THE IMPLEMENTATION OF THE MANAGEMENT OF QUALITY THROUGH ISO PROGRAM 9001 : 2008 (Case Study in SMA Negeri 1 Gadingrejo) IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU MELALUI PROGRAM ISO 9001 : 2008 (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Gadingrejo)

(1)

THE IMPLEMENTATION OF THE MANAGEMENT OF QUALITY THROUGH ISO PROGRAM 9001 : 2008 (Case Study in SMA Negeri 1 Gadingrejo)

By

Sri Indah Wahyuningsih

This research studied the implementation of the management of quality through ISO program 9001 : 2008 in SMA Negeri 1 Gadingrejo. The focus of this research were: 1) the execution of ISO program 9001 : 2008 in SMA Negeri 1 Gadingrejo, 2) the inhibiting factors of ISO program 9001 : 2008 in SMA Negeri 1 Gadingrejo, 3) the supporting factors of ISO program 9001 : 2008 in SMA Negeri 1 Gadingrejo.

The approachment of this qualitative research was conducted by using the case study design. The technique of data collecting was conducted by interview, documentation, and observation. The data source consisted of the head master, the staff of vice head master, the staff of head study program staff, the head of Education Office Pringsewu, the supervisor of committee builder and student delegation

The result of this research were: 1) There was development of the execution of ISO program 9001 : 2008 in SMA Negeri 1 Gadingrejo, namely were Standard of Content (Curriculum), standard of graduation competency, standard of learning process, standard of management and supervision, standard of tool and infrastructure, standard of valuation, standard of financing, standard of culture and environment. 2) There were inhibiting factors of ISO program 9001 : 2008 in SMA Negeri 1 Gadingrejo, namely were about the teachers discipline and the management of tool and infrastructure. 3) There were supporting factors of ISO program 9001 : 2008 in SMA Negeri 1 Gadingrejo, namely were the participation of head master in execution ISO program 9001 : 2008, the participation of students in execution the duty and committee of school and school members. In the future, this research needs increasing the management of quality.

Key words : the management of quality, ISO program 9001 : 2008


(2)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU MELALUI PROGRAM ISO 9001 : 2008 (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Gadingrejo)

Oleh

Sri Indah Wahyuningsih

Penelitian ini mengkaji implementasi manajemen mutu melalui program ISO 9001:2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo. Fokus penelitian: 1) pelaksanaan program ISO 9001:2008 di SMAN 1 Gadingrejo , 2) faktor-faktor penghambat program ISO 9001:2008 di SMAN 1 Gadingrejo, 3) faktor-faktor pendukung program ISO 9001:2008 di SMAN 1 Gadingrejo.

Pendekatan penelitian kualitatif ini dengan rancangan studi kasus. Tehnik pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Sumber data terdiri dari dari Kepala Sekolah, staf Wakil Kepala Sekolah, staf Ketua Program Studi, Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Pringsewu, Pengawas Pembina, Komite dan perwakilan siswa.

Hasil penelitian ini memberi kesimpulan 1) Ada perkembangan pelaksanaan program ISO 9001 : 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo yaitu pada standar sistem manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Gadingrejo meliputi diantaranya Standar isi ( Kurikulum ), Standar kompetensi lulusan (SKL), Standar Proses Pembelajaran, Standar Manajemen dan Pengelolaan, Standar Sarana Prasarana, Standar Penilaian, Standar Pembiayaan, Standar Budaya dan Lingkungan. 2) Ada faktor-faktor yang menghambat implementasi program ISO 9001 : 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo, yaitu tentang kedisiplinan guru dan pengelolaan sarana dan prasarana.3) Ada faktor-faktor yang mendukung implementasi program ISO 9001 : 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo, yaitu partisipasi kepala sekolah dalam pelaksanaan ISO:2008, partisipasi guru dalam melaksanakan tugas dan partisipasi komite sekolah dan warga sekolah. Penelitian ini diungkapkan kedepannya perlu dibangun peningkatan manajemen mutu.

Kata Kunci : Manajemen Mutu, program ISO 9001 : 2008.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Penulis dilahirkan di Muara Enim pada tanggal 5 Juli 1961, sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari bapak Alifiah Umar (Alm) dan ibu Harini. Pendidikan dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Surabaya diselesaikan tahun 1968, Sekolah Dasar Negeri diselesaikan di SDN Trunojoyo I Surabaya pada tahun 1975, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri di SMPN 4 Surabaya pada tahun 1978, Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri di sman 6 Surabaya Bandar pada tahun 1981.

Tahun 1981, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surabaya.

Pada tahun 1991 penulis menikah dengan Arief Sutanto, ST dan dikaruniai 3 orang putri : 1) Arni Nadhira Putri, S.Pt.

2) Zora Anggita, Mah asiswa Psikolog Universitas Airlangga Surabaya.

3) Ardelia, pelajar di SMAN 2 Bandar Lampung.

Sejak tahun 1998 penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan ditugaskan di SMA Negeri 1 Gadingrejo, Pringsewu mengampu pelajaran bahasa Jerman sampai dengan sekarang.

Pada tahun 2009, terdaftar sebagai Mahasiswa Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(8)

MOTO

“ Tiadalah suatu kebahagiaan bagi orang yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, selain Allah SWT akan memudahkan jalan nya ke Surga “ (HR. Tabrani)


(9)

(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Implementasi Manajemen Mutu Melalui Program ISO 9001:2008 (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Gadingrejo). Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir pendidikan pada Magister Manajemen Pendidikan pada Program Pasca Universitas Lampung.

Selama proses penyelesaian tesis ini penulis banyak dibantu oleh beberapa pihak, baik moril maupun materiel yang disampaikan baik langsung maupun tidak langsung, untuk itu secara khusus dengan disertai hati yang tulus, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S selaku Rektor Universitas Lampung atas bimbingan dan pengarahannya.

2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, MS selaku Direktur Pascasarjana yang telah memberi motivasi dalam penyusunan tesis ini.

3. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan yang telah memberi izin penelitian.

4. Bapak Dr. Sumadi, MS selaku Ketua Program Magister Manajemen, Sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberi petunjuk, arahan dan bimbingan dengan penuh perhatian, kesabaran dan ketekunan. 5. Ibu Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd sekaligus Sekretaris Program Studi Magister


(11)

kesabaran dan ketekunan.

6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd, selaku Dosen Pembahas Tesis, yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu dosen lainnya sebagai staf pengajar pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama ini kepada penulis sehingga dengan penambahan wawasan ilmu pengetahuan tersebut maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

8. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Gadingrejo yang telah memberi izin melaksanakan penelitian.

9. Seluruh dewan guru SMA Negeri 1 Gadingrejo yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

10.Rekan-rekan sejawat mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga dapat diselesaikannya tesis ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Tesis ini masih sangat jauh dari sempurna, maka diperlukan kritik dan saran membangun dalam penyempurnaan tesis ini dari semua pihak.


(12)

Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu pendidikan khususnya manajemen pendidikan. Akhirnya atas segala perhatian, penulis mengucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis

Sri Indah Wahyuningsih NPM. 0923012031


(13)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Fokus Penelitian ... 7

1.3Pertanyaan Penelitian ... 8

1.4Tujuan Penelitian ... 8

1.5Manfaat Penelitian ... 8

1.6Definisi Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Manajemen Mutu... 11

2.2Implementasi Manajemen Mutu ... 12

2.3Manajemen Sekolah ... 14

2.4SistemManajemen Mutu ISO 9001:2008 ... 14

2.5Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ... 18


(14)

viii

2.7Program ISO 9001:2008 Pada Jenjang Pendidikan SMA .... 21

2.8Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ... 27

2.9Penerapan Sistem Manajemen ISO 9001:2008 ... 28

2.10 Kerangka Pikir ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN 3.2Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 42

3.3Kehadiran Peneliti ... 42

3.4Lokasi Penelitian ... 44

3.5Sumber Data Penelitian ... 44

3.6Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.7Analisis Data Penelitian ... 47

3.8Pengesahan Keabsahan Data Penelitian ... 49

3.9Pemaran Data Penelitian ... 51

3.10 Tahapan Penelitian ... 51

BAB IV. PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Profil SMA Negeri 1 Gadingrejo ... 54

4.2Paparan Data Penelitian ... 58

4.3Temuan Penelitian ... 73

4.4Pembahasan ... 92

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1Kesimpulan... 108

5.2Implikasi ... 111

5.3Saran-Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Data Informan ………... 44

3.2 Data Pendukung ……… 47

4.1 Sejarah Kepemimpinan kepala sekolah ……… 55


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Model teoritis Implementasi ISO 9001:2008 ……… 40

3.1 Langkah Analisis Data ……… ………… 49

4.1 Kegiatan Belajar Mengajar ………... 62 4.2 Prestasi siswa SMAN 1 Gadingrejo ……… 62

4.3 Kegiatan Penyusunan Dokumen Kurikulum ……… 63

4.4 Kegiatan Penyusunan Perangkat Pembelajaran ……… 65

4.5 Ujian Kompetensi Siswa ……… 66

4.6 Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa ……… 67

4.7 Pintu Utama SMAN 1 Gadingrejo……… 69

4.8 Kegiata Keagamaan di Masjid ……….. 69

4.9 Kegiatan Rapat ISO 9001:208……… 72

4.10 Wawancara dengan Informan ………. 7


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Transkrip Wawancara Informan……… 112

