PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP DEVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN BUMN SEKTOR JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP DEVIDEND PAY OUT RATIO PADA

PERUSAHAAN BUMN SEKTOR JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2013

Oleh:

Johannes Kharisma

Dividen sangat penting diperhatikan karena bersangkutan dengan kemakmuran pemegang saham. Dividen merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham berdasarkan saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dari kas yang tersedia.

BUMN memiliki perilaku berbeda dibandingkan dengan perusahaan swasta dalam hal pembagian dividen yang dibayarkan. Dalam penelitian ini penulis memilih perusahaan BUMN sektor jasa, karena perusahaan sektor jasa bisa dikatakan penyedia lapangan kerja terbesar bagi negara

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2013. Sampel yang dikumpulkan

menggunakan metode purposive sampling. Total 5 perusahaan ditentukan sebagai sampel. Metode analisis menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cash ratio mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap devidend payout ratio,earning per share

mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan terhadap devidend payout ratio, dan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap devidend payout ratio.Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan angka sebesar 36,3 %, sedangkan 63,7% dijelaskan oleh variabel lain.

Kata Kunci: Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Devidend Payout Ratio


(2)

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP DEVIDEND PAYOUT RATIO PADA

PERUSAHAAN BUMN SEKTOR JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2013

Skripsi

Oleh

Johannes Kharisma

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(3)

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP DEVIDEND PAYOUT RATIO PADA

PERUSAHAAN BUMN SEKTOR JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2013

Oleh

Johannes Kharisma

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Menteng Dalem, Jakarta Selatan pada tanggal 29 November 1992, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, buah cinta dari pasangan Bapak Charles Siahaan dan Ibu Sertauli Sihombing.

Peneliti mengenyam pendidikan taman kanak-kanak di TK Fransiskus ASISI Jakarta Selatan yang selesai pada tahun 1999, mengenyam pendidikan sekolah dasar di SD Fransiskus ASISI Jakarta Selatan yang selesai pada tahun 2005. Melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Tarakanita 1 Jakarta Selatan yang selesai pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 113 Jakarta Timur yang selesai pada tahun 2011. Pada tahun 2011 juga peneliti diterima sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN tertulis.


(8)

MOTO

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang

menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”

(Amsal 16:32)

Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja

memberi buah.”

(Filipi 1:22a)

” Yang bijaksana men

ang sebelum berperang, sedangkan yang bebal

berperang untuk menang”


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur pada Tuhan Yesus, kupersembahkan

karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi.

Bapak dan Ibu tercinta, motivator terbaik dalam hidupku yang tak

pernah lelah mendoakan serta menyayangiku, atas semua

pengorbanan dan kesabaran menghantarkanku sampai pada titik

ini.

Abangku Teguh Tikkos Widya Siahaan dan adikku Jesaya Unggul

Slamat Siahaan yang selalu menyayangiku dan memberikan

semangat yang tiada henti-hentinya.

Seluruh keluarga besar dan saudaraku yang selalu memberikan

nasihat serta semangat tanpa mengenal lelah sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Almamater Tercinta

UNIVERSITAS LAMPUNG


(10)

SANWACANA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan hikmat, berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan BUMN Sektor Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2013”.

Terselesaikan skripsi ini tidak luput dari bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

2. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S,E., M.B.A. selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan, bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terseleksaikan.

5. Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing pendamping yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan


(11)

pengarahan kepada penulis sampai akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Hidayat Wiweko, S.E., M.Si. selaku penguji utama pada ujian skripsi yang bersedia hadir dan memberikan kritik, saran serta pembekalan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Ibu Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam belajar mulai dari awal masuk kuliah hingga penulis menyelesaikan skripsi ini

8. Seluruh dosen jurusan Manajemen, khususnya pada dosen konsentrasi keuangan dan seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan membagikan pengalamannya sehingga mendukung teori yang digunakan untuk menyelesaikan skripsi. 9. Dan kepada seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung yang telah membantu kelancaran pada proses penyusunan skripsi.

10.Kedua orang tuaku, Bapak Charles Siahaan dan Ibu Sertauli Sihombing tercinta, terima kasih atas segala kasih sayang, pengorbanan yang tiada henti dan tak pernah lelah memberi sarana dan prasarana untuk kuliah, memberi semangat, motivasi serta doa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Juga untuk abang dan adikku Teguh Tikkos Widya Siahaan, dan Jesaya Unggul Slamat Siahaan.

11.Abang- abang dan kakak- kakak seniorku, Bang Ivandi, Bang Eli, Ko Richard, Mas Danil, Bang Rido, Kak Tiara, Kak Mondang, Kak Rica, Kak Hasna, Kak Yobel, Bang Jirry.


(12)

12.Pasukan C1/11 Bang Ivandi, Rimto Siallagan, Robert Simanjuntak, Dear Mapala Simarmata, Yosua Permata. Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa yang boleh kita lewati.

13.Rekan Sekerja di PKMK, Sekbenku Lorentina Nainggolan, Donna Vitasari Simangunsong, Robert Simanjuntak, Yuli Purba, Markus Andriyanto, Septa Rya Sitepu, Dwi Monang Sutrisno, Lastiur Manik, Ririn Simarmata, Rani Sinaga. Terimakasih untuk kerjasamanya, keceriannya dan untuk kebersamaannya dalam satu periode.

14.Anak-anak rohaniku: Markus Andriyanto, Bobby Cornelius, dan Jonatan Sihotang. Terimakasih untuk kebersamaannya, semoga kalian bisa berdampak dalam kampus dan masyarakat.

15.Teman-teman PKMK: Benny Siahaan, Elsa Oneng Batubara, Arif Buero Harianja, Riana, Hanny, Ronny, Fay Berky, Julian, Desi, Pio, Hara, Rahel, Grace, Yezi, Pinalia, Ester, Elsa Betrix, dll. Terimakasih untuk kasih setianya selama ini bersekutu bersama

16.Sahabat terbaik selama di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Topan, Benny, Elsa Bebe, Yosi, Maruf, Yayan, Coki Ryan, Firdaus. Terimakasih kebersamaannya selama ini yang penuh canda tawa, semoga kita bisa sukses bersama.

17.Teman-teman sekelas genap di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Yosi,Triwansyah, Ichsan, Pandu, Danny, Damar, Surya, Ujang, Dimas, Gilas, dan yang lainnya terima kasih atas bantuannya,

kerjasamanya dan candanya selama masa perkuliahan, semoga kita selalu sukses.


(13)

18.Seluruh Mahasiswa Manajemen Angkatan 2011 yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu terima kasih untuk kebersamaannya selama proses perkuliahan.

19.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Saat ini penulis hanya bisa membalas dengan ucapan terima kasih.

