Critical Review Konsep Kota Berketahanan

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

1

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

KATA PENGANTAR
Puji syukur pertama-tama dan sudah sepatutnya kami ucapkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan ridho-Nya lah. Tugas critical review yang
mengambil jurnal berjudul “Critical Review Konsep Kota Berketahanan Iklim sebagai pedoman
dasar pengurangan kerentanan terhadap bencana”. Ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengajar mata kuliah Perencanaan Wilayah ,yaitu :
1. Ibu Ketut Dewi Martha Erli Handayeni, ST., MT.
2. Ibu Ema Umilia, ST., MT.
Tak lupa juga kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya. Demikian beberapa kata yang penyusun tulis untuk mengantar para pembaca
menjelajahi makalah ini. Kami sebagai penyusun hanyalah manusia biasa yang tentu tak luput
dari kesalahan. Kritik dan saran sangat kami butuhkan demi tercipta yang lebih baik. Jika terdapat

banyak kesalahan dalam makalah ini, kami sebagai penyusun memohon maaf yang sebesarbesarnya.

Surabaya, 10 Maret 2014
Penyusun

Abi Syarwan Wimardana
NRP.3612100067

2

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

INFORMASI JURNAL

NAMA PENGARANG

: Prasad, Neeraj; Ranghieri, Federica; Shah, Fatima;
Trohanis, Zoe

JUDUL JURNAL


: Kota Berketahanan Iklim (Pedoman Dasar Pengurangan
Kerentanan terhadap bencana ) Studi Kasus : London,
Inggris

PENERBIT

: The World Bank

BULAN

: Januari

TAHUN

: 2009
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Berawal dari isu-isu dan juga fenomena yang terjadi pada kota London, seperti tingkat

kepadatan kota serta kebutuhan terhadap sumber daya alam semakin meningkat dan adanya
dampak negatif terhadap lingkungan. Dimana terjadi kerusakan ekologi yang berdampak
perubahan iklim yang akan berpengaruh terhadap ketersediaan sumber daya alam dan keretanan
terjadinya bencana. Baru-baru ini penelitian menunjukkan tapak (footprint) ekologi London.
sebuah estimasi dari kepadatan kota yang berdampak pada bumi dari segi penggunaan sumber
daya—menjadi lebih dari dua kali ukuran Inggris dan Spanyol. Pada tahun 1995, ahli ekologi
Herbert Girardet memperkirakan tapak ekologi London tersebut menjadi 125 kali lipat ukuran kota
itu sendiri, yang berarti bahwa London memerlukan daerah seluas seluruh permukaan tanah
produktif di Inggris untuk difungsikan dalam kaitannya dengan penggunaan sumber daya serta
pembuangan polusi dan limbah. Diawali pada tahun 2000 di proyek-proyek Perbatasan Kota2
yang menghitung kembali kebutuhan masyarakat kota london terhadap sumber daya alam hingga
tahun 2003.
Berdasarkan kondisi geografis serta data kependudukan. Kota London memiliki jumlah
penduduk sebanyak 7.512.400 orang dalam batas-batas wilayah London Raya (Data, 2006).
Sedangkan kawasan metropolitan diperkirakan memiliki jumlah penduduk antara 12−14 juta.
Dimana kota London adalah kota yang terpadat penduduknya di Uni Eropa. London Raya meliputi
daerah seluas 609 mil persegi (1.579 Km2). Namun, selama 37 tahun menjadi daerah perkotaan
terbesar. Ciri utama geografis kota memiliki sebuah sungai themes yang dapat dilayari yang
melintasi kota dari barat daya ke timur.