2. Catatan Lapangan Hasil Observasi ……… 121

3. Dokumen Penelitian ……… 122

4. Formulir Prosedur Operasional Standar Pos Kurikulum………… 137

5. Formulir Prosedur Operasional Standar Pos Kesiswaan ………. 143

6. Formulir Prosedur Operasional Standar Pos Sapras ………. 148

7. Formulir Prosedur Operasional Standar Pos Humas ………. 152

8. Surat Izin Penelitian ……… 153

9. Keterangan Penelitian ……… 154


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1990-an telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu otomisasi dan demokratisasi pendidikan. Sebagaimana telah diamanatkan dalam UUD 1945 pada pasal 31 dinyatakan bahwa : (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan ; (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya ; serta (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efesien dalam proses pembangunan. Jika tidak, maka bangsa ini akan kalah bersaing dalam menjalani globalisasi. Berkaitan dengan itu maka upaya mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas, pendidikan memegang peranan penting. Saat ini banyak sekali ditemui permasalahan dalam dunia pendidikan. Permasalahan dapat dicontohkan pada satuan pendidikan sekolah menengah khusus nya di SMAN 1 Gadingrejo ditemui berbagai kendala minimnya sarana prasarana pendukung, keterbatasan sumber daya manusia dalam manajemen pengelolaan sekolah seperti


(19)

kurangnya membuat jaringan dengan pihak-pihak terkait yang dapat mendukung pembentukan tamatan dengan kompetensi keahlian sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan senantiasa beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersinergi dengan pembentukan watak mentakl peserta didik bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Permasalahan pendidikan yang telah disebutkan di atas dihadapi bangsa Indonesia menunjukkan rendahnya mutu pendidikan. Hal ini pun terjadi hampir setiap jenjang dan satuan pendidikan. Contoh salah satunya pada SMAN 1 Gadingrejo didapatkan data empiris bahwa proses pendidikan berlangsung ditinjau dari kondisi sumber daya manusia, sarana prasarana, dan daya dukung pihak terkait masih dibutuhkan peningkatan kualitasnya. Disini banyak ditemukan rendahnya tanggung jawab guru dalam pemenuhan jam belajar, juga terbatasnya sarana dan prasarana, sera minimnya dukungan dari berbagai pihak terkait terutama pemerintah daerah dalam penerapan konsep peningkatan mutu berbasis sekolah. Namun demikian dengan segala permasalahan yang ada, SMAN 1 Gadingrejo telah berjalan dua puluh tahun ini senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas senantiasa berupaya menjawab permasalahan yang ada tersebut dengan digulirkannya sebuah kebijakan mutu untuk penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang pelaksanaan manajemen mutu melalui program ISO 9001:2008 di SMAN 1 Gadingrejo.

Peningkatan mutu pendidikan pada unit satuan pendidikan sekolah menengah di Indonesia merupakan suartu usaha tidak henti-hentinya diupayakan oleh pemerintah bersama-sama dengan pihak masyarakat. Adapun berbagai usaha


(20)

3

tersebut adalah pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pendidikan pelatihan, pengadaaan buku-buku/modul-modul pelajaran, pengadaan alat-alat kegiatan praktek di laboratorium, pengadaan dan perbaikan sarana prasaran pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Salah satu usaha peningkatan mutu pendidikan untuk pengembangan suamber daya manusia pendidikan yang berkualitas yang utama dan memegang peranan sangat strategis adalah peningkatan mutu manajemen sekolah. Pendidikan berfokus pada mutu adalah pendidikan yang diterapkan sekolah untuk mengembangkan program dpengguna seperti siswa dan layanan memenuhi kebutuhan pengguna seperti siswa dan masyarakat. Hal ini merupakan misi sdasar konsep mutu.

ISO 9001:2008 merupakan adopsi standar sistem manajemen mutu hendaknya suatu keputusan strategis suatu Organisasi. Desain dan penerapan sistem manajemen mutu organisasi dipengaruhi Oleh : (a) lingkungan organisasi sendiri, perubahan dalam lingkungan tersebut dan risiko yang terkait dengan lingkungan tersebut. (b) kebutuhan yang berbeda. (c) sasaran khusus. (d) produk yang disediakan. (e) proses yang digunakan. (f) ukuran dari struktur organisasi (Dokumen SMAN 1 Gadingrejo, 2010).

Standar ini tidak bermaksud menyeragamkan struktur dan mutu tidak bermaksud untuk menyeragamkan struktur sistem manajemen mutu atau keseragaman dokumentasi. Persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan dalam standar ini melengkapi persyaratan untuk produk. Standar ini dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal termasuk lembaga sertifikasi untuk menilai kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan, regulasi


(21)

dan peraturan perundangan yang berlaku untuk produk dan persyaratan organisasi sendiri.

Standar ini menetapkan persyaratan sistem manajemen mutu, apabila sebuah organisasi : (a) perlu untuk mendemontrasikan secara konsisten kemampuannya dalam menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan perundangan, dan (b) bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif termasuk proses untuk koreksi sistem secara berkesinambungan dan jaminan kesesuaian dengan persyaratan perundangan yang berlaku.

Berkaitan dengan peningkatan daya saing, maka Pemerintah melalui Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah telah ditetapkan pentingnya pendidikan, baik untuk sekolah negeri maupun swasta. Dalam upaya peningkatan mutu, efisien, relevan, dan memiliki daya saing kuat, maka dalam penyelenggaraan sekolah program ISO 9001 : 2008 pemerintah

memberikan beberapa landasan yang kuat yaitu (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 50 ayat 3 dinyatakan bahwa pemerintah dan / atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan, (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 200 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) (3) Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 menetapkan tahapan skala prioritas utama dalam rencana pembangunan jangka menengah Nasional ke-1 tahun 2004 – 2009 untuk meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan. Penyelenggaraan sekolah program ISO didasari oleh filosofi eksistensialisme dan

esensialisme ( Fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa

pendidikan harus mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat,


(22)

5

pro-perubahan (kreatif, inovatif dan eksperimmentatif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia harus dapat membedakan kecerdasan , kecakapan, bakat dan minat peserta didik. Jadi peserta didik harus diberi kesempatan sacara maksimal untuk mengaktualkan potensi inteketual, emosional dan spiritualnya.

Para peserta didik tersebut merupakan aset bangsa yang sangat berharga dan merupakan salah satu faktor daya saing yang kuat, yang secara potensial mampu merespon tantangan globalisasi, filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing secara internasional.

Aktualisasi kedua filosofi tersebut, empat pilar pendidikan yaitu Learning

to know, learning to do, learning live together, and learning to be merupakan

patokan berharga bagi peneyelarasan praktik-praktik penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari kurikulum, guru, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, hingga sampai penilainya. Maksudnya adalah pembelajaran tidaklah sekedar penghayatan dan mendorong menerapkan nilai-nilaiapai tersebut

( Learning to do ) yang dilakukan secara kalaborasi (Learning to live together)

dan menjadikan peserta didik percaya diri dan menghargai dirinya.

Implementasi manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah di SMAN 1 Gadingrejo ini digunakan untuk memastikan bahwa rencana yang telah disusun, benar-benar dapat direalisassikan. Kegiatan untuk memastikan


(23)

bahwa tujuan telah direncanakan tersebut benar- benar dapat dicapai disebut dengan kegiatan penjaminan mutu. Dengan adanya kegiatan ini, maka diharapkan kesehatan organisasi dapat ditingkatkan. Proses penjaminan mutu tersebut memiliki pedoman baku harus dianut oleh suatu organisasi jika menginginkan unuk dapat pengakuan Internasional. Sistem manajemen mutu tersebut salah satunya adalah sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

SMA Negeri 1 Gadingrejo merupakan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Pringsewu yang notabenya sebagai sekolah favorit serta sekolah

unggulan di daerah tersebut. Pada tahun pelajaran 2004/ 2005 sekolah tersebut ditunjuk sebagai Sekolah Standar Nasional ( SSN ) bersama sekolah lain , dalam perjalanannya sekolah tersebut pada tahun pelajaran 2007/2008 ditunjuk sebagai penerima program ISO 9001:2008 oleh Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah bersama sekolah lain di Indonesia.

SMA Negeri 1 Gadingrejo saat ini telah meraih sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sehingga kualitas dalam pelayanan yang diberikan semakin optimal, baik kepada seluruh civitas akademika maupun kepada seluruh stakeholder sebagai pelanggan. Setelah meraih sertifikat ini, maka seluruh personil sekolah di SMA Negeri 1 Gadingrejo terus berusaha untuk menerapkan standar pengukuran kinerja melalui parameter dan ukuran standar ISO 9001:2008 yang berisi kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu.

Dari data sekolah, SMA Negeri 1 Gadingrejo mempunyai 4 (empat) wakil kepala sekolah (Wakasek), yaitu Wakasek Bidang Akademik. Wakasek Bidang Kesiswaan, Wakasek Bidang Hubungan Masyarakat dan Wakasek Bidang Sarana


(24)

7

Prasarana serta satu Kepala Bidang Administrasi. Untuk melaksanakan ISO 9001:2008, sekolah juga memiliki Wakil Manajemen Mutu (WMM). Semua komponen sekolah saling mendukung satu sama lainnya demi mencapai keberhasilan yang dicita-citakan.