Penulis sadar dan sangat paham bahwasanya skripsi ini terselesaikan berkat dukungan, dorongan, bantuan serta motivasi pihak-pihak tersebut. Semoga Allah memberikan balasan atas jasa-jasa yang telah diberikan serta memperhitungkannya sebagai amal baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Bandar Lampung, 24 Juni 2015 Penulis,


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 9

1.3Batasan Masalah ... 9

1.4Tujuan Penelitian ... 10

1.5Kegunaan Penelitian ... 10

1.6Kerangka Pikir ... 10

1.7Hipotesis ... 12

II. LANDASAN TEORI ... 13

2.1Pengertian Dividen ... 13

2.1.1 Teori Dividen ... 13

2.2Pengertian Kebijakan Dividen ... 15

2.2.1 Pertimbangan Penetapan Dividen ... 15

2.3Jenis-Jenis Dividen ... 16

2.4Beberapa Rasio Keuangan ... 17 2.5Penelitian Terdahulu ...


(15)

III. METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 22

3.1.1 Variabel Penelitian ... 22

3.1.2 Definisi Operasional Variabel ... 22

3.1.2.1 Variabel Dependen ... 22

3.1.2.2 Variabel Independen ... 23

3.2 Populasi dan Sampel ... 24

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 26

3.5 Metode Analisis Data ... 26

3.5.1 Analisi Regresi Linear Berganda ... 27

3.5.1.1 Statistik Deskriptif ... 27

3.5.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 28

3.5.1.2.1 Uji Multikolinearitas ... 28

3.5.1.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 28

3.5.1.2.3 Uji Normalitas ... 29

3.5.1.2.4 Uji Autokorelasi ... 30

3.5.1.3 Uji Goodnes Fit ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Analisis Data ... 35

4.2 Hasil Analisis ... 35

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 35

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 37


(16)

4.2.2.1.1 Uji Normalitas DPR ... 38

4.2.2.1.2 Uji Normalitas EPS ... 39

4.2.2.1.3 Uji Normalitas CR ... 40

4.2.2.1.4 Uji Normalitas DER ... 41

4.2.2.1.5 Uji Normalitas Variabel Simultan ... 42

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 42

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 43

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 44

4.2.3 Uji Hipotesis ... 46

4.2.3.1 Hasil Uji Hipotesis 1 ... 46

4.2.3.1.1 Uji Korelasi EPS Dengan DPR ... 46

4.2.3.1.2 Hasil Uji T ... 46

4.2.3.2 Hasil Uji Hipotesis 2 ... 48

4.2.3.2.1 Hasil Uji Korelasi CR dengan DPR ... 48

4.2.3.2.2 Hasil Uji T ... 48

4.2.3.3 Hasil Uji Hipotesis 3 ... 49

4.2.3.3.1 Hasil Uji Korelasi DER dengan DPR. .. 49

4.2.3.3.2 Hasil Uji T ... 50

4.2.3.4 Hasil Uji Hipotesis 4 ... 51

4.2.3.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 51

4.2.3.4.2 Hasil Uji F ... 52

4.2.3.4.3 Hasil Perhitungan Regresi Berganda .... 53

4.3 Pembahasan ... 55


(17)

4.3.2 Pengaruh DER Terhadap DPR ... 55

4.3.3 Pengaruh EPS Terhadap DPR ... 56

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Simpulan ... 58

5.2 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(18)

i

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Rata-rata Rasio Keuangan Perusahaan BUMN Sektor Jasa

Yang Terdaftar di BEI Sejak Periode 2005-2013 ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 19

3.1 Populasi Penelitian ... 24

3.2 Sampel Penelitian... 25

4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 36

4.2 Hasil Uji Normalitas DPR ... 38

4.3 Hasil Uji Normalitas EPS ... 39

4.4 Hasil Uji Normalitas CR ... 40

4.5 Hasil Uji Normalitas DER ... 41

4.6 Hasil Uji Normalitas ... 42

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 43

4.8 Hasil Uji Korelasi ... 46

4.9 Hasil Uji T... 46

4.10 Hasil Uji Korelasi ... 48

4.11 Hasil Uji T ... 48

4.12 Hasil Uji Korelasi ... 49


(19)

ii

4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 51 4.15 Hasil Uji ANOVA ... 52 4.16 Hasil Analisis Linier Berganda ... 53


(20)

iii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Rata-rata rasio keuangan perusahaan BUMNSektor jasa

yang terdaftar di BEI sejak periode 2004-2013 ... 7

1.2 Kerangka Pemikiran ... 11


(21)

iv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1 Daftar Nama Perusahaan

2 Cash Ratio Perusahaan BUMN Sektor Jasa Periode 2005-2013

3 DER Perusahaan BUMN Sektor Jasa Periode 2005-2013 4 EPS Perusahaan BUMN Sektor Jasa Periode 2005-2013 5 DPR Perusahaan BUMN Sektor Jasa Periode 2005-2013 6 Statistik Deskriptif

7 Uji Normalitas DPR 8 Uji Normalitas EPS 9 Uji Normalitas CR 10 Uji Normalitas DER 11 Uji Normalitas 12 Uji Multikolinearitas 13 Hasil Uji Heterokedastisitas 14 Hasil Uji Autokorelasi

15 Hasil Uji F

16 Hasil Uji Koefisien Determinasi 17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


(22)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Zaman dan tekonologi sudah semakin berkembang, perusahaan harus dengan cermat dan sigap dalam mengembangkan perusahaannya. Apalagi sekarang sudah memasuki era globalisasi yang artinya pesaing-pesaing bukan hanya dari

perusahaan lokal, tapi juga perusahaan internasional. Kebijakan dividen merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh manajemen perusahaan, karena ini bersangkutan dengan kemakmuran para pemegang saham dan juga kelangsungan hidup perusahaan. Berdasarkan signaling theory, harga saham di pasar efisien dipengaruhi oleh informasi seperti pengumuman dividen.

Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping

capital gain. Kompensasi ini akan mengurangi laba ditahan dari kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik saham memang merupakan tujuan utama suatu bisnis(Hanafi 2004).


(23)

2

Kebijakan dividen, merupakan keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan dalam menentukan besarnya laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen atau dalam bentuk laba ditahan untuk investasi yang akan datang. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba yang akan dibagikan pada pemegang saham.

Bhattacharya (Widanaputra, 2007) menyatakan bahwa pemegang saham memiliki kecenderungan untuk lebih menyukai dividen yang dibagikan dalam jumlah yang besar, karena memiliki tingkat kepastian yang tinggi dibandingkan masih ditahan dalam bentuk tunai.

