4.2. Karakteristik Partisipan
Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Partisipan Kode
Usia tahun
Pekerjaan Pendidikan
Usia suami
tahun Pekerjaan
suami Lama
menikah tahun
Jumlah anak
orang Lama
menopause tahun
P1 48
IRT SMP
56 PNS
24 2
1 P2
57 Petani
Tidak Sekolah
68 Petani
36 2
7 P3
53 IRT
SMA 53
Wiraswasta 33
6 3
P4 55
PNS Perguruan
Tinggi 58
Pensiunan PNS
26 3
3 P5
58 IRT
SD 68
Petani 41
3 8
P6 57
IRT SD
63 Pensiunan
PNS 40
4 6
P7 54
Petani SD
59 Wiraswasta
37 3
1 P8
48 Pedagang
SD 53
Wiraswasta 31
3 1
4.3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan hasil analisis data yang mencakup deskripsi hasil wawancara mendalam kepada
partisipan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh 3 tema utama dengan beberapa sub tema yang pada
setiap tema yang menjawab tujuan khusus terkait gambaran perubahan aktivitas seksual wanita menopause di Dusun
Sumogawe, Desa
Sumogawe, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang.
Tujuan khusus 1 : Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas seksual wanita menopause di Dusun
Sumogawe, Desa
Sumogawe, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang
Beberapa hal seperti faktor fisik, faktor hubungan, faktor gaya hidup, faktor gaya hidup, dan lain-lain dapat menjadi
faktor yang mempengaruhi kehidupan seksualitas seseorang, dan pada setiap individu dapat berbeda satu sama lain. Faktor-
faktor tersebut dapat menjadi salah satu hal yang dapat mengakibatkan perubahan aktivitas seksual seseorang, yang
juga dapat berbeda satu sama lain, terlebih setelah memasuki usia menopause. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi seksualitas yang diungkapkan oleh partisipan
melalui wawancara mendalam, dapat diperoleh gambaran perubahan aktivitas seksual wanita menopause.
Tujuan khusus 2 : Mengidentifikasi hambatan aktivitas seksual wanita menopause di Dusun Sumogawe, Desa Sumogawe,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Dengan mengidentifikasi hambatan aktivitas seksual
wanita menopause baik berupa hambatan internal maupun hambatan eksternal, tujuan umum penelitian ini akan terjawab
lebih kuat,
selain mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas seksual. Hambatan aktivitas seksual seseorang dapat mempengaruhi bagaimana perubahan
aktivitas seksual orang tersebut. Berikut skema yang menjelaskan proses analisis data hasil
wawancara mendalam sehingga diperoleh tema yang tersusun dari kata kunci yang berasal dari pernyataan-pernyataan
bermakna, dikelompokkan
menjadi kategori,
kemudian dikelompokkan kembali menjadi sub tema, dan diperoleh tema.
Setiap skema menyusun 1 tema.
Skema Tema 1. Gambaran Diri Wanita Menopause
Kata kunci kategori
sub tema tema
Sub tema 1.1. Pengetahuan tentang menopause Pada penelitian ini, delapan partisipan terdiri dari empat
wanita yang memiliki tingkat pendidikan SD, satu orang tidak pernah bersekolah,satu orang dengan tingkat pendidikan SMP,
satu orang memiliki tingkat pendidikan SMA, dan satu orang perguruan tinggi. Dengan perbedaan tingkat pendidikan
tersebut juga tidak memberikan pemahaman yang jauh berbeda. Partisipan mengatakan bahwa tidak mengetahui
Tidak tahu Pengetahuan
sebelum mengalami
menopause Pengetahuan
tentang menopause
Wanita berhenti haid pada usia
lanjut
Pengetahuan setelah
mengalami menopause
Wanita yang tidak subur lagi
Gambaran diri wanita
menopause Wanita yang sudah
waktunya berhenti haid
Menyenangkan suami
Tujuan hubungan
seksual setelah
menopause Persepsi
tentang tujuan hubungan
seksual setelah
menopause kewajiban
Memenuhi kebutuhan
Bentuk ungkapan sayang
secara jelas dan lengkap tentang menopause, tetapi menjadi lebih memahami ketika sudah mengalaminya sendiri.