3

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

Melalui program Greater London Authority—GLA Economics (Ekonomi Otoritas London
Raya) dengan menerbitkan tinjauan metodologi jejak rekam kota London berdasarkan ekologi
(GLA 2003). Diperolehnya temuan-temuan utama dari penelitian GLA yang menunjukkan bahwa
pada tahun 2000, Masyarakat London memilki kebutuhan sebagai berikut :
1) Menggunakan energi sebanyak 154.407 GWh per jam, atau setara dengan
13.276.000 ton minyak, hal ini sama seperti Yunani dan Portugal (British Council
2004), serta menghasilkan 41 juta ton CO2.
2) Mengonsumsi 6,9 juta ton bahan makanan.
3) Mengonsumsi 866 miliar liter air, 28 persen di antaranya adalah karena kebocoran;
4) Membawa pergi 64 miliar penumpang per kilometer, 69 persen di antaranya
menggunakan mobil.
5) Menghasilkan 26 juta ton sampah.
Maka dari itu GLA memiliki rencana jangka panjang terhadap pengurangan kerentanan
terhadap bencana yang diakibatkan iklim melalui pengendalian pertumbuhan ekologi. Dengan
sasaran


rencana

yaitu,

Masyarakat

London

melakukan

pengendalian

agar

terjadi

berkesinambungan secara ekologi pada tahun 2050, Namun dibutuhkan 35 persen pengurangan
tapak ekologi mereka sampai tahun 2020 dan 80 persen pengurangan tahun 2050. GLA
menegaskan bahwa selama pertumbuhan ekologi London tinggi, maka emisi CO2 per kapita di
kota ini adalah yang terendah di Inggris.

PEMBAHASAN

LITERATUR DASAR
Berdasarkan lembaga yang membahas dampak iklim. Melalui programnya ,yaitu British
Council dan UK Climate Impacts Program UKCIP (Program Dampak Iklim Inggris). Menemukan
bahwa London berpotensi terkena risiko banjir yang jauh lebih besar dibandingkan daerah
perkotaan lainnya di Inggris, utamanya dikarenakan nilai aset dan lokasi geografisnya yang
berada dalam dataran banjir Sungai Thames.
Juga telah tercantum dalam Draf Strategi Adaptasi Perubahan Iklim London (GLA, 2008)
menyatakan bahwa London rentan terhadap risiko-risiko perubahan iklim yang dapat
meningkatkan banjir, kekeringan, dan gelombang panas. Penelitian menunjukkan bahwa, London
adalah “daerah perkotaan yang panas.” Pusat London, di mana bangunan padat menyerap
energy matahari pada siang hari dan radiasi di malam hari, beberapa derajat lebih panas
dibandingkan dengan daerah-daerah hijau dan pedesaan sekitar kota.

4

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

Ditambah dengan sungai Thames yang merupakan sungai pasang, membuat London

rentan terkena banjir. Sungai Thames yang pernah lebih luas, sungai yang lebih dangkal dengan
tanah rawa yang luas; pada saat air pasang, tepi pantainya mencapai lima kali lebarnya. Sejak
zaman Victoria, ditanggul secara ekstensif, dan banyak dari anak-anak sungai di London
sekarang mengalir ke bawah tanah. London juga rentan terhadap banjir dari anak-anak sungai
Thames dan curah hujan yang lebat, tergantung mana yang diperkirakan meningkat berdasarkan
perubahan iklim. Ancaman banjir meningkat seiring waktu secara lambat tetapi terus meningkat
di tingkat ketinggian permukaan air dari kemiringan lapisan tanah di Inggris (di atas utara dan di
bawah selatan) yang disebabkan oleh sungai-sungai es yang memanjang. Berikut indeks
lonjakan tingkatan banjir di seluruh daerah kota London :