Investor memiliki berbagai macam tujuan. Tujuan utama investor menanamkan dananya ke dalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya. Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya mengharapkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan

kepercayaan investor terhadap perusahaan. Pembagian dividen yang stabil tersebut juga dapat mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan, yaitu menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, serta target tertentu yang berhubungan dengan dividen.


(24)

3

Pengukuran dividen pada penelitian ini adalah menggunakan devidend payout ratio. Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibagikan sebagai dividen kepada investor.

Teori agensi (Hanafi, 2004) menyatakan, manajer punya agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham. Apabila perusahaan mendapatkan kas yang lebih, pembayaran dividen yang tinggi akan dilakukan perusahaan untuk mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham. Tetapi manajer mungkin tidak membagikan kas tersebut karena ingin

menambahkan pembiayaan atas aktivitas operasional perusahaan. Hal ini berarti pembagian dividen yang tinggi kepada pemegang saham akan mempengaruhi kas yang ada di perusahaan

Teori dividen residual (Hanafi 2004) mengatakan, perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Hutang merupakan kewajiban perusahaan yang harus dibiayai perusahaan. Setelah perusahaan membayar hutangnya, barulah dividen dapat dibayarkan. Dengan begitu debt to equity ratio atau rasio hutang yang besar akan mengurangi pembagian dividen perusahaan.

Menurut Hanafi (2004) salah satu faktor dalam kebijakan dividen adalah stabilitas pendapatan. Jika pendapatan relatif stabil, aliran kas di masa mendatang akan lebih akurat. Perusahaan juga dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Earning


(25)

4

per share adalah pendapatan tiap lembar sahamnya. Jadi apabila earning per share stabil, akan membuat dividen meningkat.

Penelitian terdahulu yang membahas tentang dividen mengatakan bahwa terdapat hubungan yang searah antara dividen dengan rasio-rasio keuangan yang ada. Seperti pada penelitian Suwetja (2011) bahwa Cash Ratio tidak mempunyai hubungan yang positif terhadap devidend payout ratio, sedangkan menurut Dewanti (2012) dalam penelitiannya hanya variabel cash ratio yang berpengaruh terhadap devidend payout ratio. Hal ini menunjukkan perbedaan hasil penelitian dari kedua peneliti.

Badan Usaha Milik Negara yang ada saat ini di Indonesia pada awalnya

merupakan perushaaan-perusahaan milik Belanda yang kemudian di nasionalisasi sekitar tahun 1950-an. Jika dilihat dari namanya maka dapat diketahui bahwa badan usaha ini sepenuhnya dimiliki oleh negara. Maka tidak salah bila badan usaha ini memiliki fasilitas dan keistimewaan yang lebih dibandingkan badan usaha swasta.

Menurut Undang-undang nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, definisi BUMN adalah: badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.


(26)

5

BUMN memiliki perilaku yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan swasta dalam hal pembagian dividen. Pada BUMN, pemerintah sebagai pemegang saham terbesar sangat menentukan besarnya dividen yang dibayarkan. Sedangkan pada perusahaan swasta, besar kecilnya dividen dipengaruhi oleh para pemegang saham yang tidak berasal dari pemerintah. Dividen BUMN merupakan hal yang penting untuk dibahas karena akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan negara dalam APBN.

Penulis dalam penelitian ini memilih perusahaan BUMN yang dikhususkan pada sektor jasa yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Sektor jasa pada BUMN

menjadi penting karena peranan sektor jasa yang bisa dikatakan menjadi penyedia lapangan kerja yang besar bagi negara. Banyak perusahaan manufaktur sudah menggunakan alat modern yang membuat kebutuhan akan pekerja menjadi berkurang, perusahaan manufaktur juga tidak bisa lepas dari perusahaan jasa seperti dalam hal properti ataupun keuangannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Manning dan Aswiahyomo (2012), menjelaskan bahwa

perusahaan pada sektor jasa adalah penyumbang PDB Indonesia terbesar sampai pada saat ini. Hal ini mengartikan bahwa apabila sektor jasa semakin berkembang, kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Dalam hal ini dividen bisa menjadi alat ukur berkembangnya suatu perusahaan, karena hanya perusahaan yang selalu menghasilkan laba yang membagikan dividennya kepada investornya.

Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi dividen kas suatu perusahaan. Diantaranya adalah Rasio Kas (CR), Rasio Hutang (DER), dan juga laba bersih


(27)

6

per saham (EPS) yang dimiliki oleh perusahaan. Pengaruh dari setiap rasio pun berbeda-beda ada yang mempunyai pengaruh positif terhadap dividen, ada juga yang mempunyai pengaruh negatif terhadap deviden. Besar kecilnya pengaruh antar variabel pun berbeda-beda satu sama lain. Untuk lebih jelasnya penulis menyajikan data rasio dalam bentuk tabel dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Rata-rata Rasio Keuangan Perusahaan BUMN Sektor Jasa yang Terdaftar di BEI Sejak Periode 2005-2013.

Tahun DPR (%) CR (%) DER (%) EPS (Rp)

2005 49 65 645 181

2006 44 27 604 271

2007 42 31 657 286

2008 101 30 740 264

2009 78 41 683 334

2010 82 63 554 420

2011 88 83 497 433

2012 70 72 470 539

2013 48 56 382 334

Sumber: Diolah dari laporan keuangan perusahaan BUMN sektor jasa

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa variabel DPR mengalami penurunan yang bertahap dari tahun 2005-2007, padahal laba pada tahun itu selalu meningkat. Memasuki tahun 2008 DPR mengalami kenaikan sebesar 101%, walaupun CR pada saat itu sangat minim sekali yaitu 30 %, dan variabel DER justru sangat tinggi. Bahkan


(28)

7

selama periode penelitian, pada tahun 2008 DER memiliki nilai tertinggi yaitu 740%.

Setelah melewati tahun 2008 justru DPR mengalami penurunan drastis pada tahun selanjutnya yaitu sebesar 78%. Disisi lain rasio kas yang menjadi faktor

penunjang pembayaran dividen meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 41%. Variabel DER cenderung selalu mengalami penurunan setelah tahun 2008 menyentuh angka tertinggi.Variabel EPS selalu mengalami peningkatan dari tahun 2005-2012, tetapi pada akhir periode penelitian laba per saham perusahaan mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya lagi penulis menyediakan data dalam bentuk Gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1. Rata-rata Rasio Keuangan Perusahaan BUMN Sektor Jasa yang Terdaftar di BEI Sejak Periode 2005-2013 .

