STUDI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR

(1)

INFORMASI DAN KOMUNIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES

SAINS DAN HASIL BELAJAR

(Skripsi)

Oleh

SELLY MONALISA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

Oleh

SELLY MONALISA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

Selly Monalisa

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DITINJAU

DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR

Oleh

SELLY MONALISA

Selama ini proses pembelajaran fisika yang dilakukan sering tidak mengajarkan aplikasi fisika serta menggunakan strategi belajar yang monoton hingga

menyebabkan hasil belajar rendah dan katerampilan proses sains (KPS). Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan lebih tinggi menggunakan model media teknologi informasi dan komunikasi melalui metode eksperimen. Hasil belajar siswa diukur dari nilai hasil belajar, sedangkan KPS diukur melalui observasi dari pencapaian indikator penilaian KPS yang meliputi: mengamati, merumuskan hipotesis, menginterpretasi data, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui adanya perbedaan efektivitas model media teknologi informasi dan komunikasi yang ditinjau dari keterampilan proses sains. 2) Mengetahui ada perbedaan hasil belajar siswa pada model media teknologi informasi dan komunikasi. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung, menggunakan tiga kelas eksperimen sebagai sampel yaitu kelas VIIB, VIIc,dan VIID. Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakanOne-shot- case study. Teknik analisis data hasil belajar menggunakan skor rerata hasil belajar dan pengujian hipotesis menggunakan ujiOne Way Anova, sedangkan analisis data KPS menggunakan data rata-rata skor observasi pada proses pembelajaran dan pengujian hipotesis menggunakan ujiOne Way Anova.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui rerata KPS siswa pada kelas eksperimen sebesar 75,00, kelas simulasi sebesar 75,41 dan kelas video 75,78. Berdasarkan


(4)

dibandingkan dengan model eksperimen dan simulasi. Hasil tersebut

mengindikasikan bahwa model video lebih efektif digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan KPS dan hasil belajar dalam pembelajaran fisika.

Kata kunci : Model media teknologi informasi dan komunikasi, keterampilan proses sains dan hasil belajar.


(5)

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Selly Monalisa

NPM : 0853022048

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Jl. Teratai Gg. Mawar II No. 30 Bandar Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012

Selly Monalisa NPM. 0853022048


(6)

Nama Mahasiswa : Selly Monalisa Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022048

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Nengah Maharta, M.Si. Viyanti, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19551213 198303 1 022 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(7)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Nengah Maharta, M.Si.

Sekretaris : Viyanti, S.Pd., M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(8)

dari pasangan Bapak Usman dan Ibu Zaita.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Sp. Sender Oku Selatan, diselesaikan tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 2 Sp. Sender Oku Selatan hingga tahun 2005, kemudian penulis

melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Ranau Tengah Oku Selatan, diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan

terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Sekincau. Dan pada tahun 2012 penulis melaksanakan penelitian di SMP Negeri 20 Bandar Lampung.


(9)

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah swt yang telah menciptakan akal bagi manusia sehingga manusia dapat meneliti dan mentafakuri ciptaan-Nya yang menghantarkan pada keimanan yang sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

1. Bapak Usman dan Ibu Zaita tercinta, yang selalu memperjuangkan masa depan, yang telah lama menantikan keberhasilan penulis, yang tak pernah lupa menyebut nama penulis dalam setiap doa, yang tak pernah lelah memperhatikan, dan yang selalu mendukung penulis. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa selalu membahagiakan kalian.

2. Keluarga besar penulis : Syahardin Sani dan Muhamad Ali Terima kasih lalu dihadirkan.


(10)

lain. Dan hanya kepada Tuhanmu

(Q.S. Al-Insyiroh: 6-8)

Hidup dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat daripada selalu benar karena tidak melakukan apa-apa

(Goerge Bernard Shaw)

Hidup adalah pilihan, pilihan ada di tangan Anda jangan pernah sia-siakan hidup yang sudah anda pilih sendiri


(11)

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif dan konstruktif.

4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 5. Ibu Viyanti, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya

mem-berikan bimbingan, saran dan motivasi.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Ibu Listadora, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 20 Bandar Lampung beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Sri Jumiati, S.Pd selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas VIIB, VIIC dan VIIDSMP Negeri 20 Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya.


(12)

dan kebersamaannya.

10. Sahabat penulis tercinta: Eva, Meita, Liyan, Rika, Eka, dan Yuni atas kebersamaan dan canda tawa kita selama ini serta dukungan di saat penulis galau dengan segala bentuk masalah yang penulis alami selama ini. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

11. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di P. Fisika yang tidak bisa disebutkan satu per satu, semoga selalu menjadi keluarga besar pendidikan fisika bersatu. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT. Melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Pengertian Media ... 7

2. Media Pembelajaran Berbasis TIK dan Penggunaannya ... 8

3. Keterampilan Proses Sains... 13

4. Hasil Belajar ... 23

B. Kerangka Pemikiran ... 24

C. Hipotesis ... 29


(14)

