MAKALAH AKPER Akuntansi Perbankan .docx
MAKALAH
AKUNTANSI PERBANKAN
DEPOSITO DAN JAMINAN YANG DITERIMA
OLEH:
NURHASUNAH (A1C014096)
S1 AKUNTANSI REGULER PAGI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM 2016
(2)
DEPOSITO
Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannnya dapat dilakukkan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan pada waktu tertentu menurut jatah temponya. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan. Pada kondisi bank membutuhkan dana likuiditas relatif besar, semakin lam jangka waktu deposito semakin tinggi tingkat suku bunganya. Sebaliknya dalam kondisi longgar (ekonomi normal) tingkat suku bunga deposito akan semakin kecilu ntuk deposito yang semakin berjangka waktu semakin lama.
Deposito masyarakat dapat dikategorikan kewajiban jangka pendek ataupun kewajiban jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila sejak tanggal pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebih 1 tahun. Sedangkan deposito yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun sejak tangggal pelaporan, dapat dcatati sebagai pelaporan jangka panjang. Dengan demikian deposito berjangka panjang misalnya 18 bulan bisa digolongkan kewajiban jangka pendek ketika sisa jatuh waktunya kurang dari 12 bulan.
A. Deposito Berjangka Pembukaan Deposito
Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek, bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel atau warkat lain yang disepakati bank. Prinsipnya pada saat disetor warkat itu sudah efektif, artinya dapat diuangkan. Bank akan mencatat dalam rekening bila warkat itu telah diuangkan. Deposito dicatat sebesar nilai nominal deposito yang tertera dalam perjanjian. Contoh: 31 mei 2008 Reni membuka deposito berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang dengan nominal Rp 50.000.000, bunga 18%pa, jangka waktu 3 bulan. Untuk ini Reni menyerahkan bilyet giro atas nama Reni Rp 20.000.000, cek Bank Mitra Niaga Semarang yang ditarik oleh Sinta sebesar Rp. 10.000.000, transfer masuk dari Bank Mitra Niaga Cabang Bandung Rp 10.000.000 dan kekurangannya dibayar tunai. Pajak bunga 15%. Pencatatan transaksi ini adalah:
(3)
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
31 Mei 2008 Dr. Giro Reni 20.000.000 Dr. Giro Sinta 10.000.000 Dr. RAK. Cabang Bandung 10.000.000
Dr. Kas 10.000.000
Cr. Deposito Berjangka 50.000.000
Bunga Deposito Berjangka
Delam perkembangan terakhir, beberapa Bank memperhitungkan bunga harian untuk deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap akan diberikan bunga sebagaimana tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito. Perhitungan bunga yang lazim adalah minimal mengendap satu bulan. Bank akan memberikan bunga setelah deposito minimal mengendap satu bulan. Kalau yang menjadi pedoman ini, maka untuk deposito yang dibuka pada tanggal akhir bulan bunga diperhitungkan pada akhir bulan juga walaupun tanggalnya berbeda. Misalnya deposito dibuka tanggal 31 Januari, maka jatuh tempo bunga pada tanggal 28 Februari atau 29 Februari, 31 Maret, 30 April dan seterusnya. Tetapi jika deposito dibuka tidak pada tanggal akhir bulan, maka jatuh tempo bunga akan sama dengan tanggal pembukaan deposito. Contoh deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka jatuh tempo bunga pada tanggal 15 Februari, 15 Maret, dan 15 April.
Contoh:
Dengan merujuk pada contoh diatas, dengan asumsi deposan mengambil bunga deposito setiap tanggal 5 dan pajak bunga 15% dibayar setiap tanggal 10 kepada kantor kas Negara, maka pencatatan penghitungan bunganya adalah sebagai berikut:
Bunga Deposioto=50000000×18×30
360 =750000
Hutang Pajak=750000×15=112500
(4)
(Rp) (Rp)
Bunga ke-1 30 Juni Dr. Biaya Bunga 750.000 Cr. Bunga DB Harus
dibayar
750.000
Penarikan Bunga 5 Juni Dr. Bunga harus dibayar 750.000
Cr. Hutang PPh 112.500 Cr. Kas/Giro 637.500 Pelimpahan
Pajak
10 Juni Dr. Hutang PPh 112.500
Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500 Bunga ke-2 31 Juli Dr. Biaya Bunga 750.000
Cr. Bunga DB harus dibayar
750.000
Penarikan Bunga 5 Juli Dr. Bunga DB harus dibayar 750.000
Cr. Hutang PPh 112.500 Cr.Kas/giro 637.500 Pelimphan Pajak 10 Juli Dr. Hutang PPh 112.500
Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500 Bunga ke-3 31 Agustus Dr. Biaya Bunga 750.000
dan jatuh tempo Cr. Bunga DB Harus dibayar
750.000 perpanj. deposito
Dr. Deposito Berjangka-Reni 50.000.000 Cr. Deposito berjangk jth
tempo
50.000.000
Penarikan Bunga 5 Agustus Dr. Bunga DB harus dibayar 750.000 dan Deposito Dr. DB berjangka Tlh Jth Tempo 50.000.000
Cr. Hutang PPh 112.500 Cr. Kas 50.637.500 Pelimpahan
Pajak
10 Agustus Dr. Hutang PPh 112.500
Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500
Pencatatan Deposito Jatuh Tempo
Pada contoh diatas dinyatakan bahwa penarikan bunga dilakukan setiap tanggal 5, dengan demikian Bank akan mebukukan bunga dua kali yaitu pada jatuh tempo
(5)
bunga dan saat penarikan bunga. Hal ini sampai dengan jatu tempo deposito. Oleh karena itu penarikan deposito diasumsikan terjadi pada tanggal 5 juga. Pada kasus ini bank juga harus membukukan dua kali yaitu saat jatuh tempo dan saat deposito ditarik. Bagaiman kalau bunga dan deposito pada saat jatuh tempo ditarik tepat pada tanggal jatuh tempo? Bila ini yang terjadi maka bank hanya membukukan sekali yaitu:
Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit
(Rp)
Penarikan 31/8-2008 Dr. Deposito
Berjangka
50.000.000
Bunga Dan
Deposito
Dr. Biaya Bunga 750.000
Cr. Kas 50.637.500
Cr. Hutang PPh 112.500
Asumsi bunga pada bulan ke-1 dan ke-2 telah ditarik nasabah.