Kemampuan SMAN 1 Gadingrejo untuk melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada saat ini merupakan suatu tuntutan sehingga lulusan yang dihasilkan oleh lembaga ini mampu mengatasi masalah pengangguran dan ketenagakerjaan hingga saat ini masih dikeluhkan oleh dunia usaha. Melalui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 diharapkan lulusan menjadi tenaga kerja yang mempunyai karakteristik seperti yang diinginkan, yaitu tenaga kerja terampil atau menjadi tamatan mampu mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Dilandasi latar belakang tersebut, maka dipandang perlu untuk diadakan penelitian dengan maksud ingin memperoleh gambaran tentang manajemen mutu yang dilaksanakan SMAN 1 Gadingrejo berkaitan dengan persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam upaya menghasilkan lulusan yang handal dan berkualitas., dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah : Implementasi Manajemen Mutu Melalui Program ISO 9001:2008. Adapun sub- fokus penelitian sebagai berikut :

1.2.1 Pelaksanaan program ISO 9001 : 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo. 1.2.2 Faktor-faktor penghambat program ISO 9001 : 2008 di SMA Negeri 1


(25)

1.2.3 Faktor-faktor pendukung program ISO 9001 : 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo

1.3. Pertanyaan Penelitian :

1.3.1 Bagaimanakah pelaksanaan manajemen mutu sekolah program ISO 9001 : 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo

1.3.2 Faktor-faktor apakah yang menghambat implementasi program ISO 9001:2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo.

1.3.3 Faktor-faktor apakah yang mendukung implementasi program ISO : 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendiskripsikan :

1.4.1 Pelaksanaan manajemen mutu sekolah sekolah program ISO 9001:2008

di SMA Negeri 1 Gadingrejo. 1.4.2 Faktor-faktor yang menghambat implementasi program ISO 9001:2008 di

SMA Negeri 1 Gadingrejo.

1.4.3 Faktor-faktor yang mendukung implementasi program ISO 9001:2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 1.5.1 Secara teoritis :


(26)

9

1.5.1.2 Sebagai salah satu rujukan bagi peneliti lain yang memiliki kesamaan dalam jenis masalah, situasi maupun kondisinya

1.5.1.3 Memberikan motivasi dalam meningkatkan kualitas budaya penelitian di dunia pendidikan.

1.5.2 Secara Praktis

1.5.2.1 Bagi guru untuk mengetahui dan memecahkan masalah yang ada dalam mengembangkan ataupun melaksanakan program ISO 9001: 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo, pada kepala sekolah dan guru.

1.5.2.2 Bagi Sekolah memberikan masukan yang sangat penting untuk memperluas pandangan tentang program ISO 9001: 2008 di SMA Negeri 1 Gadingrejo.

1.5.2.3 Bagi Dinas Pendidikan Memberikan pemahaman, pengertian dan wawasan yang sama serta berpartisipasi untuk mensosialisasi perogram ISO 9001:2008 SMA N 1 Gadingrejo kepada semua lapisan masyarakat, agar masyarakat mengerti betul program ISO yang ada di SMA N 1 Gadingrejo tentang Manajemen mutu sekolah.

1.6 Definisi Istilah

1.6.1 Implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan suatu program tertentu dengan menjalankan sistem yang berlaku dalam sebuah organisasi dalam

rangka mencapai tujuan atau target yang telah ditentukan.

1.6.2 Manajemen Mutu dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai aktivitas dari fungsi-fungsi manajemen keseluruhan untuk menentukan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab, dan kemudian menerapkannya dengan


(27)

mutu menjadi target dari setiap fungsi manajemen tersebut, seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, penjaminan mutu, peningkatan, dan perbaikan mutu.

1.6.3 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah salah satu sistem manajemen mutu menerapkan pola PDCA yitu Plan-Do-Check-Action dimana pendekatan proses nya terdapat penekanan pada kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan serta penekanan pada peranan dan tanggung jawab manajemen puncak terhadap sistem manajemen mutu

1.6.4 Faktor penghambat pelaksanaan program ISO 9001:2008 SMAN 1 Gadingrejo: 1) Kemampuan guru dan peserta, 2) Pendekatan sistem pada manajemen, 3) Proses pembelajaran, 4) Kesulitan menjalin kerjasama atau

hubungan dengan pemasok, 5) Dukungan dana dari pemerintah, dan 6) Sarana prasana penunjang pendidikan.

1.6.5 Faktor pendukung pelaksanaan program ISO 9001:2008 SMAN 1 Gadingrejo: 1) Partisipasi kepala sekolah, 2) Partisipasi Guru, 3) Partisipasi komite sekolah dan warga sekolah.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Bagian ini akan menyajikan sumber-sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian, terdiri dari: 1) Manajemen Mutu, 2) Implementasi Manajemen Mutu, 3) Manajemen Sekolah, 4) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, 5) Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, 6) Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu, 7) Program ISO 9001:2008 pada jenjang pendidikan SMA, 8) Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, 9) Kerangka Pikir.

2.1 Manajemen Mutu

Manajemen mutu didefinisikan dalam berbagai versi, namun demikian diantara defininsi tersebut menunjukkan adanya malna sama yaitu berfokus pada perbaikan terus-menerus untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Manajemen mutu atau manajemen mutu terpadu adalah memberdayakan sumber daya manusia yang ada untuk menyusun program, melaksanakan program, dan juga memanfaatkan secara optimal berbagai sumber daya yang ada secara terpadu dengan target utamanya kualitas mutu. Selain itu juga mempertanggungjawabkannya kepada pihak yang berwenang untuk membuat justifikasi dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan organisasi. Manajemen mutu terpadu juga disebut

Total Quality Management disingkat TQM dan dalam dunia pendidikan disebut


(29)

menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan para pelanggannya pada saat ini, dan untuk masa yang akan datang Sallis (2008:73).

Manajemen mutu manajemen kualitas sebagai kumpulan aktivitas yang berkaitan dengan kualitas tertentu memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda manajemen puncak 2. Sasaran kualitas dimasukkan dalam rencana bisnis

3. Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking, fokus adalah pada pelanggan dan pada kesesuaian kompetisi

4. Sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan 5. Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat

6. Pengukuran ditetapkan seluruhnya

7. Manajer atas secara teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran

8. Penghargaaan diberikan untuk performansi terbaik 9. Sistem imbalan diperbaiki (Gaspersz, 2005:7).

Tanggung jawab dalam manajemen mutu agar lebih efektif ada pada semua level manajemen dan pelaksanaannya ada pada semua anggota organisasi, serta pengendali ada pada pimpinan puncak. Dalam melaksanakan manajemen mutu suatu organisasi harus menganut filosofi membuat segala sesuatu dengan baik sejak dari awal proses hingga akhir proses produksi atau penyerahan jasa.

Jadi Manajemen Mutu adalah sistem yang dibangun dengan fondasi membangun budaya mutu dalam institusi.

2.2 Implementasi Manajemen Mutu

Menurut Syaifuddin (2007:29) dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya yaitu fungsi perencanaan (planning),


(30)

13

fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling)

Berdasarkan teori di atas akan dijelaskan pengertian masing-masing fungsi manajemen.

2.2.1 Fungsi Perencanaan/Planning

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan institusi dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

2.2.2 Fungsi Pengorganisasian/Organizing

Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

2.2.3 Fungsi pengarahan/Directing

Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis dan lain sebagainya.

2.2.4 Fungsi pengendalian/Controling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktifitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat.


(31)

2.3 Manajemen Sekolah

Istilah Manajemen berbasis sekolah menurut Abu Duhou (2004:7) merupakan terjemahan dari School Based Management. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat.

Menurut Mulyasa (2004:24) Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.

Sedangkan menurut Fatah (2003:8) Manajemen berbasis sekolah merupakan pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang pengelolaaah sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa, komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat.

Jadi Manajemen berbasis sekolah merupakan strategi untuk memajukan Pendidikan dengan mentransfer keputusan penting memberikan otoritas dari negara dan pemerintah daerah kepada individu pelaksana di sekolah. Sebagaimana Irawan ( 2004:14) mengatakan bahwa manajemen berbasis sekolah menyediakan kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua kontrol yang sangat besar dalam proses pendidikan dengan memberi mereka tanggung jawab untuk memutuskan anggaran, personil serta kurikulum.

2.4 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008


(32)

15

menjadi bagian dari Manajemen Mutu Terpadu. Proses pengembangan secara terus menerus dalam Manajemen Mutu Terpadu akan berhasil jika terdapat proses yang komprehensif untuk melakukan pengujian, pencermatan , analisis dan peloporan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan proses dalam upaya merealisasikan produk. ISO 9001:2008 merupakan penyempurnaan dari ISO 9001:2000.

Sejarah tentang system penjaminan mutu ISO berawal dari kondisi perang dunia ke-II yang ingin mendapatkan bahan peledak dengan standar mutu yang bagus. Berawal dari sinilah kemudian bagian pengadaan barang militer Inggris mengembangkan standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan produk yang bermutu tinggi.

Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 adalah salah satu sistem penjaminan mutu dalam manajemen mutu terpadu menerapkan pola PDCA yaitu

Plan-Do-Check-Action dimana pendekatan prosesnya terletak pada penekanan

pada kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan serta penekanan peranan dan tanggung jawab manajemen puncak terhadap system manajemn mutu (Gaspersz, 2005). ISO 9001:2008 merupakan system penjaminan mutu yang lebih menekankan pada faktor proses, tapi juga meliputi faktor input dan output.

Sistem Manajemen Mutu. Sistem manajemen untuk mengendalikan dan mengarahkan organisasi dalam hubungannya dengan mutu pendidikan

menggunakan program ISO 9001:2008: a) Membuat sistem kerja dalam suatu organisasi menjadi standar kerja yang terdokumentasi, b) Adanya ISO ada jaminan bahwa organisasi itu mempunyai system manajemen mutu dan produk


(33)

yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan, c) Berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih karyawan baru, dan d) Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem manajemen mutu yang ditetapkan.