E. Insrtumen Penelitian ... 32

F. Analisis Instrumen ... 32

1. Uji Normalitas... 33

2. Uji Reliabilitas ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

H. Teknik Analisis Data dan Penguji Hipotesis ... 36

1. Analisis Data... 36

2. Pengujian Hipotesis ... 37

a. Uji Normalitas ... 37

b. Uji Hipotesis ... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Hasil Uji penelitian... 41

a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Uji validitas soal... .. 41

2. Uji reliabilitas soal ... .. 42

b. Pengujian Hipotesis ... 43

1. Hasil Uji Normalitas Skor KPS Siswa... 43

2. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ... 44

C. Data Kuantitatif... 45

a. Data Penilaian KPS... ... 46

1. UjiOne Way AnovaPada KPS... .. 46

2. UjiOne Way AnovaPada Hasil Belajar ... .. 48

b. Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif... ... 50


(15)

1. Keterampilan Proses Sains... 51

2. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... . 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 Silabus ... 62

2 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Eksperimen ... 64

3 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Simulasi... 71

4 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Video... 78

5 Kisi-Kisi Tes Produk : Pilihan Jamak... 85

6 Kisi-Kisi Tes Produk : Uraian ... 91

7 Rublikasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Pilihan Jamak... 95

8 Rublikasi Penilaian Hasil Belajar Siswa : Uraian ... 101

9 Lembar penilaian (LP) 1: 105 10 K 112 11 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Eksperimen ... 116

12 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Simulasi ... 124

13 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Video ... 132

14 Kunci Lembar Kerja Kelompok (LKK) : ... 140

15 Buku Siswa ... 148


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 KPS dan Indikatornya ... 19

2.2 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains... 22

3.1 Indeks Reliabilitas ... 35

3.2 Data KPS Siswa (non-test) ... 36

3.3 Data Hasil Belajar ... 36

4.1 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... 41

4.2 Hasil Uji Validitas Soal Uraian ... 42

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Jamak ... 42

4.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian ... 43

4.5 Hasil Uji Normalitas KPS ... 43

4.6 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar... 44

4.7 Descriptives Hasil Uji One Way Anova KPS ... 46

4.8. Test Homogeneity of Variances KPS... 47

4.9 Anova KPS ... 47

4.10 Descriptives Hasil Uji One Way Anova Hasil Belajar ... 48

4.11 Test Homogeneity of Variances Hasil Belajar... 48

4.12 Anova Hasil Belajar ... 48


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Diagram Kerangka Pemikiran ... 29 3.1 Desain EksperimenOne-Shot-Study... 31 4.1 Grafik Rata-Rata KPS Siswa Perkelas Eksperimen... 46 4.2 Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Siswa


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar formal yang diselenggarakan di sekolah bertujuan untuk menguasai sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor sesuai dengan tingkatan pendidikannya. Untuk itu, peserta didik diarahkan pada kegiatan pembelajaran yang bisa membawa perubahan pada diri peserta didik secara terencana. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan, antara lain: Pendidik bukanlah satu-satunya sumber belajar peserta didik biasa belajar melalui media. Oleh karena itu, peserta didik dapat berinteraksi dengan media atau sumber belajar lain.

Para pendidik dituntut untuk mampu memilih, membuat sendiri atau menggunakan media yang ada secara tepat, dan efisien. Semua yang ada di sekeliling kita adalah media, pertanyaannya sejauh mana kita bisa memanfaatkan benda yang ada di sekitar kita menjadi media yang tepat, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan mampu memberikan hasil yang maksimal. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong pendidik untuk mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Misalnya


(19)

Pembelajaran fisika yang kurang menyenangkan bagi siswa juga berpengaruh pada anggapan dasar yang menyebutkan bahwa fisika itu sulit dan susah untuk dipelajari, anggapan-anggapan seperti ini yang terkadang membuat siswa bosan dan kurang kreatif untuk berpikir karena dari awal siswa sudah tidak menyukai pelajaran fisika, bagaimana mungkin siswa akan berpikir kreatif dan akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Oleh karena diperlukan membelajarkan fisika dengan bermain, tidak membosankan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pemilihan model yang sesuai dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran yang dilakukannya. Kondisi proses belajar mengajar, dewasa ini masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit mengacu pada pelibatan siswa pada proses pembelajaran itu sendiri.

Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 20 Bandar Lampung, ditemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran fisika, yaitu guru masih

menggunakan metode konvensional (ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas) dan masih terbatasnya fasilitas di sekolah sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan belum tercapai. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan KKM yang telah ditetapkan tercapai maka ada beberapa model media TIK yang akan diterapkan pada siswa yaitu model eksperimen merupakan model pembelajaran yang melibat siswa langsung dalam proses pembelajaran sehingga


(20)

Selain model eksperimen ada model simulasi yaitu model media pembelajaran yang menampilkan objek tiruan yang mendekati objek sebenarnya sehingga siswa mudah mememahi suatu materi dengan adanya objek yang ditampilkan.

Lalu model video pembelajaran yaitu siswa dapat melihat dan mendengarkan langsung pembelajaran yang disampaikan langsung oleh guru, jika tidak mengerti materi yang di jelaskan dapat diulang-ulang, membuat siswa tertarik dalam proses pembelajaran karena dapat menampilkan gambar.

