MODEL SISTEM KENDALI PINTU OTOMATIS MENGGUNAKAN BARCODE BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER) PADA GERBANG LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNILA

(1)

MODEL SISTEM KENDALI PINTU OTOMATIS MENGGUNAKAN BARCODE BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER)

PADA GERBANG LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNILA

Oleh

BAMBANG TRI ATMOJO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

MODEL SISTEM KENDALI PINTU OTOMATIS MENGGUNAKAN

BARCODE BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER)

PADA GERBANG LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNILA

Oleh

Bambang Tri Atmojo

Laboratorium adalah salah satu sarana yang sangat penting untuk menunjang belajar dan penelitian di Jurusan Teknik Elektro Unila. Terkadang pekerjaan atau penelitian tidak terselesaikan di jam kerja dilanjutkan diluar jam kerja. Saat ini jurusan hanya mengandalkan surat izin agar mahasiswa dapat melakukan kegiatan diluar jam kerja, namun solusi ini kurang efektif untuk menciptakan keamanan dan kondusif di laboratorium Teknik Elektro. Untuk itu perlu dibuatkan sebuah model pintu otomatis agar tidak semua mahasiswa dapat masuk ke laboratorium diluar jam kerja.

Model pintu otomatis ini menggunakan barcode yang terdapat pada kartu ID sebagai sandi untuk membuka pintu. Dengan menggunakan scanner barcode

sebagai sensor untuk membaca barcode dan ditambah mikrokontroler ATMEGA 8535 sebagai pengendali motor servo. Visual Basic .Net sebagai interface data antara pengguna dan MS. Access sebagai manajemen database.

Dari hasil pengujian didapatkan bahwa semua bagian dari sistem berjalan dengan baik. Scanner dapat membaca label barcode yang kemudian diteruskan ke

database pada komputer dan kemudian dikirimkan ke mikrokontroler untuk memutar motor servo agar pintu terbuka hingga mendapatkan laporan kegiatan mahasiswa. Masalah terdapat apabila label barcode sudah rusak. Dapat disimpulkan bahwa Model Sistem Pintu Otomatis Menggunakan Barcode

berbasisis PC (personal Computer) dapat menjadi acuan untuk jurusan dalam menangani permasalahan izin penggunaan laboratorium diluar jam kerja.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Batasan Masalah ... 3

E. Perumusan Masalah ... 4

F. Hipotesis ... 4

G. Sistematika Penulisan ... 4

II. TINJUAN PUSTAKA A. Microsoft Visual Studio ... 6

B. Mikrokontroler ATMEGA 8535 ... 9

C. IC Max 232 ... 12

D. Motor Servo ... 15

E. Pengertian Barcode ... 19


(7)

b. Perangkat Pemodelan Sistem ... 32

H. Rekayasa Perangkat Lunak ... 32

I. AVR Studio 4 ... 35

J. Bahasa C Untuk Mikrokontroler ... 36

K. Bahasa Pemrograman VB .Net ... 38

III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

B. Tahap-Tahap dalam Pelaksanaan Tugas Akhir ... 39

1. System Information Engineering & Analysis ... 39

a. Analisa kebutuhan ... 39

2. Requirement Analysis ... 40

3. Desain Sistem... 41

a. Perancangan blok diagram ... 41

b. Rancangan Model Sistem Pintu Kendali ... 43

c. Rancangan Pengendali Motor Servo ... 44

d. Rancangan Komunikasi Serial ... 44

e. Rancangan Jenis Barcode ... 47

f. Rancangan Kartu ... 48


(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan Analisa Kebutuhan ... 57

B. Analisa Requirement ... 58

C. Desain Sistem ... 59

D. Pengujian ... 61

1. Pengujian Rangkaian Per Blok ... 62

2. Bentuk Kartu ... 73

3. Pengujian Software ... 74

4. Pengujian Sistem Keseluruhan ... 86

IV. Pemeliharaan Program ... 88

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 90

B. Saran ... 91


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami percepatan yang tinggi. Keadaan tersebut membuat banyak hal dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien. Seiring dengan hal tersebut kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat juga semakin tinggi. Pendataan merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sistem informasi yang lebih baik. [1]

Dalam kasus ini dicontohkan pada laboratorium terpadu teknik elektro sebagai upaya penertiban mahasiswa dalam melakukan aktifitas diluar waktu akademik hal ini dilakukan agar terciptanya suasana yang kondusif dan aman karena tidak semua mahasiswa dapat melakukan kegiatan diluar waktu kerja, selain diharapkan dengan adanya model ini jurusan mendapatkan sebuah gambaran penyelesaian dari permasalahan tersebut dan menjadi sebuah contoh sistem keamanan baru yang lebih efisien karena tidak semua orang dapat masuk ke laboratorium.

Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dibuat sebuah sistem keamanan sebagai solusi dari masalah tersebut maka dibuatlah Model Sistem Kendali Pintu Otomatis Menggunakan Barcode yang digunakan sebagai gambaran untuk memudahkan proses penertiban mahasiswa yang masuk ke laboratorium diluar


(10)

waktu jam kerja. Beberapa penelitian juga telah memanfaatkan barcode, berikut adalah contoh beberapa penelitian yang juga memanfaatkan aplikasi barcode.

Berdasarkan Tabel. 1.1 saat ini belum terdapat penelitian yang membuat sebuah sistem kendali pintu otomatis yang memanfaatkan aplikasi barcode. Dilandasi hal tersebut maka dari itu penelitian ini bermaksud membuat sebuah model kendali pintu otomatis menggunakan barcode. Selain itu model ini akan mempunyai data dokumentasi kehadiran secara digital agar lebih mudah dalam proses monitoring data mahasiswa yang melakukan kegiatan dimalam hari. Mesin scanner barcode

menggunakan modul CD-108e barcode scanner, motor servo, aplikasi yang dibuat dengan Microsoft Visual Studio sebagai antarmuka data ke pengguna dan Microsoft Acess 20017 untuk program database.

Diharapkan dengan adanya model sistem kendali pintu otomatis menggunakan

barcode ini dapat memberikan gambaran kemudahan jurusan untuk melakukan monitoring dan menciptakan ketertiban didalam laboratorium terpadu teknik elektro.

No Nama

(Tahun) Judul Universitas

1 Dinar Bhakti W (2012)

Rancang Bangun Mesin Kehadiran Dengan Menggunakan Kode Bar

Universitas Lampung 2 Muttaqin Hatta

(2012)

Modul Pengiriman Data Untuk Pemindai Barcode Nirkabel

Politeknik Telkom

3 Restu Buana K (2007)

Pembuatan Program Sistem Aplikasi Barcode Pada Proses Monitoring Pengiriman Barang Dengan Borland Delphi 7.0

Universitas Diponegoro Tabel 1.1. Daftar Penelitian Memanfaatkan Barcode


(11)

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Merancang sebuah Model Sistem Kendali Pintu Otomatis Menggunakan Barcode Berbasis PC (Personal Computer).

2. Memanfaatkan aplikasi teknologi barcode sebagai model buka tutup pintu secara otomatis.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil adalah :

1. Memberikan model alternatif untuk sistem keamanan gerbang atau portal pada parkiran di UNILA.

2. Dapat mengaplikasikan pengolahan sinyal barcode ke dalam berbagai akses keamanan dan identifikasi.

D. Batasan Masalah

Beberapa hal yang membatasi masalah dalam pembahasan tugas akhir ini:

1. Komunikasi data antara mikrokontroler dan komputer menggunakan koneksi serial.

2. Mikrokontroler yang digunakan sebagai pengontrol pintu adalah ATmega 8535.

3. Tidak membahas lebih dalam tentang scanner barcode, mesin scanner

yang digunakan untuk membaca kode pada barcode menggunakan modul Axopos BS 1200.


(12)

4. Hanya mengolah data mahasiswa masuk meliputi tanggal dan jam masuk.

5. Penelitian dari pembacaan database pada otomatisasi pintu hingga komunikasi antara komputer server dengan mikrokontroler sampai ke eksekusi motor servo.

6. Besarnya masukan dari mikrokontroler hanya 8 byte atau 256 bit.

E. Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana rancangan antarmuka program database dengan mikrokontroler.