Berikut jawaban yang diberikan salah satu partisipan mengenai pengetahuan sebelum mengalami menopause:
“Apa ya, mbak.. Soalnya dulu juga ga pernah mikir bakal ngalami gini.
Ga mudeng apa itu. … Ya, kalau yang saya tau, dari yang saya alami ya…. berhenti haid itu wanita yang sudah
usia tua, yang sudah habis masa suburnya .” P6
“Saya pernah denger mbak, tapi ya cuma pernah denger, kalau, apa itu menopause ga ngerti
. …” P3
Berikut jawaban
partisipan yang
menunjukkan pemahamannya sebelum dan setelah mengalami menopause:
“ya dulu ga terpikir mbak. Tapi ya tau kalo sudah tua nanti pasti akan mengalaminya, tapi ga tau kapan itu.
” tersenyum, hmm… Orang yang berhenti haid itu orang yang sudah lanjut
usia mbak. … ya ternyata orang yang berhenti haid itu belum tentu kalo sudah lanjut usia, setua yang saya kira. Ya,
nyatanya saya umur 46an kemarin sudah mulai ga haid lagi..” P1
Salah satu
partisipan juga
mengungkapkan pengetahuannya setelah mengalami menopause seperti di
bawah ini: “Ya.. wanita itu memang diciptakan mengalami haid dan
akan berhenti pada waktunya, nantinya akan berhenti entah itu kapan, setiap orang berbeda.
.” P4
Sub tema 1.2. Tujuan Hubungan Seksual setelah Menopause Partisipan pada penelitian ini mengungkapkan tujuan
pasangan suami-istri melakukan hubungan seksual setelah mengalami menopause adalah untuk menyenangkan suami,
sebagai kewajiban, memenuhi kebutuhan, dan sebagai bentuk ungkapan sayang. Berikut jawaban yang diungkapkan
partisipan: “… Buat nyenengin suami, kalau yang suaminya masih
seger, masih mampu campur sering-sering. Juga melakukan kewajiban suami-istri, mbak
….” P5 “Melakukan hubungan tu kewajiban mbak, tapi juga kebutuhan,
kan kadang karena pengen..hehehehe ..” P6
“Suami-istri itu punya kewajiban, mbak. Ya itu..hehe. selain itu, itu juga sebagai bentuk cinta kita pada suami.” P8
Skema Tema 2. Perubahan yang dialami setelah Menopause
Kata kunci kategori
sub tema tema
Sub tema 2.1. Perubahan Fisik Wanita Menopause Partisipan mengungkapkan hal-hal yang hampir sama
mengenai perubahan fisik yang dirasakan. Ungkapan tersebut seperti yang dikatakan salah satu partisipan berikut ini:
“Yaaa…Sekarang tu mudah capek, mbak. Kaya gampang mau masuk angin gitu, mbak. ngapa-ngapa jadi males karena
gampang lesu. Dulu kan enggak .”P8
Perubahan fisik wanita
menopause Perubahan
fisik yang dirasakan
Badan mudah lelah
Lesu, tidak fit Tidak perlu
memikirkan kontrol KB
Perubahan yang dialami
setelah menopause
Perubahan psikologi
wanita menopause
Bebas beraktivitas dan
beribadah Perubahan
sikap Menerima diri
secara positif Menjadi tua
Hubungan dengan
keluarga Perubahan
keluarga setelah
menopause Tidak
mempengaruhi kedekatan
dengan keluarga
Salah satu partisipan juga mengungkapkan bahwa partisipan
merasa lebih
nyaman setelah
mengalami menopause, berikut ungkapannya:
“Kalo saya sih nyaman sekarang, dulu pas menstruasi pegel-pegel terus, tiap bulan mules, sekarang uda ga pernah
haid ya malah uda ga pernah mules-mules, jadi bebas .” P3
Sub tema 2.2. Perubahan Psikologi Wanita Menopause Perubahan psikologi wanita menopause ditunjukkan
dengan sikap partisipan dalam menghadapi menopause. Beberapa partisipan mengungkapkan bahwa sudah semakin
tua, tetapi masing-masing dapat menyikapinya secara positif, karena sudah menyadari bahwa sudah waktunya mengalami
menopause, dan bahkan menjadi lebih senang karena sudah tidak perlu kontrol KB secara rutin, serta dapat melakukan
ibadah sholat lima waktu tanpa halangan. Berikut jawaban salah satu partisipan:
“Lebih bebas mbak, ya kalau merasa lebih tua itu emang udah umurnya, ya tetep merasa mbak.. tapi jadi bebas, mau
sholat ga ada halangan.. Terus hemat juga mbak, ga KB ke bu bidan,…” P6
“Yaa…. Kalau tua itu pasti, la wong udah umurnya, … Ya…. bisa lebih menerima diri lah mbak, maksudnya bisa
menyadari kalau memang sudah umur segini, sudah waktunya berhenti KB, berhenti haid, uda mulai gampang capek, lalu apa
ya mbak,, ga menyalahkan keadaan gitu mbak..” P5
Sub tema 2.3. Hubungan dengan Keluarga Hubungan antara partisipan dengan keluarga sangat
dekat, dan menurut semua partisipan kondisi menopause tidak mempengaruhi kedekatan, dan perhatian dalam keluarga.
