2. Muhtamilah
Bila perawi mengatakan: “Ayat ini turun berkenaan dengan ...”
Misalnya, riwayat Ibnu Umar yang menyatakan:
“ayat,istri-istri kallian adalah (ibarat) tanah tempat bercocok tanam, turun berkenaan dengan mendatangi(menyetubuhi) istri dari belakang.”(H.R. Bukhari). Atau perawi mengatakan:
(11)
Mengenai riwayat asbab an-nuzul yang menggunakan redaksi “muhtamilah”, Az-Zarkasy menuturkan dalam kitabnya Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quran:
“sebagaimana diketahui, telah terjadi kebiasaan para sahabat Nabi dan Tabi’in, jika seorang di antara mereka berkata, ‘Ayat ini diturunkan berkenaan dengan...’. Maka yang dimaksud adalah ayat itu mencakup ketentuan hukum tentang ini atau itu, dan bukan bermaksud menguraikan sebab turunnya ayat.”
Skema
Redaksi Periwayatan Asbab An-Nuzul
b. Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbab an-Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbab An-Nuzul
1. Berbilangnya Asbab an-Nuzul untuk satu Ayat (Ta’addud As-Sabab wa Nazil Al-wahid)
Pada kenyataannya, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbab an-Nuzul dalam satu versi. Adakalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat asbab an-Nuzul. Tentu saja, hal itu tidak akan menjadi persoalan bila riwayat-riwayat itu tidak mengandung kontradiksi.
Bentuk variasi itu terkadang dalam redaksinya dan terkadang pula dalam kualitasnya.
Untuk mengatasi variasi riwayat asbab An-Nuzul dalam satu ayat dari sisi redaksi, para ulama mengemukakan cara-cara berikut.
R e d a k s i R i w a y a t A s b a b A n -N u z u l P a s t i ( s h a r i h ) A s b a b A n -N u z u l h a d z i h i a l a y a t k a d z . . . T i d a k P a s t i ( M u h t a m i l ) N a z a l a t h a d z i h i a l -a y a t f i k a d z a . . .
(12)
a. Tidak Mempermasalahkannya
Cara ini ditempuh apabila variasi riwayat-riwayat asbab An-Nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah(tidak pasti).
b. Mengambil versi riwayat asbab An-Nuzul yang menggunakan redaksi sharih. Cara ini digunakan bila ssalah satu versi riwayat asabab An-Nuzul itu tidak menggunakan redaksi sharih(pasti).
c. Mengambil versi riwayat yang sahih(valid)
Cara ini digunakan apabila seluruh riwayat itu menggunakan redaksi “sharih”(pasti), tetapi kualitas salah satunya tidak sahih.
Adapun terhadap variasi riwayat asbab An-Nuzul dalam satu ayat, versi berkualitas, para ulama mengemukakan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengambil versi riwayat yang sahih.
Cara ini mengambil bila terdapat dua versi riwayat tentang asbab An-Nuzul satu ayat, satu versi berkualitas sahih, sedangkan yang lainnya tidak. Misalnya dua versi riwayat asbab An-Nuzul kontradiktif untuk surat Adh-Dhuha[93] ayat 1-3. b. Melakukan studi selektif (tarjih)
Langkah ini diambil bila kedua versi asbab An-Nuzul yang berbeda-beda itu kualitasnya sama-sama sahih. Seperti asbab An-Nuzul yang berkaitan dengan turunnya ayat tentang roh.
c. Melakukan studi kompromi (jama’)
Langkah ini diambil bila kedua riwayat yang kontradiktif itu sama-sama memiliki status kesahihan hadis yang sederajat dan tidak mungkin dilakukan tarjih.