0 100 200 300 400 500 600 700 800

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

DPR CR DER EPS


(29)

8

Gambar 1.1 menunjukkan adanya hubungan yang cenderung searah antara

variabel DER, EPS, dan CR terhadap variabel DPR pada periode penelitian. Garis dari Cash Ratio terlihat fluktuatif dan tidak konstan selama periode penelitian, akan tetapi garis CR lah yang terlihat berhimpitan dengan garis DPR. Garis debt equity ratio mengalami penurunan yang konstan tiap tahunnya walaupun di tahun 2008 mengalami kenaikan yang cukup besar, tetapi garis DER terlihat searah dengan garis DPR. Garis earning per share mengalami pergerakan yang sangat positif selama periode penelitian karena selalu menunjukkan peningkatannya tiap tahun, akan tetapi di tahun akhir earning per share mengalami penurunan setelah menyentuh angka tertinggi. Garis dividen mengalami pergerakan yang hampir sama dengan garis cash ratio hanya di tahun 2008-2009 yang mengalami

perbedaan. Ini berarti cash ratio variabel yang paling menunjang devidend payout ratio dari pada dua variabel lainnya yaitu debt to equity ratio dan earning per share, tetapi semua variabel yang ada menunjukkan hubungan yang searah terhadap devidend payout ratio.

Berdasarkan latarbelakang dan permasalahan yang ada maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Devidend Payout Ratio Pada


(30)

9

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

 Apakah cash ratio berpengaruh positifterhadap devidend payout ratio?

 Apakah debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap devidend payout ratio?

 Apakah earning per share berpengaruh positif terhadap devidend payout ratio?

 Apakah cash ratio, debt to equity ratio, dan earning per share

berpengaruh secara simultan terhadap devidend payout ratio?

1.3.Batasan Masalah

Penulis memberi batasan-batasan masalah sebagai berikut:

 Penelitian ini hanya menguji tiga (3) variabel yang mempengaruhi deviden tunai yaitu cash ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan

Earning Per Share(EPS).

 Waktu pengamatan dibatasi yaitu dari tahun 2005-2013

 Perusahaan yang diteliti adalah BUMN sektor jasa yang terdaftar di BEI.

 Perusahaan BUMN sektor jasa yang secara rutin membagikan dividennya selama periode penelitian.


(31)

10

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: “Mengetahui secara simultan dan parsial pengaruh

Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share terhadap Devidend Payout Ratio pada perusahaan BUMN sektor jasa yang terdaftar di BEI periode tahun 2005-2013”.

1.5. Kegunaan Penelitian

 Bagi investor dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

 Dapat membantu para manajer perusahaan dalam upaya menetapkan kebijakan yang optimal.

 Penelitian ini diharapkan juga berguna bagi peneliti selanjutnya sebagai acuan dan referensi untuk mengembangkan variabel-variabel yang mempengaruhi Devidend Payout Ratio.

1.6. Kerangka Pikir

Dividen menurut stice, at al (Pasadena,2013) adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Devidend payout ratio merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen kas.

Cash Ratio merupakan arus kas keluar, oleh karena itu perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham harus tersedia kas yang cukup banyak agar tidak menurunkan tingkat likuiditasnya. Bagi perusahaan yang likuiditasnya kurang


(32)

11

baik biasanya membayar dividend yang kecil. Menurut teori agensi (Hanafi 2004), bagi pemberi utang, kas yang banyak dalam perusahaan merupakan hal yang menguntungkan. Kas yang besar tersebut bisa mengurangi resiko perusahaan, dan jika terjadi kebangkrutan, kas tersebut bisa dipakai untuk membayar utang.

Teori dividen residual (Hanafi 2004) mengatakan, perusahaan menetapan kebijakan dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Hutang merupakan kewajiban perusahaan yang harus dibiayai perusahaan. Setelah perusahaan membayar hutangnya, barulah dividen dapat dibayarkan. Dengan begitu debt to equity ratio atau rasio hutang yang besar akan mengurangi pembagian dividen perusahaan.

Menurut Hanafi (2004) salah satu faktor dalam kebijakan dividen adalah stabilitas pendapatan. Jika pendapatan relatif stabil, aliran kas di masa mendatang akan lebih akurat. Perusahaanpun dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Earning per share adalah pendapatan tiap lembar sahamnya. Jadi apabila earning per share stabil, akan membuat dividen meningkat.

Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran Cash Ratio (X1)

Debt to Equity Ratio (X2)

Earning Per Share (X3)

Devidend Payout Ratio (Y)


(33)

12

1.7 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan data-data yang ada, yang menunjukkan adanya hubungan cash ratio, debt to equity ratio, dan earning per share, terhadap

deviden payout ratio, maka penulis dapat merumuskan hipotesis:

H1: Cash ratio berpengaruh positif terhadap devidend payout ratio.

H2: Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap devidend payout ratio.

H3: Earning per share berpengaruh positif terhadap devidend payout ratio.

H4: Cash ratio, debt to equity ratio, dan earning per share berpengaruh terhadap


(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Dividen

Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) “Dividen adalah pembagian kepada

pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”

Robert Ang (Basuki, 2012) Menyatakan bahwa dividen merupakan nilai

pendapatan bersih perusahaan yang dibagikan kepada investor setelah pajak yang dikurangi dengan laba ditahan, yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen ini dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.

Definisi umum dari dividen adalah bagian dari keuntungan atau laba bersih yang diberikan kepada pemegang saham (Djohanputro, 2008).

2.1.1 Teori Dividen

Menurut Djohanputro (2008) terdapat tiga teori dasar yang dapat menerangkan perilaku perusahaan dalam menetapkan dividen.


(35)

14

 Teori tentang tidak relevannya dividen

Pada prinsipnya teori ini menyatakan, besar kecilnya dividen tidak mempengaruhi kekayaan pemegang saham sebagai tujuan perusahaan. Semakin kecil dividen berarti semakin sedikit kekayaan yang dipegang pemegang saham dan semakin besar kekayaan yang dipegang perusahaan. Sebaliknya, semakin besar dividen berakibat pada semakin besar kekayaan yang dipegang oleh pemegang saham dan semakin kecil kekayaan yang tertinggal di perusahaan. Secara keseluruhan, kedua alternatif tersebut berujung pada besarnya kekayaan yang sama.

 Teori tentang relevansi dividen

Teori ini merupakan kebalikan dari teori diatas. Menurut teori sebelumnya, kekayaan pemegang saham tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya dividen dengan asumsi bahwa pasar sempurna ini menyangkut tidak adanya biaya informasi dan transaksi, dan tidak ada pajak dividen, atau pajak dividen dan kenaikan nilai modal (capital gain) sama.

 Teori residual

Teori residual berkaitan dengan cara menetapkan besarnya dividen. Teori residual menyatakan, besarnya dividen yang dapat diberikan kepada pemegang saham adalah sisa dari laba bersih yang tidak digunakan untuk keperluan investasi (baik itu menambah fasilitas perusahaan berupa aset tetap maupun untuk menambah modal kerja).