Figure 1. Indeks Tingkatan Banjir dari Tahun 1923 - 2007 Kota London

5

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

Dari ancaman bencana yang akan terjadi. Kemitraan Perubahan Iklim London ingin
memastikan bahwa London dapat belajar dari praktik yang baik di kota-kota tersebut tentang cara
mengatasi risiko iklim. Melalui tinjauan dengan memeriksa 18 kota untuk memahami bagaimana
mereka mengatasi banjir, suhu tinggi, dan keterbatasan sumber daya air, risiko-risiko yang

diperkirakan sering terjadi di London selama beberapa decade tahun mendatang akibat
perubahan iklim. Peserta utama untuk laporan ini adalah anggota dari Kemitraan Perubahan Iklim
London, Wali Kota London, GLA , departemen pemerintah, pejabat-pejabat London, para
pengembang (developer), pengguna-pengguna dan pengaturnya, serta pembuat kebijakan dan
para pengambil keputusan lainnya di London dan kota-kota lain.
Dimulai pada Agustus 2008, Wali Kota London menerbitkan draf (rancangan) Strategi
Adaptasi Perubahan Iklim London (GLA 2008) untuk mengidentifikasi kerentanan utama dari
perubahan iklim dan untuk mengembangkan tindakan utama GLA, yang bekerja dengan para
pemangku kepentingan, akan bertanggung jawab untuk melindungi London. Strategi ini adalah
yang pertama dari strategi sejenis di kota dunia.
KONSEP PERENCANAAN MITIGASI
Melalui Rencana Aksi Perubahan Iklim London yang dikeluarkan pada Februari 2007
menetapkan jalur untuk mengubah London menjadi kota yang rendah karbon. Rencana tersebut
menjelaskan bahwa untuk menanggulangi perubahan iklim, orang-orang London tidak harus
mengurangi kualitas hidup mereka tetapi harus mengubah cara hidup mereka. Rencana tersebut
menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2)—turun 20 persen
pada 2016 dan kemudian turun menjadi 60 persen pada 2025, keduanya relatif dengan tingkat
emisi tahun 1990. Tanpa tindakan nasional dan internasional yang lebih tegas, termasuk
memperkenalkan harga karbon secara meluas, maka tingkat emisi London pada 2025 akan tetap
30 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990, setengah dari target.


6

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

Gambar 1. Zona Kemacetan Kota London Tahun 2007

Berdasarkan meningkatnya produksi CO2 dari beberapa waktu dekade terakhir. Maka dari
itu perlu adanya keberlanjutan dari penanggulangan pengendalian karbon dioksida. Pemerintah
London sendiri lebih menekankan terhadap pengendalian sektor transportasi. Melalui
pengurangan zona titik kemacetan di kawasan kota.
Rencana Aksi Perubahan Iklim London memperkirakan bahwa emisi akan meningkat 15
persen pada tahun 2025 jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengurangi emisi tersebut.
Oleh karena pasokan energi menjadi penyebab utama perubahan iklim, Rencana tersebut
menetapkan target untuk memungkinkan 25 persen pasokan energi London dialihkan ke jaringanjaringan dan ke desentraliasi sistem energi lokal pada 2025, dengan lebih dari 50 persen energi
di London dipasok melalui cara tersebut sampai tahun 2050.

7

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah


LESSON LEARNED

CRITICAL REVIEW
Menurut perbandingan kajian terhadap konsep yang dikembangkan pemerintah kota
London. Namun untuk kawasan strategis kota di indonesia, dirumuskan berdasarkan hasil kajian
risiko perubahan iklim. Lokasi yang khususnya memiliki tingkat risiko paling tinggi agar tidak
dijadikan kawasan strategis dengan fungsi budidaya atau justru dapat dijadikan kawasan
strategis dengan fungsi lindung. Misalnya, untuk menentukan kawasan strategis ekonomi
disarankan untuk tidak diletakkan di kawasan yang rawan atau rentan.
Sedangkan dalam rancangan strategi mengusulkan beberapa tindakan dan langkah yang
akan diambil oleh pemerintah London, meliputi:
 penghijauan kota untuk mengurangi risiko banjir dan pengaruh panas pulau kota;
 pemetaan risiko banjir dari infrastruktur yang penting; dan
 peningkatan kepedulian di kalangan masyarakat London untuk mempertinggi
kemampuan mereka dalam merespons dampak iklim.