2. Bagaimana komputer dapat melakukan komunikasi dengan mikrokontroler menggunakan bahasa pemrograman Microsoft visual Basic .NET.

F. Hipotesis

Model Sistem Kendali Pintu Otomatis Menggunakan Barcode yang dikontrol menggunakan Personal Computer (PC) dengan mencocokan data barcode pada kartu dengan database komputer sehingga pintu dapat dikontrol secara otomatis menggunakan program yang dibuat pada komputer sebagai pengendali utama.

G. Sistematika Penulisan


(13)

1. Bab I Pendahuluan

Memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan, dan hipotesis.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi teori-teori dari berbagai sumber pustaka yang mendukung dalam pembuatan Model Sistem Pengendalian Pintu Menggunakan Barcode.

3. Bab III Metode Penelitian

Berisi tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian, dan metode yang digunakan dalam penelitian.

4. Bab IV Hasil dan Pembahasan

Berisi tentang proses pembuatan Model Sistem Pengendalian Pintu Otomatis Menggunakan Barcode serta analisa tentang aplikasi tersebut.

5. Bab V Simpulan dan Saran

Berisi simpulan dari hasil analisa pada bab pembahasan dan saran yang terkait dengan hasil penelitian.

6. Daftar Pustaka

Berisi berbagai sumber pustaka yang digunakan untuk dijadikan referensi dalam penulisan tugas akhir ini.

7. Lampiran


(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Microsoft Visual Studio

Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap (suite) yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi. Baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya dalam bentuk aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual Studio mencakup kompiler, SDK, Integrated Development Environment (IDE), dan dokumentasi (umumnya berupa MSDN Library). Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic .NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe.

Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam native code (dalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di Windows) ataupun managed code (dalam bentuk Microsoft Intermediate Language di atas .NET Framework). Selain itu, Visual Studio juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile


(15)

1. Antar Muka Visual Studio

Interface atau antar muka Visual Studio, berisi menu, toolbar, toolbox, form, project explorer dan property seperti terlihat pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar. 2.1 Interface Visual Studio

Pembuatan program aplikasi menggunakan Visual Studio dilakukan dengan membuat tampilan aplikasi pada form, kemudian diberi script

program di dalam komponen-komponen yang diperlukan. Form disusun oleh komponen-komponen yang berada di [Toolbox], dan setiap komponen yang dipakai harus diatur propertinya lewat jendela [Property].

Menu pada dasarnya adalah operasional standar di dalam sistem operasi

windows, seperti membuat form baru, membuat project baru, membuka


(16)

pemakaian Visual Studio pada menu. Untuk lebih jelasnya Visual Studio menyediakan bantuan yang sangat lengkap dan detail dalam MSDN

(Microsoft Developer Network).

a. Toolbox

Toolbox berisi komponen-komponen yang bisa digunakan oleh suatu

project aktif, artinya isi komponen dalam toolbox sangat tergantung pada jenis project yang dibangun. Komponen standar dalam toolbox

dapat dilihat pada Gambar. 2.2 berikut ini.

Gambar. 2.2 Komponen standar dalam Toolbox

Toolbox Visual Studio dengan semua kontrol intrinsik. Jendela

Toolbox merupakan jendela yang sangat penting. Dari jendela ini dapat mengambil komponen-komponen (object) yang akan ditanamkan pada form untuk membentuk user interface.

b. Variabel

Variabel adalah tempat dalam memori komputer yang diberi nama (sebagai pengenal) dan dialokasikan untuk menampung data. Sesuai


(17)

data yang ditampung maka variabel harus mempunyai tipe data yang sesuai dengan isinya.

c. Operator

Operator digunakan untuk menghubungkan variabel dengan variabel lain untuk melakukan berbagai manipulasi dan pengolahan data

2. Konsep Dasar Pemrograman Dalam Visual Studio

Konsep dasar pemrograman Visual Studio adalah pembuatan form dengan mengikuti aturan pemrograman Property, Metode dan Event. Hal ini berarti:

a. Property: Setiap komponen di dalam pemrograman Visual Studio dapat diatur propertinya sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

b. Metode: Bahwa jalannya program dapat diatur sesuai aplikasi dengan menggunakan metode pemrograman yang diatur sebagai aksi dari setiap komponen. Metode merupakan tempat untuk mengekpresikan logika pemrograman dari pembuatan suatu program aplikasi.

Event: Setiap komponen dapat beraksi melalui event, seperti event click pada command button yang tertulis dalam layar script Command1_Click. [2].

B. Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler ATMega8535 adalah salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR yang diproduksi oleh Atmel Corporation. ATMega8535


(18)

merupakan mikrokontroler 8 bit dengan arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer). Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATMega8535 antara lain:

a. Lebar data 8 bit.

b. Memiliki 130 buah instruksi.

c. Dapat mencapai kecepatan 16 MIPS (Mega Instruction per Second) pada frekuensi clock 16 MHz.

d. Memiliki 32 x 8 register aplikasi umum. e. 8 k byte flash memory untuk memori program . f. 512 byte EEPROM untuk memori data nonvolatile. g. 512 byte SRAM.

h. Dua 8 bit timer/counter. i. Satu 16 bit timer/counter.

j. Empat saluran untuk penghasil sinyal PWM/clock. k. 8 saluran, 10 bit ADC.

Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 tipe DIP (dual in line package) diperlihatkan pada Gambar. 2.3.


(19)

Pada Gambar 3 dapat dilihat ATMega8535 memiliki empat buah port

(terminal) masukan/keluaran yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

Port A terdapat pada pin nomor 33 hingga 40 selain berfungsi sebagai port

I/O digital, pin-pin ini juga dapat difungsikan sebagai saluran masukan sinyal analog yang akan diubah menjadi sinyal digital oleh ADC internal.

Port B terdapat pada pin nomor 1 hingga 8. Selain sebagai pin I/O digital biasa, pin-pin yang ada Port B juga memiliki fungsi khusus. Pin PB0 dan PB1 memiliki fungsi lain yaitu sebagai masukan sinyal clock eksternal untuk timer/counter 0 dan 1. Pin PB5 (MOSI), PB6 (MISO), dan PB7(SCK) memiliki fungsi lain sebagai sebagai saluran untuk sinyal ISP

(in sistem programming).

Port D terdapat pada pin nomor 14 hingga 21. Selain berfungsi sebagai pin I/O digital biasa, pin-pin yang terdapat pada port D juga memiliki fungsi khusus. Pin PD2 (INT0) dan PD3 (INT1) berfungsi sebagai masukan untuk sinyal interrupt eksternal yang dapat menginterupsi alur program yang dieksekusi CPU. Pin PD7 (OC2) juga berfungsi sebagai pin untuk keluaran sinyal clock/PWM yang dihasilkan oleh timer 2 yang ada di dalam mikrokontroler. Pin RESET merupakan pin aktif rendah untuk mereset mikrokontroler. Dalam keadaan reset, alur program akan kembali ke alamat 0x0. Pin VCC dan GND adalah pin yang digunakan untuk penyedia tegangan mikrokontroler. Beda tegangan yang dapat diberikan berkisar antara 4,5–5,5V.[3]


(20)

C. IC MAX 232

Untuk dapat berkomunikasi antara mikrokontroller dengan komputer, maka diperlukan suatu penyetaraan level tegangan. Besarnya level tegangan komunikasi serial (Level Tegangan RS232) adalah -25 s.d -3 V untuk logika high (1) dan +3 s.d +25 V untuk logika low (0). Hal ini sangat berbeda dengan level tegangan pada mikrokontroller (Level Tegangan TTL/CMOS) di mana untuk logika high (1) level tegangannya adalah 5 V dan untuk logika low (0) level tegangannya adalah 0 V.

Oleh karena itu diperlukan sebuah pengantarmuka yang dapat menyamakan level tegangan dari komunikasi serial pada komputer dengan mikrokontroller, yaitu IC RS232 produksi MAXIM yang disebut MAX232.