Jika pada saat jatuh tempo, nasabah tidak mengambil deposito/ tidak memperpanjang, maka deposito tersebut harus di reklasifikasi menjadi kewajiban lain. Sehingga tidak lagi dilakukan acru bunga deposito dan tidak ada kewajiban untuk menyiapkan GWM. Jurnalnya adalah:
Deposito 50.000.000
Kewajiban lain 50.000.000
Kemudian jika nasabah memutuskan untuk melanjutkan maka jurnalnya adalah: Kewajiban lain 50.000.000
Deposito 50.000.000 Perpanjangan Deposito Berjangka
Deposito yang telah jatuh tempo bisa diperpanjang dengan dua cara yaitu: a. Perpanjangan Otomatis (Automatic Rollover)
Perpanjangan ini dilakukakn karena permintaan deposan yang sudah dibuat atau diperjanjikan pada saat pembukaan deposito. Dengan demikian bank tidak perlu
(6)
menghubungi deposan atau sebaliknya deposan tidak perlu lagi menghubungi bank untuk memperpanjang deposito.
b. Perpanjangan Biasa
Perpanjangan ini terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan deposan dikemudian hari saat jatuh tempo. Perpanjangan ini bisa inisiatif deposan atau inisiatif bank (hime service) untuk nasabah deposan.
Kedua cara perpanjangan tersebut tidak berbeda pencatatannya. Bank akan mendebet rekening deposito lama dan mengkredit rekening deposito baru. Nomor rekening deposito dan bilyet deposito tetap sama (menggunakan yang lama). Kecuali suku bunga deposito berubah ketika terjadi perpanjangan deposito. Contoh: kalau deposito atas nama Reni diperpanjang saat jatuh tempo (13/8-2008), maka bank akan mencatat:
Dr. Deposito berjangka (lama) Rp50.000.000
Cr. Deposito Berjangka (baru) Rp50.000.000
Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo
Lazimnya deposito ditarik setelah jatuh tempo, sebab dalam perjanjian sudah tertera jangka waktunya. Namun, dalam praktik perbankan, deposan bisa saja menarik deposito yang masih outstanding. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas bank, sebab idealnya bank akan menyiapkan dana untuk membayarkan sesuai dengan jadwal pembayaran. Oleh karena itu bang umum (konvensional) mengenakan penalty tertentu terhadap deposan bila penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo. Penalty dicatat sebagai pendapatan lain-lain bank. Kebijakan mengenai penalty setiap bank berbeda-beda. Namun secara umum adalah:
a. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak. b. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak. c. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari nominal deposito.
(7)
Intan Nawan Sasi memiliki deposito di Bank Mitra Niaga Semarang nominal Rp 10.000.000, jangka waktu 6 bulan, suku bunga 18%pa. deposito yang dibuka pada tanggal 31 Mei 2008, kemudian ditarik kembali oleh Intan Nawang Sasi pada Tanggal 30 Juni 2008. Perhitungan dan pencatatan jurnalnya bila:
Penalty dihitung 20% dari bunga sebelum pajak. Pajak 15% No
.
Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 20% x Rp 150.000 30.000
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 97.500
Jurnalnya adalah:
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya Bunga 150.000
Cr. Pendapatan lain-lain Penalty 30.000
Cr. Hutang PPh 22.500
Cr. Kas 10.097.500
Penalty dihitung 20% dari bunga setelah pajak. Pajak 15% No
.
Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 20% x Rp 127.500 25.500
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 102.000
Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya Bunga 150.000
Cr. Pendapatan lain-lain Penalty 25.500
Cr. Hutang PPh 22.500
Cr. Kas 10.102.000
(8)
No .
Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 1% x Rp 10.000.000 100.000
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 27.500
Perpindahan Deposito Berjangka antar Kantor Cabang
Deposito yang telah dibuka dicabang bank tertentu dapat dipindahkan ke cabang bank yang sama di kota lain. Perpindahan ini atas dasar permintaan deposan (misalnya karena pindah domisili). Perpindahan deposito berjangka antarkantor cabang menimbulkan hubungan rekening antarkantor. Disamping itu harus ada alokasi beban bunga yang sudah berjalan. Alokasi beban bunga dapat diperhitungkan secara prorata berdasarkan lamanya pengendapan deposito di suatu cabang.
Contoh:
Deposito berjangka waktu 6 bulan, nominal Rp 10.000.000, talah dibuka di Bank Mitra Niaga Semarang pada tanggal 31 Mei 2008 dengan suku bunga 18%pa. pada tanggal 5 Juni 2008 deposito tersebut dipindahkan kje Bank Mitra Niaga Cabang Solo. Ketentuan alokasi beban bunga perpindahan deposito di Bank Mitra Niaga adala:
Lama Pengendapan Deposito Alokasi Beban Bunga di Cabang
1 sampai dengan 7 hari 25%
8 sampai dengan 15 hari 50%
16 sampai dengan 21 hari 75%
22 sampai dengan akhir bulan 100%
Bagaimana alokasi beban bunga dan pencatatan pada jurnal perpindahan deposito?
Kalau kita perhatikan hari bunga, tanggal pembukaan (31 Mei 2008) sampai tanggal perpindahan (5 Juni 2008) atau selama 5 hari masih berada antara 1 sampai dengan 7
(9)
hari, sehiungga menjadi beban Bank Mitra Niaga Semarang 25% dari bunga perbulan. Sedangkan deri Bank Mitra Niaga Solo akan menanggung bunga Juni 2008 sebesar 75% dari total bunga Juni 2008. Untuk bulan selanjutnya di Cabang Solo adalah 100%. Sedangkan perhitungan alokasi beban bunga adalah:
Kantor Cabang Perhitungan Hasil atau
Jumlah Bank Mitra Niaga
Semarang
Bunga = 10.000.000 x 18% x (1/12) x 25%
37.500
Pajak = 15% x 37.500 5.625
Bunga setelah Pajak pada Bulan Juni 2008
31.875
Bank Mitra Niaga Solo Bunga = 10.000.000 x 18% x (1/12) x 25%
112.500
Pajak = 15% x 112.500 16.875
Bunga setelah Pajak pada Bulan Juni 2008
95.625
Jurnal untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit
(Rp)
Di Bank 31/5-2008 Dr. Kas 10.000.000
Mitra Niaga Cr. Deposito Berjangka
10.000.000
Semarang
5/6-2008 Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya bunga 37.500
Cr. Hutang PPh 52.625
Cr. RAK Cabang Solo
10.031.875
Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit
(Rp)
Di Bank 5/6-2008 Dr. RAK Cab Semarang 10.031.875
Mitra Niaga Cr. Deposito Berjangka
(10)
Cabang Solo Cr. Bunga DB harus dibyr
31.875
30/6-2008 Dr. Biaya bunga 112.500
Dr. Bunga DB harus dibayar
31.875
Cr. Hutang PPh 16.875
Cr. Kas 127.500
B. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu simpanan dana pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time). Perbedaannya adalah sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito berjangka diterbitkan atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa saja boleh menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan sertifikat deposito tersebut kepada bank penerbit. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh masyarakat setelah mendapat izini dari Bank Indonesia. Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah bahwa bunga bunga sertifikat deposito diperhitungkan dan dibayarkan di muka. Dengan demikian deposan untuk sertifikat deposito pada saat mebuka deposito tersebut hanya membayar sebesar nilai tunai sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yang diperhitungkan di muka. Walaupun demikian pencatatan sertifikat deposito tetap sebesar nilai nominalnya. Nilai tunai sertifikat deposito ditentukan dengan rumus:
Nilai TunaiSertifikat Deposito= P×360
360+(i× t)
Contoh:
Tanggal 1 Mei 2008 Diana membeli sertifikat deposito seri A sebanyak 10 lembar @ Rp 10.000.000 secara tunai pada Bank Mitra Niaga Semarang. Jangka waktu 3 bulan dengan suku bunga 18%pa. Pajak bunga 15%
No .
(11)
1 Nominal Sertifikat Deposito 100.000.000 2 Nilai Tunai = (100.000.000 x 360) / (360 + (0,20 x
90))
95. 238.095
3 Bunga dibayar di muka (diskonto) 4.761.905
4 Pajak bunga = 15% x 4.761. 905 714.286
5 Bunga bersih yang dibayar oleh bank 4.047. 619
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui jumlah yang harus dibayarkan ke bank oleh deposan untuk membuka sertifikat deposito tersebut, yaitu: 100.000.000 – 4.047.619= Rp 95.952.381. jurnal transaksi ini adalah:
Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit
(Rp)
Penerbitan 1/5-2008 Dr. Kas 95.952.381
Sertifikat Deposito
Dr. Biaya Bunga dibayar dimuka
4.761.905
Cr. Hutang PPh 714.286
Cr. Sertifikat Deposito
100.000.00 0 Amortisasi
Bunga
1/6-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302
Cr. Biaya Bunga Dibyr dimuka
1.587.302
Amortisasi Bunga
1/7-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302
Cr. Biaya Bunga Dibyr dimuka
1.587.302
Amortisasi Bunga
1/8-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302
Dan Penarikan Dr. Sertifikat Deposito 100.000.00
0 Sertifikat depo Cr. Biaya Bunga
Dibyr dimuka
1.587.302
(12)
(13)
BAB 10
PINJAMAN YANG DITERIMA
Sumber dana jangka panjang yang diterima oleh bank dalam neraca dicatat sebagai pinjaman diterima. Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain termasuk Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Pengertian pinjaman yang diterima ini tidak termasuk pinjaman subordinasi. Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa:
1. Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperolaeh deri bank lain.
