anggotanya dalam mencapai kebutuhan, 3. Hubungan-hubungan yang bersifat take and give
, 4. Usaha-usaha yang dilakukan bersama misalnya mengerjakan lahan perkebunan atau lahan pertanian, arisan-arisan, keseluruhan itu untuk mencapai tujuan bersama dan
tujuan setiap individu.
5.3.3. Proses Pelembagaan po sintuwu dalam prespektif Peters
Dalam Peters 2006: 18 suatu nilai dikatakan melembaga jika 1 dihayati bersama-sama, 2 tetap stabil 3 mempengaruhi perilaku dan 4 terjadi interaksi
elaborasi nilai. Sehubungan dengan analisis pelembagaan po sintuwu dalam sub bab ini akan dijelaskan berdasarkan data penelitian:
Pertama, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, dasar penghayatan nilai po sintuwu
terletak pada konsep sombori. Karena sombori dipandang sebagai unit terkecil dalama sistem kelompok didalam Masyarakat Pamona yang menciptakan, memelihara
dan mengembangkan nilai po sintuwu seperti terlihat pada gambar 5. Pada gambar
tersebut mesale dianggap sebagai produk nyata dari prinsip nilai po sintuwu yang
abstrak. Pernyataan ini diperkuat oleh pandangan Bapak Ito sebagai ketua adat setempat.
Menurutnya agar dapat bertahan hidup tu’wu orang-orang kemudian bersatu sin’tuwu
dalam ikatan sombori, agar ikatan sombori tetap kuat maka mereka kemudian memproduksi suatu nilai yang mempersatukan yakni nilai po sintuwu. Adapun tindakan
nyata dari po sintuwu mo’sin’tuwu itu dikenal dengan istilah mesale. Ketika sombori-
sombori berkembang menjadi sebuah pemukiman prinsip-prinsip dalam nilai po sintuwu
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
inilah yang dipakai dalam setiap kegiatan interaksi baik antara individu dengan individu, maupun antara individu dengan kelompoknya.
Kedua, dalam pemahaman Masyarakat Pamona nilai po sintuwu dijabarkan dalam tiga
3
konsep namun ketiga konsep ini merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan yaitu tuwu malinuwu atau hidup dalam kedamaian,tuwu siwagi atau hidup saling
menopang dan sintuwu maroso hidup dalam persatuan yang kokoh. Dengan mengacu pada 3 penjabaran po sintuwu maka kebiasaan mesale dalam prespektif penulis masih
tetap pada hakikatnya. Karena perubahan praktek dari nilai po sintuwu dalam tindakan mesale
yang bersifat kaku menjadi fleksibel adalah wujud penyesuaian nilai po sintuwu sebagai dasar atau pedoman Masyarakat Pamona. Penyesuaian-penyesuaian inilah yang
dianggap sebagai gambaran perilaku kolektif Masyarakat Pamona, bukanlah perilaku yang stabil tetapi mudah berubah untuk menjaga keberlangsungan dari eksistensi mereka.
Meskipun perubahan-perubahan terjadi, tetapi nilai po sintuwu sebagai dasar tetap melandasi perilaku kolektif masyarakat hanya saja perubahan yang dimaksudkan terletak
pada konteks hubungannya yang semula tanpa adanya pertimbagan rasional berubah menjadi konteks hubungan dengan pertimbangan rasional misalnya digunakannya alat-
alat teknologi pertanian. Ketiga, kebiasaan dan perilaku yang dipaparkan pada point ke dua, dapat dilihat
dalam tindakan-tindakan sehari-hari misalnya dibidang pertanian, dari data penelitian pada
tabel kelompok
mesale ,
tampak terjadi
penyesuaian-penyesuaian akibat
3
Diera-era pasca p eran g antar suku anak-anak suku atau d engan suku lain ketiga slo gan ini m enjadi jargon politik untuk m emp ersatuhkan M asyarakat Pamona.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
pertambahan penduduk dalam sebuah pemukiman dan meningkatnya jenis-jenis pekerjaan dibidang pertanian yang tidak hanya terkonsentrasi di ladang. Adanya
mekanisasi pertanian menyebabkan perubahan pada cara kerja kelompok dalam mengolah tanah. Tradisi ini disebut mesale pada Masyarakat Pamona dimana semula
dibutuhkan 15 – 20 orang kini hanya butuh 2-3 orang dikarenakan penggunaan teknologi pertaniaan seperti mesin tractor
Berkaitan dengan mekanisasi pertaniaan bahwa penggunaan teknologi mengubah tradisi yang semula dilakukan secara kolektif menjadi kegiatan yang sepenuhnya
tergantung pada kepemilikan modal dalam hal ini teknologi pupuk dan obat-obatan. Meskipun teknik ini umumnya dipakai oleh petani akan tetapi pada kondisi
tertentu misalnya ketika banjir atau kondisi lahan tanam lumpurnya dalam, mereka menggunakan sistim tanam manual dengan melibatkan 10-15 orang
4
.