Gambar . 2.4 A. Skematik diagram koneksi IC MAX232 ke port serial B. Tampak fisik IC Max 232m [4]


(21)

Gambar 2.4 A memperlihatkan konfigurasi koneksi kaki IC MAX232 dengan port serial DB9, dan gambar 2.4 B memperlihatkan tampak fisik dari IC MAX232. MAX232 adalah saluran driver/receiver ganda yang termasuk pembangkit tegangan kapasitif yang menyediakan level tegangan RS232 dari sebuah sumber tegangan 5V. Setiap receiver pada IC MAX232 ini mengkonversikan level tegangan RS232 ke level tegangan TTL/CMOS sebesar 5 V. Setiap receiver ini mempunyai ambang batas sebesar 1.3 V, dan histeresis sebesar 0.5 V, serta dapat menerima masukan level tegangan ±30 V. Sedangkan untuk setiap driver pada IC MAX232 ini mengkonversikan level tegangan masukan TTL/CMOS menjadi level tegangan RS232.

Konfigurasi Port Serial

Pada komputer IBM PC biasanya kita dapat menemukan dua konektor

portserial DB-9 yang biasanya dinamai COM1 dan COM2.

Gambar. 2.5 Konektor Serial DB-9

Tabel. 2.1 Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor serial DB-9

Pin Nama Direksi Diskripsi

1 CD Carrier Detect

2 RXD Receive Data


(22)

4 DTR Data Terminal Ready

5 GND System Ground

6 DSR Data Set Ready

7 RTS Request to Send

8 CTS Clear To Send

9 RI Ring Indicator

Gambar. 2.5 memperlihatkan susunan pin pada konektor serial dan tabel 1 menjelaskan nomor pin dan fungsinya. Untuk dapat menggunakan port serial kita perlu mengetahui alamatnya. Base address COM1 biasanya adalah 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760 (2F8h). Alamat tersebut adalah alamat yang biasa digunakan, tergantung dari komputer yang digunakan. Tepatnya kita bisa melihat pada peta memori tempat menyimpan alamat tersebut, yaitu memori 0000.0400h untuk baseaddress

COM1 dan memori 0000.0402h untuk base address COM2. Setelah kita mengetahui base address-nya, kita dapat menentukan alamat register-register yang digunakan untuk komunikasi portserial ini.

Untuk konektivitas antara rangkaian pengendali dengan komputer digunakan komunikasi serial karena koneksi serial ini mempunyai keuntungan dibandingkan menggunakan komunikasi data secara paralel, yaitu :

a. Pada komunikasi dengan kabel yang panjang, masalah rugi-rugi kabel

(cable loss) tidak akan menjadi masalah yang besar daripada menggunakan kabel paralel. Port serial mentransmisikan ‟1‟ pada

level tegangan -3 Volt sampai tegangan -25 Volt dan ‟0‟ pada level tegangan +3 Volt sampai +25 Volt, sedangkan port paralel


(23)

mentransmisikan ‟0‟ pada level tegangan 0 Volt dan ‟1‟ pada level tegangan 5 Volt.

b. Dibutuhkan jumlah kabel yang lebih sedikit, bisa hanya menggunakan 3 kabel, yaitu saluran transmit Data, Recieve Data dan Ground

(konfigurasi NullModem)

Saat ini penggunaan mikrokontroler sudah dilengkapi dengan SCI (Serial Communication Interface) yang dapat digunakan untuk komunikasi dengan portserial komputer. [4]

D.Motor Servo

Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik tertutup di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor.

Gambar. 2.6 Cara Kerja Motor Servo Compensator

+ Motor gearhead

Potensiometer Decode


(24)

Karena motor DC servo merupakan alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, maka magnit permanent motor DC servo yang mengubah energi listrik ke dalam energi mekanik melalui interaksi dari dua medan magnit. Salah satu medan dihasilkan oleh magnit permanent dan yang satunya dihasilkan oleh arus yang mengalir dalam kumparan motor. Resultan dari dua medan magnit tersebut menghasilkan torsi yang membangkitkan putaran motor tersebut. Saat motor berputar, arus pada kumparan motor menghasilkan torsi yang nilainya konstan.

Secara umum terdapat 2 jenis motor servo. Yaitu :

1. motor servo standard dan motor servo Continous. Servo motor tipe standar hanya mampu berputar 180 derajat. Motor servo standar

sering dipakai pada sistim robotika misalnya untuk membuat “ Robot Arm” ( Robot Lengan ).

2. Servo motor continuous dapat berputar sebesar 360 derajat. motor servo Continous sering dipakai untuk Mobile Robot. Pada badan servo tertulis tipe servo yang bersangkutan.

Motor servo merupakan sebuah motor dc kecil yang diberi sistim gear dan

potensiometer sehingga dia dapat menempatkan “horn” servo pada posisi

yang dikehendaki. Karena motor ini menggunakan sistim close loop sehingga posisi “horn” yang dikehendaki bisa dipertahanakan. “Horn

pada servo ada dua jenis. Yaitu Horn “X” dan Horn berbentuk bulat, seperti pada Gambar 2.7


(25)

a. b.

Gambar. 2.7 a. Servo dengan Horn Bulat

b. Servo dengan horn x[5]

Gambar. 2.8 Kaki Motor Servo[5]

Pengendalian gerakan batang motor servo dapat dilakukan dengan menggunakan metode PWM. (Pulse Width Modulation). Teknik ini menggunakan sistem lebar pulsa untuk mengemudikan putaran motor. Sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor. Tampak pada gambar 9 dengan pulsa 1.5 mS pada periode selebar 2 mS maka sudut dari sumbu motor akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka akan semakin


(26)

besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan jarum jam.

Gambar. 2.9 Sinyal Pulsa Servo[5]

Untuk menggerakkan motor servo ke kanan atau ke kiri, tergantung dari nilai delay yang kita berikan. Untuk membuat servo pada posisi center, berikan pulsa 1.5ms. Untuk memutar servo ke kanan, berikan pulsa <=1.3ms, dan pulsa >= 1.7ms untuk berputar ke kiri dengan delay 20ms, seperti ilustrasi berikut:

 Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin


(27)

 Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50Hz tersebut dicapai

pada kondisi Ton duty cycle 1.5ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0° / netral).

 Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari

1.5ms, maka rotor akan berputar ke arah kiri dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut.

 Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan

lebih dari 1.5ms, maka rotor akan berputar ke arah kanan dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya

Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut. [5]

E.Pengertian Barcode

Barcode atau kode batang adalah sekumpulan data yang digambarkan dengan garis dan jarak spasi (ruang). Barcode menggunakan urutan garis batang vertikal dan jarak antar garis untuk mewakili angka atau simbol lainnya. Dengan demikian, setiap ketebalan garis batang dan jarak antara garis saru dengan yang lain selalu berbeda sesuai dengan isi data yang dikandung oleh kode batang atau barcode tersebut.


(28)

Jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1 dimensi) yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan berbentuk persegi panjang.

Gambar. 2.11 Barcode 1 dimensi[12]

Serta juga terdapat jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang datanya diwakili oleh simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar. Untuk jenis barcode matriks ini dapat memasukkan data sampai ratusan karakter dalam sebuah barcode, berbeda dengan barcode linear

yang kemampuan menyimpan datanya terbatas.

Gambar. 2.12 Barcode 2 Dimensi[12]

Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaian barcode, seperti pada daftar berikut :


(29)

Uniform Product Code (UPC) : Diguanakan untuk checkout

penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko retail.

Code 39 (Code 3 of 9) : Digunakan untuk identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan.

POSTNET : Digunakan untuk kode pos encoding di US mail.

European Article Number (EAN) : Digunakan untuk sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi negara.

Japanese Article Number (JAN) : Dhampir serupa dengan EAN, namum penggunaan jenis ini lebih banyak digunakan di Jepang.

Bookland : Bekerja berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku.

ISSN bar code : Bekerja berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS.

Code 128 : Digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak.

Interleaved 2 of 5 : Digunakan dalam industri pelayaran dan gudang.

Codabar : Digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah.

Magnetic Ink Character Recognition (MICR) : Sebuah font khusus yang digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank.

OCR-A : Format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku, untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia.


(30)

OCR-B : Digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode

versi UPC, EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39.

Maxicode : Digunakan oleh United Parcel Service.

PDF417 : Suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah portabel file data (PDF).