Keterampilan proses sains yang mencakup ranah kognitif dan psikomotor juga akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa dari hal itu keterampilan proses sains harus senantiasa dilatihkan berulang kepada siswa, keterampilan proses ini juga sangat penting dilatihkan karena akan membuat siswa dengan sendirinya menemukan informasi-informasi yang dibutuhkan memiliki keterampilan ini pula siswa akan lebih memahami pembelajaran yang akan dilakukan karena tidak hanya pengetahuan yang didapat siswa tetapi bagaimana proses itu terjadi serta ditemukan sendiri oleh siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul Studi Perbandingan Efektivitas Model Media Teknologi Informasi dan Komunikasi Ditinjau dari Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar. B. Rumusan Masalah


(21)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan efektivitas model media teknologi informasi dan komunikasi yang di tinjau dari keterampilan proses sains?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada model media teknologi informasi dan komunikasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitan ini adalah:

1. Mengetahui adanya perbedaan efektivitas model media teknologi informasi dan komunikasi yang di tinjau dari keterampilan proses sains. 2. Mengetahui ada perbedaan hasil belajar siswa pada model media

teknologi informasi dan komunikasi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

2. Sebagai penambahan wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang


(22)

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Perbandingan efektivitas yang dimaksud adalah perbandingan rata-rata hasil belajar dan KPS Fisika siswa yang timbul akibat penerapan tiga perlakuan, yaitu eksperimen, simulasi, dan video.

2. Eksperimen merupakan pembelajaran yang langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Simulasi merupakan strategi pembelajaran yang memberikan pengalaman nyata kepada siswa melalui peniruan suasana.

4. Video pembelajaran merupakan alat bantu atau media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran .

5. Keterampilan proses sains yaitu keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.

6. Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan kognitif siswa setelah mempelajari fisika yang ditunjuk dengan nilai tes hasil belajar.

7. Materi pokok dalam penelitian ini adalah kalor. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 20 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.


(23)

(24)

II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Media

Katamediaberasal dari bahasa latinmediusyang secara harfiah ber . Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar ataupenyalur pesan. Telah banyak pakar dan juga organisasi (lembaga) yang mendefinisikan media pembelajaran ini, beberapa definisi tentang media pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

media pembelajaran atau media pendidikan adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk media pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. (Rossi dan Breidle, 1997: 3), menyampaikan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad,2002: 3)

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. (Djamarah, 2002: 137). Sedangkan


(25)

pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1995: 17) Jadi media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.

2. Media Pembelajaran Berbasis TIK

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah Komputer dan LCD Proyektor.

Dari pernyataan tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media Komputer dan LCD Proyektor meupakan media rancangan yang mana didalam

penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras (hard ware) yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit komputer lengkap yang sudah terkoneksikan dengan LCD Proyektor. Dengan demikian media ini hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran khususnya fisika.

Pada penelitian beberapa model pembelajaran berbasis komputer yang digunakan yaitu sebagai berikut:


(26)

Model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. Model simulasi terbagi ke dalam empat kategori yaitu: Fisik, Situasi, Prosedur, dan Proses dimana masing-masing kategori tersebut digunakan sesuai dengan kepentingan tertentu.

Secara umum tahapan materi program CBI simulasi adalah sebagai berikut: Pengenalan

Penyajian Informasi: Simulasi 1

Simulasi 2, dan seterusnya Penutup

Tujuan dari pembelajaran melalui CBI model simulasi berorientasi pada upaya dalam memberikan pengalaman nyata kepada siswa melalui peniruan suasana.

3) Model video

Peter Salim dalamThe Contemporary English-Indonesian Dictionary(1996: 2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan definisi tersebut, Smaldino


(27)

(2008: 374) menga the storage of visuals and their display on television-type screen

pada layar televisi).

Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensiemosional impactyang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung sampai kepada sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya

pemihakan kepada yang tertindak.

Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Video pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka untuk mengamati dan

mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari teman-temannya.

Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah

hubungan antar sesama, mereka bisa saling mengobservasi dan menganalisis sebelum menyaksikan tayangan video.


(28)

1) Mengatasi jarak dan waktu 2) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan 3) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat 4) Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa

5) Mengembangkan imajinasi 6) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebihrealistik 7) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas 8) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat

memancing kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.

Menurut Setyosari dan Sihkabuden (2005: 117) menyatakan:

Video dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau media

pandang-Video dalam pengajaran dan pembelajaran menunjukkan dampak yang positif. Video dapat membantu para guru mengetahui satu pendekatan baru yang bisa digunakan untuk menarik minat belajar. Oleh karena itu, video merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kemerosotan pelajaran dan pembelajaran. Guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan peningkatan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan lebih mudah seiring dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Selain itu juga video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.


(29)

-unsur gerak, bunyi, warna, dan cahaya menjadi video/film dapat secara langsung menarik minat siswa dan seterusnya

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran. Video merupakan media yang cocok untuk berbagai media pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri sekalipun. Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa. Video dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa.

Selain kelebihan, video/film juga memiliki kekurangan, sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut, pemanfaatan media ini juga terkesan memakan biaya tidak murah, terutama bagi guru, dan penayangannya juga terkait peralatan lainnya seperti video player, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain.

Abdul malik (2000) berpendapat :

alui penggunaan video film, pelajar bisa memperoleh berbagai pengalaman serta menarik minat mereka dan menjadikan pembelajaran

Sehingga penggunaan video tertentu dapat diulang tayang dan dilihat berkali-kali untuk membantu meningkatkan daya ingat dan kemahiran. Video/film tertentu dapat merangsang umpan balik/ respon, interaksi dan penyertaan siawa terhadap


(30)

3. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan sejumlah keterampilan yang dibentuk oleh komponen-komponen model sains/scientific methods. Keterampilan proses (prosess-skill) sebagai proses kognitif termasuk di dalamnya juga interaksi dengan isinya (content).

Indrawati dalam Nuh (2010: 1) mengemukakan bahwa:

Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan

penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).

Semiawan dalam Nuh (2010: 1) berpendapat bahwa terdapat empat alasan mengapa keterampilan proses sains diperlukan dalam proses belajar mengajar sehari-hari yaitu :

1)Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa 2) Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret 3) Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100%, tapi bersifat relative 4) Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.


(31)

Berdasarkan pendapat tersebut, keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan model ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan model ilmiah dalam

mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Keterampilan proses mencakup keterampilan berpikir/ keterampilan intelektual yang dapat dipelajari dan

dikembangkan oleh siswa melalui proses belajar mengajar dikelas, yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang produk IPA. Keterampilan proses perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa. Dimyati dan Mudjiono (2002: 140) mengutarakan bahwa:

Berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integrated skill). Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.

Keterampilan proses dasar diuraikan oleh Rezba dan Wetzel dalam Mahmuddin (2010: 3), yaitu:

a) Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahu informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan fitur identifikasi lain b) Klasifikasi, proses pengelompokan dan

penataan objek c) Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran d) Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk berbagai temuan e) Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan f) Prediksi,

mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan.

Perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih membentuk keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses terpadu meliputi:


(32)

independen, dependen, dan variabel kontrol dalam penyelidikan; c. membuat defenisi operasional, mengembangkan istilah spesifik untuk

menggambarkan apa yang terjadi dalam penyelidikan berdasarkan karakteristik diamati;

d. percobaan, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data e. interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Padilla dalam Nurohman (2010: 3), bahwa keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

a) The basic (simpler) process skill dan b) integrated (more complex) skills. The basic process skill, terdiri dari 1) Observing, 2) Inferring, 3) Measuring, 4) Communicating, 5) Classifying, dan 6) Predicting. Sedangkan yang termasuk dalam Integrated Science process Skills adalah 1) Controlling variables, 2) Definin operationally, 3) Formulating hypotheses, 4) Interpreting data, 5) Experimenting dan, 6) Formulating models.

Menurut pendapat para ahli diatas bahwa keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan sehari hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara

bersama-sama. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Keterampilan proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan keterampilan proses sains yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan


(33)

keterampilan dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains.

Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas. Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara

cermat sebelum digunakan. Pengukuran terhadap keterampilan proses siswa, dapat dilakukan menggunakan instrumen tertulis. Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan secara tes(paper and pencil test)dan bukan tes. Penilaian melalui tes dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis(paper and pencil test). Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau

pengamatan. Penilaian dalam keterampilan proses agak sulit dilakukan melalui tes tertulis dibandingkan dengan teknik observasi. Namun demikian, menggunakan kombinasi kedua teknik penilaian tersebut dapat meningkatkan akurasi penilaian terhadap keterampilan proses sains. Keterampilan proses melibatkan

keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan

keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses.


(34)

ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan model ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu: a) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa b) adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret c) Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100 %, tapi bersifat relative d) Dalam proses belajar mengajar,

pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau

tingkatan kelas. Oleh karena itu, penyusunan instrument penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan.

Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 140) berpendapat bahwa:

Berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integarted skill). Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, diantaranya yaitu perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta perbedaan strategi


(35)

guru dalam mengajar. Adapun mengenai keterampilan proses sains dan indikatornya menurut Indrawati dalam Agustia (2011) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Keterampilan proses sains dan indikatornya

KPS Indikator

Melakukan pengamatan (observasi)

1. Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda

2. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa

3. Membaca alat ukur

4. Mencocokan gambar dengan uraian tulisn/benda Menafsirkan

pengamatan (interpretasi)

Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasn yang logis

Mengelompokkan (klasifikasi)

Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan dan mencari dasar penggolongan. Meramalkan

(prediksi)

Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/pola yang sudah ada. Berkomunikasi 1. Mengutarakan suatu gagasan

2. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian

3. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.

Berhipotesis Hipotesis merupkan dugn sementara tentang pengaruh variabel amnipulasi terhadp vriabel respon. Hipotesis menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen.

Merencanakan percobaan/ penyelidikan

Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur/ ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian.


(36)

Keterampilan proses dasar diuraikan oleh Mahmuddin (2010), sebagai berikut:

Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahu informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan fitur identifikasi lain b) Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek c) Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran d) Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk berbagi temuan e) Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatanPrediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan.