2. Pinjaman dari Negara lain atau sering disebut dengan two Step Loan, yaitu pinjaman diterima yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departmen Keuangan) dari lembaga keuangan Internasional.
3. Pinjaman Obligasi, adalah bukti hutang kepada investor (Bondoholder) yang dijamin oleh lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tganggal jatuh tempo sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari Bank Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas.
5. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau beberapa proyaek.
A. Pencatatan Pinjaman Yang Diterima Dari Kreditor
Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak kreditor dengan debitor. Perjanjian yang telah ditandatangani oleh kedua pihak tidak dapat dibatalkan secara sepihak bila semua persyaratan telah dipenuhi. Perjanjian ini dalam akuntansi disebut komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan, maka akan dicatat dalam rekening administratif rupiah sisi debet dengan nama RAR Fasilitas Pinjaman diterima dan belum digunakan. Pencatatan komitmen ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman. Pinjaman yang direalisasikan akan dicatat sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur/borrower atau obligor. Hal-hal yang terkait biaya perkreditan menjadi beban peminjam misalnya biaya provisi dan administrasi, biaya taksasi (appraisal) nilai Jaminan, Biaya Perikatan (notaris) dan Biaya Asuransi. Tentu saja pengkreditan rekening pinjaman
(14)
diterima harus diikuti pengkreditan RAR Fasilitas Pinjaman diterima dan belum digunakan sebesar nilai realisasinya.
Pinjaman Yang Diterima Dari Bank Lian Contoh 1:
1. Tgl 15 Juni 2008 Bank Permata Jakarta telah menandatangani perjanjian kredit dengan Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit (Debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi kredit (Kreditor). Nilai kredit yang disepakati Rp1.000.000.000, suku bunga 12%pa. Jangka waktu 3 tahun. 2. Tanggal 1 Juli 2008 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia (kliring) senilai Rp600.000.000 dan langsung didebetkan ke rekening milik Bank Permata di Bank Indonesia Jakarta.
3. Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta sebesar Rp400.000.000 langsung didebetkan ke rekening Giro Bank Permata di Bank Mitra Niaga.
Pencatatannya adalah:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
15/6-2008 Dr. RAR Fas. Pinjaman yang diterima
dan belum digunakan 1.000.000.00 0 1/7-2008 Cr. RAR Fas. Pinjaman yang
diterima
dan belum digunakan 600.000.000
Dr. Giro BI 600.000.000
Cr. Pinjaman yang diterima 600.000.000
5/7-2008 Cr. RAR Pinjaman yang diterima
dan belum digunakan 400.000.000
Dr. Giro-Bank Bank Lain 400.000.000
Cr. Pinjaman yang diterima 400.000.000
(15)
BPR Artha Makmur Semarang telah menandatangani perikatan kredit dengan Bank Mandiri Semarang senilai Rp2.000.000.000, bunga efektif 12%per tahun. Kontrak kredit 1 tahun per 25 Juni 2008. Realisasi kredit dilakukan tanggal 1 Juli 2008. Biaya provisi dan administrasi Rp14.000.000, biaya asuransi kredit Rp14.000.000, biaya taksasi (appraisal) Rp.12.000.000, biaya perikatan (notaris) Rp10.000.000.
Perhatikan bahwa BPR adalah bank yang tidak diizinkan menyelenggarakan transaksi giral. Dengan demikian transaksi antar bank diselesaikan melalui Bank Umum. Dalam hal ini BPR Artha Makmur harus membuka rekening di Bank Mandiri Semarang untuk menampung realisasi kreditnya. Disamping itu untuk biaya-biaya yang terkait dengan pinjaman ini menjadi beban peminjam (BPR Artha Makmur). Biaya-biaya itu misalnya Biaya Administrasi, Biaya Notaris (prikatan), Biaya Taksasi Jaminan (appraisal), Biaya Asuransi Kredit.