Gambar. 2.13 Jenis Jenis Barcode[6]

Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode scanner. Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca informasi atau data dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada mengetikkan data dan barcode scanner memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi.


(31)

Metoda Pengkodean Ada Dua Sistem yaitu: A. Binary coding (Pengkodean Biner)

Dua ukuran bar dan space digunakan untuk meng-encode-kan data. Bar

dan spasi dapat diubah ke dalam kode biner dengan mudah, yang kemudian diubah (menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII.

B. Proportional coding

Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar / space dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang dipresentasikan. Kode tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak mudah mentranslasikannya ke biner) dan diperlukan ketelitian yang lebih dalam mencetak dan men-scanning kode bar.

Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang digunakan untuk meng-encode-kan data. Contoh jenis kode bar yang menggunakan teknik encoding ini adalah USS Code 128.

Pengkodean data dalam sebuah kode bar dilakukan sebagai berikut :

Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti bahwa jika sebuah bar tidak terbaca, maka kode bar tersebut tidak akan dapat dibaca.

Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di-encoded dalam beberapa jenis kode bar lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang valid. Hal ini berarti jika ukuran dari salah satu bar/spasi salah


(32)

terbaca, maka karakter ilegal akan terbaca. Oleh karena itu, kecepatan substitusi karakter menjadi sangat rendah.

Keuntungan penggunaan barcode, antara lain adalah :

Proses Input Data lebih cepat, karena : Barcode Scanner dapat membaca atau merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual.

Proses Input Data lebih tepat, karena : Teknologi barcode mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.

Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode

mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.

Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang.

Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.

Memiliki nilai tawar lebih tinggi atau prestise serta kemampuan bersaing dengan saingan atau kompetitor akan lebih terjaga.

Jadi, kesimpulannya barcode sangat aman. Kesalahan dalam pembacaan sangat tidak mungkin.[6]


(33)

F. Barcode scanner

Barcode Scanner adalah alat yang digunakan untuk membaca kode-kode berbentuk garis-garis vertikal yang terdapat pada kebanyakan produk-produk consumer good. Penggunaan barcode scanner ini mempunyai dua keuntungan tambahan. Pertama akan memperkecil kesalahan input yang disebabkan kesalahan operator komputer atau kasir. Kedua, penggunaan

barcode scanner mempercepat proses entry data sehingga mengurangi jumlah antrian yang panjang.

Berikut ini adalah tipe-tipe barcode dengan pengelompokan berdasarkan jenis pilihan:

1. Barcode Scanner Genggam Desktop

Barcode scanner genggam atau desktop adalah jenis barcode scanner yang paling umum dijumpai. Scanner jenis ini sering dijumpai pada toko swalayan yang digunakan di kasir-kasir.


(34)

Barcode scanner ini cocok digunakan untuk jenis barang yang dalam pen-scan-an memerlukan fleksibilitas gerak tinggi. Misalnya pada toko fashion atau toko baby shop. Barcode scanner ini juga cocok digunakan di bagian backoffice dari sebuah supermarket, atau bahkan ditaruh di gudang.

2. Barcode scanner dekstop dengan stand

Tipe ini adalah sebuah barcode scanner desktop yang dilengkapi dengan duduk-an (stand). Penggunaan stand akan membuat tatanan lebih rapi. Namun untuk penggunaan yang disebutkan di atas, seperti untuk toko baju, maka penggunaan stand ini justru akan mempersulit kasir - karena setelah melakukan stand harus mengembalikan pada posisinya.


(35)

Scanner barcode jenis ini memiliki sonsor dengan fitur auto-sensing atau fitur continous scan, hal ini juga sangat membantu untuk penggunaan di minimarket. Artinya barcode scanner tetap berada di posisi pada stand-nya, kemudian barang yang didekatkan ke arah scanner, dan tanpa menekan tombol, barcode scanner akan melakukan scanning otomatis.

3. Barcode scanner omni directional

Barcode scanner jenis omni merupakan pengembangan dari

barcode scanner desktop dengan stand. Pada barcode desktop

sinar yang keluar dari barcode scanner berjumlah 1 garis. Berarti

users harus secara tepat meletakkan posisi sinar mendekati melintang (tegak lurus) dengan posisi barcode pada produk. Hal ini terkadang akan sangat menyulitkan dan membuat proses scanning berlangsung lama. Barcode scanner omni mengatasi masalah tersebut. Pada barcode scanner omni, sinar yang keluar tidak hanya satu sinar, namun banyak (biasanya sekitar 20 sinar) dengan posisi yang berbeda-beda. Saat user melewatkan barang tersebut pada posisi yang cukup dekat, barcode scanner sudah akan mengenali barang tersebut.


(36)

Gambar. 2.16 Scanner Omni Directional[7]

4. Barcode scanner in-counter

Barcode scanner ini sama dengan barcode scanner omni. Perbedaannya hanya pada peletakannya saja. Apabila barcode scanner omni diletakkan di atas meja, maka posisi sensor dari

barcode scanner diletakan didalam meja kasir dan menghadap ke atas. Hal ini dirasa membant untuk mempercepat scanning atas suatu produk.


(37)

5. Barcode scanner wirelles (RF/Bluetooth)

Saat ini permintaan customer akan kebutuhan barcode scanner

semakin meningkat. Maka dibuatlah barcode scanner wireless

baik yang menggunakan teknologi RF maupun teknologi bluetooth

tanpa kabel membuat barcode ini lebih fleksibel dan mudah dibawa dalam radius tertentu. Barcode jenis ini dapat dipakai untuk keperluan apapun, baik di supermarket, toko fashion,

backoffice, gudang, atau bahkan industri. Namun karena barcode

tipe ini masih cukup mahal harganya.

Gambar. 2.18 Scanner wirelles (RF/Bluetooth) [7]

6. Barcode scanner untuk industri

Barcode scanner industri sebenarnya bisa berupa barcode scanner desktop (umumnya tanpa stand) atau barcode scanner wireless. Yang membedakan adalah bahwa barcode ini dibuat untuk ketahanan atau reliability yang lebih bagus dengan asumsi bahwa


(38)

penggunaan di industri mempunyai risiko lebih tinggi untuk jatuh, tertindih, terkena cairan, dan sebagainya. Biasanya barcode scanner untuk industri juga dilengkapi dengan pelindung berbahan karet tebal.

Gambar. 2.19 Scanner Industri[7]

Selain klasifikasi barcode scanner berdasarkan penggunaan, tentunya masih ada klasifikasi barcode berdasarkan teknologinya, baik itu CCD, Laser Diode, Red Diode, dan lain-lain.[7]

G. Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung


(39)

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

a. Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen sistem informasi adalah sebagai berikut : 1. Blok Masukan

Blok masukan terdiri atas metode-metode dan media untuk menangkap data yang dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok model terdiri atas kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dalam basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumen yang berguna untuk tingkat manajemen dan semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan kotak alat dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, serta membantu pengendalian sistem secara keseluruhan.


(40)

5. Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Basis data tersimpan dalam perangkat keras komputer dan untuk menggunakannya diperlukan perangkat lunak untuk memanipulasi.

6. Blok Kendali

Blok kendali berguna untuk mengendalikan sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan.

b. Perangkat Pemodelan Sistem

Langkah- langkah yang dilakukan dalam perancangan sistem adalah membuat pemecahan masalah secara logika.

Alat bantu yang digunakan adalah : 1. Entity Relationship Diagram (ERD) 2. Data Context Diagram (DCD) 3. Data flow diagram (DFD)

H. Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak adalah disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Dalam tugas akhir ini akan menggunakan model pengembangan perangkat lunak modified waterfall, dikarenakan metode ini cukup sederhana dan lengkap.