Adapun keterampilan proses terpadu (terintegrasi), yaitu: a) merumuskan hipotesis, membuat prediksi (tebakan) berdasarkan bukti dari penelitian sebelumnya atau penyelidikan b) mengidentifikasi variabel, penamaan dan pengendalian terhadap variable independen, dependen, dan variable control dalam penyelidikan c) membuat defenisi operasional,

mengembangkan istilah spesifik untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam penyelidikan berdasarkan karakteristik diamati dan percobaan d) melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data f) interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan.

Pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu siswa. Agustia (2011) memuat ulasan pendekatan keterampilan proses yang diambil dari pendapat Funk sebagai berikut:

a) Pendekatan keterampilan proses dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu

pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan b) Pembelajaran melalui keterampilan proses akan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan c) Keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan.


(37)

Pendekatan keterampilan proses sains memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuwan. Dari uraian di atas dapat diutarakan bahwa dengan penerapan pendekatan keterampilan proses menuntut adanya keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berfikir siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan

kemampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau pengetahuan. Keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan sehari hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara

bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan pondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih membentuk keterampilan proses terpadu.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Nurohman (2010: 25), bahwa keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1)the basic (simpler) process skilldan 2)integrated (more complex) skills. The basic process skill,terdiri dari 1)Observing2)Inferring,3)Measuring, 4)Communicating,dan 5)Classifying, 6)Predicting. Sedangkan yang termasuk dalamIntegrated Science Process Skillsadalah 1)Controlling variables,2)Defining operationally,3)Formulating hypotheses,


(38)

Tabel 2.2. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield) Basic

Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan informasi.

Membandingkan Menemukan persamaan dan perbedaan antara dua objek/kejadian.

Mengklasifikasikan

Mengelompokkan objek atau ide dalam kelompok atau ketegori berdasarkan bagian-bagiannya.

Mengukur Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan menggunakan alat ukur yang sesuai

Mengkomunikasikan Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik, untuk menggambarkan kejadian, aksi atau objek. Membuat Model Membuat grafik, tulisan, atau untuk

menjelaskan ide, kejadian, atau objek Membuat Data

Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian menggunakan gambar, kata-kata, maupun angka.

Intermediate nferring

Membuat pernyataan mengenai hasil observasi yang didukung dengan penjelasan yang msuk akal.

Memprediksi

Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari kejadian serupa Edvanced

Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan Merancang Percobaan Membuat prosedur yang dapat menguji

hipotesis Menginterpretasikan Data

Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau diagram untuk mengorganisasikan dan


(39)

(Sumber : Nurohman, 2010)

4. Hasil Belajar

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar sesorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut dari:

1. Simulasi yang berasal dari lingkungan

2. Proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar

Hasil belajar merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran tingkat

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pebelajaran yang telah ditetapkan.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instraksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom dalam Sudjana (2002: 22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Ranah kognitif

Dalam ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak). Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.


(40)

dituntun untuk dapat lebih mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta, istilah dan sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakann ya. Kata kerja operasional yang dipakai untuk merumuskannya adalah mempertimbangkan, mengkritik, mengorganisasi, memecahkan masalah, menyimpulkan dan menentukan. Pengetahuan atau kemampuan mengingat ini dapat dirinci sebagai berikut: a)Terminologi; kemampuan yang paling besar ialah mengetahui arti tiap kata. Anak selalu bertanya kepada

orangtuanya arti kata-kata yang ditemuinya dalam buku atau dalam percakapan dengan teman-temannya. Misalnya: kebijakan, lincah dan pengetahuan b)Fakta lepas (isolated facts); setelah memahami prinsip-prinsip atau konsep-konsep bahasa, anak menanjak pada pengetahuan akan fakta-fakta lepas. Fakta yang diketahuinya tetap berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan fakta atau gejala lainnya. Fakta-fakta lepas itu harus dipelajari c)Universal dan abstraksi; pengetahuan akan bagan-bagan atau pola-pola utama yang dipakai untuk mengorganisasikan fenomena-fenomena.

B. Kerangka Pemikiran

Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pembelajaran, dan tugas atau respon yang diharapkan dari pembelajaran

(Arsyad, 2002). Sedangkan menurut Uno (2008), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian dan strategi pembelajaran adalah criteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan demikian, penataan pembelajaran

(iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.


(41)

Media juga mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan tergantung bagaimana seorang pendidik menyikapi kelemahan dan kelebihan dari model media itu kelemahan dan kelebihan media itu diantaranya adalah:

Kelebihan Media Eksperimen

1) Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.

2) Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Hal ini dilakukan melalui pengumpulan data-data observasi memberikan penafsiran serta kesimpulkan, yang dilakukan oleh siswa itu sendiri

3) Kemungkinan kesalahan dalam mengambil kesimpulan dapat dikurangi, karena siswa mengamati langsuang terhadap suatu proses yang menjadi obyek pelajaran atau mencoba melaksanakan sesuatu.

Kekurangan Media Eksperimen:

1) Apabila sarana tidak tersedia atau kurang memadai, maka proses jalannya eksperimen akan menjadi tidak efektif.

2) Metode ini dilaksanakan bila siswa belum matang untuk melaksanakan eksperimen. Hal ini berarti melaksanakan eksperimen memerlukan keterampilan yang mahir dari pihak gurunya.