(13)
Skema
Variasi Periwayatan Asbab An-Nuzul
2. Variasi Ayat untuk Satu Sebab (Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid)
Terkadang suatu kejadian menjadi sebab bagi turunnya, dua ayat atau lebih. Hal ini dalam Ulumul Quran disebut dengan istilah “Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid”(terbilang ayat yang turun,sedangkan sebab turunnya satu). Contoh satu kejadian yang menjadi sebab bagi dua ayat yang diturunkan, sedangkan antara yang satu dengan yang lainnya berselang lama adalah riwayat asbab An-Nuzul yang diriwayatkan oleh Ibn Jarir Ath-Thabari, Ath-Thabrani, dan Ibn Mardawiyah dari Ibn Abbas. Demikian pula Al-Hakim meriwayatkan hadis yang sama, redaksi yang sama dan mengatakan , “Maka Allah menurunkan surah Al-Mujadalah[58] ayat 18-19.3
C. Cara Mengetahui Riwayat Asbab An-Nuzul
Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Oleh karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya, selain berdasarkan periwayatan (pentransmisian) yang benar (naql ash-shalih) dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung tentang turunnya ayat Al-Quran.4
3ِ Rosihonِ Anwar,ِ Ulumulِ Al-Quranِ (Bandungِ :ِ Pustakaِ Setia,ِ 2007).ِ H.ِ 67-76
4ِ Az-Zarqany,ِ op.ِ Cit.,ِ hlm.ِ 113-114;ِ Ash-Shabuny,ِ op.ِ Cit.,ِ hlm.ِ 23;ِ Shalih,ِ op.ِ Cit.,ِ hlm. 135. V a r i a s i ِ P e r i w a y a t a n ِ A s b a b ِ A n -N u z u l S i s i R e d a k s i M u t h a m i l a h -S h a r i h S i s i K u a l i t a s S h a h i h -T i d a k S h a h i h
(14)
Dengan demikian, seperti halnya periwayatan pada umumnya, diperlukan kehati-hatian dalam menerima riwayat yang berkaitan dengan asbab An-Nuzul untuk itu, dalam kitab Asbab An-Nuzulnya, Al-Wahidy menyatakan :
“Pembicaraan asbab an-Nuzul, tidak dibenarkan, kecuali dengan berdasarkan riwayat dan mendengar dari mereka yang secara langsung menyaksikan peristiwa nuzul, dan bersungguh-sungguh dalam mencarinya.”
Para ulama salaf sangat keras dan ketat dalam menerima berbagai riwayat yang berkaitan dengan asbab an-Nuzul. Keketatan mereka itu dititikberatkan pada seleksi pribadi si pembawa riwayat (para rawi), sumber riwayat (isnad) dan redaksi berita (matan).
Akan tetapi, perlu dicatat bahwa sikap kekritisan mereka tidak dikenakan terhadap materi Asbab An-Nuzul yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi. Mereka berasumsi bahwa apa yang dikatakan sahabat nabi, yang tidak masuk dalam lapangan penukilan dan pendengaran, dapat dipastikan ia mendengar ijtihadnya sendiri.5
Dalam hal ini Ibnu Sirin berkata “ Aku bertanya kepada ‘Ubaidah tentang satu ayat dari al-Qur’an, maka beliau berkata “ Bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar, orang-orang yang mengetahui dalam hal apa ayat-ayat al-Qur’an diturunkan Allah telah pada meninggal “,
Maksudnya bahwa memahami asbab an-nuzul tidak bisa semata-mata dengan logika, tetapi hanya dengan mengetahui riwayat yang dapat dipertanggungjawabkan validitasnya. Disini kita juga menangkap sikap kehati-hatian generasi salaf dalam menerima rawayat hadist, hususnya yang berkaitan dengan asbab an-nuzul, agar terhindar dari riwayat yang palsu. Cara mengetahui Asbab an-nuzul melalui periwayatan yang sahih tersebut terkadang dapat dilihat dai ungkapan perawi yang mengatakan, “sabab nuzul al-ayah kadza” (sebab turunnya ayat demikian). Ada kalanya asbab an-nuzul tidak diungkap dengan kata sabab (sebab), tetapi diungkapkan dengan kalimat “fa nazalat” (lalu turun ayat). Misalnya perawi mengatakan “su’ila an-nabiy salla Allah ‘alaihi wa sallam ‘an kadza, fa nazalat…..(Nabi SAW ditanya tentang suatu hal, lalu turun ayat…)”.
Selain itu, terkadang perawi mengungkapkan asbab an-nuzul dengan pernyataan, “nuzilat hazihil ayah fi kadza (ayat ini diturunkan dengan kasus demikian), Menurut jumhur ulama tafsir, apabila ungkapan perawi demikian, maka itu merupakan peryataan yang tegas dan dapat diprcaya sebagai asbab an-nuzul satu atau beberapa ayat al-Qur’an. Akan tetapi 5ِ Ibid,ِ hlm.ِ 52
(15)
Ibnu Taymiyah, fakih dan mifassir Mazhab Hanbali, berpendapat bahwa ungkapan “nuzilat hadzihi ayah fi kadza” terkadang menyatakan sebab turunya ayat, namun terkadang juga menunjukkan kandungan ayat yang diturunkan tanpaasbab an-nuzul.