(41)

Model pengembangan perangkat lunak modified waterfall melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, pengujian, dan pemeliharaan. Disebut dengan modified waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model modified waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.20 :

\

Gambar. 2.20 Metode Waterfall

Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:


(42)

a. System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk perangkat lunak. Hal ini sangat penting, mengingat perangkat lunak harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti perangkat keras, basis data, dan sebagainya. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

b. Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada perangkat lunak. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari perangkat lunak.

c. Desain Sistem. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint

perangkat lunak sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya.

d. Penulisan Kode Program/Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh

programmer.

e. Pengujian/Testing. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan perangkat lunak. Semua fungsi-fungsi perangkat lunak harus diujicobakan, agar perangkat lunak bebas dari error, dan hasilnya harus


(43)

benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

f. Pemeliharaan Program. Pemeliharaan suatu perangkat lunak diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena perangkat lunak yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada perangkat lunak tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.[8]

I. AVR Studio 4

AVR studio adalah sebuah software Integrated Development Environment

(IDE) yang dibuat oleh ATMEL untuk membuat aplikasi pemograman 8 bit pada mikrokontroller AVR. Pada dasarnya AVR studio 4 menggunakan bahasa pemograman Assembler. Bahasa Pemograman Assembler adalah bahasa tingkat rendah yang memiliki keunggulan tersendiri namun sulit untuk dipahami. Selain menggunakan bahasa pemograman Assembler, AVR Studio 4 juga dapat menggunakan bahasa C sebagai bahasa pemograman. Bahasa C adalah bahasa pemograman tingkat menengah yang lebih mudah untuk dipelajari bila dibandingkan dengan bahasa


(44)

Gambar. 2.21 Lembar Kerja AVR Studio 4

Untuk membuat program C dengan menggunakan AVR Studio 4, selain membutuhkan software AVR studio 4, programer juga membutuhkan

include file yang terdapat di dalam program WinAVR. WinAVR adalah sebuah software opensource yang dibuat untuk memprogram mikrokontroller AVR yang bekerja pada sistem operasi windows.

J. Bahasa C untuk Mikrokontroller

Pembuatan program mikrokontroler dalam bahasa tingkat-tinggi ( High-Level Language, disingkat HLL), misalnya bahasa „C‟, memungkinkan

untuk mengurangi waktu pengembangan secara signifikan jika dibandingkan dengan Bahasa Assembly. Biasanya, sebuah program yang ditulis dalam bahasa tingkat-tinggi akan lebih terstruktur dibandingkan


(45)

program yang sama yang ditulis dalam Assembly. Dengan demikian, akan lebih mudah melakukan pelacakan (debugging).

Kelemahan utama penulisan program dalam bahasa tingkat-tinggi adalah programnya menjadi lebih besar dan lambat dibandingkan jika ditulis dalam Bahasa Assembly. Bagaimanapun juga, seiring dengan jumlah baris program yang bertambah, gap ukuran antara kode yang ditulis dalam bahasa tingkat-tinggi dan yang ditulis dalam Assembly menjadi mengecil.

Untuk para pengguna AVR, titik temu (antara bahasa tingkat-tinggi dan

Assembly) kesamaan ukuran sekitar 4K. Program yang ditulis dalam bahasa tingkat-tinggi umumnya tidak akan lebih cepat dibandingkan dituliskan dalam Assembly. Jika kecepatan eksekusi pada beberapa bagian program menjadi bagian yang kritis, solusinya adalah menuliskan bagian kritis tersebut dalam Assembly, selebihnya kerangka program dan bagian-bagian yang tidak kritis dalam bahasa tingkat-tinggi

Pemrograman Bahasa C untuk mikrokontroler sudah umum digunakan. Berikut kerangka listing program bahasa C untuk memprogram mikrokontroller:

#include < [library1.h] > // Opsional*

#include < [library2.h] > // Opsional #define [nama1] [nilai] ; // Opsional #define [nama2] [nilai] ; // Opsional [global variables] // Opsional

[functions` prototype] // Opsional


(46)

{ [Deklarasi local variable/constant] [Isi Program Utama] }

Perlu diperhatikan dalam pemrograman C, Pendeklarasian library harus ada sesuai dengan kode program yang digunakan.[9]

K. Bahasa Pemrogram VB.NET (Visual Basic)

Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak diatas sistem .NET Framework dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan ini, para programmer dapat membangun aplikasi Windows Forms, aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line. Program ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET.

Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework. Banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft antara Visual Basic Clasic dengan Visual Basic .NET, dan Visual Basic .NET ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.[10]


(47)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik ElektroFebruari 2013 hingga Oktober 2013.

B. Tahap – Tahap Pelaksanaan Tugas Akhir

Dalam penyelesaian Tugas AkhirModelSistem Kendali Pintu Otomatis Menggunakan Barcode ini menggunakan langkah kerja yang dijelaskan sebagai berikut :

1. System Information engineeringdanAnalysis a. Analisis Kebutuhan

Seperti yang sudah diketahui bahwa sistem yang ada sekarang belum berjalan maksimal untuk menciptakan ketertiban di laboratorium.Untuk itu perlu dirancang sebuahModel Sistem Kendali Pintu Otomatis yang digunakan sebagai modeluntuk memudahkan proses penertiban sekaligus menciptakan keamanan. Setelah melakukan studi, didapatkan kebutuhan-kebutuhan yang harus disediakan oleh sistem yakni :


(48)

a. Penyimpanan data mahasiswa harus berupa data elektronik, ini diperlukan untuk kemudahan pengolahan dan penyimpanan data kehadiranmahasiswa. b. Setiap mahasiswa yang mempunyai izin harus mempunyai kartu khusus, dalam hal ini menggunakan kartu tanda mahasiswa yang memiliki

barcodeuntuk merepresentasikan nomor identitas mahasiswa.

c. Menggunakan PC sebagai pengendali utama dibantu dengan mikrokontroler sebagaipengendali motor servo untuk buka tutup pintu. d. Komunikasi antara perangkat keras dan perangkat lunak menggunakan

koneksi serial, dengan pertimbangan lebih murah dan mudah.

e. Untuk menyimpan data, perlu dibuatkan database yang berisi identitas mahasiswa dan data Laporan yang berisikehadiranmahasiswa.

f. Antarmuka pengguna yang dibuat harus mampu menjaga keamanan sistem.

g. Antarmuka pengguna harus menyediakan menu untuk mengisi data mahasiswa.

2. Requirement Analysis

Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatanModelKendali Pintu Otomatis Menggunakan Barcode ini dibagi menjadi perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) sebagai berikut:


(49)

Perangkat keras yang digunakan, yaitu :

1. Personal Computer (PC) sebagai pengendali utama. 2. Mikrokontroler Atmega 8535 sebagai pengendali motor.

3. Modul Scanner BarcodeAxopos BS 1200 untuk membaca barcode. 4. Project Board sebagai sarana uji coba rangkaian.

5. Downloader.

6. Motor Servo untuk menggerakkan pintu.

7. IC MAX232 untuk mengkonversi dari TTL ke RS232. 8. Tripleksebagai rangka sistem.

9. Komponen-komponen elektronika lain seperti resistor, serta kabel penghubung secukupnya.

Sedangkan untuk perangkat lunaknya yaitu :

1. Ms. Visual Studio 2010 berguna untuk editor program dan antarmuka.

2. AVR Studio 4 berguna sebagai editor dan compiler bahasa C untuk mikrokontroler.

3. Proteus 7.6 untuk mensimulasikan rancangan masing-masing blok. 4. Microsoft Acess sebagai penyimpan tabel data mahasiswa, laporan

dan transaksi.

3. Desain Sistem

a. Perancangan Blok Diagram Sistem

Perancangan blok diagram dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah realisasi sistem yang akan dibuat.


(50)

Gambar.3.1 Blok Diagram Sistem Kendali Pintu

Perancangan blok dimulai dari mahasiswa pemegang kartu yang telah di validasi setelah memiliki surat izin dari jurusan, kemudian mahasiswa tersebut diwajibkan melakukan scaning kartu identitas terlebih dahulu pada barcode scannersebelum masuk ke laboratorium. Pada scanner akan dibaca kode yang terkandung pada garis garis bar dikartu yang kemudian dikirimkan ke

database. Setelah proses scanning dilakukan oleh scanner maka sinyal tersebut dikirimkan ke komputer yang bertindak sebagai server pusat sekaligus pengendali utama. Pada komputer server seluruhdata dari mahasiswa yang memiliki izin tersimpan. Kemudian apabilakode barcode cocok dengan

database yang ada maka kemudian komputer akan meneruskan perintah ke mikrokontroler untuk eksekusi selanjutnya. Komunikasi dari komputer ke mikrokontroler menggunakan serial RS232 agar keduanya dapat saling berkomunikasi. Setelah mikrokontroler mendapat perintah eksekusi untuk membuka pintu maka motor akan berputar untuk membuka pintu.