3) Memerlukan waktu yang panjang/lama. Keterbatasan waktu dalam

eksperimen dapat berakibat terputusnya pemahaman siswa, terhadap topik yang menjadi pokok bahasan. Dan ini bertujuan pengajaran tidak tercapai dengan baik.

4) Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan serta membuat alat-alat eksperimen.


(42)

1) Setiap langkah percobaan model simulasi stokastik hanya menghasilkan estimasi dari karakteristik sistem yang sebenarnya untuk parameter input tertentu.

2) Model simulasi seringkali mahal dan makan waktu lama untuk dikembangkan.

3) Output dalam jumlah besar yang dihasilkan dari simulasi biasanya tampak meyakinkan, padahal belum tentu modelnya valid.

Kelebihan Media Simulasi:

1) Sebagian besar sistem riil dengan elemen-elemen stokastik tidak dapat dideskripsikan secara akurat dengan model matematik yang dievaluasi secara analitik. Dengan demikian simulasi seringkali merupakan satu-satunya cara. 2) Simulasi memungkinkan estimasi kinerja system yang ada dengan beberapa

kondisi operasi yang berbeda.

3) Rancangan rancangan sistem alternatif yang dianjurkan dapat dibandingkan via simulasi untuk mendapatkan yang terbaik.

4) Pada simulasi bisa dipertahankan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi eksperimen.

5) Simulasi memungkinkan studi sistem dengan kerangka waktu lama dalam waktu yang lebih singkat, atau mempelajari cara kerja rinci dalam waktu yang diperpanjang.


(43)

Kelebihan Pada Media Video Pembelajaran:

1) Suatu fenomena dapat ditunjukkan dengan perspektif yang berbeda secara mikrocosmis atau makrocosmis.

2) Pembelajaran lebih menarik, kreatif, dan fleksibel.

3) Memudahkan pembelajaran dan pencapaian objektif pengajaran.

4) Sebagai satu media komunikasi, video/film dapat menyampaikan secara sterperinci dan konkrit pesan-pesan.

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa untuk mencapai pengetahuan. Keseluruhan keterampilan ilmiah ini mencakup keterampilan kognitif, manual, dan sosial. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Rustaman (2003:

melibatkan keterampilan keterampilan kognitif, manual dan Keterampilan kognitif atau intelektual jelas terlibat karena dalam proses pembelajaran sains menggunakan fikirannya untuk menentukan tindakan-tindakan apa saja yang harus diambil.

Hasil belajar merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pebelajaran yang telah ditetapkan.

Dari pernyataan-pernyataan diatas keterkaiatan model media TIK akan

mempengaruhi keterampilan proses sains dan hasil belajar yaitu karena kita bisa melihat dari beberapa kelebihan dari model media TIK. Secara analisis


(44)

yang pernah siswa pelajari selama ini.

Kemudian pembelajaran lebih efektif artinya siswa akan cepat untuk

berkonsentrasi dengan pembelajaran dan akan cepat untuk memahami apa yang dipelajari kalau sudah seperti itu maka otomatis hasil belajar siswa akan

meningkat seiring dengan berkembangnya keterampilan proses sains yang dimiliki.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut diagram kerangka pemikiran.

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Kelas B Kelas C Kelas D

Hasil Belajar Hasil Belajar

Belajar

Dibandingkan

Video Pembelajaran

Simulasi Eksperimen Simulasi Video

Pembelajaran Eksperimen

KPS

Hasil Belajar KPS KPS


(45)

Hipotesis Pertama

Ada perbedaan efektivitas model media teknologi informasi dan komunikasi yang ditinjau dari keterampilan proses sains.

Hipotesis Kedua

Ada perbedaan hasil belajar siswa pada model media teknologi informasi dan komunikasi


(46)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 di SMP Negeri 20 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung yang semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 terdiri dari 7 kelas.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknikcluster random sampling. Sugiyono (2010) menjelaskan teknikcluster random sampling digunakan untuk sampel yang terdiri dari kelompok-kelompok individu atau kelas. Dari populasi yang terdiri dari 7 kelas diambil 3 kelas secara acak atau randomsebagai sampel.


(47)

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang didasarkan pada studi eksperimen dengan menggunakan desainOne-Shot Case Study. Dengan pemberian perlakuan, kemudian diberikan soal ujian. Untuk mengetahui

perbandingan model media TIK tehadap keterampilan hasil belajar siswa dengan menggunakan tiga kelas eksperimen sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini siswa yang menjadi sampel penelitian dianggap memiliki kemampuan yang relatif sama dan siswa mendapatkan materi pelajaran yang sama. Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran menggunakan tiga model media teknologi informasi dan komunikasi.