Yang mempunyai otoritas untuk mengungkapkan asbab nuzul ayat-ayat Al-Quran adalah para sahabat Nabi, karena merekalah yang menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Quran tersebut. Dengan demikian, pelacakan asbab nuzul harus diakukan dengan mencari dan mempelajari perkataan-perkataan sahabat yang mengungkapkan proses turunnya ayat-ayat Al-Quran itu,atau riwayat-riwayat yang bermuara minimal para sahabat.
Kalau perkataan sahabat tersebut juga mengungkapkan tentang perkataan atau perbuatan Rasulullah yang berhubungan dengan turunnya ayat-ayat Al-Quran, maka kedudukannya menjadi hadis marfu, dan sangat berpeluang untuk memperoleh kualitas hadis sahih. Tetapi, kalau perkataan mereka itu, tidak menyinggung sedikitpun tentang Rasulullah, maka hadisnya menjadi mauquf. Oleh sebab itu, wajar kalau para sarjana ilmu Al-quran, kemudian menyimpulkan bahwa hadis-hadis tentang asbab nuzul itu, pada umumnya lemah karena tidak sampai pada Rasulullah.
Akan tetapi hadis-hadis tentang asbab nuzul tidak menyangkut tentang ajaran keagamaan, tetapi sekedar mengemukakan tentang latar belakang, atau berbagai peristiwa yang mengiringi turunnya ayat. Oleh sebab itu, kendati lemah, hadis-hadis tersebut dapat digunakan, sebagai bahan referensi untuk memahami pesan-pesan ayat Al-Quran.
Cara-cara melihat ungkapan asbab nuzul, secara umum disimpulkan oleh para ulama ada empat yaitu:
a) Diungkapkan dengan kata-kata sebab b) Diungkapkan dengan kata fa ( maka ) c) Diungkapkan dengan kata nuzuli fi ...
d) Tidak diungkapkan dengan simbol-simbol kata di atas,tetapi alur ceritanya menunjukkan sebagai ungkapan asbab nuzul .
(16)
D. Manfaat Mengetahui Asbabun-Nuzul
Studi tentang asbabun nuzul akan selalu menemukan relevansinya sepanjang perjalanan peradaban manusia, mengingat asbabun nuzul menjadi tolak ukur dalam upaya kontekstualisasi teks-teks Al Qur’an pada setiap ruang dan waktu serta psiko-sosio-historis yang menyertai derap langkah manusia.
Al-Zarqani menyebutkan 7 macam diantara kegunaan atau faedah mengetahui Asbab An-Nuzul, yaitu:
1. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyari’atkan Agamma-Nya melalui Al-Quran. 2. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul membantu dalam memahami ayat dan
menghindarkan kesulitannya.
3. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul dapat menolak dugaan adanya Hasr (pembatasan) dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung Hasr (pembatasan). 4. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul dapat mengkhususkan (takhsis) hukum pada
seabab menurut ulama yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab dan bukan keumuman lafal.
5. Dengan mempelajari Sabab Al-Nuzul diketahui pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung dalama ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya (Yang mengkhususkannya).
6. Dengan sabab Al-nuzul, diketahui orang yang ayat tertentu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa membawa kepada penuduhan orang yang tidak bersalah dan pembebasan bagi orang yang salah.
7. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul akan mempermudah orang menghafal ayat-ayyat Al-Quran serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika menegtahui sebab turunnya.
Manfaat mengetahui Asbab an Nuzul menurut ulama lainnya, diantaranya adalah:
1. Ibnu Al- Daqiq, mengetahui asbabun nuzul ayat merupakan metode yang utama dalammemahami pesan yang terkandung dalam Al-Qur’an
2. Ibnu Taimiyah, mengetahui asbabun nuzul membantu dalam memahami ayat Al-Qur’an, karena mengetahui sebab juga mengetahui musabab.
(17)
3. Al-Wahidi, tidak mungkin seorang dapat menafsirkan suatu ayat tanpa mengetahui sejarah turunnya dan latar belakang masalahnya.