Kartu Scanner/

Sensor

Personal Computer

RS232

Mikrokontroler Motor


(51)

b. Rancangan Model Sistem Kendali Pintu

Model Sistem Pintu dibuat dengan skala 1 : 7,5 dengan menggunakan material bahan triplek. Berikut adalah keterangan gambar diatas :

No Keterangan No Keterengan

1 Scanner/Sensor : Sensor ini berfungsi sebagai scanner dari kartu agar dapat dibaca dan dicocokan dengan database.

4 Engsel: Engsel pintu digunakan sebagai roda agar pintu dapat bergerak, ditambah dengan pushroot yang tersambung ke servo. 2 LCD sebagai indikator keberhasilan setelah

kartu berhasil dibaca oleh scanner.

5 Mikrokontroler :Minimum mikrokontroler

difungsikansebagaipengendali dari motor servo untuk berputar.

3 Motor Servo 1 : Motor servo ini

berfungsi sebagai penggerak pintu secara otomatis setelah diberikan sinyal pulsa.

Gambar.3.2Rancangan Material ModelSistem Kendali Pintu 1

2

3

5


(52)

c. Rancangan Pengendali Motor Servo

Keluaran dari komputer server kemudian menjadi masukan untuk mikrokontroller Atmega8535 untuk eksekusi buka tutup pintu menggunakan motor servo. Motor servo yang digunakan adalah mikro servo jenis Turnigy TG9e yang mempunyai torsi sebesar 1.5kg. rangkaian schematic pengendali servo dapat dilihat pada Gambar.3.3 berikut :

Gambar.3.3 Diagram Skematik Rangkaian Pengendali Servo

d. Rancangan Komunikasi Serial

Untuk menghubungkan dari mikrokontroler ke komputer digunakan kabel serial(konektor DB9).Konektor DB9 memiliki 9 buah pin, tidak semua pin-pin nya digunakan tetapi hanya tiga buah pin-pin saja yaitu pin-pin 2 sebagai Receiver Data(RXD), pin3 sebagai Transmitter Data(TXD) dan pin 5 sebagai ground.


(53)

Untuk komunikasi dengan komputer secara serial output yang keluar adalah level RS232 untuk itu mikrokontroler memerlukan sebuah piranti yang berfungsi sebagai pengubah level tegangan.RS232 menggunakan level atau karakteristik elektrik yang berbeda dengan level TTL. RS232 bekerja pada level tegangan +3 s/d +25 Volt untuk space (logic 0) dan -3 s/d -25 Volt untuk mark (logic 1). Sedangkan TTL bekerja pada level tegangan -5 s/d +5 Volt. Piranti tambahan yang digunakan adalah IC MAX232. Pada dasarnya IC ini hanya digunakan sebagai pengubah level tegangan ke level Transistor Transistor Logic (TTL), tidak berfungsi sebagai pengkodean sinyal yang melewati RS232, dan juga tidak mengkonversikan data serial ke parallel. Pin yang digunakan pada IC MAX232 yakni :

1. TXD dan RXD ( pin 11 dan 12 ) adalah terhubung pada TX dan RX mikrokontroller (pin 14 dan 15 ) untuk transmit dan receive data. 2. Pin 15 pada IC MAX232 dihubungkan ke ground untuk pentanahan. 3. Pin 16 pada IC MAX232 dihubungkan ke VCC sebagai sumber

tegangan.

4. Pin 13 (R1) dan Pin 14 (T1) dihubungkan ke pin 2 dan 3 pada konektor DB9 untuk transmit dan receive data.

Dalam pembuatan rangkaian, IC MAX232 memerlukan beberapa kapasitor. Kapasitor yang digunakan sebesar 10μF dengan tegangan 16 Volt pada beberapa kaki pin. IC ini memerlukan input +5 Volt.


(54)

Gambar.3.4Rangkaian Pengubah Level Tegangan

Gambar.3.4 menjelaskan cara mengkoneksikan IC MAX 232 dan tabel 3 menjelaskan fungsi dari masing-masing pin-nya. Ada 4 kapasitor yang digunakan dalam rangkaian ini yaitu pada pin 1 (+) dengan pin 3 (-), pin 4 (+) dengan pin 5 (), pin 2 (+) dengan Vcc (). Untuk pin 6, karena bertegangan -10 Volt maka terhubung dengan kaki kapasitor (-) sedangkan Ground (+). Tabel 3 dibawah ini menjelaskan konfigurasi pin IC MAX232.

Tabel 3.1Konfigurasi Pin IC MAX 232

No Name Purpose Signal Votage

1 C1+ + Connector for Capacitor C1 Capacitor should stand at least 16V

2 V+ Output of voltage pump + 10V

3 C1- - Connector for Capacitor C1 Capacitor should stand at least 16V

4 C2+ + Connector for Capacitor C2 Capacitor should stand at least 16V

5 C2- - Connector for Capacitor C2 Capacitor should stand at least 16V

6 V- Output of voltage pump/inverter - 10V

7 T2-out Driver 2 output RS-232

8 R2-in Receiver 2 input RS-232


(55)

10 T2in Driver 2 input TTL

11 T1in Driver 1 input TTL

12 R1out Receiver 1 output TTL

13 R1in Receiver 1 input RS-232

14 T1out Driver 1 output RS-232

15 GND Ground 0V

16 VCC Power Supply 5V

e. Rancangan Jenis Barcode

Pada percobaan ini digunakan barcode jenis code39 yaitu satu karakter dalam

code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih)yang disusun bergantian antara bar dan spasi. 3 dari 9 elementersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya olehkarenanya kode ini biasa disebut juga dengan code 39, 3 elemen yanglebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yanglebar mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.

Contoh digunakan 3karakter dalam sebuah kartu barcode. Contohbarcode

dengan 3 karakter dapat dilihat pada Gambar.3.5


(56)

f. Rancangan Kartu

Dalam sistem kendali pintu dibutuhkan sebuah kartu tanda pengenal agar pintu dapat terbuka, pada sistem ini tanda pengenal yang digunakan adalah kartu tanda mahasiswa (KTM). Dipilihnya kartu mahasiswa karena pada kartu telah terdapat label barcode beserta angka yang dapat dibaca oleh

scanner. Selain itu pada kartu tanda mahasiswa sudah dilengkapi dengan keterangan nama, npm, serta jurusan maka sudah cukup lengkap untuk digunakan sebagai tanda pengenal. Contoh kartu tanda mahasiswa (KTM) seperti padaGambar.3.6.

Gambar.3.6 Gambar Desain Kartu

g. Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibuat adalah perangkat lunak antar muka ke sistem untuk kemudahan administrasi dan penyimpanan data. Proses perancangan perangkat lunak yang akan digunakan terlebih dahulu mencari kebutuhan dari masing-masing entitas yang akan berinteraksi dengan sistem. Gambar 28 merupakan Data Context Diagram(DCD) Sistem Kendali Pintu Otomatis.