(16)
Tabel 10.1. Contoh Angsuran Pokok dan Bunga dengan Metode Bunga Efektif Bl n ke Tanggal Angsura n Outstandin g Credit (Rp) Cicilan Pokok (Rp) Cicilan Bunga (Rp) Angsuran Total Saldo Pokok 1 1-Aug-08 2.000.000.0 00 157.697.577, 36 20.000.000, 00 177.697.577, 36 1.842.302.42 2,64 2 1-Sep-08 1.842.302.4
23 159.274.553, 13 18.423.024, 23 177.697.577, 36 1.683.027.86 9,51 3 1-Oct-08 1.683.027.8
70 160.867.298, 66 16.830.278, 70 177.697.577, 36 1.522.160.57 0,85 4 1-Nov-08 1.522.160.5 71 162.475.971, 65 15.221.605, 71 177.697.577, 36 1.359.684.59 9,20 5 1-Des-08 1.359.684.5
99 164.100.731, 36 13.596.845, 99 177.697.577, 36 1.195.583.86 7,84 6 1-Jan-09 1.195.583.8
68 165.741.738, 68 11.955.838, 68 177.697.577, 36 1.029.842.12 9,16 7 1-Feb-09 1.029.842.1
29 167.399.156, 07 10.298.421, 29 177.697.577, 36 862.442.973, 10 8 1-Mar-09 862.442.97 3 169.073.147, 63 8.624.429,7 3 177.697.577, 36 693.369.825, 47 9 1-Apr-09 693.369.82
5 170.763.879, 10 6.933.698,2 5 177.697.577, 36 522.605.946, 37 10 1-May-09 522.605.94 6 172.471.517, 89 5.226.059,4 6 177.697.577, 36 350.134.428, 47 11 1-Jun-09 350.134.42
8 174.196.233, 07 3.501.344,2 8 177.697.577, 36 175.938.195, 40 12 1-Jul-09 175.938.19
5 175.938.195, 40 1.759.381,9 5 177.697.577, 36 0,00
Jurnal untuk mencatat terkait transaksi pinjaman dan angsurannya adalah:
(17)
Saat 25/6-2008
Dr. RAR. Fas. Pinjaman diterima Komitmen dan belum
digunakan
2.000.000.000
Saat Realisasi
1/7-2008 Dr. RAR. Fas. Pinjaman diterima dan belum digunakan
2.000.000.000
Dr. Bank-Bank Lain-Giro
1.950.000.000
Dr. Biaya Admi dan Provisi
14.000.000
Dr. Biaya Taksasi Jaminan
12.000.000
Dr. Biaya Perikatan (notaris)
10.000.000
Dr. Biaya Premi Asuransi Kredit
14.000.000
Cr. Pinjaman yang diterima
2.000.000.000
Pembayaran 1/8-2008 Dr. Biaya Bunga 20.000.000,00
Angsuran 1 Dr. Pinjaman yang
diterima 157.697.577,3 6 Bank-Bank Lain Giro 177.697.577,3 6 Pembayaran 1/9-2008 Dr. Biaya Bunga 18.423.024,23
Angsuran 2 Dr. Pinjaman yang
diterima 159.274.553,1 3 Bank-Bank Lian Giro 177.697.577,3 6 Pembayaran
1/10-2008
Dr. Biaya Bunga 16.830.278,70
Angsuran 3 Dr. Pinjaman yang
diterima
160.867.298,6 6
(18)
Bank-Bank Lian Giro
177.697.577,3 6 Pembayaran 1/11-2008 Dr. Biaya Bunga 15.221.605,71
Angsuran 4 Dr. Pinjaman yang
diterima 162.475.971,6 5 Bank-Bank Lian Giro 177.697.577,3 6
Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Pembayaran 1/12-2008
Dr. Biaya Bunga 13.596.845,99
Angsuran 5 Dr. Pinjaman yang
diterima 164.100.731,3 6 Bank-Bank Lian Giro 177.697.577,3 6 Pembayaran 1/1-2009 Dr. Biaya Bunga 11.955.838,68
Angsuran 6 Dr. Pinjaman yang
diterima 165.741.738,6 8 Bank-Bank Lian Giro 177.697.577,3 6 Pembayaran 1/2-2009 Dr. Biaya Bunga 10.298.421,29
Angsuran 7 Dr. Pinjaman yang
diterima 167.399.156,0 7 Bank-Bank Lian Giro 177.697.577,3 6 Pembayaran 1/3-2009 Dr. Biaya Bunga 8.624.429,73
Angsuran 8 Dr. Pinjaman yang
diterima 169.037.147,6 3 Bank-Bank Lian Giro 177.697.577,3 6 Pembayaran 1/4-2009 Dr. Biaya Bunga 6.933.698,25
Angsuran 9 Dr. Pinjaman yang
diterima 170.763.879.1 0 Bank-Bank Lian Giro 177.697.577,3 6
(19)
Pembayaran 1/5-2009 Dr. Biaya Bunga 5.226.059,46
Angsuran 10 Dr. Pinjaman yang
diterima
172.471.517,8 9 Bank-Bank Lian
Giro
177.697.577,3 6 Pembayaran 1/6-2009 Dr. Biaya Bunga 3.501.344,28
Angsuran 11 Dr. Pinjaman yang
diterima
174.196.233,0 7 Bank-Bank Lian
Giro
177.697.577,3 6 Pembayaran 1/7-2009 Dr. Biaya Bunga 1.759.381,95
Angsuran 12 Dr. Pinjaman yang
diterima
175.938.195,4 0 Bank-Bank Lian
Giro
177.697.577,3 6
Perhatikan bahwa penggunaan nama bank-bank lain giro juga bisa diganti namanya dengan Rekening Antar Bank Aktiva-Giro, sedangkan pencatatan rekening angsuran pokok dan bunga dilakukan secara terpisah. Rekening biaya bunga merupakan rekening nominal yang akan masuk dalam rugi laba bank dan rekening untuk angsuran pokok (pinjaman diterima) merupakan klasifikasi rekening riil yang masuk dalam neraca. B. Pinjaman Two Step Loan
1. Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada pemerintah RI.
2. Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan industry kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal atau jasa/tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Participating Financial Institution (PFI) yaitu Bank Bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga resiko selisih kurs yang terjadi menjadi tanggung jawab pemerintah.
5. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.
6. TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity.
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dan TSL dengan dana dari PFI berkisar 80% : 20% dari jumlah kredit.
(20)
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar kepada pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh pemerintah sesuai perjanjian termasuk commitment charge sejumlah persentase tertentu berkisar 0,75% per tahun.
Jurnal yang diperlukan:
Tanggal/ket Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Saat Dr. RAR Pinjaman yang diterima Persetujuan dan belum digunakan
Saat Cr. RAR Pinjaman yang Diterima
Realisasi dan belum digunakan Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman Yang Diterima-TSL
Saat Dr. Biaya Bunga
Penyesuaian Cr. Biaya Bunga Harus Dibayar bunga
Saat Pembay. Cr. Biaya Buanga harus dibayar Bunga stlh Cr. Giro-BI
Penyesuaian
Bila Bunga Cr. Biaya Buanga Dibayar Cr. Giro BI langsung
Saat Pelunasan Dr. Pinjaman yang diterima Pinjaman Cr. Giro BI
(21)
Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal dari obligasi merupakan alternative bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pembeli obligasi. Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu seacra tetap. Kewajiban ini akan diikuti pelunasan obligasi pada ssat jatuh tempo.
Dalam menerbitkan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar Modal. Disamping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negative dan perlindungan positif. Perliindungan negative adalah persyaratan yang bersifat melarang emitan untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Contoh perlindungan negative adalah dilarang membagikan seluruh laba kepada pemegang saham, sebab akan dapat mengurangi kemampuan memenuhi kewajiban kepada pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten untuk melakukan yang menguntungkan pemegang obligasi, misalnya kewajiban menerbitkan laporan keuangan secara periodik agar diketahui kinerja bank tersebut.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatatnya perlu mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk dipasar. Untuk menentukan harga obligasi bisa menggunakan formula sebagai berikut:
Penentuan Harga Obligasi
Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan mempertimbangkan tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo obligasi, dan keuntungan yang diharapkan oleh investor atau sering disebut bond yield. Kupon obligasi akan menimbulkan biaya bunga bagi emiten atau aliran kas keluar dan pokok obligasi juga akan dibayar kembali pada ssat jatuh tempo. Oleh karena itu harga obligasi pada dasarnya penjumlahan present value dari aliran kas biaya biaya bunga ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dengan yield yang disyaratkan. Biaya bunga obligasi dibayar setiap periode, sedangkan nilai pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh tempo (dengan asumsi non callable bond). Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
(22)
n Ci PP
P = ∑ +
t=1 (1+r)n (1+r)n
Keterangan:
P = Harga Obligasi atau Nilai sekarang Obligasi
n = Periode (Jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya
r = tingkat diskonto atau bond yield PP = Nilai pokok atau prinsipal obligasi
Rumus diatas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai berikut: n Ci/2 PP
P = ∑ +
t=1 (1+r/2)n (1+r/2)2n
penggunaan rumus tersebut kadang bagi orang tertentu memerlukan waktu yang lama, oleh karena itu dengan bantuan table bunga untuk present value anuitas untuk biaya bunga dan present value Rp 1 untuk nilai pokok obligasi.
Contoh 3:
Bank Permata menjadi obligasi bagi PT. Bank Permata pada tanggal 1 Januari 2008, nominal (par) a Rp 1.000.000 dengan kupon atau tingkat bunga 15% dibayar setiap akhir tahun dan jangka waktunya 5 tahun. Investor (pembeli obligasi) mensyaratkan yield 14%. Harga obligasi dapat ditentukan sebagai berikut:
5 150.000 1.000.000
P = ∑ +
t=1 (1+0,14)5 (1+0,14)5
= Rp 1.034.330,81
Harga tersebut dapat ditentukan dengan tabel bunga untuk harga tunai anuitas dengan n=5, r=14% dan nilai tabelnya didapat 3,433. Sedangkan untuk present value
(23)
untuk nilai par adalah dengan menggunakan tabel present value untuk Rp 1, dengan n=5 dan r=14%dan didapat nilai tabel 0,519. Dengan demikian P = (3,433 X 150.000) + (0,519 X 1.000.000) atau sebesar = 1.033.950. nilai yang didapat berbeda, hal ini akibat pembukatan saja. Kita juga dapat menggunakan excel dalam menghitung ini dengan fungsi present value future (untuk nilai principle) dan present value annuity (untuk arus kas bunga).