(36)

15

2.2.Pengertian Kebijakan Dividen

Brigham (Basuki, 2012) menyatakan kebijakan dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besarnya bagian dari pendapatan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham yang diinvestasikan kembali (re-investment), atau ditahan (retained) di dalam perusahaan sehingga dicapai kebijakan deviden yang optimal

2.2.1. Pertimbangan Penetapan Dividen

Kebiasaan pertama perusahaan cenderung untuk tidak menurunkan nilai dividen. Paling tidak besarnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila memungkinkan, nilai dividen naik dari waktu ke waktu. Kebiasaan kedua, perusahaan cenderung untuk menghindari kenaikan dividen yang fluktuatif. Dengan kata lain,

perusahaan berusaha untuk menaikkan dividen secara konstan. Perusahaan

memiliki dua pilihan, menaikkan dividen dengan nilai nominal yang konstan atau menaikkan dividen dengan persentase yang konstan. Kebiasaan yang ketiga, perusahaan cenderung berhati-hati dalam menetapkan besarnya dividen, jangan sampai perusahaan kekurangan ekuitas.

Atas dasar pertimbangan praktis tersebut, menurut Djohanputro (2008)

perusahaan dapat memilih kebijakan penetapan besarnya dividen sebagai berikut:

 Kebijakan 1: Dividen konstan. Menurut kebijakan ini, perusahaan dapat menetapkan bahwa nilai dividen konstan dari waktu ke waktu.

 Kebijakan 2: Dividen dengan kenaikan konstan. Menurut kebijakan ini, nilai nominal meningkat dengan besaran yang sama dari tahun ke tahun.


(37)

16

 Kebijakan 3: Dividen dengan pertumbuhan konstan. Menurut kebijakan ini, besarnya pertumbuhan dibuat konstan

 Kebijakan 4: Dividen rendah plus sisa laba. Menurut kebijakan ini

perusahaan menetapkan dividen dengan nilai nominal yang relatif rendah.

 Kebijakan 5: Dividen berbasis total kas bebas. Total kas bebas, atau free cash flow equity (FCFE) adalah nilai tunai perusahaan dalam satu periode, biasanya dibagikan keseluruhannya dalam bentuk dividen tanpa

mengganggu operasional perusahaan.

2.3. Jenis-Jenis Dividen

Ada beberapa jenis-jenis dividen (Nirwanasari, 2007) yaitu :

 Dividen kas, dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah bentuk kas.Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.

 Dividen aktiva selain kas (Property Dividend). Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Dividen dalam bentuk ini disebut property dividend. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagang atau aktiva-aktiva lain.

 Dividen hutang (Script Dividend), Dividen hutang timbul apabila laba tidak dibagi saldonya, mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kasnya tidak cukup sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan Script Dividend yaitu janji tertulis untuk membayar


(38)

17

jumlah tertentu di waktu yang akan datang. Script Dividend ini mungkin berbunga mungkin tidak.

 Dividen likuidasi, adalah dividen yang sebagian merupakan

pengembalian modal. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba, dan berapa yang merupakan pengembalian modal sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening

investasinya.

 Dividen saham, adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. Dividen saham-saham dapat berupa saham-saham yang jenisnya sama maupun yang jenisnya berbeda.

2.4. Beberapa Rasio Keuangan. Devidend Payout Ratio (DPR)

Devidend payout ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash devidend. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan earning per share (EPS), (Basuki, 2012)

DPR=

x100%  Cash Ratio

Menurut Soesatio (Misworo, 2012) cash ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dapat melunasi utang lancarnya dengan


(39)

18

menggunakan kas dan setara kas. Semakin besar kas yang dimiliki, maka likuiditas perusahaan juga semakin tinggi.

CR=

x 100%  Debt to Equity Ratio

Perusahaan yang tumbuh dengan cepat sering membutuhkan suntikan dana untuk pengembangan usaha. Maka tidak heran kalau perusahaan dengan laba besar masih membutuhkan pinjaman bank. Mereka akan cari pinjaman kalau yakin bahwa hasil dari pengembangan usaha akan lebih besar dari pada beban bunga. (Moechdie dan Ramelan, 2012)

DER=

x 100%

Earning Per Share

Earning per share adalah alat yang lebih baik untuk mengukur

kemampuan laba perusahaan. Laba per saham diperoleh dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham. (Moechdie dan Ramelan, 2012)

EPS=

2.5. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang cash ratio, debt to equity ratio, dan earning per share terhadap devidend payout ratio. Dari beberapa penelitian tersebut, terdapat hasil yang tidak konsisten dan berbeda-beda dari satu peneliti ke peneliti yang lain, seperti yang disajikan pada Tabel 2.1.


(40)

19

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

NO Judul Penelitian Variabel Model Hasil Penelitian

1 Dewanti (2012) Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio,

dan Earning Per Share,

Terhadap Cash Deviden

Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010 Dependen: Deviden Per Share Independen: Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan

Earning Per Share

Analisis linear berganda

Hanya variabel cash ratio yang berpengaruh terhadap cash deviden, sedangkan DER dan EPS tidak berpengaruh

terhadap cash deviden di BEI

2 Misworo (2012) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Cash Deviden Pada Perusahaan Go Public

di BEI Periode 2008-2011 Dependen: Cash Deviden (Deviden Payout Ratio) Independen: Return On Investment, Earning Per Share, Cash Ratio, Current Ratio, Debt to Total Asset

Regresi Linier Berganda

Variabel Profitabilitas,

Leverage, dan Harga saham berpengaruh secara simultan terhadap

Cash Devidend

3 Merdiana (2009) Analisis pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan harga saham pada perusahaan yang

terdaftar di BEI periode 2005-2007 Dependen: Cash Deviden (Deviden Payout Ratio) Independen: Profitabilitas,

Leverage, dan Harga Saham

Regresi Linier Berganda

Variabel Profitabilitas,

Leverage, dan Harga saham berpengaruh secara simultan terhadap


(41)

20

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu (lanjutan).

NO Judul Penelitian Variabel Model Hasil Penelitian

4 Suwetja (2011) Pengaruh Cash Ratio, Return On Investmen, Return On Equity,

Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2007-2010. Dependen: Devidend Payout Ratio Independen: Cash Ratio, Return On Investmen, Return On Equity Regresi Linier Berganda

Cash ratio, return on equity, dan return on investmen berpengaruh secara simultan terhadap

deviden payout ratio.

Sedangkan yang berpengaruh secara parsial hanya return on invesment

5 Latiefasari (2011) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI di Peroide 2005-2009 Dependen: Devidend Payout Ratio Independen: Current Ratio

(CR), Debt to Equity Ratio

(DER), Growth, Collateralizabl e Assets

(COL), dan

Return On Equity (ROE).