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Kata Asbabun-Nuzul (لوزنلا بابسأ) terdiri atas kata asbab (بابسأ) dan an-nuzul (
لوزنلا). Asbab adalah kata jamak (plural) dari kata mufrad (tunggal) sabab,yang secara etimologis berarti sebab, alasan, illat (dasar logis), perantaraan, wasilah, pendorong (motifasi), tali kehidupan, persahabatan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber dan jalan.
Kedudukan asbab an-nuzul dalam pemahaman Al-Qur’an sangat membantu dalam memahami Al-Qur’an, apabila tidak niscaya banyak kekeliruannya. Kebanyakan ulama untuk menjadikan pedoman hukum lebih sepakat pada “umum lafadh” daripada “khusus sebab”, karena mempunyai tiga macam dalil yaitu: pertama, lafadh syar’I saja yang menjadikan hujjah dan dalil. Kedua, kaidah tersebut ditanggungkan kepada makna selama tidak ada pemalingannya dari makna tersebut. Ketiga, para sahabat dan mujtahid kebanyakan tanpa memerlukan qias atau mencari dalil apabila berhujjah dengan lafadh yang umum dari sebab yang khusus.
Dan dapat kita tarik kesimpulan, diantaranya :
1. Asbabun nuzul terdiri dari kata asbab (jamak dari sababa yang artinya sebab-sebab), dan nuzul (artinya turun).Asbabun nuzul adalah sebab turunnya al-Qur’an (berupa peristiwa/pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
2. Macam-macam asbabun nuzul ada 2, yaitu :
1) Dilihat dari sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbab An-Nuzul.
2) Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbab an-Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbab An-Nuzul
3. Dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbabun nuzul meliputi sharih dan muhtamilah
4. Dari sudut pandang terbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul meliputi :
(18)
1) Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat 2) Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat 5. Manfaat mempelajari Asbabun Nuzul, diantaranya :
1) Membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan allah secara khusus mensyari’atkan agama-Nya melalui al-qur’an.
2) Membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya
3) Diketahui pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hokum yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang
mengkhususkannya ).
4) Diketahui ayat tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan
pembebasan bagi orang yang tidak bersalah.
5) Akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya.
Dari uraian diatas kita dapat memahami bahwa asbabun nuzul tidak bisa dipisahkan dengan kajiana al-Qur’an, terutama untuk mengambil kesimpulan dari ayat-ayat hukum. Dan dapatlah kita ketahui bahwasannya al Quran mengandung banyak nilai-nilai kehidupan maka dari itu kita patutlah mempelajarinya. Al Qur’an sebagai mukjizat yang di anugrahkan kepada nabi Muhammad adalah salah satu kitab Allah yang paling sempurna diantara kitap suci yang lain. Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad melalui beberapa cara yang mana dalam penurunan Al-Quran itu sendiri diberikan secara berangsur-angsur atau bertahap.
B. Saran
Sebagai kalamullah sudah sepantasnya lah kita mencintai,memelihara,mempelajari segala nilai-nilai yang terdapat pada Al-Quran tersebut dengan sebaik mungkin, salah satu wujud bahwa kita mencintai al Quran dengan cara banyak membaca Al-Quraana serta mengamalkan nilai yang ada di dalamnya. Maka untuk itu marilah kita bersama-sama berusaha untuk memahami apa yang terkandung dalam al Quran sebagai kitap suci kita yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad.
Penulis berharap, semoga setelah mempelajari dan memahami makalah ini, kita dapat mengamil hikmah dari pelajaran asbabun nuzul ini, dan semoga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. ‘Amin Yaa Rabbal ‘Alamiiin…
(19)
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, kami mengharapkan kritik dan saran yang mebangun dari pembaca agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta mendapat keridho’an Allah swt.
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadehirjin, Moh., Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, 1998. Anwar, Rosihon, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Wahid, Rahli Abdul. Ulumul Qur’an. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996. Zuhdi, Masjfuk. Pengantar Ulumul Qur’an. Bina Ilmu. Surabaya. 1982.