Prinsip dasar ISO 9001:2008 (1) Tulis apa yang dikerjakan (write what

you do) (2) Kerjakan apa yang ditulis (do what you write) (3) Periksa dan tinjau

(review and verify).

Delapan Prinsip Manajemen Mutu : (1) Fokus pada pelanggan, (2)Kepemimpinan (3)Keterlibatan seluruh orang, (4) Pendekatan proses, (5) Pendekatan sistem pada manajemen, (6) Perbaikan terus-menerus,(7) Pendekatan fakta untuk pengambilan keputusan, (8) Menjalin kerjasama/hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok.

Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen mutu pendidikan, dibawah ini dipaparkan tentang fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada Pemikiran Terry, meliputi : (a) perencanaan (planning); (b) pengorganisasian (organizing); (c) pelaksanaan

(actuating) dan (d) pengawasan (controlling).

2.4.1 Perencanaan (planning)

Perencanaan tidaklain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Louise E. Boone dan David L. Kurtz (2001:58) bahwa perencanaan adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan selektif mungkin.


(34)

17

2.4.2 Pengorganisasian (organizing)

Terry (2006:122) mengatakan bahwa pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efesien, dan memperoleh

kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan tertentu.

2.4.3 Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating jusru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.

Dalam hal ini Terry (2006:127) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan angota-anggota sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut, karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

2.4.4 Pengawasan (controlling)

Pengawasan meruapakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Menurut Robert J. Mocker (2001:87) mengemukakan


(35)

definisi pengawasan yang didalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menentapkan staqndar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpanagan, serta mengambil tindakan koreksi yang

diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipegrunakan dengan cara paling efektif dan efesien dalam pencapaian tujuasn-tujuan organisasi.

2.5 Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Pembahasan meliputi :1) Ruang Lingkup, 2) Referensi Normatif, 3) Terminologi dan Definisi, 4) Sistem Manajemen Mutu, 5) Tanggung Jawab Manajemen, 6) Manajemen Sumber Daya, 7) Realisasi Produk, dan 8) Pengukuran, Analisa dan Penyempurnaan

2. 5.1 Sistem Manajemen Mutu

2.5.1.1 Persyaratan sistem dan proses

Identifikasi proses, urutan dan interaksinya, kriteria keberterimaan dan metode, ketersediaan sumber daya, mengukur, memantau proses, perbaikan berkesinambungan, pengendalian proses pihak ke 3.


(36)

19

2.5.1.2 Persyaratan Dokumen

Persyaratan dokumen terdiri (a) Kebijakan mutu ; (b) sasaran mutu; (c) pedoman mutu; (d) prosedur yang disyaratkan; (e) dokumen lain yang dibutuhkan dan (f) rekaman mutu yang dibutuhkan.

2.5.2 Pengendalian Dokumen

Daftar induk dokumen diantaranya : 1) Daftar induk dokumen (SOP, WI, kebijakan); 2) Pengesahan dokumen; 3) Distribusi dokumen; 4) Perubahan dokumen; 5) Pengendalian dokumen; 6) Dokumen eksternal yg digunakan sebagai acuan (pelayanan pendidikan).. Permendiknas, dirjen, perda,dll.

2.5.3 Pengendalian Rekaman

Yang termasuk pengendalian rekaman : 1) Daftar induk rekaman mutu; 2) Identifikasi rekaman; 3) Masa retensi ditetapkan; 4) Divalidasi: 5) Disimpan, dijaga, pengambilan; 6) Pemusnahan dokumen

2.6 Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu

2.6.1 Mendokumentasikan SMM 2.6.1.1Setiap organisasi menentukan:

1) Apa saja dokumentasi yang diperlukan. 2) Media yang hendak digunakan.


(37)

2.6.1.2Penekanan pada pengendalian proses –proses dan memenuhi sasaran mutu, bukan pada membuat dokumentasi yang sebetulnya tidak diperlukan. 2.6.1.3Dokumentasi dapat dibuat dalam berbagai macam media.

2.6.2 Manfaat Dari Dokumentasi

2.6.2.1Memungkinkan: 1) Komunikasi yang baik, 2) Konsistensi dari tindakan. 2.6.2.2Bermanfaat untuk: 1)Kesesuaian dengan persyaratan pelangan, 2)

Penyempurnaan berkelanjutan, 3) Penyediaan training yang dibutuhkan, 4) Kemampuan mengulang dan kemamputelusuran., 5) Menyediakan bukti yang objektif dan 6) Mengevaluasi keefektifitasan dan kecocokan dari SMM.

2.6.2.3Pembuatan dokumentasi harus memiliki manfaat – jika tidak – tidak perlu untuk dibuat (Quality Management System 2008) .

Dalam pelaksanaan verifikasi Direktur Pembinaan SMA bersama dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Pemda Provinsi dan Kabupaten memilki tanggung jawab yang sama untuk pembinaan sekolah, disamping itu daerah lebih memahami masing – masing profil dan karaktristik sekolah yang dtunjuk berprohgram ISO 9001:2008. Depdiknas (2008:58).Adapun materi verifikasi antara lain : Instrumen kinerja sekolah sebagai intrumen utama, intrumen pendukung, instruman kualitatif, intrumen dokumen portofolio, profil sekolah dan panduan penilaian/ penskoran Tujuan verifikasi adalah


(38)

21

untuk mengetahui sejauh mana kinerja sekolah dan eksistensi sekolah serta untuk bahan pertimbangan dalam menetapkan.

2.7 Program ISO 9001:2008 pada jenjang Pendidikan SMA

Menurut Panduan Pelaksanaan program ISO 9001:2008 (Depdiknas 2008:211) karaktristik umum kinerja sekolah jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA).

2.7.1 Output sekolah

Lulusan tetap memiliki keperibadian bangsa Indonesia, tingkat DO 0% menguasai dan trampil menggunakan ICT, mampu menggunakan Bahasa Inggris, meraih juara nasional beberapa bidang, mampu menyelesaikan tugas dengan baik, mampu melaksanakan eksperiman dalam pengembangan pengetahuan dan ketrampilan, mampu menemukan / membuktikan pengalaman belajarnya dengan berbagai karya, memperoleh kejuaraan Olimpiade dalam bidang akademik, dengan dituntut nilai rata-rata ujian nasional > 8,0, memiliki kemapuan penguasaan teknologi dasar, melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dan instansi dengan bukti MOU ada sertifikat Mou atau surat perjanjian, memiliki dokumen lulusan tentang karya tulis, persuratan, admisnistrasi sekolah, penelitian, dalam bahasa asing dan bahasa Indonesia, memiliki dokumen dan pelaksanaan pengelolaan kegiatan belajar secara bai, menguasai budaya bangsa lain, memiliki pemahaman terhadap keperdulian dengan linkungan sekitar sekolah


(39)

baik lingkungan sosial, fisik maupun budaya, memilki berbagai karya-karya lain dari lulusan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

2.7.2 Proses

Pada proses pembelajaran, memiliki program-program yang menumbuhkan kreativitas siswa dan guru menerapkan beberapa strategi pembelajaran yang bervariasi, student centered, reflective learning, active

learning, enjoy dan joyful learning, cooperative learning, quantum learning,

learning revolution dan contextual learning.

Pada manajemen Memiliki RPS yang terdiri dari RKS dan RKAS, memiliki kemitraan dan dukungan komite sekolah dalam hal bantuan dana, bantuan barang, menerapkan MBS terdapat dokumen pelaporan program dan keuangan yang mencerminkan transparansi dan akuntabel, melaksanakan

manajeman sekolah menurut aspek dan fungsinya yang mengarah ISO (9000-2001). Dalam kepemimpinan memilki Publikasi rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah, memiliki budaya sekolah yang menjamin terjadinya pembelajaran kondusif., menerapkan demokratisasi di sekolah, pembagian tugas,

pemberian pekerjaan dantanggungjawab yang jelas pada warga sekolah. 2.7.3 Input

Memiliki dokumen kurikulum sekolah ( KTSP ) terdiri Silabus, RPP, dan bahan ajar sesuai SNP dan terdapat dokumen kurikulum yang mencermin keinternasional, memiliki pemetaan SK dan KD yang jelas dan menunjukkan


(40)

23

keterkaitan antara masing-masing, berdasarkan tujuan yang akan dicapai, memiliki tim pengembang kurikulum di sekolah.

Tenaga pendidik (Guru), Jumlah guru terpenuhi sesuai type sekolah, kualifikasi 100 % minimal S1, terpenuhi semua tingkat kewenangan dan kesesuaian guru , terpenuhi semua guru memiliki setifikasi profesi guru, semua guru mampu menggunakan ICT dalam pembelajaran dan sebagian besar guru memiliki kemampuan bahasa inggris.

Kepala Sekolah Kualifikasi minimal S1, memiliki sertifikat kompetensi/ profesi guru dan kepala sekolah, mampu menggunakan ICT dalam melaksanakan tugas, memiliki kemampuan bahasa inggris, pengalaman kerja sebagai Kepala sekolah minimal 5 tahun.