Gambar 6: Tradisi mesale dalam bidang pertanian dan kepemilikan modal tractor, pupuk, obat obatan
4
Contoh lain d iluar kegiatan p ertanian sangat t ampak pu la dilih at pada kegiatan padungku pengucapan sukur hasil panen acara duka mo taumate acara pesta m eta’a atau mompaw awa
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Gambar 6 diatas menjelaskan perubahan konteks nilai po sintuwu yang sebelumnya merupakan tradisi atau kebiasaan hidup saling membutuhkan dengan orang
lain tanpa aspek ketergantungan terhadap kepemilikan modal dalam hal ini teknologi pertanian, berubah menjadi pola hubungan dalam tradisi atau kebiasaan hidup yang
tergantung dengan orang lain, pada kapasitasnya sebagai pemilik modal pertanian, misalnya tractor, pupuk dan obat obatan. Dalam kapasitas ini maka kelompok simpan
pinjam dapat dikatakan sebagai komunitas yang dibentuk oleh orang-orang yang memiliki modal-modal pertanian antara lain tanah dan teknologi. Akan tetapi KSP
dibentuk tidak mengarustamakan nilai-nilai po sintuwu yang tidak dilakukan ketika seseorang memiliki kelebihan tertentu.
Kondisi ini sengaja dibangun karena nilai po sintuwu yang tadinya abstrak dan hanya dapat dilihat melalui aktifitas mesale dinyatakan secara real dalam bentuk buku po
sintuwu . Keberadaan buku po sintuwu
5
menyebabkan seorang aktor yang telah menjadi bagian dari buku po sintuwunya secara moral memiliki tanggungjawab sosial untuk
berpartisipasi dalam keanggotaanya. Jika aktor tersebut melalaikan tugasnya maka resiko sangsi sosial Social punishment sebagai bagian dari kondisi reward and punishment
akan selalu membayanginya. Ini jelas terlihat pada wawancara dengan Bapak Bou.
6
Dalam wawancara tersebut tampak jelas terlihat kuatnya hubungan personal timbal-balik antara individu yang satu dengan individu yang lain seperti pada kutipan berikut ini “
5
M asyarakat Pamona b iasanya m encatat ket erlibatan seseorang dalam kegiatan tert entu. Buku itu b erisi iden tit as dari p elaku seseorang yang ikut dalam kegiatan t ert en tu ialah nam a dan marga.
6
Lihat lam piran wawan cara ke 4, 14 januari 2012
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Mesale itu seperti ini, hari ini kau penulis memanggil saya, saya datang. Besok jika
saya panggil kamu, ya kamu harus datang.” Kuatnya hubungan individu ini kemudian diturukan ke anak-anaknya dan begitu
seterusnya. Bahkan secara mendetail pada wawancara dengan Bapak Buloko
7
, Dijelaskan bahwa sebenarnya po sintuwu itu dapat dilihat sebagai jaminan sosial, sebagai
contoh “Ayahmu sebelum kamu dilahirkan sudah rajin ber po sintuwu nah, ketika kamu sekarang sudah dewasa dan membutuhkan bantuan, setidaknya tetanggamu akan datang
menolongmu. Bukan semata-mata melihat kamu kesusahan, akan tetapi mereka datang karena mengingat jasa dari ayahmu kepada mereka dahulu”
Keempat, dalam kaitannya dengan elaborasi nilai-nilai tampaknya perkembangan elaborasi tersebut sudah mulai terlihat sekitar tahun 80an, ketika Masyarakat Pamona
khususnya masyarakat di Desa Tonusu diperkenalkan dengan produk-produk baru diluar kebutuhan dasar mereka seperti jenis-jenis kebutuhan rumah, pertanian dan gaya hidup.
Adapun contoh-contoh elaborasi nilai dijabarkan sebagai berikut: 1. Pada acara duka, nilai po sintuwu sengaja dipublikasikan ke ruang umum seperti
yang dijabarkan oleh Bapak Bou dalam lampiran wawancara, dengan cara disediakannya tempat sintuwu di depan rumah duka bersama dengan pencatatan
buku po sintuwu, Disini terlihat adanya pengabungan tradisi po sintuwu dengan tradisi luar mengenai buku tamu.