Berikut ungkapan salah satu partisipan: “Keluarga tahu, tetapi juga tidak menjadi masalah,
keluarga menerima, yaa.. berjalan kaya biasa saja .” P4
Bagi P8, hubungan dengan keluarga sangat erat, bahkan ketika memutuskan untuk melepas KB karena ingin
mengetahui apakah sudah menopause atau belum, P8 membicarakan dan mengambil keputusan bersama dengan
keluarga. Berikut ungkapannya: “Tahu, mbak. Saya ngomongin KB, terus keputusan
nglepas KB tu juga sama anak perempuan saya, kebetulan kan udah nikah, jadi isa ngobrol-ngobrol bareng. Suami juga waktu
itu aku ajak ngobrol tentang keputusan nglepas KB., jadi pasti tahu.” P8
Skema Tema 3. Perubahan aktivitas seksual setelah menopause
Kata kunci kategori
sub tema tema
Ungkapan cinta melalui
tindakan Bercanda,
bermesraan
Mulai enggan Perubahan
fisik ketika berhubungan
seksual
Terkadang sakit Kemaluan kering
dan lama basahnya
Mudah lelah Tidak berubah
Frekuensi hubungan
seksual Penurunan
frekuensi hubungan
seksual
Tidak pernah melakukan
Jarang melakukan
Mulai berkurang Ungkapan
cinta melalui perhatian
Mengingatkan makan dan
mengingatkan istirahat
Bentuk ungkapan cinta kepada
pasangan
Respon pasangan
Perubahan aktivitas
seksual setelah
menopause
Perubahan ketika
berhubungan seksual
Perubahan psikologi
ketika berhubungan
seksual
Tidak mengeluh tanggapan
pasangan terhadap
perubahan hubungan
seksual Memberikan
dukungan
Sub tema 3.1. Bentuk Ungkapan Cinta kepada Pasangan Pada
saat wawancara
dilakukan, partisipan
mengekspresikan jawaban dengan malu-malu, saat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bentuk ungkapan cinta
kepada pasangan. Beberapa partisipan mengungkapkan bahwa partisipan dan suami masih mengungkapkan cinta dan
kasih sayang dengan cara bercanda, bermesraan dan bergurau. Seperti jawaban berikut:
“Masih, mbak. Mesra-mesraan masih..ahaha, bercanda- bercanda masih
.” P6
Salah satu partisipan juga menungkapkan bahwa perhatian merupakan bentuk ungkapan rasa cinta dan sayang
pada suami, seperti ungkapan berikut: “… Paling kaya buatin minum, nyiapin makan, ngerokin
waktu sakit. Apa lagi ya nduk, yang pasti saya sering mengingatkan bapak jangan sampai kecapekan kalo kerja,
namanya uda tua, gampang capek, gampang sakit .” P2
Satu dari partisipan juga memberikan jawaban bahwa tidak pernah lagi mengungkapkan rasa sayang dan cinta kepada
suami, partisipan lebih memilih untuk mengungkapkan sayang kepada anak-cucu, seperti pernyataan berikut:
“… Uda ga pernah, mbak. Bercanda ya sama cucu. Malu to mbak, udah tua.. Mesranya udah dihabisin, dipuasin waktu
muda..hehehehe. ” P5
Sub tema 3.2. Frekuensi Hubungan Seksual Salah satu perubahan aktivitas seksual yang dialami
partisipan adalah penurunan frekuensi dalam berhubungan seksual. Beberapa partisipan mengatakan bahwa frekuensi
berhubungan seksual sudah berkurang dibandingkan pada saat sebelum mengalami menopause. Berikut ungkapan salah