Tenaga pendukung yang terdiri dari perpustakawan, laboran, teknisi komputer, karyawan tata usaha, kualifikasi minimal D3, memiliki sertifikasi dalam bidangnya, memiliki sertifikat Komputer, memiliki kemampuan bahasa inggris, pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi minimal 5 tahun. Dalam bidang organisasi dan manajemen Memiliki visi, misi dan tujuan sekolah, memiliki tupoksi yang jelas, memiliki sistem administrasi yg lengkap memiliki SIM yang muthakir.

a. Kurikulum ( Standar isi )

Kurikulum merupakan acuan penyusunan silabus dan pelaksanaan pembelajaran. Kerberhasilan pengembangan kurikulum ditandai dengan indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut: (1) sistem administrasi


(41)

akademik berbasisi ICT, setiap siswa bisa mengakses (2) muatan matapelajaran setara atau lebih tinggi dari salah satu negara anggota OECD atau negara maju lain yang unggul pada bidang pendidikan (3) menerapkan standar kelulusan sekolah yang lebih tinggi dari sekolah lain. b. Proses Pembelajaran

Mutu sekolah dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Keberhasilan proses pembelajaran dengan ditandai indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut (1) proses pembelajaran pada semua pelajaran mengembangkan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul jiwa patriot dan jiwa inovator. (2) model pembelajaran sekolah unggulan anggota OECD (3) proses pembelajaran berbasisi ICT (4) media

komunikasi proses pembelajaran pada matapelajaran MIPA menggunakan Bahasa Inggris.

c. Penilaian

Penilaian dilakukan untuk mengendalikan mutu pendidikan sebagai akuntabilitas kinerja pendidikan pada pihak yang berkepentingan. Penilaian terhadap pesertadidik dilakukan oleh para guru untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan indikator kinerja kunci tambahan dengan memperkaya model penilaian dari negara anggota OECD.


(42)

25

d. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tenaga pendidik (guru) memiliki peran yang sangat penting dan strategis karena mempunyai tugas profesional untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serat melakukan bimbingan dan pelatihan. Keberhasilan tersebut dengan ditandai IKKT sebagai berikut (1) semua guru mampu menggunkan ICT dalam pembelajaran (2) Guru matapelajaran MIPA mampu menggunakan Bahasa Inggris dalam pembelajaran (3) minimal 20% dari guru yang dibutuhkan berkualifikasi S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studi berakreditasi A.

Mutu pendidikan dijamin dengan tenaga kendidikan yang menunjukkan kinerja optimal sesuai dengan tugas yang profesional Kepala sekolah sebagai pemimpin, manajerial, administratif keberhasilan ditandai dengan IKKT sebagai berikut (1) Kepala sekolah berpendidikan minimal S 2 dari perguruan tinggi yang program studi berakreditasi A (2) Kepala sekolah mampu berbahasa inggris secra aktif (3) Kepala Sekolah bervisi

internasioanl, mampu membangun jaringan internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemmimpinan yang kuat.

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan akan menjamin mutu pendidika di sekolah tersebut. Keberhasilan tersebut ditandai dengan IKKT sebagai berikut (1)


(43)

setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana ICT dan Ber AC (2) perpustakaan dilengkapi dengan buku digital , internet yang dapat

mengakses ke seluruh dunia (3) terdapat ruang penunjang pembelajaran antara lain multimedia, laboratorium IPA, komputer, fasilitas olah raga, tempat penelitian, UKS, tempat ibadah untuk semua agama, kantin dan kamar kecil yang memadai.

f. Pengelolaan

Pengelolaan yang menerapkan manajemen berbasis sekolah akan menunjukkan keberhasilan mutu pendidikan. Keberhasilan tersebut ditandai IKKT sebagai berikut (1) meraih sertifikat ISO 9001 : 2008 (2) merupakan sekolah multikultur (3) memiliki sister school (4) bebas nakoba dan rokok (5) bebas kekerasan ( Bullying ) (6) menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam aspek pengelolaan (7) memiliki kejuaraan tingkat internasional berbagai kompetisi sains, matematika, seni dan olah raga. g. Pembiayaan

Mutu sekolah dijamin dengan pembiayaan yang sekurang kurangnya terdiri dari atas biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal. Keberhasilan tersebut ditandai dengan IKKT dengan menerapkan model penyelenggaraan yang efisien untuk mencapai mencapai target IKKT.

h. Budaya dan lingkungan

Lingkungan sekolah yang mendukung budaya pembelajaran sekolah yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan psikis.


(44)

27

Lingkungan fisik meliputi kebersihan sekolah dan sarana prasarana sedangkan linkungan psikis meliputi kenyamanan untuk belajar,

ketenangan, keharmonisan hubungan waraga sekolah dan keamanan dilingkungan sekolah.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat tercapai dalam pelaksanaannya, apabila sekolah mampu mengembangkan standar komponen pendidikan. Yaitu standar kompetensi lulusan ( SKL ), standar kurikulum (Standar isi ), standar proses pembelajaran, standar penilaian, standar pengelolaan dan manajemen sekolah, standar sarana dan prasarana, standar tenaga pendidik dan kependidikan , standar pembiayaan dan standar lingkungan dan budaya sekolah.

2.8 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Sistem penjaminan mutu merupakan salah satu proses yang masih menjadi bagian dari Manajemen Mutu Terpadu. Proses pengembangan secara terus menerus dalam Manajemen Mutu Terpadu akan berhasil jika terdapat proses yang komprehensif untuk melakukan pengujian, pencermatan, analisis, dan pelaporan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan proses dalam upaya merealisasikan produk. ISO 9001:2008 merupakan penyempurnaan dari ISO 9001:2000. Sejarah tentang sistem penjaminan mutu ISO Berawal dar militeri kondisi perang dunia ke-II yang ingin mendapatkan bahan peledak dengan standar mutu yang bagus. Berawal dari sinilah kemudian bagian pengadaan barang militer Inggris mengembangkan serangkaian standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan produk yang bermutu tinggi.


(45)

2.9 Penerapan Sistem Manajemen ISO 9001:2008

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dilatar belakangi adanya keinginan lembaga menjadi lebih profesional. Hal ini mencakup kemampuan lembaga dalam memenuhi kepuasan dan harapan pelanggan, kompetitif, tanggap terhadap perubahan, dan mampu mencapai produk yang direncanakan. Lembaga profesional selalu mampu mencpai produk dan layanan berkualitas (Prabowo, 2007:375). Persyaratan utama dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah komitmen pimpinan puncak, selanjutnya dalah pembentukan unit khusus yang mempunyai karakteristik memiliki kedekatan hubungan dengan pimpinan puncak yang bertanggungjawab dalam kegiatan penerapan (Prabowo,2007:381). Hal ini sesuai dengan persyaratan utama dalam berbagai pedoman menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Ada empat langkah utama menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam sebuah lembaga, yaitu :

1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak

2. Membentuk komite pengarah (steering commitee) atau koordinator ISO 9001:2008

3. Mempelajari persyaratan-persyaratan standar sistem manajemn kualitas ISO 9001:2008

4. Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota lembaga itu ( Gazpers, 2005: 183).


(46)

29

Pada langkah tersebut terlihat bahwa komitmen manajemen puncak merupakan persyaratan utama jika lembaga ingin menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Sosialisasi penerapan sistem manajemn mutu ISO 9001:2008 merupakan kegiatan mengkomunikasikan berbagagai kebijakan pimpinan lembaga kepada seluruh sumber daya manusia dengan harapan kebijakan tersebut dipahami dan kemudian menjadi milik bersama. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk memudahkan proses penerapan dengan harapan kebijakan-kebijakan penerapan ISO 9001:2008 dapat dipahami dan dilaksanakan (Prabowo, 2007:389)

2.9.1 Standar isi

2.9.1.1 Pengertian Kurikulum

Secara bahasa kata ” Kurikulum ” berasal dari bahasa Yunani kuno yang biasa digunakan dalam bidang olah raga yaitu curir yang berarti pelari. Curere berarti tempat berlari, dan curiculum berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari sampai garis fenish yang telah ditetapkan (Sudjana, 2004:3).

Istilah ini kemudian dipergunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian awal kurikulum adalah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik untuk memperoleh surat tanda tamat belajar. Pengertian ini mengandung dua unsur pokok yaitu : 1) Mata pelajaran ( Subyect matter ) dan 2) Tujuan utama pendidikan atau kurikulum ( Sudjana, 2004: 4)

(Finch dan Crunkilton, 1999 : 07 ) mengemukakan bahwa kurikulum adalah : sejumlah kegiatan dan pengalaman belajar yang dialami anak didik dibawah pengarahan dan tanggung jawab sekolah.


(47)

sebagai berikut : ”Curriculum is an organizad program of studies learning experiences, the successful

completion of which is considered necessary to achieve specified educational goals

corresponding to different levels of knowledge and qualification “ ( suatu

program terorganisir yang berisi pengalaman belajar untuk mencapai tujuan yang pencapaiannya menurut level pengetahuan dan kulifikasi tertentu di bawah panduan sekolah )

Collin Marsh (2001 : 52 ) mendefinsikan kurikulum adalah “ Curriculum defined

as content is an interesting and brings into another term, namely the syllabus

Kurikulum disebut juga dengan silabus. Selanjutnya dikatakan bahwa silbus umumnya merupakan pernyataan ringkas mengenai isi pelajaran atau kandungan yang akan diajarkan. Menurut Kelough yang dikutip Paul R Burden, (2001:2) silabus diartikan sebagai persyaratan tertulis mengenai isi, prosedur dan perlengkapan dari program pelatihan Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses pembelajaran dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau suatu lembaga pendidikan tertentu. Sebagaimana dikutip oleh (Burhan Nurgiantoro, 2001:7) mengatakan bahwa ” it is all activites

of children under the fustification of the school ( seluruh aktivitas anak anak

dibawah tanggung jawab sekolah ).