(57)

Gambar.3.7Data Context Diagram (DCD) Sistem Kendali Pintu Otomatis

Dari Gambar.3.7 diatas dapat dijelaskan bahwa interaksi mahasiswa kepada Sistem hanya untuk menyorotkan kartu identitas dan memperoleh indikator apakah kartu bisa dibaca atau tidak. Sedangkan administratorbisa melakukan semua interaksi kepada sistem. Pertama untuk bisa melihat data dan atau untuk melakukan proses administrasi harus melakukan authentikasi terlebih dahulu. Hal ini untuk mengantisipasi pihak yang tidak bertanggung jawab untukmengakses data di komputer. Setelah proses authentikasi sukses, administrator atau server bisa melakukan administrasi lewat menu yang disiapkan antara lain untuk memasukkan master data mahasiswa dan menu laporan kehadiran atau aktifitas mahasiswa. Aliran data dan prosesnya lebih rinci disajikan oleh Data Flow Diagram (DFD) Level 1 seperti pada Gambar.3.8 berikut :

Tampilan Data Master Tampilan Data Aktifitas

Indikator

Administrator Sistem

Kendali Pintu Mahasiswa

Id Kartu

Authentikasi Data Master Mahasiswa Data Keluar Masuk Laboratorium


(58)

4. Memverivikasi Data ID Mahasiswa Master Data

3. Proses Data Mahasiswa ID Mahasiswa 2. Server/ administrator 5. Proses Buka Pintu 1. Authentikasi ke Scanner 6. Laporan Mahasiswa Kode ID Accept/Reject Cocok/Tidak

Eksesekusi Ke Mikro

Tampilan Data Master

Tampilan Buka Pintu

Users

ID Barcode

Permintaan Laporan Simpan Data

Ambil Data

Gambar.3.8Data Flow Diagram (DFD) Sistem Kendali Pintu Otomatis

Dari Gambar.3.8 bisa didapatkan informasi mengenai proses dan aliran data pada sistem. Mahasiswa akan memasukkan kartu identitas pada perangkat sensor atau scanner, kemudian akan dilakukan proses pembacaan kartu sehingga didapatkan kode ID kartu pengenal tersebut. Kode barcode

kemudian akan dilakukan verifikasi oleh sistem, proses ini akan membaca

databasepada tabel Data Mahasiswa. Proses ini akan menghasilkan keputusan kartu tersebut terdaftar atau tidak, jika nomor kartu terdaftar di databasemaka proses ini akan dilanjutkan ke mikrokontroler untuk perintah membuka pintu. Jika tidak terdaftar maka proses tidak akan dilanjutkan ke mikrokontroler.

Untuk memasukkan identitas mahasiswa (Barcode, NPM, Nama, No Telpon, Konsentrasi), administrator bisa melakukannya dengan melakukan proses


(59)

input dimenu Data mahasiswa. Proses ini akan melakukan updatedatabase

pada Tabel Mahasiswa, tabel ini yang akan digunakan sebagai tabel pembanding. Untuk melakukan pencatatan aktifitas kehadiran mahasiswa maka administrator harus mengaktifkan proses cek kode. Proses ini akan mengaktifkan antarmuka untuk pencatatan kehadiranmahasiswa (tanggal dan jam masuk), kemudian menampilkannya kepada administrator dengan membaca database pada tabel Transaksi. Selanjutnya untuk dapat memperoleh laporan mahasiswa yang masuk ke laboratorium, administrator harus menjalankan proses Laporan. Proses ini akan membaca database tabel transaksi dan menampilkan laporan berdasarkan tanggal.

Dalam pengerjaan sistem ini perangkat lunak yang dipakai menggunakan Microsoft Visual Studio dengan bahasa pemrograman Visual Basic .NET. Visual Basic .NET dipilih karena kemudahannya dalam membuat antar muka dan laporan serta kemudahan dalam antar muka dengan perangkat keras. Dalam pembuatan sistem ini perangkat lunak yang digunakan untuk membuat

database adalah Microsoft Acess 2007.

Databasediperlukan untuk menampung data – data yang diperlukan sistem atau data yang akan diolah oleh sistem. Database yang diperlukan dalam program ini dirancang hanya satu buah yang disebut sebagai dbMahasiswa. Dalam dbmahasiswa nantinya diperlukan tiga buah tabel dengan masing-masing field yang akan berisi data yang harus disimpan. Tabel dan field yang dibutuhkan antara lain :


(60)

Tabel.3.2Data Mahasiswa

ID Barcode NPM Nama No Telpon

Jurusan

Tabel.3.2 diatas digunakan untuk menampung data awal Mahasiswa yang mendapat izin melakukan aktifitas diluar waktu jam kerja.

Tabel.3.3Data Pengguna

No Nama Username Pasword Akses

Tabel. 3.3diatas digunakan untuk data Pengguna dan memilih siapa yang menjadi administrator atau menjadi users biasa.

Tabel. 3.4Laporan Mahasiswa

No NPM Nama Waktu

Tabel. 3.4 diatas digunakan untuk menampung data proses kehadiran mahasiswa pada laboratorium

4.Pengujian Alat

A. Pengujian subsistem rangkaian

Pengujian rangkaian subsistem ini dilakukan untuk menguji kinerja masing-masing subsistem yang akan diintegrasikan.


(61)

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa scanner berfungsi dengan baik, yaitu dapat membaca barcodeyang telah dibuat secara benar. Scanner yang digunakan menggunakan modul Scanner

Axopos BS 12, selain harga yang tidak terlalu mahal scanner jenis ini merupakan termasuk jenis scanner yang memiliki tingkat pembacaan yang baik serta memiliki kelebihan kelebihan dibanding scanner yang lain.

Berikut spesifikasi dari modul scanner barcodeAxopos BS 12:

1. Power Supply : 5V DC

2. Interface : USB

3. Waktu Pembacaan : 120 scan/detik

4. Sumber Cahaya : Dioda Laser

5. Resolusi Auto Sensing : 0.3mm 6. Ambient Light Rejection : -

7. Dimensi : 10.5 x 7 x 13.5 mm

8. Jarak Pembacaan : 50 mm

Proses pengujian dilakukan dengan menscann barcode yang telah dibuat kemudian output hasil scan akan dilihat menggunakan aplikasinotepad.

2. Pengujian Pengendali Motor

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan pengendali motor dalam hal ini mikrokontroller Atmega8535 berkerja dengan baik. Proses pengujian dilakukan dengan mendownload program ke mikrokontroler


(62)

dan memasang motor servo. Indikator program dapat berjalan dengan baikapabila motor servo dapat berputar sesuai dengan program yang dibuat.

3. Pengujian port serial

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah PC (Personal Computer) bisa berkomunikasi dengan mikrokontrolermenggunakan komunikasi serial. Proses pengujian dilakukan dengan perangkat lunak Hyper Terminal.

4. Pengujian program antarmuka dan Database

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah program Visual Basic. Net bisa membaca data kode barcodeyang diterima dari scanner dan mencocokkan serta meyimpan perubahan pada database serta menguji komunikasi antara komputer dengan mikrokontroler.

B. Pengujian Keseluruhan Sistem

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui integrasi semua subsistem apakah sudah berhasil atau tidak dengan menjalankan semua sistem yang telah dirangkai dan diprogram. Nantinya dalam pengujian model ini akan dibuatkan sebanyak 9 buah kartu yang sudah divalidasi dan 2 kartu yang belum dilvalidasi. Kemudian akan dilihat bagaimna output dari kelima kartu tersebut dengan cara menscan kartu ke scanner barcode.


(63)

C. Analisis dan simpulan, serta pembuatan laporan.

Setelah melakukan semua tahapan, tahapan paling akhir yakni membuat analisis dan simpulan dari penelitian dan percobaan yang dibuat serta membuatnya dalam sebuah laporan


(64)

START

Scan Kartu

ID Succes

Buka Pintu

Laporan

End

Tidak

YA


(65)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari serangkaian penelitian, pengujian, dan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Sistem Pintu Otomatis Mengggunakan Barcode Berbasis PC (Personal Computer) berhasil dibuat dengan bahasa pemrograman visual basic .Net sebagai antarmuka sistem dan untuk pengendali motor servo dilakukan dengan menambahkan mikrokontroler yang menggunakan bahasa pemrograman AVR Studio 4.

2. Pengujian respon time didapatkan nilai standar deviasi untuk scanner adalah x = 9.07 ± 0.35 dan galat standar nya adalah senilai 0.117 atau 11.7 %. Sedangkan untuk push button didapatkan nilai deviasi sebesar x = 6.07 ± 0.245 dan galat standar pada push button sebesar 0.24 atau 24.5 %. Hal ini berarti secara keseluruhan model sistem kendali pintu otomatis memiliki

respon time yang baik dan tingkat keakuratan yang baik.

3. Setelah melakukan pengujian, Model Pintu Otomatis ini dapat memasukkan data mahasiswa yang melakukan scanning dan perangkat lunak


(66)

menyesuaikan dengan data mahasiswa yang sesuai dengan data yang ada di

database. Data absensi yang direkam meliputi jam masuk, tanggal masuk. 4. Setelah dilakukan pengujian sistem pintu otomatis dapat disimpulkan bahwa

barcode bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sistem otomasi dan juga proses identifikasi lainnya.