Berikut adalah gambar desain penelitian yang akan digunakan:

Gambar 3.1 Desain eksperimenOne-Shot Case Study Keterangan :

X1 = perlakuan dengan model eksperimen X2 = perlakuan dengan model simulasi X3 = perlakuan dengan model video

Y1 = nilai observasi hasil dan KPS perlakuan dengan model eksperimen Y2 = nilai observasi hasil dan KPS perlakuan dengan model simulasi Y3 = nilai observasi hasil dan KPS perlakuan dengan model video

(Sugiyono, 2010: 110)

D. Variabel Penelitian

X1 Y1

X2 Y2


(48)

Pembelajaran (X3) sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar dan KPS menggunakan Model Media TIK Eksperimen (Y1) , hasil belajar dan KPS menggunakan Model Media TIK Simulasi (Y2), hasil belajar dan KPS menggunakan Model Media TIK Video Pembelajaran (Y3).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pada akhir pembelajaran berupa soal pilihan jamak dan uraian hasil belajar kognitif siswa pada saat ujian akhir atau ujian blok.

F. Analisis Instrumen

Sebelum menggunakan instrumen untuk mengukur keterampilan proses sains dan penguasaan konsep fisika pada sampel, instrumen terlebih dahulu diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas


(49)

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika rhitung> rtabel

signifikan. Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188). Uji validitas penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bilacorrelated item total correlationlebih besar


(50)

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

i2= jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total

(Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan model

yang diukur berdasarkan skala 0 sampai 1.

Tabel 3.1 Indeks Reliabilitas

No. Indeks Reliabilitas Kriteria

1 antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat reliabel 2 antara 0,600 sampai dengan 0,800 Reliabel 3 antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup reliabel


(51)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari data hasil belajar siswa berupa soal tes kemampuan hasil belajar fisika siswa yang berbentuk soal pilihan jamak dan uraian pada aspek kognitif yang diperoleh dari skor ujian akhir atau ujian blok.

Adapun pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data bentuk tabel yang diperoleh dari ujian blok yang dapat dijelaskan pada Tabel 3.2, Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Perolehan skor KPS siswa

4 antara 0,200 sampai dengan 0,400 Agak reliabel 5 antara 0,000 sampai dengan 0,200 Kurang reliabel


(52)

Video 75, 78

Tabel 3.3 Perolehan skor hasil belajar siswa Model Media Rata-rata

Eksperimen 65,25

Simulasi 71,77

Video 73,78

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data

Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa digunakan skor hasil ujian observasi. Peningkatan skor hasil belajar merupakan indikator adanya

peningkatan atau penurunan hasil belajar pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model media teknologi informasi dan komunkasi. Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan meperoleh suatu skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar.

Proses analisis untuk hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

a) Skor yang diperoleh dari masing masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus :

% Pencapaian hasil belajar x 100 % Nilai hasil belajar siswa adalah :


(53)

Nilai hasil belajar siswa = % hasil belajar siswa (dihilangkan % nya). c) Nilai rata rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus :

Rata rata hasil belajar siswa

Sugiyono (2010: 318)

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis

distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistiknon-parametrik Kolmogrov-Smirnov.Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

H

: data terdistribusi secara normal

1

H

: data tidak terdistribusi secara normal

Pedoman pengambilan keputusan:

1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

b. Uji Hipotesis


(54)

rendah untuk uji ini mengindikasikan penolakan terhadap hipotesis nol, dengan kata lain terdapat bukti bahwa setidaknya satu pasangan mean tidak sama. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

Hipotesis Pertama

O

H

: Tidak Ada perbedaan efektivitas model media teknologi informasi dan komunikasi yang ditinjau dari keterampilan proses sains.

1

H

: Ada perbedaan efektivitas model media teknologi informasi dan komunikasi yang ditinjau dari keterampilan proses sains.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka

H

Oditerima. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka

H

Oditolak.

Hipotesis Kedua

O

H

: Tidak Ada perbedaan hasil belajar siswa pada model media teknologi informasi dan komunikasi.


(55)

1

H

: Ada perbedaan hasil belajar siswa pada model media teknologi informasi dan komunikasi.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka

H

Oditerima. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka

H

Oditolak.


(56)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada perbedaan efektivitas KPS antara siswa yang pembelajarannya

menggunakan mediateknologi informasi dan komunikasi.

2. Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakanmedia teknologi informasi dan komunikasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran sebagai berikut:

1. Guru sebaiknya lebih kreatif, interaktif, dan inovatif dalam menyediakan media TIK yang digunakan sehingga siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan siswa tidak merasa jenuh.

2. Model media teknologi informasi dan komunikasi dapat di jadikan salah satu alternatif bagi guru untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) dan hasil belajar siswa.


(57)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Pengertian Media ... 7

2. Media Pembelajaran Berbasis TIK dan Penggunaannya ... 8

3. Keterampilan Proses Sains... 13

4. Hasil Belajar ... 23

B. Kerangka Pemikiran ... 24

C. Hipotesis ... 29


(58)

E. Insrtumen Penelitian ... 32

F. Analisis Instrumen ... 32

1. Uji Normalitas... 33

2. Uji Reliabilitas ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

H. Teknik Analisis Data dan Penguji Hipotesis ... 36

1. Analisis Data... 36

2. Pengujian Hipotesis ... 37

a. Uji Normalitas ... 37

b. Uji Hipotesis ... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Hasil Uji penelitian... 41

a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Uji validitas soal... .. 41

2. Uji reliabilitas soal ... .. 42

b. Pengujian Hipotesis ... 43

1. Hasil Uji Normalitas Skor KPS Siswa... 43

2. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ... 44

C. Data Kuantitatif... 45

a. Data Penilaian KPS... ... 46

1. UjiOne Way AnovaPada KPS... .. 46

2. UjiOne Way AnovaPada Hasil Belajar ... .. 48

b. Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif... ... 50


(59)

1. Keterampilan Proses Sains... 51

2. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... . 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 Silabus ... 62

2 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Eksperimen ... 64

3 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Simulasi... 71

4 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Video... 78

5 Kisi-Kisi Tes Produk : Pilihan Jamak ... 85

6 Kisi-Kisi Tes Produk : Uraian... 91

7 Rublikasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Pilihan Jamak... 95

8 Rublikasi Penilaian Hasil Belajar Siswa : Uraian ... 101

9 10 112 11 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Eksperimen ... 116

12 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Simulasi ... 124

13 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Video ... 132

14 Kunci Lembar Kerja Kelompok (LKK) : ... 140

15 Buku Siswa ... 148


(60)

(61)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 KPS dan Indikatornya ... 19

2.2 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains... 22

3.1 Indeks Reliabilitas ... 35

3.2 Data KPS Siswa (non-test) ... 36

3.3 Data Hasil Belajar ... 36

4.1 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... 41

4.2 Hasil Uji Validitas Soal Uraian ... 42

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Jamak ... 42

4.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian ... 43

4.5 Hasil Uji Normalitas KPS ... 43

4.6 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar... 44

4.7 Descriptives Hasil Uji One Way Anova KPS ... 46

4.8. Test Homogeneity of Variances KPS... 47

4.9 Anova KPS ... 47

4.10 Descriptives Hasil Uji One Way Anova Hasil Belajar ... 48

4.11 Test Homogeneity of Variances Hasil Belajar... 48

4.12 Anova Hasil Belajar ... 48


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada perbedaan efektivitas KPS antara siswa yang pembelajarannya

menggunakan mediateknologi informasi dan komunikasi.

2. Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakanmedia teknologi informasi dan komunikasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran sebagai berikut:

1. Guru sebaiknya lebih kreatif, interaktif, dan inovatif dalam menyediakan media TIK yang digunakan sehingga siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan siswa tidak merasa jenuh.

2. Model media teknologi informasi dan komunikasi dapat di jadikan salah satu alternatif bagi guru untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) dan hasil belajar siswa.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Pengertian Media ... 7

2. Media Pembelajaran Berbasis TIK dan Penggunaannya ... 8

3. Keterampilan Proses Sains... 13

4. Hasil Belajar ... 23

B. Kerangka Pemikiran ... 24

C. Hipotesis ... 29


(3)

A. Waktu dan Tempat Penelitian... 30

B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 30

C.. Desain Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian... 32

E. Insrtumen Penelitian ... 32

F. Analisis Instrumen ... 32

1. Uji Normalitas... 33

2. Uji Reliabilitas ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

H. Teknik Analisis Data dan Penguji Hipotesis ... 36

1. Analisis Data... 36

2. Pengujian Hipotesis ... 37

a. Uji Normalitas ... 37

b. Uji Hipotesis ... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Hasil Uji penelitian... 41

a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Uji validitas soal... .. 41

2. Uji reliabilitas soal ... .. 42

b. Pengujian Hipotesis ... 43

1. Hasil Uji Normalitas Skor KPS Siswa... 43

2. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ... 44

C. Data Kuantitatif... 45

a. Data Penilaian KPS... ... 46

1. UjiOne Way AnovaPada KPS... .. 46

2. UjiOne Way AnovaPada Hasil Belajar ... .. 48


(4)

1. Keterampilan Proses Sains... 51

2. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... . 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 Silabus ... 62

2 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Eksperimen ... 64

3 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Simulasi... 71

4 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Video... 78

5 Kisi-Kisi Tes Produk : Pilihan Jamak ... 85

6 Kisi-Kisi Tes Produk : Uraian... 91

7 Rublikasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Pilihan Jamak... 95

8 Rublikasi Penilaian Hasil Belajar Siswa : Uraian ... 101

9 10 112 11 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Eksperimen ... 116

12 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Simulasi ... 124

13 Lembar Kerja Kelompok (LKK) : Video ... 132

14 Kunci Lembar Kerja Kelompok (LKK) : ... 140

15 Buku Siswa ... 148


(5)

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 KPS dan Indikatornya ... 19

2.2 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains... 22

3.1 Indeks Reliabilitas ... 35

3.2 Data KPS Siswa (non-test) ... 36

3.3 Data Hasil Belajar ... 36

4.1 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... 41

4.2 Hasil Uji Validitas Soal Uraian ... 42

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Jamak ... 42

4.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian ... 43

4.5 Hasil Uji Normalitas KPS ... 43

4.6 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar... 44

4.7 Descriptives Hasil Uji One Way Anova KPS ... 46

4.8. Test Homogeneity of Variances KPS... 47

4.9 Anova KPS ... 47

4.10 Descriptives Hasil Uji One Way Anova Hasil Belajar ... 48

4.11 Test Homogeneity of Variances Hasil Belajar... 48

4.12 Anova Hasil Belajar ... 48