Ahmadehirjin, Moh., Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, 1998. Shaleh, Qamruddin dkk, Asbabun Nuzul, Diponegoro, Bandung, 1992
(1)
Ibnu Taymiyah, fakih dan mifassir Mazhab Hanbali, berpendapat bahwa ungkapan “nuzilat hadzihi ayah fi kadza” terkadang menyatakan sebab turunya ayat, namun terkadang juga menunjukkan kandungan ayat yang diturunkan tanpaasbab an-nuzul.
Yang mempunyai otoritas untuk mengungkapkan asbab nuzul ayat-ayat Al-Quran adalah para sahabat Nabi, karena merekalah yang menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Quran tersebut. Dengan demikian, pelacakan asbab nuzul harus diakukan dengan mencari dan mempelajari perkataan-perkataan sahabat yang mengungkapkan proses turunnya ayat-ayat Al-Quran itu,atau riwayat-riwayat yang bermuara minimal para sahabat.
Kalau perkataan sahabat tersebut juga mengungkapkan tentang perkataan atau perbuatan Rasulullah yang berhubungan dengan turunnya ayat-ayat Al-Quran, maka kedudukannya menjadi hadis marfu, dan sangat berpeluang untuk memperoleh kualitas hadis sahih. Tetapi, kalau perkataan mereka itu, tidak menyinggung sedikitpun tentang Rasulullah, maka hadisnya menjadi mauquf. Oleh sebab itu, wajar kalau para sarjana ilmu Al-quran, kemudian menyimpulkan bahwa hadis-hadis tentang asbab nuzul itu, pada umumnya lemah karena tidak sampai pada Rasulullah.
Akan tetapi hadis-hadis tentang asbab nuzul tidak menyangkut tentang ajaran keagamaan, tetapi sekedar mengemukakan tentang latar belakang, atau berbagai peristiwa yang mengiringi turunnya ayat. Oleh sebab itu, kendati lemah, hadis-hadis tersebut dapat digunakan, sebagai bahan referensi untuk memahami pesan-pesan ayat Al-Quran.
Cara-cara melihat ungkapan asbab nuzul, secara umum disimpulkan oleh para ulama ada empat yaitu:
a) Diungkapkan dengan kata-kata sebab b) Diungkapkan dengan kata fa ( maka ) c) Diungkapkan dengan kata nuzuli fi ...
d) Tidak diungkapkan dengan simbol-simbol kata di atas,tetapi alur ceritanya menunjukkan sebagai ungkapan asbab nuzul .
(2)
D. Manfaat Mengetahui Asbabun-Nuzul
Studi tentang asbabun nuzul akan selalu menemukan relevansinya sepanjang perjalanan peradaban manusia, mengingat asbabun nuzul menjadi tolak ukur dalam upaya kontekstualisasi teks-teks Al Qur’an pada setiap ruang dan waktu serta psiko-sosio-historis yang menyertai derap langkah manusia.
Al-Zarqani menyebutkan 7 macam diantara kegunaan atau faedah mengetahui Asbab An-Nuzul, yaitu:
1. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyari’atkan Agamma-Nya melalui Al-Quran. 2. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul membantu dalam memahami ayat dan
menghindarkan kesulitannya.
3. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul dapat menolak dugaan adanya Hasr (pembatasan) dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung Hasr (pembatasan). 4. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul dapat mengkhususkan (takhsis) hukum pada
seabab menurut ulama yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab dan bukan keumuman lafal.
5. Dengan mempelajari Sabab Al-Nuzul diketahui pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung dalama ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya (Yang mengkhususkannya).
6. Dengan sabab Al-nuzul, diketahui orang yang ayat tertentu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa membawa kepada penuduhan orang yang tidak bersalah dan pembebasan bagi orang yang salah.
7. Pengetahuan tentang sabab Al-Nuzul akan mempermudah orang menghafal ayat-ayyat Al-Quran serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika menegtahui sebab turunnya.
Manfaat mengetahui Asbab an Nuzul menurut ulama lainnya, diantaranya adalah:
1. Ibnu Al- Daqiq, mengetahui asbabun nuzul ayat merupakan metode yang utama dalammemahami pesan yang terkandung dalam Al-Qur’an
2. Ibnu Taimiyah, mengetahui asbabun nuzul membantu dalam memahami ayat Al-Qur’an, karena mengetahui sebab juga mengetahui musabab.
(3)
3. Al-Wahidi, tidak mungkin seorang dapat menafsirkan suatu ayat tanpa mengetahui sejarah turunnya dan latar belakang masalahnya.