Menurut Patmodewo (2005:47) kurikulum adalah seluruh usaha atau kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya belajar, baik didalam maupun di luar kelas. Batasan ini memperluas makna kurikulum bukan sekedar isi atau mata pelajaran sebagai bentuk pengalaman belajar, untuk mempeoleh pengalaman belajar secara maksimal, tidak hanya berhubungan dengan materi pelajaran namun seluruh aspek yang mempengaruhi di sekolah baik fisik, intelektual, sosial


(48)

31

maupun emosional. Oemar Hamalik (2003 :16) mengemukakan tafsiran-tafsiran mengenai kurikulum , yaitu : 1) kurikulum memuat isi dan materi pelajaran dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan. 2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran sebagi suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. 3) Kurikulum sebagai serangkaian pengalaman belajar.

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional memberikan penekanan kurikulum sebagai suatu program dengan menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi dan materi pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (Sukmadinata, 2000 : 27 ) menjelaskan bahwa ada 3 konsep mengenai kurikulum, yaitu : 1) Kurikulum dapat juga digambarkan sebagia dokumen tertulis hasil dari persetujuan bersama penyusun kurikulum , pemegang kebijaksanaan , pendidikan dan masyarakat. 2) Kurikulum sebagai suatu sistem yang artinya bagian dari system pendidikan, sistem sekolah bahkan sebagai bagian dari sistem masyarakat. Suatu system yang mencakup personalia, prosedur kerja menyusun,

melaksanakan dan mengevaluasi suatu kegiatan. 3) Kurikulum sebagai bidang studi bertujuan mengembangkan ilmu percoban. Haris Hobart dan Lundberg (2001:119) mendefinisikan kurikulum sebagai program mata pelajaran dan pengalaman belajar terorganisir yang perlu dilaksanakan dan dipertimbangkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus yang berbeda-beda.


(49)

Berdasarkan pada banyaknya definisi dan terminology tentang kurikulum dapat disimpulkan bahwa kurikulum dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1) Kurikulum sebagai konsep yang tertuang dalam program , rencana ataupun harapan, misalnya silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Kurikulum sebagai pengalaman belajar atau kegiatan nyata pembelajaran, yang meliputi hasil belajar, isi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian dan pengelolaan lingkungan belajar.

Kurikulum sekolah adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan dan strategi pembelajaran sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan di sekolah. Adapun SMA Negeri 1 Gadingrejo dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) yang dalam penyusunannya disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan di SMA Negeri 1 Gadingrejo.

Hal ini disesuaikan dengan tujuan sekolah di SMA Negeri 1 Gadingrejo yaitu meningkatkan kualitas kompetensi siswa yang mampu bersaing ditingkat internasional.

2.9.1.2 Komponen Kurikulum

Kurikulum sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Kurikulum memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut Rosidah (2001: 22 ) komponen kurikulum meliputi :

1) Tujuan : tujuan merupakan hal yang ingin dicapai dari kurikulum tersebut. 2) Isi materi : pembicaraan isi materi menyangkut pertanyaan apa kandungan


(50)

33

isi dari kurikulum ( ruang lingkup ) , kreteria yang dipergunakan untuk memilih isi, bagaimana isi atau materi akan diprensentasikan dan kriteria apa yang dipergunakan untuk menentukan urutan isi.

3) Kegiatan belajar atau pengalaman belajar : merupakan ragam pengalaman belajar yang akan dilakukan dan dialami peserta didik yang tergantung kepada jenis isi materi yang dipelajari. Komponen kegiatan memberikan petunjuk bagaimana kurikulum dilaksanakan.

4) Evaluasi : merupakan bagian integral dalam pengembangan. Perbaikan dan perubahan kurikulum senantiasa diawali dengan kegiatan penilaian. Pengembangan kurikulum merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian. Oemar Hamalik (2003:24) menyebutkan komponen-komponen kurikulum meliputi :1) Tujuan : setiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Setiap mata pelajaran mempunyai sendiri yang berbeda dengan mata pelajaran sebagai penjabaran dari tujuan di atasnya bisa berupa tujuan kurikuler (bidang studi ), tujuan institusional dan tujuan nasional. 2) Materi : hakekatnya merupakan isi dari kurikulum. Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran mencapai penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (bab I , pasal 39 UUSPN 2003). Isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip : (a) Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh peserta


(51)

didik dalam pembelajaran;.(b) Materi kurikulum mengacu kepada pencapaian tujuan masing-masingsatuan pendidikan. Perbedaan ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh tujuan pendidikan; (c) Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang merupakan tujuan tertinggi 3) Metode : cara yang dipergunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam mencapai tujuan kurikulum yang telah ditentukan. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sangat penting agar guru dapar berfungsi sebagai fasilitator dan pembimbimg dalam proses pembelajaran. Metode memiliki peran yang sangat penting dalam kurikulum karena memuat tugas yang harus dikerjakan guru dalam proses pembelajaran 4) Organisasi kurikulum menyangkut masalah pengaturan isi yang setiap satuan pendidikan bisa memiliki ciri khusus. Organisasi tersebut berupa : (a) Mata pelajaran terpisah-pisah dengan mata pelajaran yang lain dan cara menyampaikan sendiri-sendiri (b) Mata pelajaran berkorelasi dengan cara menyampaikan pokok-pokok yang berkorelasi untuk memudahkan siswa memahami pelajaran. (c) Bidang studi ( broadfield ) dimana beberapa mata pelajaran yang sejenis dan memiliki ciri sama dikorelasikan dalam satu bidang studi (d) Program berpusat pada siswa (Child center) program kurikulummenitikberatkan pada kegiatan-kegiatan siswa bukan pada mata pelajaran (e) Core program menggunkan unit masalah yang diambil dari suatu mata pelajaran tertentu dan beberapa mata pelajaran lainnya yang


(52)

35

diarahkan pada kegiatan belajar dalam rangka memecahkan masalah dari unit masalah yang dipilih.(f) Ecletic program mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran dan peserta didik. 5) Evaluasi : evaluasi berperan penting untuk memperoleh informasi akurat mengenai penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan siswa belajar karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya.kompenen inti setiap kurikulum adalah tujuan, isi, materi, kegiatan pembelajaran (metode dan organisasi ) dan evaluasi. Kompenen tujuan memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai penentu pengembangan komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Tujuan dari pengembangan kurikulum ini adalah untuk memenuhi kebutuhan sekolah tentang kurikulum internasional,

2.10 Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah bagian teori dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan atau argumen bagi peneliti tentang input, proses dan output

Input Sekolah memiliki ciri, antara lain (1) telah berakreditasi A oleh badan sertifikasi sekolah / nasional serta berakreditasi A dari salah satu anggota OECD (2) standar kelulusan lebih tinggi dari sekolah nasional, sistem administrasi berbasis ICT dan muatan mata pelajaran sama dengan muatan mata pelajaran dari negara anggota OECD atau negara maju


(53)

lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dibidang pendidikan.(3) jumlah guru minimal 20 % berpendidikan S2 / S3 dari perguruan tinggi

yang program studinya terakriditasi A dam mampu berbahasa inggris aktif, kepala sekolah minimal berpendidikan S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakriditasi A serta berbasis ICT (4) tiap ruang kelas

dilengkapi sarana prasarana pembelajaran berbasis ICT, perpustakaan dilengkapi sarana digital berbasis ICT dan memiliki ruang berfasilitas multimedia.(4) menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kinerja kunci tambahan ( IKKT ).

Proses pembelajaran, penilaian dan penyelenggaraan ISO 9001:2008 secara bertahap harus bercirikan, yaitu (1) pro-perubahan dalam pembelajaran yang mampu menumbuhkan daya kreasi, inovasi, alar dan eksperimentasi untuk menemukan hal baru, a joy of discovery (2) menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, student centered, reflective learning,

active learning, enjoyble learning,and joyful learning, cooperative learning,

quantumlearning,learning revolution, contextual learnin, yang kesemuanya telah

memiliki standar Manajemen mutu (3) menerapkan proses pembelajaran berbasis ICT pada semua mata pelajaran (4) proses pembelajaran menggunakan bahasa inggris pada mata pelajaran sains, matematika dan TIK (5) proses penilaian menggunakan model penilaian nasional (6) dalam pengelolaan dan manajemen mutu sekolah program ISO 9000:2001.


(54)

37

Menurut Glasman (dalam Herawan 2008:67) menyatakan bahwa:

”pimpinan berperan mengatur personil, kegiatan-kegiatan, waktu dan tempat, dan sumber daya yang akan digunakan agar-agar kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dalam pelaksanaannya berjalan tertib dan teratur sehingga apa yang

diharapkan tercapai”. Disamping perlu adanya pengaturan pekerjaan dan

membagikannya pada personil yang terlibat, hendaknya dengan disertai pemberian wewenang dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian wewenang, para pelaksana akan lebih maksimal dalam melaksanakan tugasnya, bisa melakukan tindakan atau kegiatan kreatif dan inofatif yang bisa memuaskan pelanggan. Wewenang yang diberikan disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaannya sehingga tindakan yang dilakukan oleh para pelaksana tidak melampaui tugas dan tanggung jawabnya.

Output atau lulusan sekolah program ISO 9001:2008 memiliki kemampuan yang ditunjukkan dengan penguasaan standar nasional pendidikan Indonesia. Sedangkan peserta didik memiliki nilai tambah yang positif pada potensi peserta didik, baik intelektual, emosional dan spiritualnya. Selain itu memiliki kemampuan berbasis dengan ilmu pengetahuan tehnologi dan infomasi, beretika global, berjiwa dan bermental kuat, integritas etik dan bermoral tinggi serta peka terhadap tuntutan-tuntutan sosial. Adapun semua itu semua itu dapat dicapai jika peserta didik mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang canggih serta mampu berkomunikasi secara global.