Regresi Linier Berganda

COL berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Variabel growth

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR. Variabel CR, ROE, dan DER berpengaruh posiif dan tidak signifikan terhadap DPR.

6 Mustikawati (2012) Pengaruh Earning Per Share dan Free Cash Flow Terhadap

Devidend Payout Ratio

Pada Perusahaan Sektor Perbankan yang

Terdaftar di BEI periode 2002-2011) Dependen: Devidend Payout Ratio Independen: Earning Per Share (EPS) dan Free Cash Flow (FCF)

Regresi Linier Berganda

Secara parsial dan secara simultan variabel EPS dan FCF berpengaruh signifikan terhadap


(42)

21

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu (lanjutan).

NO Judul Penelitian Variabel Model Hasil Penelitian

7 Jariah (2013) Analisis Pengaruh Variabel Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, dan Cash Ratio Terhadap Pembayaran Deviden Pada Bank

Konvensional yang Listed di BEI periode 2009-2011 Dependen: Devidend Payout Ratio Independen: Earning Per Share, Cash Ratio, dan

Debt to Equity Ratio

Regresi Linier Berganda

Secara simultan EPS, CR, dan DER

berpengaruh terhadap DPR.

8 Regina (2010) Analisis Pengaruh Hutang, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Terhadap Deviden (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008) Dependen: Deviden Independen: Hutang, Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan. Regresi Linier Berganda

Secara parsial hanya variabel profitabilitas dan likuiditas yang

berpengaruh terhadap deviden.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1 . Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu :

 Variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya. Di dalam penelitian ini variabel dependen adalah

Devidend Payout Ratio sebagai variabel Y.

 Variabel bebas (independent variable) variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel independen adalah

Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share

3.1.2 Definisi Operasional Variabel

3.1.2.1 Variabel Dependen

Devidend Payout Ratio (Variabel Y)

Devidend payout ratio merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sabagai cash devidend (Pasadena, 2013). Jika rasio


(44)

23

pembayaran deviden dihitung dalam basis per lembar saham, maka rumus perhitungannya adalah:

Devidend Per Share

DPR= x 100%

Earning Per Share

3.1.2.2 Variabel Independen (Variabel X)

Cash Ratio (Variabel X1)

Menurut Soesatio (Misworo, 2012) cash ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dapat melunasi utang lancarnya dengan menggunakan kas dan setara kas. Semakin besar kas yang dimiliki, maka likuiditas perusahaan juga semakin tinggi.

CR=

x 100%

Debt to Equity Ratio (Variabel X2)

Menurut Ang (Marietta, 2012) DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage terhadap shareholders equity yang dimiliki

perusahaan. Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menggambarkan semakin besar kewajiban suatu perusahaan dan rasio yang rendah mengartikan kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya yang tinggi.

Total Hutang

DER = x 100%


(45)

24

Earning Per Share (Variabel X3)

Earning per share merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham beredar yang diterbitkan, yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Dewanti dan Sudiartha 2012).

Laba Bersih Setelah Pajak EPS=

Jumlah saham yang beredar

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai periode 2013. Tercatat populasi penelitian ini adalah 20 perusahaan. Seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

No Nama Perusahaan Listing

1 PT. Indofarma Tbk. 17 april 2001

2 PT. Kimia Farma Tbk. 04 Juli 2001

3 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. 15 Desember 2003 4 PT. Krakatau Steel Tbk. 10 Nopember 2010

5 PT. Adhi Karya Tbk. 18 Maret 2004

6 PT. Pembangunan Perumahan 09 Februari 2010 7 PT. Wijaya Karya Tbk. 29 Oktober 2007 8 PT. Waskita Karya Tbk. 19 Desember 2012 9 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 25 Nopember 1996 10 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 10 Nopember 2003 11 PT. Bank Tabungan Negara Tbk. 17 Desember 2009 12 PT. Bank Mandiri Tbk. 14 Juli 2003 13 PT. Aneka Tambang Tbk. 27 Nopember 1997

14 PT Bukit Asam Tbk. 23 Desember 2002

15 PT Timah Tbk. 19 Oktober 1995


(46)

25

Tabel 3.1. Populasi Penelitian (lanjutan).

No Nama Perusahaan Listing

17 PT. Semen Indonesia Tbk. 8 Juli 1991

18 PT. Jasa Marga Tbk. 12 Nopember 2001

19 PT. Garuda Indonesia Tbk. 11Februari 2011 20 PT. Telekomunikasi Tbk. 14 Nopember 1995

Sumber: Indonesian Stock Exchange (IDX)

Teknik pengambilan sample dilakukan melalui metode purposive sampling

dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria perusahaan yang akan menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan BUMN sektor jasa yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut dari tahun 2005-2013. 2. Perusahaan yang membagikan dividen selama sembilan tahun

berturut-turut pada tahun 2005-2013

3. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit setiap tahun selama periode tahun 2005-2013.

Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang digunakan adalah 5 perusahaan, yaitu :

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

No Nama Kode

1 Perusahaan Gas Negara. Tbk. PGAS

2 Adhi Karya Tbk. ADHI

3 Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI

4 Bank Mandiri Tbk. BMRI

5 Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI


(47)

26

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel dari tahun 2005-2013. Sumber yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan sampel yang terdapat pada IndonesianCapital Market Directory (ICMD) serta dari

Indonesian Stock Exchange (IDX).

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data sekunder yang dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2013 tentang perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2013. Studi pustaka yang dilakukan adalah mencari bahan referensi dari buku-buku ataupun jurnal-jurnal yang berkaitan

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda untuk pengujian hipotesis.Analisis regresi berganda ini selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel-variabel independen (Ghozali, 2005).


(48)

27

3.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen (cash Ratio, debt to equity ratio, dan earning per share) dengan variabel dependen (devidend payout ratio). Model analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut (Ghozali, 2005) :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y : Dividend Payout Ratio (DPR) a : konstanta

X1 : Cash Ratio (CR)

X2 : Debt to Equity Ratio (DER)

X3 : Earnng Per Share (EPS)

e : error return

3.5.1.1 Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian. Gambaran yang diberikan dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum range, kurtosis, dan skewnes (kemencengan distribusi). Metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini untuk mengenali pola sejumlah data, merangkum


(49)

28

bentuk yang diinginkan (Ghozali, 2005).

3.5.1.2 Pengujian Asumsi Klasik

Tahap analisis regresi dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) akan memberikan hasil yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) jika memenuhi semua uji asumsi klasik.