Contoh 4 dan pencatatannya
Tanggal 2 Januari 2008 Bank Artamar menjual obligasi jangka panjang kepada PT. Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal perlembar Rp 1.000.000, jangka waktu 5 Desember. Tingkat diskon (yield) sebesar 16%.
Bunga obligasi Rp 1.000.000 X 18% = Rp 180.000. bunga ini akan dibayarkan setiap tanggal 31 Desember selama 5 tahun. Dengan demikian pembayaran bunga meruoakan anuitas. Untuk itu nilai tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk anuitas. Dengan tabel untuk bunga 16%, n=5 tahun diperoleh 3,433 (lihat lampiran tabel bunga). Sedangkan harga tunai untuk pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp 1, n=5 tahun dengan tingkat bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,519. Dengan demikian harga obligasi adalah:
Keterangan Jumlah (Rp)
Nilai Tunai Bunga = 180.000 x 3,433 x 1000 lembar 619.740.000 Nilai Tunai Pokok Obligasi = 1.000.000 x 0,519 x 1000 lembar 519.000.000
Harga Obligasi 1.138.740.000
Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih hrga jual (harga kurs) diatas harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan selisih harga jual dibawah harga nominalnya dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang dijual pada tanggal diantara tanggal pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang telah bejalan.
Agio atu premi diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi dengan membebankan pada biaya bunga. Memang diakui bahwa agio bukan merupakan bunga dibayar dimuka atau disagio bukan merupakan bunga yang diterima
(24)
dimuka, akan tetapi agio atau disagio berkaitan dengan bunga, oleh karena itu secara terdeskripsi, jurnal untuk transaksi diatas adalah:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
2/1-2008 Dr. Kas/Giro PT. Kadir Jaya 1.138.740.000
Cr. Agio Obligasi 138.740.000
Cr. Pinjaman Obligasi 1.000.000.000
31/12-2008 Dr. Biaya Bunga 180.000.000
Cr. Kas 180.000.000
Dr. Agio Obligasi 27.748.000
Cr. Biaya Bunga 27.748.000
(untuk amortisasi)
Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi dapat berupa tunai atau non tunai. Bila dilakukan secara tunai maka mendebet kas, sedang bila dengan warkat atau bilyet giro/cek bank yang digunakan emiten maka cukup mendebet rekening giro bandholder.
Untuk pencatatan setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama dengan 31 Desember 2008, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi. Dengan demikian jurnal pelunasan obligasi harus ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman obligasi dan mengkredit rekening kas/giro bandholder. Bagaimana kalau obligasi dijual dengan harga dibawah harga nominal? Berikut ini pencatatannya.
Tanggal/Keterangan Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Saat Jual Dr. Kas/Giro
Dr. Disagio Obligasi Cr. Pinjaman Obligasi Saat Bayar Bunga Dr. Biaya Bunga
Cr. Kas
Saat Akumulasi
Disagio
Dr. Biaya Bunga
Cr. Disagio Obligasi Saat Pelunasan Dr. Pinjaman obligasi
(25)
DAFTAR PUSTAKA
(1)
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar kepada pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh pemerintah sesuai perjanjian termasuk commitment charge sejumlah persentase tertentu berkisar 0,75% per tahun.
Jurnal yang diperlukan:
Tanggal/ket Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Saat Dr. RAR Pinjaman yang diterima Persetujuan dan belum digunakan
Saat Cr. RAR Pinjaman yang Diterima
Realisasi dan belum digunakan Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman Yang Diterima-TSL
Saat Dr. Biaya Bunga
Penyesuaian Cr. Biaya Bunga Harus Dibayar bunga
Saat Pembay. Cr. Biaya Buanga harus dibayar Bunga stlh Cr. Giro-BI
Penyesuaian
Bila Bunga Cr. Biaya Buanga Dibayar Cr. Giro BI langsung
Saat Pelunasan Dr. Pinjaman yang diterima Pinjaman Cr. Giro BI
(2)
Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal dari obligasi merupakan alternative bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pembeli obligasi. Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu seacra tetap. Kewajiban ini akan diikuti pelunasan obligasi pada ssat jatuh tempo.
Dalam menerbitkan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar Modal. Disamping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negative dan perlindungan positif. Perliindungan negative adalah persyaratan yang bersifat melarang emitan untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Contoh perlindungan negative adalah dilarang membagikan seluruh laba kepada pemegang saham, sebab akan dapat mengurangi kemampuan memenuhi kewajiban kepada pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten untuk melakukan yang menguntungkan pemegang obligasi, misalnya kewajiban menerbitkan laporan keuangan secara periodik agar diketahui kinerja bank tersebut.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatatnya perlu mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk dipasar. Untuk menentukan harga obligasi bisa menggunakan formula sebagai berikut:
Penentuan Harga Obligasi
Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan mempertimbangkan tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo obligasi, dan keuntungan yang diharapkan oleh investor atau sering disebut bond yield. Kupon obligasi akan menimbulkan biaya bunga bagi emiten atau aliran kas keluar dan pokok obligasi juga akan dibayar kembali pada ssat jatuh tempo. Oleh karena itu harga obligasi pada dasarnya penjumlahan present value dari aliran kas biaya biaya bunga ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dengan yield yang disyaratkan. Biaya bunga obligasi dibayar setiap periode, sedangkan nilai pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh tempo (dengan asumsi non callable bond). Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
(3)
n Ci PP
P = ∑ +
t=1 (1+r)n (1+r)n Keterangan:
P = Harga Obligasi atau Nilai sekarang Obligasi
n = Periode (Jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya
r = tingkat diskonto atau bond yield PP = Nilai pokok atau prinsipal obligasi
Rumus diatas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai berikut: n Ci/2 PP
P = ∑ +
t=1 (1+r/2)n (1+r/2)2n
penggunaan rumus tersebut kadang bagi orang tertentu memerlukan waktu yang lama, oleh karena itu dengan bantuan table bunga untuk present value anuitas untuk biaya bunga dan present value Rp 1 untuk nilai pokok obligasi.