(55)

Tugas dan fungsi kepala sekolah program ISO 9001:2008 antara lain : a) Mengarahkan sekolahnya melalui perumusan visi, misi, tujuan, kebijakan,rencana, dan program ISO 9001:2008 yang jelas, b)Membimbing/memfasilitasi/ memberdayakan warga Sekolah melalui pelatihan,lokakarya, pedoman kerja, panduan kerja, prosedur kerja, dsb.;c) Mengatur program melalui

regulasi, ketentuan-ketentuan (kualifikasi, spesifikasi,kriteria, dsb.); d). Memantau pelaksanaan dan mengevaluasi hasil e) Mengelola ISO 9001:2008 (fungsi manajemen dan urusan sekolah) dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola Sekolah yang baik. f)Memimpin warganya melalui pemberian arah yang jelas, keteladanan,pemberdayaan, pembimbingan, pemotivasian, dsb. g) Mengembangkan organisasi Sekolah agar menjadi Sekolah yang mampu dan mau belajar secara cepat,

h) Mengadministrasi Sekolah dengan pengaturan dan pendayagunaan sumberdaya (gunakan ICT) i)Mendorong dan mengembangan kreativitas, inovasi, dan jiwa kewirausahaan warga sekolah j) Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.

Komite sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan non politis, yang dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para Stekeholder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai

representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada satuan pendidikan. Dibentuknya


(56)

39

komite pada satuan pendidikan adalah agar ada suatu organisasi masyarakat sekolah yang memiliki komitmen dan loyalitas serta

peduli terhadap peningkatan kulitas sekolah. Komite sekolah yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar budaya, demografis,nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun oleh masyarakat. Oleh karena itu komite sekolah mengembangkan konsep yang berorentasi kepada pengguna ( client model) berbagai kewenangan

(power sharing andadvocacy model ) dan kemitraan ( partnership model )

yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan (Depdiknas , 2002 : 17).

Adapun tujuan dibentuknya komite sekolah sebagai berikut:

1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijaksanaan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan.

2) Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

3) Menciptakan susana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu. ( Depdiknas, 2002 :21).


(57)

Berdasarkan uraian diatas, kerangka pikir dalam penelitian ini dapat diskemakan sebagai berikut :

Input Proses Output

Gambar 2.1 Model teoritis Implementasi ISO 9001:2008 Faktor Pendukung

Faktor Penghambat Sumber Daya

Sekolah

-Manajemen Mutu Sekolah -Evaluasi

Kepuasan Pelanggan


(58)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini dibahas tentang : 1) pendekatan penelitian, 2) kehadiran peneliti, 3) lokasi penelitian, 4) sumber data penelitian, 5) teknik pengumpulan data penelitian, 7) pengecekan keabsahan data penelitian, 8) pemaparan data penelitian, dan 9) tahapan penelitian.

3.1 Pendekatan Penelitian

Agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta dapat mendapatkan data yang mendalam dari fokus dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena obyek penelitian ini berupa proses kegiatan atau tindakan beberapa orang, yaitu tentang Implementasi Manajemen Mutu melalui Program ISO 9001:2008 di SMAN 1 Gadingrejo.

Pendekatan kualitatif ini sering pula disebut sebagai pendekatan naturalistik. Menurut (Bogdan dan Biklen 1998), pendekatan kualitatif memiliki lima ciri, yaitu : 1) penelitian kualitatif dilakukan pada latar alamiah (natural setting) sebagai sumber data langsung dan peneliti merupakan instrumen kunci, 2) bersifat

deskriptif yaitu menggambarkan situasi tertentu atau data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar dari pada angka, 3) lebih memperhatikan proses,


(59)

4) dalam menganalisis data cenderung secara induktif, 5) makna merupakan hal yang isensial bagi penelitian kualitatif.

Berdasarkan karakteristik tersebut, maka penelitian ini lebih tepat disebut dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan pola-pola nilai yang dihadapi dilapangan.

Pendekatan kualitatif ini sengaja digunakan karena peneliti bertujuan memahami secara mendalam dan lebih dekat bagaimana kepala sekolah, para Waka, guru, siswa dan masyarakat sekitar menangkap kenyataan sertra bagaimana pandangan-pandangan nya. Melalui metode kualitatif peneliti dapat mengenal subyek secara pribadi dan memungkinkan peneliti menyelediki langsung konse-konsep seperti keindahan, harapan, dapat diselidiki dalam kehidupan subyek sehari-hari, yaitu dengan cara melakukan observasi dan perlibatan langsung dengan subyek di tempat lingkungan subyek.

3.2 Kehadiran Peneliti

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menuntut kehadiran peneliti di lapangan, karena peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian sekaligus pengumpulan data. Keuntungan peneliti sebagai instrumen adalah subyek lebih tanggap akan kedatangan peneliti, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan setting penelitian, keputusan berhubungan dengan penelitian dapat diambil cepat dan terarah. Demikian informasi diperoleh melalui sikap dan cara informasi dalam memberikan informasi.


(60)

43

Kehadiran peneliti dilapangan berusaha berinteraksi dengan subyek secara wajar, menyesuaikan diri dengan situasi kondisi yang ada. Hubungan baik antara peneliti dengan subyek sebelum dan selama dilapangan merupakan kunci utama keberhasilan pengumpulan data.

Tingkat kepercayaan tinggi dari informan membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data diperoleh sesuai fokus penelitian terlaksana dengan mudah, lengkap danakurat. Sebelumterjun kelapangan, peneliti mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh, baik mental maupun fisik. Kehadiran peneliti dilapangan mengedepankan nilai-nilai etika moral dan tidak mengubah latar penelitian serta mengikuti peraturan dan ketentuan berlaku, sehingga penelitian tidak terjadi konflik.

Selama peneliti berada dilapangan memperhatikan beberapa hal berikut : 1) berprilaku luwes, 2) menghormati etika pergaulan yang sudah terbangun, mengikuti peraturan dan ketentuan berlaku, serta berusaha menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan subyek peneliti, 3) peneliti berusaha melebur diri kedalam situasi subyek dengan bergaul sewajarnya, agar informan terbuka memberi jawaban pada waktu wawancara dan pengamatan, sehingga data yang diperlukan diperoleh dengan baik, 4) Peneliti mempunyai keterbatasan, maka kehadiran dilapangan memerlukan instrumen bantu dipergunakan dalam penelitian seperti alat tulis, tape dan kamera foto.

3.3 Lokasi Peneliti

Penelitian Implementasi Manajemen Mutu melalui program ISO 9001:2008 dilakukan di SMAN 1 Gadingrejo. Lokasi sekolah sebagai lokasi


(61)

penelitian terletak di jalan Tegalsari No. 1 kecamatan Gadingrejo, kabupaten Pringsewu.

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah manusia dan selain manusia. Manusia sebagai sumber data adalah merupakan informan. Manusia sebagai sumber data adalah merupakan informan, yaitu pelaku utama dan bukan pelaku utama (Miles dan Huberman,1999). Sumber data manusia penelitian ini berjumlah 14 orang informan, yang terdiri dari 6 orang pelaku utama dan 8 orang bukan pelaku utama.

Pelaku utama 6 orang terdiri dari 1 kepala sekolah, 1 wakil kepala sekolah manajemen mutu, 1 wakil kepala sekolah bidang kurikulum, 1 wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, 1 wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, dan 1 wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat. Informan manusia bukan pelaku utama adalah perwakilan komite sekolah terdiri dari ketua komite, sekretaris komite, bendahara komite, perwakilan siswa sebanyak 4 orang, dan perwakilan dari dewan guru.

Tabel 3.1 Data Informan

NO Nama Informan Jabatan

1 Drs. Jumani Darjo, M.Pd Kepala Sekolah

2 Otang Kadarusman,M.Pd Wakil Kepala Sekolah Manajemen Mutu 3 Drs. Jauhari Arifin Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum 4 Handriadi, M.Pd Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan 5 Drs. Purwanto Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana 6 Drs. Yusar Lutfi Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas atau dokumen-dokumen hasil kegiatan manajemen serta sarana dan prasarana. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling


(62)

45

purposif, agar data diperoleh dari informan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

Pengambilan sampel bukan dimaksud untuk mewakili populasi, melainkan didasarkan pada tema yang muncul di lapangan. Penelitian ini yang dipergunakan penetapan sampling waktu, yaitu pemilihan waktu yang tepat pada saat menjumpai informan untuk wawancara dan pada waktu pengamatan dengan maksud agar diperoleh data yang akurat. Selain itu juga dipergunakan sampling internal, yaitu dengan cara pengamatan untuk memilih informan dan peristiwa-peristiwa yang akan diteliti secara mendalam.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan melalui 1) Teknik wawancara, 2) Teknik observasi, dan 3) Teknik dokumentasi.

Pada penelitian ini akan diutamakan menggunanakan teknik wawancara, sedangkan untuk teknik observasi dan dokumentasi dipakai guna membantu serta melengkapi data penelitian yang diperlukan. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dalam wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara/inteviewer dan yang diwawancarai/interviewee.

Jenis-jenis wawancara terdiri atas : 1) wawancara pembicaraan formal, 2) wawancara dengan petunjuk umum, dan 3) wawancara dengan petunjuk baku Patton (2001).