3.5.1.2.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkolerasi maka variabel-variabel ini tidak orthogonal (nilai korelasi antar sesama variabel bebas tidak sama dengan nol). Uji multikolinearitas ini dapat dilihat dari nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

Tolerance mengukur variable bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai VIF 10. Jadi multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 (Ghozali, 2005).

3.5.1.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian-varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.


(50)

29

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2005).

Salah satu cara mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah melihat grafik plot nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual ( Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized

(Ghozali, 2005). Dasar analisis tersebut adalah (Ghozali, 2005) :

 Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.5.1.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005).


(51)

30

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau dengan melihat histogram dan residualnya (Ghozali, 2005). Data tersebut normal atau tidak, dapat diuraikan sebagai berikut :

 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.5.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi merupakan suatu alat analisis dalam uji penyimpangan asumsi klasik yang memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang

menggunakan data time series. Konsekuensi adanya autokorelasi dari suatu model regresi adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya, dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel tidak bebas tertentu. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan Run Test. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara


(52)

31

random atau tidak (sistematis) (Ghozali, 2005).

H0 : residual (res_1) random

HA : residual (res_1) tidak random

Apabila hasil menunjukan probabilitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.

3.5.1.3 Uji Goodness of Fit

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat (Ghozali, 2005), dengan langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan hasil besarnya peluang melakukan kesalahan (tingkat signifikansi) yang muncul, dengan tingkat peluang munculnya kejadian (probabilitas) yang ditentukan sebesar 5% atau 0,05 pada output, untuk mengambil keputusan menolak atau menerima hipotesis nol (Ho) :

a. Apabila signifikasi > 0,05 maka keputusannya adalah menerima Ho dan menolak Ha.

b. Apabila signifikansi < 0,05 maka keputusannya adalah menolak Ho dan menerima Ha.


(53)

32

a. Apabila nilai statistik F hitung < nilai statistik F tabel, maka Ho diterima.

b. Apabila nilai statistik F hitung > nilai statistik F tabel, maka Ho ditolak. Rumus uji F adalah:

F=

Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik F, nilai koefisien determinasi nilai statistik t (Ghozali,2005).

R2 = Koefisien determinasi N = Ukuran sampel K = Jumlah variabel bebas

Uji signifikan Parameter Individual (Uji statistik t)

Uji statistik t pada dasarya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut :

a. Quick Look : bila jumlah degree off freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi= 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, diterima

b. Hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.


(54)

33

c. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel indenpenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.

Koefisien determinasi (R²) adalah presentasi nilai Y (variabel dependen) yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. Dalam konteks regresi,

koefisien determinasi merupakan ukuran yang lebih bermakna dibandingkan koefisien korelasi, karena koefisien determinasi mampu memberikan informasi mengenai variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh model regresi yang digunakan. Sedangkan koefisien korelasi hanya merupakan ukuran mengenai derajat (keeratan) hubungan antara dua variabel.


(55)

34

dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam Ghozali (2006), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted

dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R² = 1, maka adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1- k)/(n-k). jika k>1, maka adjusted R² akan bernilai negatif.


(56)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, dan earning per share terhadap perusahaan BUMN sektor jasa yang terdaftar di BEI periode 2005-2013, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara parsial, variabel cash ratio memiliki t hitung sebesar 4,604 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang berarti < 0,05. Angka ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara cash ratio terhadap

devidend payout ratio. Hal ini mengakibatkan apabila perusahaan mempunyai kas yang berlebih, pembayaran dividen yang tinggi akan dilakukan perusahaan.

2. Secara parsial, variabel debt to equity ratio yang memiliki t hitung sebesar -2,563 dengan signifikansi sebesar 0,414 yang berarti < 0,05. Hal ini berarti variabel debt to equity ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap devidend payout ratio. Artinya semakin banyak investasi perusahaan dibiayai oleh hutang, semakin sedikit dividen yang akan dibayar perusahaan (Hanafi 2004).

3. Secara parsial, variabel earning per share memiliki t hitung sebesar -2,732 dengan signifikansi sebesar 0,009. Angka ini menunjukkan adanya


(57)

59

pengaruh negatif dan signifikan antara earning per share terhadap

devidend payout ratio. Hal ini berarti adanya hubungan yang berbanding terbalik antara earning per share dengan devidend payout ratio. Jika laba perusahaan naik dan terjadi ekspansi perusahaan, deviden payout ratio

akan mengalami penurunan.

4. Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara cash ratio,

debt to equity ratio, dan earning per share terhadap devidend payout ratio

perusahaan BUMN sektor jasa yang terdaftar di BEI periode 2005-2013. Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel (9,348 > 2,83).

5.2 Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya yang meneliti tentang devidend payout ratio

untuk menambah variabel lain yang berpengaruh terhadap deviden seperti harga saham, current ratio, tingkat pertumbuhan, dan tingkat investasi. Hal itu terlihat dari hasil uji koefisien determinasi yang bernilai 36,3% sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan untuk bahan pertimbangan sebagai acuan dalam penetapan besaran dividen bagi perusahaan BUMN sektor jasa dalam usaha pengembangan bisnis.

Perusahaan harus mempertimbangkan besarnya kas, besarnya hutang, dan besarnya laba per saham agar dapat tercapai besaran dividen yang sama-sama menguntungkan bagi perusahaan dan bagi investor.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Arief. 2012. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.

Dewanti dan Sudiartha. 2012. Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Cash Deviden Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Bali. Universitas Udayana.

Djohanputro, Bramantyo. 2008. Manajemen Keuangan Korporat. Jakarta. PPM

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, Mamduh.M. 2004. Manajemen Keuangan.Yogyakarta. BPFE Yogyakarta. Jariah, Ainun. 2013. Analisi Pengaruh Variabel Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, dan Cash Ratio Terhadap Pembayaran Deviden Pada Bank Konvensional yang Listed di BEI. Jurnal. Lumajang. STIE Widya Gama.

Latiefasari, Hani. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009. Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.

Manning dan Aswicahyono. 2012. Perdagangan di Bidang Jasa dan Ketenagakerjaan: Kasus Indonesia. Jakarta. ILO.

Marietta, Unzu. 2013. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio Terhadap Devidend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011).

Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.

Merdiana, Candra Vionela.2009. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Harga Saham Terhadap Cash Devidend Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2005-2007.Jurnal. Surakarta. Universitas Sebelas Maret


(59)

Misworo, Yudi. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cash Devidend Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011.

Jurnal. Malang. Universitas Brawijaya.

Moechdi dan Ramelan.2012. Gerbang Pintar Pasar Modal. Jakarta. PT. Capital Bridge Advisory.

Mustikawati, Shinta. 2012.Pengaruh Earning Per Share dan Free Cash Flow Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI periode 2002-2011. Jurnal. Jakarta. Universitas Komputer Indonesia.