Sebaliknya, kawasan rentan juga dapat dijadikan kawasan strategis kota agar
dibudidayakan sebaik-baiknya. Kawasan rawan bencana bukannya tidak dapat dimanfaatkan
ruangnya, namun dapat dijadikan kawasan lindung yang bermanfaat bagi lingkungan. Oleh

karena itu, sebaiknya dalam penentuan pola ruang kawasan lindung, kawasan rawan atau rentan
tidak dijadikan komponen tersendiri, melainkan dimanfaatkan untuk fungsi lahan yang lain yang
tidak merugikan manusia dan lingkungannya.
kajian risiko dapat diintegrasikan ke dalam proses penyusunan rencana tata ruang
wilayah kota, dengan metode yang telah disusun, khususnya ke tiga tahap proses penyusunan
rencana tata ruang wilayah dan kota, yaitu tahap pengumpulan; tahap analisa data; dan tahap
perumusan rencana. Untuk tahap pengumpulan data, beberapa data yang harus ditambahkan
adalah kebutuhan air untuk penduduk, kapasitas
alternatif sumber air bersih, penjabaran lebih lanjut mengenai data bencana (lokasi, waktu
kejadian, pengaruh, dampak, asumsi peluang dan kemungkinan, serta perkiraan konsekuensi),
peraturan bangunan, kualitas biodiversitas kota, salinitas perkotaan, daya pulih sumber daya
kota, tipe bangunan rumah berdasarkan struktur permanen dan non-permanen, lokasi dan status

8

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

kepemilikan rumah/lahan, jaringan jalan tergenang, aksesibilitas kondisi jalan saat kondisi normal
dan bencana, jaringan jalan dengan saluran drainase, program daur ulang sampah, sistem
pengumpulan sampah tiap rumah tangga, keberadaan lokasi produksi dan perdagangan,
program kesehatan, kesiapan fasilitas kesehatan dan aksesnya, kondisi kesehatan penduduk,
tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, serta data dan informasi mengenai institusi dan
masyarakat yang akan diolah menggunakan metode kualitatif.
KESIMPULAN
Dalam konsep perencanaan berketahanan iklim oleh pemerintah kota London.
Dilaksanakan Rencana Aksi Perubahan Iklim yang memiliki beberapa program baru yang
menargetkan perumahan London. Fokus utamanya mencakup memperbaiki bangunanbangunan
(domestik dan komersial) yang ada dan perubahan perilaku :
 Segi pasokan
mempromosikan desentralisasi energi (yaitu gabungan panas dan listrik, mikro
dapat diperbarui) dan investasi pada gabungan jaringan;
 Energi perumahan
mempromosikan efisiensi panas dari persediaan perumahan yang ada;
menerapkan Strategi Perumahan Baru, yang mencakup gabungan energi yang dapat
diperbarui, menerapkan variasi efisiensi energi—contohnya untuk penerangan dan
peralatan-peralatan—yang meningkatkan potensi insulasi, dan lain-lain;
 Perubahan perilaku
menerapkan kampanyekampanye kepedulian, percobaan-percobaan metering
yang cerdas, dan lain-lain.
Kemitraan Energi London merupakan salah satu program inovatif dan bermanfaat dalam
menanggapi tantangan perubahan iklim London, keamanan pasokan energi, dan kekurangan
bahan bakar. Perannya adalah mempertemukan berbagai sektor dan organisasi agar
penggunaan energi bisa lebih efektif. Kemitraan Hidrogen London bekerja untuk membuat
teknologi ini menjadi nyata di ibu kota dan meningkatkan kualitas udara, mengurangi gas rumah
kaca, mengurangi kebisingan, meningkatkan keamanan energi, dan mendukung ekonomi ‘hijau’
London.

9

Critical Review Mata Kuliah Perencanaan Wilayah

TINJAUAN PUSTAKA

Michiko, S. (2007). Integrasi Kajian Risiko Perubahan Iklim Ke Dalam Proses Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota. 745-754.
Prasad, N. (2010). Kota berketahanan iklim : pedoman dasar pengurangan ketahanan terhadap
bencana, 1-10.

10