publik yang termasuk dalam the big four akan memiliki audit report lag yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan perusahaan yang
menggunakan jasa kantor akuntan publik yang non the big four dan pemberian opini unqualified oleh auditor, memiliki audit report lag yang lebih lama atau
lebih cepat jika dibandingkan dengan pemberian opini audit selain unqualified. Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan yang telah diaudit bagi
pelaku bisnis di pasar modal sangat penting dan tidak konsistennya hasil penelitian terdahulu yang menggunakan variabel independen ukuran perusahaan, ukuran
KAP dan jenis opini audit menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mereplikasi beberapa penelitian terdahulu.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan mengambil judul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran
KAP, dan Jenis Opini Audit terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ukuran perusahaan, ukuran
KAP dan jenis opini audit secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap audit report lag
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruh ukuran perusahaan, ukuran KAP dan jenis
opini audit secara parsial dan simultan terhadap audit report lag pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, yaitu untuk memenuhi persyaratan akademis dan
tambahan wawasan sebagai pengetahuan peneliti tentang masalah yang di teliti.
2. Bagi Peneliti selanjutnya, yaitu untuk bahan pertimbangan dan informasi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam
mengadakan peneliti pada bidang yang sama di masa yang akan datang dan sebagai bahan referensi untuk melakukan
pengembangan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan
efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan audit report lag.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1.
Audit Report Lag
Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan
keuangan auditan disebut dengan audit report lag Michael, 1993 dalam Kristian, 2011.
Menurut Stephani 2010, “lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan
audit disebut audit report lag atau audit delay”. Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena
perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan IAI, 2007:8.
Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian
audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dikenal dengan audit report lag
. Knechel dan Payne 2001 mendefenisikan audit report lag sebagai periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit perusahaan.
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP 36PM2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor
independen harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal laporan keuangan. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa dalam
Universitas Sumatera Utara
hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai
keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan. Keterlambatan dalam penyelesaian penyajian pelaporan keuangan dapat
memberikan indikasi yang positif maupun negatif mengenai informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada
faktor finansial saja namun juga faktor non finansial. Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap audit report lag pelaporan
keuangan berdasarkan penelitian terdahulu, antara lain ukuran perusahaan total assets
, ukuran KAP, dan jenis opini audit.
2.1.2. Ukuran perusahaan Total Assets
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya ukuran sebuah perusahaan dan dapat dinilai dari beberapa segi. Ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan pada
total penjualan, total nilai buku aset, nilai bersih kekayaan, dan jumlah tenaga kerja Soetedjo, 2006:79. Semakin besar nilai item-item tersebut, semakin besar pula
ukuran perusahaan itu. Perusahaan besar cenderung menyajikan laporan keuangan tepat waktu daripada perusahaan kecil. Menurut Dyer dan McHugh 1975 dalam
Soetedjo 2006:79, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan keuangan auditan
lebih awal Ukuran perusahaan dapat menujukkan seberapa besar informasi yang terdapat
di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi , baik bagi pihak internal maupun maupun eksternal
Universitas Sumatera Utara
perusahaan Almilia dan Setiady, 2006:4. Givoli dan Palmon 1982 dalam Prabandari dan Rustiana 2007:29, dalam penelitiannya menemukan adanya
hubungan antara ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan dan kualitas pengendalian internal dengan audit report lag. Ukuran perusahaan merupakan fungsi
dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin
cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. Dalam penelitian ini penulis menggunakan proksi total assets untuk menilai ukuran
perusahaan.
2.1.3 Ukuran KAP Kantor Akuntan Publik
Menurut SK. Menkeu No.43KMK.0171997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470KMK.0171999 tertanggal 4
Oktober 1999 dalam Haryono Jusup 2001, Kantor Akuntan Publik KAP adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan
Publik dalam menjalakan pekerjaannya. Struktur Kantor Akuntan Publik, Mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka
pekerjaan profesional kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi yang tinggi pula. Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompentensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas
indenpendensi dan kompentensi auditor, menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan publik demikian
banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai laporan untuk menilai independensi dan kompentensi masing-masing kantor akuntan publik. Oleh karena itu
struktur kantor akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya Haryono Jusup, 2001 dalam Ani Yulianti 2011.
Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut hukum Indonesia ada dua macam yaitu Haryono Jusup, 2001 dalam Ani Yulianti 2011 :
a. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Sendiri. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangutan.
b. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Kerja sama. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang
menjadi rekanpartner dalam Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan. Auditor Empat Besar The Big Four Auditors adalah kelompok empat firma jasa profesional
dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup.
Adapun kategori the big four di Indonesia yaitu: a.
KAP Price Waterhouse Coopers PWC, bekerjasama dengan KAP Drs. Hadi Sutanto Rekan, Haryanto Sahari Rekan.
b. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG, bekerjasama dengan
KAP Sidharta-Sidharta Widjaja. c.
KAP Ernest Young E Y, bekerjasama dengan KAP Purwantono,
Universitas Sumatera Utara
Sarwoko, Sanjadja. d.
KAP Deloitte Touche Thomatsu Deloitte, bekerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta Mustofa, Osman Ramli Satrio Rekan.
Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda 2007 Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal dengan The Big Four dianggap dapat melaksanakan
auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar
memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah
cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang
mereka akan kehilangan kliennya. Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat
membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu. Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan
reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya Ukuran
Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit
laporan keuangan Ani Yulianti, 2011. 2.1.4
Opini audit
Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya Kristian, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Arens dan Loebbecke 1997:39 terdapat 5 jenis opini audit yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya.
1. Wajar Tanpa Pengecualian WTP
Auditor memberikan opini unqualified opinion wajar tanpa pengecualian, jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
2. Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan unqualified opinion with explanatory paragraph dalam
laporan auditnya karena karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil–hasil yang memuaskan
dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya.
3. Wajar Dengan Pengecualian WDP
Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian qualified opinion untuk pos–pos tertentu yang
memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk”
dalam paragraf pendapat. 4.
Tidak Wajar Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara
wajaradverse opinion. Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan
memuat salah saji yang sangat material atau menyesatkan dan tidak
Universitas Sumatera Utara
menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Tidak Memberikan Pendapat TMP
Disclaimer opinion atau pendapat tidak memberikan pendapat diberikan oleh
auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak.
Pernyataan pendapat tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan
telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan
klien menurut kode etik profesional. Pernyataan Carslaw dan Kaplan 1991 menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara opini auditor dengan audit delay atau Audit Report Lag
. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan wajar tanpa pengecualian akan menunjukkan audit delay lebih panjang dibanding
perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian. Hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat selain wajar tanpa pengecualian melibatkan
negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Selain itu, perusahaan yang
menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai bad news sehingga penyampaian laporan keuangan akan diperlambat.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit report lag yang ditunjukkan dalam tabel dibawah ini
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Sumber : Data Diolah www.repository.usu.ac.id No Peneliti
Judul Variable
Hasil penelitian 1
Cecile C.S.
2010
Pengaruh Debt To Total Assets Ratio
, Kualitas Audit, Dan
Opini Going
Concern Terhadap
Audit Report Lag Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Independen Debt to Total Asset
Ratio, Kualitas Audit, Opini going
Concern Dependen
Audit Report Lag
DTAR, kualitas audit, dan opini going concern tidak
berpengaruh secara bersama- sama terhadap ARL.
Tetapi secara parsial, DTAR berpengaruh positif terhadap
ARL, sedangkan kualitas audit dan opini going concern
tidak berpengaruh terhadap ARL.
2 Stephanie 2010
Pengaruh faktor eksternal dan
internal perusahaan terhadap Audit Delay
Pada perusahaan property dan real
estate yang terdaftar dibursa efek
Independen Afiliasi kap, total
assets turn over ratioTATO, debt to
equity ratio DOR,
Opini Audit Dependen
Audit delay Afiliasi KAP berpengaruh
positif terhadap audit delay. TATO, DER, dan opini audit
tidak berpengaruh terhadap audit delay
dan secara simultan berpengaruh positif
3 Andriansah 2011
Faktor faktor yang mempengaruhi
penyelesaian penyajian pelaporan
keuangan pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di BEI
Independen Laba, Solvabilitas,
Ukuran Perusaan, Umur Perusahaan,
Ukuran KAP Dependen
Penyelesaian Penyajian laporan
keuangan
hanya variabel Age yang berpengaruh signifikan
terhadap Lag Profit,
Solvability, Size, dan KAP
memiliki pengaruh terhadap Lag
dan secara simultan berpengaruh positif
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual