Organisasi Sosial LATAR BELAKANG KAJEN DISEBUT SEBAGAI DESA SANTRI

dengan alat-alat modern seperti drum, piano, seruling. Baik musik rebana klasik maupun modern keduanya tetap disukai masyarakat luas. Kesenian yang tidak kalah menarik dari seni musik rebana adalah seni kerajinan tangan yang berupa songkok dan kaligrafi. Kaligrafi banyak dihasilkan oleh anak pondok pesantren karena merupakan hasil dari kegiatan diluar jadwal formal yang sudah ditetapkan dalam pondok pesantren kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan songkok banyak dihasilkan penduduk kajen setempat. Songkok yang dihasilkan masyarakat Desa Kajen ini sangat terkenal bahkan pemasarannya sampai ke luar Jawa seperti Madura Wawancara dengan Hj. Khayatun, 16 Januari 2007. Seni musik rebana, kerajinan kaligrafi dan songkok merupakan hasil budaya yang memiliki nilai-nilai islami sesuai dengan kegunaannya masing- masing untuk kegiatan keagamaan, seperti pengajian. Berdasarkan ciri khas tersebut Kajen mendapat sebutan sebagai desa santri karena sebagian besar budaya yang dihasilkan bernafaskan islam.

BAB IV SEJARAH DESA KAJEN

A. Cerita Rakyat Tentang Desa Kajen

Kyai Ahmad Mutamakin pada awalnya datang di suatu daerah di mana di daerah itu belum ada ulama yang menunaikan haji. Tetapi setalah kyai haji Ahmad Mutamakin berada di daerah itu terjadi perkembangan yang sangat pesat. Apalagi setelah kyai Ahmad Mutamakin datang dari Makkah para ulama daerah tersebut digunakan sebagai tempat berkumpulnya para haji. Maka dikenal dengan nama Desa Kajen yaitu tempat berkumpulnya para haji Suhedi, 1979:17. Dari cerita tersebut diatas dapat diketahui bahwa perjalanan Kyai Ahmad Mutamakin dari Makkah ke Margoyoso khususnya di Desa Kajen yang penuh perjuangan dalam penyebaran agama islam.

B. Asal-usul KH. Ahmad Mutamakkin

1. Menurut Pidato Munas RMI IV KH. Abdurrahman Wahid Syaikh KH. Ahmad Mutamakkin dikenal juga dengan nama Ki Cebolek. Beliau adalah seorang Faqih yang disegani karena berpandangan jauh dan luas. Sebagai guru besar agama, beliau berdakwah dari satu tempat ke tempat lain yang beliau anggap tepat sasarannya. 50