5. Perangkat ini dapat menjadi model untuk jurusan sebagai langkah untuk mengatasi masalah penertiban mahasiswa yang melakukan kegiatan di luar jam kerja.

6. Sistem yang dibuat masih terdapat beberapa kendala, seperti kartu dengan label barcode yang sudah rusak, hal ini mengakibatkan proses scanning

sedikit memakan waktu.

B. Saran

Untuk memberikan masukan dan memudahkan dalam penelitian berikutnya berikut ini merupakan saran-saran yang perlu diperhatikan:

1. Mengaplikasikan model pintu secara otomatis di laboratorium teknik elektro UNILA agar permasalahan tentang penertiban mahasiswa dapat teratasi. 2. Menambah sensor kamer agar dapat diketahui berapa jumlah mahasiswa yang

masuk ke laboratorium ketika sekali scan agar tidak terjadi lagi adanya kecurangan bagi mahasiswa yang tidak memiliki kartu.


(67)

3. Memberikan suatu jaringan komunikasi antara komputer server dengan komputer di jurusan agar jurusan dan komputer server bisa berkomunikasi sehingga pihak jurusan dapat langsung melihat laporan tanpa harus menghubungi administrator terlebih dahulu.

4. Pada penelitian ini model barcode masih menggunakan model barcode 1 dimensi diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan model atau tipe

barcode yang lain seperti tipe barcode dua dimensi atau 3 dimensi, agar proses identifkasi semakin bervariatif.


(68)

[1] Hatta Muttaqin, Ismail, Risnandar, 2012, Modul Pengiriman Data Untuk Pemindai Barcode Nirkabel, Bandung: Politeknik Telkom

[2] Permana Budi, 2012, Dasar-dasar Pemrograman Visual Studio. [3] Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535 dan

Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung: Penerbit Informatika.

[4] Bhakti Dinar, 2012, Rancang Bangun Bangun Mesin Kehadiran, Bandar Lampung: Unila

[5] AkbarulHuda, 2013, Mengenal Motor servo,

http://akbarulhuda.wordpress.com/2010/04/01/mengenal motor servo/ diupload tanggal 01 April 2010

[6] Irigomi, Sejarah dan Manfaaat Penggunaaan dan Pengertian Barcode, http://irigomi.com/sejarah manfaat penggunaan dan pengertian barcodebarcodekode batang.html. diupload 11 Oktober 2011 [7] Dikatj1, 2011, Macam Macam Jenis Barcode Scanner,

http://diikatkj1.blogspot.com/2011/01/macam macam jenis barcode scanner untuk.html. diupload tanggal 21 Januari 2011

[8] Mardiana. 2006. Bahan Ajar Rekayasa Perangkat Lunak. Bandar Lampung : Unila

[9] Heryanto, M. Ary and Adi P, Wisnu. 2008. Pemrograman Bahasa C untuk MikrokontrolerATMEGA8535. Yogyakarta: Penerbit Andi. [10] http://id.wikipedia.org/wiki/Visual Basic .NET diupload 05 April 2013 [11] Dk.Clipart.co.uk, Subject Design Tecnology,

http://www.clipart.dk.co.uk/733/subject/Design Technology Barcode

[12] Idwholesaler, Learning Dictionary,

http://www.idwholesaler.com/learning center/dictionary/main.htm diupload tanggal 18 Maret 2013


(1)

Setelah melakukan semua tahapan, tahapan paling akhir yakni membuat analisis dan simpulan dari penelitian dan percobaan yang dibuat serta membuatnya dalam sebuah laporan


(2)

56

START

Scan Kartu

ID Succes

Buka Pintu

Laporan

End

Tidak

YA


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari serangkaian penelitian, pengujian, dan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Sistem Pintu Otomatis Mengggunakan Barcode Berbasis PC (Personal Computer) berhasil dibuat dengan bahasa pemrograman visual basic .Net sebagai antarmuka sistem dan untuk pengendali motor servo dilakukan dengan menambahkan mikrokontroler yang menggunakan bahasa pemrograman AVR Studio 4.

2. Pengujian respon time didapatkan nilai standar deviasi untuk scanner adalah x = 9.07 ± 0.35 dan galat standar nya adalah senilai 0.117 atau 11.7 %. Sedangkan untuk push button didapatkan nilai deviasi sebesar x = 6.07 ± 0.245 dan galat standar pada push button sebesar 0.24 atau 24.5 %. Hal ini berarti secara keseluruhan model sistem kendali pintu otomatis memiliki respon time yang baik dan tingkat keakuratan yang baik.

3. Setelah melakukan pengujian, Model Pintu Otomatis ini dapat memasukkan data mahasiswa yang melakukan scanning dan perangkat lunak


(4)

98

menyesuaikan dengan data mahasiswa yang sesuai dengan data yang ada di database. Data absensi yang direkam meliputi jam masuk, tanggal masuk. 4. Setelah dilakukan pengujian sistem pintu otomatis dapat disimpulkan bahwa

barcode bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sistem otomasi dan juga proses identifikasi lainnya.

5. Perangkat ini dapat menjadi model untuk jurusan sebagai langkah untuk mengatasi masalah penertiban mahasiswa yang melakukan kegiatan di luar jam kerja.

6. Sistem yang dibuat masih terdapat beberapa kendala, seperti kartu dengan label barcode yang sudah rusak, hal ini mengakibatkan proses scanning sedikit memakan waktu.

B. Saran

Untuk memberikan masukan dan memudahkan dalam penelitian berikutnya berikut ini merupakan saran-saran yang perlu diperhatikan:

1. Mengaplikasikan model pintu secara otomatis di laboratorium teknik elektro UNILA agar permasalahan tentang penertiban mahasiswa dapat teratasi. 2. Menambah sensor kamer agar dapat diketahui berapa jumlah mahasiswa yang

masuk ke laboratorium ketika sekali scan agar tidak terjadi lagi adanya kecurangan bagi mahasiswa yang tidak memiliki kartu.


(5)

komputer di jurusan agar jurusan dan komputer server bisa berkomunikasi sehingga pihak jurusan dapat langsung melihat laporan tanpa harus menghubungi administrator terlebih dahulu.

4. Pada penelitian ini model barcode masih menggunakan model barcode 1 dimensi diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan model atau tipe barcode yang lain seperti tipe barcode dua dimensi atau 3 dimensi, agar proses identifkasi semakin bervariatif.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hatta Muttaqin, Ismail, Risnandar, 2012, Modul Pengiriman Data Untuk Pemindai Barcode Nirkabel, Bandung: Politeknik Telkom

[2] Permana Budi, 2012, Dasar-dasar Pemrograman Visual Studio. [3] Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535 dan

Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung:

Penerbit Informatika.

[4] Bhakti Dinar, 2012, Rancang Bangun Bangun Mesin Kehadiran, Bandar Lampung: Unila

[5] AkbarulHuda, 2013, Mengenal Motor servo,

http://akbarulhuda.wordpress.com/2010/04/01/mengenal motor servo/ diupload tanggal 01 April 2010

[6] Irigomi, Sejarah dan Manfaaat Penggunaaan dan Pengertian Barcode, http://irigomi.com/sejarah manfaat penggunaan dan pengertian barcodebarcodekode batang.html. diupload 11 Oktober 2011 [7] Dikatj1, 2011, Macam Macam Jenis Barcode Scanner,

http://diikatkj1.blogspot.com/2011/01/macam macam jenis barcode scanner untuk.html. diupload tanggal 21 Januari 2011

[8] Mardiana. 2006. Bahan Ajar Rekayasa Perangkat Lunak. Bandar Lampung : Unila

[9] Heryanto, M. Ary and Adi P, Wisnu. 2008. Pemrograman Bahasa C

untuk MikrokontrolerATMEGA8535. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[10] http://id.wikipedia.org/wiki/Visual Basic .NET diupload 05 April 2013 [11] Dk.Clipart.co.uk, Subject Design Tecnology,

http://www.clipart.dk.co.uk/733/subject/Design Technology Barcode

[12] Idwholesaler, Learning Dictionary,

http://www.idwholesaler.com/learning center/dictionary/main.htm diupload tanggal 18 Maret 2013