BAB III PENUTUP A. Simpulan
Kata Asbabun-Nuzul (لوزنلا بابسأ) terdiri atas kata asbab (بابسأ) dan an-nuzul ( لوزنلا). Asbab adalah kata jamak (plural) dari kata mufrad (tunggal) sabab,yang secara etimologis berarti sebab, alasan, illat (dasar logis), perantaraan, wasilah, pendorong (motifasi), tali kehidupan, persahabatan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber dan jalan.
Kedudukan asbab an-nuzul dalam pemahaman Al-Qur’an sangat membantu dalam memahami Al-Qur’an, apabila tidak niscaya banyak kekeliruannya. Kebanyakan ulama untuk menjadikan pedoman hukum lebih sepakat pada “umum lafadh” daripada “khusus sebab”, karena mempunyai tiga macam dalil yaitu: pertama, lafadh syar’I saja yang menjadikan hujjah dan dalil. Kedua, kaidah tersebut ditanggungkan kepada makna selama tidak ada pemalingannya dari makna tersebut. Ketiga, para sahabat dan mujtahid kebanyakan tanpa memerlukan qias atau mencari dalil apabila berhujjah dengan lafadh yang umum dari sebab yang khusus.
Dan dapat kita tarik kesimpulan, diantaranya :
1. Asbabun nuzul terdiri dari kata asbab (jamak dari sababa yang artinya sebab-sebab), dan nuzul (artinya turun).Asbabun nuzul adalah sebab turunnya al-Qur’an (berupa peristiwa/pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
2. Macam-macam asbabun nuzul ada 2, yaitu :
1) Dilihat dari sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbab An-Nuzul.
2) Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbab an-Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbab An-Nuzul
3. Dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbabun nuzul meliputi sharih dan muhtamilah
4. Dari sudut pandang terbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul meliputi :
(4)
1) Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat 2) Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat 5. Manfaat mempelajari Asbabun Nuzul, diantaranya :
1) Membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan allah secara khusus mensyari’atkan agama-Nya melalui al-qur’an.
2) Membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya
3) Diketahui pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hokum yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang
mengkhususkannya ).
4) Diketahui ayat tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan
pembebasan bagi orang yang tidak bersalah.
5) Akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya.
Dari uraian diatas kita dapat memahami bahwa asbabun nuzul tidak bisa dipisahkan dengan kajiana al-Qur’an, terutama untuk mengambil kesimpulan dari ayat-ayat hukum. Dan dapatlah kita ketahui bahwasannya al Quran mengandung banyak nilai-nilai kehidupan maka dari itu kita patutlah mempelajarinya. Al Qur’an sebagai mukjizat yang di anugrahkan kepada nabi Muhammad adalah salah satu kitab Allah yang paling sempurna diantara kitap suci yang lain. Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad melalui beberapa cara yang mana dalam penurunan Al-Quran itu sendiri diberikan secara berangsur-angsur atau bertahap.
B. Saran
Sebagai kalamullah sudah sepantasnya lah kita mencintai,memelihara,mempelajari segala nilai-nilai yang terdapat pada Al-Quran tersebut dengan sebaik mungkin, salah satu wujud bahwa kita mencintai al Quran dengan cara banyak membaca Al-Quraana serta mengamalkan nilai yang ada di dalamnya. Maka untuk itu marilah kita bersama-sama berusaha untuk memahami apa yang terkandung dalam al Quran sebagai kitap suci kita yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad.
Penulis berharap, semoga setelah mempelajari dan memahami makalah ini, kita dapat mengamil hikmah dari pelajaran asbabun nuzul ini, dan semoga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. ‘Amin Yaa Rabbal ‘Alamiiin…
(5)
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, kami mengharapkan kritik dan saran yang mebangun dari pembaca agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta mendapat keridho’an Allah swt.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadehirjin, Moh., Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, 1998. Anwar, Rosihon, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Wahid, Rahli Abdul. Ulumul Qur’an. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996. Zuhdi, Masjfuk. Pengantar Ulumul Qur’an. Bina Ilmu. Surabaya. 1982.
Ahmadehirjin, Moh., Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, 1998. Shaleh, Qamruddin dkk, Asbabun Nuzul, Diponegoro, Bandung, 1992