Contoh 3:
Bank Permata menjadi obligasi bagi PT. Bank Permata pada tanggal 1 Januari 2008, nominal (par) a Rp 1.000.000 dengan kupon atau tingkat bunga 15% dibayar setiap akhir tahun dan jangka waktunya 5 tahun. Investor (pembeli obligasi) mensyaratkan yield 14%. Harga obligasi dapat ditentukan sebagai berikut:
5 150.000 1.000.000
P = ∑ +
t=1 (1+0,14)5 (1+0,14)5 = Rp 1.034.330,81
Harga tersebut dapat ditentukan dengan tabel bunga untuk harga tunai anuitas dengan n=5, r=14% dan nilai tabelnya didapat 3,433. Sedangkan untuk present value
(4)
untuk nilai par adalah dengan menggunakan tabel present value untuk Rp 1, dengan n=5 dan r=14%dan didapat nilai tabel 0,519. Dengan demikian P = (3,433 X 150.000) + (0,519 X 1.000.000) atau sebesar = 1.033.950. nilai yang didapat berbeda, hal ini akibat pembukatan saja. Kita juga dapat menggunakan excel dalam menghitung ini dengan fungsi present value future (untuk nilai principle) dan present value annuity (untuk arus kas bunga).
Contoh 4 dan pencatatannya
Tanggal 2 Januari 2008 Bank Artamar menjual obligasi jangka panjang kepada PT. Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal perlembar Rp 1.000.000, jangka waktu 5 Desember. Tingkat diskon (yield) sebesar 16%.
Bunga obligasi Rp 1.000.000 X 18% = Rp 180.000. bunga ini akan dibayarkan setiap tanggal 31 Desember selama 5 tahun. Dengan demikian pembayaran bunga meruoakan anuitas. Untuk itu nilai tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk anuitas. Dengan tabel untuk bunga 16%, n=5 tahun diperoleh 3,433 (lihat lampiran tabel bunga). Sedangkan harga tunai untuk pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp 1, n=5 tahun dengan tingkat bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,519. Dengan demikian harga obligasi adalah:
Keterangan Jumlah (Rp)
Nilai Tunai Bunga = 180.000 x 3,433 x 1000 lembar 619.740.000 Nilai Tunai Pokok Obligasi = 1.000.000 x 0,519 x 1000 lembar 519.000.000
Harga Obligasi 1.138.740.000
Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih hrga jual (harga kurs) diatas harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan selisih harga jual dibawah harga nominalnya dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang dijual pada tanggal diantara tanggal pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang telah bejalan.
Agio atu premi diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi dengan membebankan pada biaya bunga. Memang diakui bahwa agio bukan merupakan bunga dibayar dimuka atau disagio bukan merupakan bunga yang diterima
(5)
dimuka, akan tetapi agio atau disagio berkaitan dengan bunga, oleh karena itu secara terdeskripsi, jurnal untuk transaksi diatas adalah:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
2/1-2008 Dr. Kas/Giro PT. Kadir Jaya 1.138.740.000
Cr. Agio Obligasi 138.740.000
Cr. Pinjaman Obligasi 1.000.000.000
31/12-2008 Dr. Biaya Bunga 180.000.000
Cr. Kas 180.000.000
Dr. Agio Obligasi 27.748.000
Cr. Biaya Bunga 27.748.000
(untuk amortisasi)
Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi dapat berupa tunai atau non tunai. Bila dilakukan secara tunai maka mendebet kas, sedang bila dengan warkat atau bilyet giro/cek bank yang digunakan emiten maka cukup mendebet rekening giro bandholder.
Untuk pencatatan setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama dengan 31 Desember 2008, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi. Dengan demikian jurnal pelunasan obligasi harus ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman obligasi dan mengkredit rekening kas/giro bandholder. Bagaimana kalau obligasi dijual dengan harga dibawah harga nominal? Berikut ini pencatatannya.
Tanggal/Keterangan Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Saat Jual Dr. Kas/Giro
Dr. Disagio Obligasi Cr. Pinjaman Obligasi Saat Bayar Bunga Dr. Biaya Bunga
Cr. Kas
Saat Akumulasi
Disagio
Dr. Biaya Bunga
Cr. Disagio Obligasi Saat Pelunasan Dr. Pinjaman obligasi
(6)
DAFTAR PUSTAKA