Nirwanasari. 2007. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2002-2004. Jurnal. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.

Pasadena, Rizka. 2013. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah

Pratita, Prita.2013. Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Harga Saham Menurut Signaling Theory Pada BUMN yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013.Jurnal.Yogyakarta.Universitas Gajah Mada.

Regina. 2010. Analisis Pengaruh Hutang, Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan Terhadap Deviden (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008). Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.

Suwetja, I Gede.Pengaruh Cash Ratio, Return on Investment, Return On Equity, Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Bali. Universitas Udayana.

Widanaputra,A.A.G.P.2007.Pengaruh Konflik Antara Pemegang Saham Dan Manajemen Mengenai Kebijakan Deviden Konservatisma Akuntansi. Disertasi Program Doktor Akuntansi. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada

http://www.wikipedia.com/ http://www.sahamok.com/ http://www.idx.com/


(1)

c. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila

nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel

indenpenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan

persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan

regresi yang dihasilkan.

Koefisien determinasi (R²) adalah presentasi nilai Y (variabel dependen)

yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. Dalam konteks regresi,

koefisien determinasi merupakan ukuran yang lebih bermakna dibandingkan

koefisien korelasi, karena koefisien determinasi mampu memberikan informasi

mengenai variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh model

regresi yang digunakan. Sedangkan koefisien korelasi hanya merupakan ukuran

mengenai derajat (keeratan) hubungan antara dua variabel.


(2)

34

dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam Ghozali (2006), jika

dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R²

dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R² = 1, maka adjusted R² = R²

= 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1- k)/(n-k). jika k>1,


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh cash ratio, debt to equity ratio,

dan earning per share terhadap perusahaan BUMN sektor jasa yang terdaftar di

BEI periode 2005-2013, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara parsial, variabel cash ratio memiliki t hitung sebesar 4,604 dengan

signifikansi sebesar 0,000 yang berarti < 0,05. Angka ini menunjukkan

bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara cash ratio terhadap

devidend payout ratio. Hal ini mengakibatkan apabila perusahaan mempunyai kas yang berlebih, pembayaran dividen yang tinggi akan

dilakukan perusahaan.

2. Secara parsial, variabel debt to equity ratio yang memiliki t hitung sebesar

-2,563 dengan signifikansi sebesar 0,414 yang berarti < 0,05. Hal ini

berarti variabel debt to equity ratio mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap devidend payout ratio. Artinya semakin banyak

investasi perusahaan dibiayai oleh hutang, semakin sedikit dividen yang

akan dibayar perusahaan (Hanafi 2004).

3. Secara parsial, variabel earning per share memiliki t hitung sebesar -2,732


(4)

59

pengaruh negatif dan signifikan antara earning per share terhadap

devidend payout ratio. Hal ini berarti adanya hubungan yang berbanding terbalik antara earning per share dengan devidend payout ratio. Jika laba

perusahaan naik dan terjadi ekspansi perusahaan, deviden payout ratio

akan mengalami penurunan.

4. Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara cash ratio,

debt to equity ratio, dan earning per share terhadap devidend payout ratio perusahaan BUMN sektor jasa yang terdaftar di BEI periode 2005-2013.

Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel (9,348

> 2,83).

5.2 Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya yang meneliti tentang devidend payout ratio

untuk menambah variabel lain yang berpengaruh terhadap deviden seperti

harga saham, current ratio, tingkat pertumbuhan, dan tingkat investasi.

Hal itu terlihat dari hasil uji koefisien determinasi yang bernilai 36,3%

sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan untuk bahan

pertimbangan sebagai acuan dalam penetapan besaran dividen bagi

perusahaan BUMN sektor jasa dalam usaha pengembangan bisnis.

Perusahaan harus mempertimbangkan besarnya kas, besarnya hutang, dan

besarnya laba per saham agar dapat tercapai besaran dividen yang


(5)

Basuki, Arief. 2012. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro. Dewanti dan Sudiartha. 2012. Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan

Earning Per Share Terhadap Cash Deviden Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Bali. Universitas Udayana.

Djohanputro, Bramantyo. 2008. Manajemen Keuangan Korporat. Jakarta. PPM

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, Mamduh.M. 2004. Manajemen Keuangan.Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.

Jariah, Ainun. 2013. Analisi Pengaruh Variabel Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, dan Cash Ratio Terhadap Pembayaran Deviden Pada Bank Konvensional yang Listed di BEI. Jurnal. Lumajang. STIE Widya Gama. Latiefasari, Hani. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan

Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009. Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.

Manning dan Aswicahyono. 2012. Perdagangan di Bidang Jasa dan Ketenagakerjaan: Kasus Indonesia. Jakarta. ILO.

Marietta, Unzu. 2013. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio Terhadap Devidend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011). Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.

Merdiana, Candra Vionela.2009. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Harga Saham Terhadap Cash Devidend Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2005-2007.Jurnal. Surakarta. Universitas Sebelas Maret


(6)

Misworo, Yudi. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cash Devidend Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Jurnal. Malang. Universitas Brawijaya.

Moechdi dan Ramelan.2012. Gerbang Pintar Pasar Modal. Jakarta. PT. Capital Bridge Advisory.

Mustikawati, Shinta. 2012.Pengaruh Earning Per Share dan Free Cash Flow Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI periode 2002-2011. Jurnal. Jakarta. Universitas Komputer Indonesia.

Nirwanasari. 2007. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2002-2004. Jurnal. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.

Pasadena, Rizka. 2013. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah

Pratita, Prita.2013. Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Harga Saham Menurut Signaling Theory Pada BUMN yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013.Jurnal.Yogyakarta.Universitas Gajah Mada.

Regina. 2010. Analisis Pengaruh Hutang, Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan Terhadap Deviden (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008). Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.

Suwetja, I Gede.Pengaruh Cash Ratio, Return on Investment, Return On Equity, Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Bali. Universitas Udayana.

Widanaputra,A.A.G.P.2007.Pengaruh Konflik Antara Pemegang Saham Dan Manajemen Mengenai Kebijakan Deviden Konservatisma Akuntansi. Disertasi Program Doktor Akuntansi. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada

http://www.wikipedia.com/

http://www.sahamok.com/


Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assets Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009

0 40 86

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio Dan Debt To Total Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 66

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, DEBT TO EQUITY RATIO, CASH RATIO, SIZE PERUSAHAAN, EARNING PER SHARE, DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2011).

0 2 34

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 29

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio Dan Debt To Total Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015

0 1 15

PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CURRENT RATIO, NET PROFIT MARGIN (NPM), EARNING PER SHARE (EPS), EARNING GROWTH TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) PERUSAHAAN JASA SEKTOR KONSTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFE

0 0 16