2. Semakin kuatnya nilai uang sebagai alat ukur membuat tradisi mesale
menyesuaikan dengan kondisi budaya luar tersebut dengan cara menonjolkan sisi
7
Lihat lam piran wawan cara ke 10, 28 januari 2012
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
mewalo sebagai reward and punishment dan mempersempit sisi mesale dalam
kaitanya dengan take and give, sebagaimana yang dijabarkan dalam lampiran. Pada kondisi ini mesale sebenarnya tidak hilang hanya saja perannya seolah-olah
tidak menonjol karena lebih didominasi oleh sisi mewalonya 3. Pada kebiasaan mesale
sebelumnya dibidang pertaniaan, tidak dapat dihindari bahwa mekanisasi pertaniaan menyebabkan perubahan tradisi atau kebiasaan
hidup mesale para pekerja kelompok. Perubahan tersebut tampak dalam jumlah orang yang terlibat menjadi lebih sedikit merupakan suatu gambaran a
berlakunya hubungan ketergantungan terhadap teknologi pertanian seperti tractor, pupuk dan obat-obatan yang menyebabkan b timbulnya diferensiasi struktural
yaitu orang yang memiliki modal dan serta orang yang menguasai teknologi. c hal ini berkaitan dengan efesiensi dan efektifitas dari pekerjaan mengolah tanah.
Efektifitas tampak pada pengeluaran biaya untuk upah yang semula 15 – 20 orang hanya diberikan kepada 3 – 5 orang pekerja. Efesiensi tampak pada tidak
dibutuhkannya waktu yang lama untuk mengolah lahan. Efektifitas dan efisiensi menjadi pilihan dari kelompok-kelompok tertentu untuk melembagakan diri,
membagi tugas masing-masing dan mengorganisir pekerjaan masing-masing seperti yang terjadi pada KSP Mekar Jaya. Disamping itu penggunaan teknologi
pertaniaan dipandang sebagai pilihan yang tepat jika mengingat tradisi atau kebiasaan hidup dalam Masyarakat Pamona terkait po sintuwu membutuhkan tidak
sedikit pengeluaran yang harus diberikan seseorang kepada orang lain baik menyangkut materi, maupun non materi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Gambar 7: Pupuk dan obat obatan dan rumah penduduk serta mesin Tractor
4. Kelompok simpan pinjam dipandang sebagai media yang dibentuk oleh individu- individu yang melembagakan dirinya, tradisi atau kebiasaan hidup berkaitan
dengan mesale dan mengalang potensi-potensi yang ada sebagai gambaran po sintuwu
untuk mencapai tujuan-yang dikehendaki. Dalam upayanya untuk mencari tambahan dana kelompok tersebut tidak mengandalkan sumbangan bantuan, tetapi
mereka lebih memberdayakan kelompoknya sebagai ikatan kolektif untuk menghasilkan modal pertaniaan seperti teknologi pertanian tractor, pupuk dan
obat obatan dimana tenaga serta keahlian tertentu dalam bidang pertaniaan merupakan sumber pendanaan. Dengan demikian jelas terlihat pelembagaan
individu menjadi kelompok KSP ialah perilaku kolektif yang mengambarkan filosofi dari sombori. Sikap kolektif yang dimaksudkan kemudian menjadi salah
satu dasar pembentukan kelompok simpan pinjam Mekar Jaya sebagaimana pada gambar elaborasi nilai-nilai pembentukan KSP sesuai pemikiran Peters.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Gambar 8
Alur pemikiran penulis tentang pelembagaan nilai po sintuwu dengan
panduan dari pemikiran Peters 2006 : 18 Gambar 8 dapat dijelaskan sebagai berikut, pada dasarnya agar bertahan hidup
setiap individu bersosialisasi membentuk kelompok.
Pada Masyarakat Pamona kelompok tersebut dikenal dengan istilah sombori, dalam sombori berlaku nilai lokal
sebagai pandangan hidup dengan istilah po sintuwu. Dalam realitas tindakan nilai po sintuwu
dilihat pada kegiatan mesale. Mesale itu sendiri dapat dipahami sebagai bentuk jaminan sosial atau disisi lain sebagai bagian dari reward and punishmen. Agar kelompok
sombori dapat mempertahankan eksistensinya menghadapi perubahan jaman yang
indentik dengan keanekaragaman produk dan kemajemukan lainnya maka terjadilah penyesuaian-penyesuaian.
Penyesuaian dalam
hal ini
diasumsikan merupakan
penyesuaian yang bersifat elaboratif dimana hasil dari produk penyesuaian ada yang terkesan di “tolak” namun pada kenyataanya tetap ada seperti tengkulak dan rentenir, dan
juga produk penyesuaian yang diterima misalnya Bank, KSP , UB dan lain lain. Ini berati tingkat penghayatan Masyarakat Pamona pada nilai po sintuwu dinyatakan secara kolektif
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dalam bentuk mesale. Selanjutnya agar tetap stabil dan menjadi bagian dari kehidupan Masyarakat Pamona, mesale harus dilebur dalam ikatan-ikatan elaborasi dengan nilai
luar, maupun produk luar
5.3.4 Elaborasi nilai lokal dalam kelompok simpan pinjam