(63)

Pada penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, namun tetap ada petunjuk umumnya karena untuk lebih memudahkan peneliti sebagai acuan umum yaitu kata kunci yang akan dijadikan titik awal dari pembicaraan. Petunjuk wawancara ini meliputi : 1) keterangan subyek, seperti nama, jabatan, dan lain sebagainya, dan 2) kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu implementasi, manajemen mutu, program ISO 9001:2005.

Pada teknik wawancara terdapat tiga rangkaian wawancara : 1) wawancara yang mengungkap konteks pengalaman informan, 2) wawancara yang memberikan kesempatan untuk merekontruksi pengalamannya, dan 3) wawancara yang mendorong informan untuk merefleksi makna dari pengalaman yang dimilikinya (Sonhadji, 2001). Pada rangkaian wawancara pertama peneliti mempunyai tugas untuk membawa pengalaman informan kedalam konteks penelitian dengan meminta informan agar bercerita sebanyak mungkin tentang dirinya dalam kurun waktu tertentu, kedua adalah untuk merekontruksi rincian kongkrit tentang

pengalaman informan saat ini sejalan dengan tujuan penelitian, ketiga adalah untuk mencari makna, dalam hal ini informan diminta untuk merefleksi makna

dari pengalaman yang dimilikinya.

Pada penelitian ini diperoleh informasi secara mendalam untuk menjaring data manajemen mutu yang dilaksanakan di SMAN 1 Gadingrejo berkaiatan dengan Implementasi Manajemen Mutu melalui Program ISO 901:2008.

Wawancara diusahakan dalam suasana informal, dengan memberikan kesempatan kepada informan untuk mengungkapkan apa yang menjadi perhatian dan


(1)

105

pembelajaran dikelas. Tenaga kependidikan SMA N 1 Gadingrejo rata-rata telah mampu menggunakan ICT dalam menyelesaikan administrasi. Sedangkan staf tata usaha, laboran, dan pustakawan pendidikannya belum sesuai dengan tuntutan sekolah karena lulusannaya rata-rata baru SMA.

Peserta didik di SMA N 1 Gadingrejo memiliki kompetensi dan kecerdasan yang tinggi ini, dapat dilihat dari prestasi yang telah dicapai dan nilai tes waktu penerimaan peserta didik dengan nilai rata-rata diatas 7,00. Pedoman dan acuhan dalam peneyelenggaraan ISO 9001:2008 di SMAN 1 Gadingrejo adalah rencana pengembangan sekolah (RPS) yang disusun dalam bentuk buku. Dalam RPS terdiri dari dua bagian yaitu rencana kerja dan anggaran sekolah atau RKAS – 1 merupakan program jangka panjang 4 tahun dan rencana kegiatan dan anggaran sekolah atau RKAS-1 merupakan program kerja jangka pendek satu tahun. Manajemen dan pengelolaan yang digunakan SMA N 1 Gadingrejo mulai tahun 2009 adalah manajemen yang telah berstandar internasional yaitu ISO 9001:2008 dan telah diakui dengan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008.

Sarana prasarana yang telah dimiliki SMA N 1 Gadingrejo telah berkembang untuk memenuhi standar Nasional. Sarana prasarana pembelajaran yang telah dimiliki antara lain (a) Laboratorium bahasa inggris 2 buah (b) laboratorium fisika dan bilogi (c) Laboratorium komputer 2 buah dengan komputer pentium 4 (d) ruang multimedia (e) terpasangan jaringan internet yang terpasang lengkap ke sistem Lab Komputer, ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan , TU , ruang multimedia ) (f) peralatan media pembelajaran di kelas TV, VCD, Tape , OHP, LCD, Laptop atau komputer , AC. Adapun sarana


(2)

penunjang SMA N 1 Gadingrejo adalah lahan dengan luas 5 790 m 2, gedung, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, audotorium, lapangan olah raga, pusat belajar dan riset guru, ruang guru, ruang TU, ruang Kepala Sekolah, ruang UKS, Kamar kecil siswa dan Guru, tempat ibadah. Sistem Sistem penilaian di SMA N 1 Gadingrejo, norma penilaiannya mengacu pada pedomannilai yang dikeluarkan oleh Departeman Pendidikan Nasional. Proses penilaian tersebut adalah sebagai berikut (1) menentukan kreteria ketuntasan minimal (KKM) setiap mata pelajaran (2) mengadakan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. (3) menentukan kreteria kenaikan kelas (4) melaporkan hasil belajar pada orang siswa yang berbentuk buku rapor (5) mengadakan ujian sekolah dan ujian masional (6) menentukan kreteria kelulusan (7) menentukan kelulusan peserta (8) menerbitkan surat keterangan hasil ujian Nasional ( SKHUN ) (9) menerbitkan ijazah Sumber dana yang digunakan dalam pengembangan RSBI di SMA N 1 Gadingrejo masih merupakan bantuan dari Pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, sedangkan biaya untuk operasional kelas RSBI di SMAN 1 Gadingrejo dari orang tua siswa Budaya yang dikembangkan di SMAN 1 Gadingrejo adalah budaya demokratis dan kekeluargaan dengan mewajibkan setiap warga melaksanakan senyum, sapa, salam, santun (S4) saat saling bertemu, dengan demikian antara guru dan siswa saling mengenal dengan baik, Budaya untuk tidak membedakan antara suku satu dengan yang lain berjalan dengan baik, serta budaya saling menghormati dan bekerja antara agama yang satu dengan yang lain.


(3)

107

Untuk menciptakan linkungan yang nyaman dan tenang di SMAN 1 Gadingrejo membuat taman sekolah , menjaga kebersihan, pemasangan hostpot sekolah yang setiap saat digunakan oleh para warga sekolah untuk belajar. Menciptakan keamanan sekolah yang baik dengan adanya piket SATPAM selama 24 jam sehingga bagi warga sekolah yang ingin datang kesekolah selalu ada yang melayani serta merasa aman dilingkungan sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Bogdan, R.C., dan Biklen, S.K 2001. Qualitative Research. Needham Height, MA: Allyn and Bacon.

Bukhori MS, 2005, Kamus ilmiah Populer. Jakarta: Gunung Agung

Burhan Nurgiantoro, 2001. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Depdiknas 2007, Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2009, Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Depdiknas, 2009. Pedoman Bantuan Sistem Manajemn Mutu ISO 9001:2008 Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dan Menengah. Jakarta

Flippo, Edwin B, 2001. Manajemen Personalia, diterjemahkan oleh Mohammad Mas’ud, Jakarta : Erlangga.

Gazpers, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gibson, etal. 2002. Organisasi dan Manajemen: Perilaku Sruktur Proses, Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, Malayu SP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan, Jakarta: Gunung Agung.

Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Manullang, M, 1999, Manajemen Personalia, Jakarta : Ghalia

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Rosda Karya.


(5)

115

Miles, M. B., dan Huberman, A.M. Tanpa Tahun. Analisis Data Kualitatif. Alih Bahasa Rohidi. Tj. R.2001. Jakarta : UI Press

Moleong, L., J., 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E., 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Penerapan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nawawi, Hadawi, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Yogyakarta : Penerbit Gadjah Mada University Press.

Nana Sujana, 2003. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Patton. Q.M. 2000. Qualitative Evaluative Methods. London:Sage Publication. Patmodewo, 2002. Pendidikan Anak Prasekolah. Bandung : Rineka Cipta

Prabowo, S. L. 2007. Penjaminan Mutu Dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Di Perguruan Tinggi (Studi Multi Situs STIE Malangkucewa Malang dan Universitas Naraotama Surabaya). Disertasi. (tidak diterbitkan). Malang:Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Sallis, E. 2008. Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu

Pendidikan). Buku Terjemahan oleh Ahmad Ali Riyadi dan Farurrozi. Edisi ke –VIII London, UK: Kogan Page.

Siagian, Sondang, P. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara

Simamora, Henry 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN

Arikunto 2005. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Bandung : CV. Alfabeta Bandung.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B Cetakan Ketiga, Bandung : C V. Alfabeta Bandung.


(6)

Sukmadinata, 2003. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Terry, G.R. 2006. Prinsi-Prinsip Manajemen. Penerbit Bumi Aksara

Tohardi Ahmad, 2002. Pemahaman Praktis ManajemenSumber Daya Manusia, Edisi I, Bandung: CV. Mandar Maju.


Dokumen yang terkait

The Reading Comprehension Ability Of SMA Student (The Case of the second year students SMA Negeri 1 Gebang Langkat Academic Year 2013/2014)

0 41 15

Pengaruh Emotional Spiritual Quotient (ESQ), Locus of Control (LOC), Time Budget Pressure, Moralitas Auditor dan Komitmen Profesional Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Inspektorat Kabupaten Dairi)

16 78 172

Implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

0 5 22

THE IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT ISO 9001:2008 IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL INDUSTRY TECHNOLOGY BANDAR LAMPUNG IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI INDUSTRI BANDAR LAMPUNG

0 33 121

PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 2000 DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA

1 15 184

THE MANAGEMENT OF OPERATIONAL ASSISTANCE FOR QUALITY MANAGEMENT (OAQM) AT SMA NEGERI 3 The Management Of Operational Assistance For Quality Management (OAQM) At SMA Negeri 3 Salatiga In The Academic Year Of 2010.

0 0 22

EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION TO ISO QUALITY MANAGEMENT SYSTEM : Case Study of ISO QMS 9001:2008 Policy Implementation at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

0 11 65

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI 1 WONOGIRI

0 0 148

An Analysis on the Effect of Environmental Performance and the Implementation of Environmental Management System (ISO 14001) on the Issuer Financial Performance

0 2 7

BUILDING SCHOOL ORGANIZATIONAL WORK CULTURE THROUGH THE IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ISO 9001: 2008

0 0 8