satu partisipan; “Ya pasti mbak, uda makin tua, ya uda ga kaya dulu, uda
berkurang .” P3
Salah satu partisipan memberikan jawaban bahwa sudah tidak pernah melakukan hubungan seksual bahkan sejak masih
usia produktif, berikut jawabannya: “… saya tu uda ga pernah campur sama sekali sejak
anakku laki-laki habis sunat, kalo saya karena uda ga ingin punya anak lagi jadi uda ga minat berhubungan, kalo bapak
bilang uda ga pantes, anaknya uda besar-besar, tidur berdua aja jarang-jarang nduk
.” P2
Sub tema 3.3. Perubahan ketika berhubungan seksual Perubahan aktivitas seksual pada partisipan juga terlihat
pada ungkapan partisipan tentang perubahan yang dialami ketika
melakukan hubungan
seksual. Tiga
partisipan menyatakan masih nyaman dan tidak ada perubahan ketika
melakukan hubungan seksual, seperti ungkapan salah satu partisipan berikut:
Tidak ada, dik, masih nyaman, masih seperti dulu .” P4
Salah satu partisipan juga menyatakan bahwa terdapat perubahan, tetapi tidak menjadi masalah, seperti berikut:
”Ada perubahan, mbak. tapi, saya pikir memang itu yang pasti akan dialami seseorang ketika makin tua. itu loh, kayak
kering gitu kalo buat hubungan, lama basahnya.” P8 “… Kan, kalo berhubungan jadi kaya gampang capek, gitu
mbak. Ga tau kenapa mbak, karena uda mulai tua itu mungkin ya, mbak. Tapi ya masih baik-baik mbak, ga jadi masalah.
” P6
Lima partisipan lainnya mengatakan terdapat perubahan yang dialami ketika melakukan hubungan seksual tetapi tidak
menjadi masalah atau hal yang mengkawatirkan dan tetap melakukan hubungan seksual. Berikut jawaban salah satu
partisipan: “ga gimana-gimana, mbak, rasanya juga ga berubah.
sambil tersenyum, ya cuma saya sebenarnya mulai enggan, la uda capek sama aktivitas, tapi ga ta bikin masalah, tetep
berhubungan.” P1
Sub tema 3.4. Respon pasangan Perubahan yang dialami dalam aktivitas seksual terutama
ketika melakukan hubungan seksual, biasanya mendapatkan tanggapan dari suami. Seluruh partisipan mengatakan bahwa
suami tidak pernah memberikan tanggapan atau respon dalam
perubahan yang dialami ketika berhubungan seksual. Para partisipan mengatakan bahwa suami tidak mengeluhkan
adanya perubahan, seperti yang diungkapkan salah satu partisipan berikut ini:
“… Ga pernah ngobrolin kaya itu mbak. Bapak juga udah tua, udah menyadari kalau sudah ga mampu mungkin, udah ga
pernah mengeluh juga, mbak. hehehe.. ” P5
Meskipun suami tidak pernah mengeluh, dua dari delapan partisipan mengatakan bahwa pernah membicarakan dengan
suami tentang perubahan yang dialami ketika melakukan hubungan seksual, tetapi hal itu tidak merubah kebiasaan, dan
justru memperoleh
dukungan dari
suami. Berikut
pernyataannya: “… Ya kalo saya pas sakit, ya saya bilang biar pelan-pelan,
gitu.” P7 “… bapak juga selalu kasih dukungan, katanya ga usah
dipikir, wong emang udah tua, git u mbak.” P8
4.4. Pembahasan