23
di bidang hukum waris, dimana anak adopsi tersebut berhak mewarisi harta kekayaan orang tua yang mengadopsinya bersama-sama dengan anak sah yang
dilahirkan dari perkawinan suami-istri yang mengadopsinya.
31
2. Kerangka Konsep
Kerangka konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstrak yang digeneralisasikan
dari hal-hal
yang khusus,
yang disebut
dengan defenisi
operasional.
32
Kegunaan dari adanya konsepsi agar supaya ada pegangan dalam melakukan penelitian atau penguraian, sehingga memudahkan bagi orang lain untuk
memahami batasan-batasan atau pengertian-pengertian yang dikemukakan.
33
Konsep pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis yang seringkali bersifat abstrak, sehingga
diperlukan defenisi-defenisi operasional yang menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian.
34
Agar terdapat persamaan persepsi dalam memahami penulisan di dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa konseptual
sebagaimana terdapat di bawah ini: Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.
31
Herwando Pramanto, Hak Mewaris Anak Angkat Menurut KUH Perdata, Pustaka Ilmu, Surabaya, 2006, hal.28.
32
Sumadi Suryabarata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta, 1998, hal.3
33
Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal.5
34
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal.13
Universitas Sumatera Utara
24
Pengangkatan Anak
adalah :
Perbuatan hukum
yang melakukan
pengangkatan terhadap seorang anak untuk dijadikan sebagai anak yang sama kedudukannya seperti anak kandungnya sendiri dimasyarakat orang tua angkat
tersebut. Akibat Hukum Pengangkatan Anak adalah Suatu akibat yang terjadi dari
suatu pengangkatan anak dimana hubungan keperdataan dengan orang tua kandungnya menjadi putus dan anak angkat tersebut mempunyai kedudukan yang
sama dengan anak kandung dari orang tua angkatnya dalam hal pembagian harta warisan.
Anak angkat adalah anak yang diambil dan dijadikan anak oleh orang lain sebagai anaknya. Anak angkat itu mungkin seorang laki-laki, mungkin pula seorang
anak perempuan. Harta Warisan adalah kekayaan yang berupa keseluruhan aktiva dan pasiva
yang ditinggalkan pewaris dan berpindah kepada ahli waris hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang.
35
Ahli Waris adalah orang yang menggantikan kedudukan pewaris di dalam kedudukannya terhadap warisan, baik untuk seluruhnya, maupun untuk sebagian
tertentu.
36
35
Surini Ahlan Sjarif, dkk, Hukum Kewarisan Perdata Barat Pewarisan Menurut Undang- Undang, Kencana, Jakarta, 2006, hal.10
36
Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1986, hal. 7
Universitas Sumatera Utara
25
Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Hak-Hak Anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan
kebebasan.
37
Menurut Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 Tentang
Pelaksanaan Pengangkatan
Anak Peraturan
Pemerintah tentang
Pengangkatan Anak memberikan defenisi anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan masyarakat orang tua, wali yang sah atau orang
lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut kedalam lingkungan masyarakat orang tua angkatnya berdasarkan keputusan
atau penetapan pengadilan.
G. Metode Penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian
Untuk membahas dan menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, yaitu
penelitian yang didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di
37
Sutarno Wadirman, Hak Asasi Anak Sebagian Dari Hak Asasi Manusia Kajian Yuridis Terhadap Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak, Bumi Aksara, Bandung,
2009, hal. 58
Universitas Sumatera Utara
26
bidang pengangkatan anak adopsi, dan hukum perkawinan yang berlaku, serta hukum harta benda perkawinan di kalangan masyarakat Tionghoa, dimana peraturan
perundang-undangan tersebut menguraikan memaparkan sekaligus menganalisis bagaimana praktek pelaksanaan pengangkatan anak di kalangan masyarakat Tionghoa
dan juga akibat hukum pengangkatan anak tersebut terhadap harta benda perkawinan dari orang tua angkatnya.
Pengangkatan anak dikalangan masyarakat Tionghoa dalam prakteknya terjadi karena orangtua angkat tersebut tidak memiliki anak dalam perkawinannya atau
karena orangtua angka tersebut merasa iba terhadap anak yang akan diangkatnya tersebut. Pada umumnya pengangkatan anak di kalangan masyarakat Tionghoa adalah
anak laki-laki sebagai pengurus keturunan namun tidak tertutup kemungkinan untuk mengangkat anak perempuan. Pengangkatan anak tersebut dilakukan dengan
menggunakan hukum adat Tionghoa berupa upacara adat Tionghoa sebagai tanda pemberitahuan telah terjadi pengangkatan anak dari orangtua kandungnya kepada
orangtua angkatnya. Sehingga anak tersebut telah terputus hubungannya dengan orangtua kandungnya dan menimbulkan hubungan hukum keperdataan baru dengan
orangtua angkatnya khususnya di bidang hukum harta benda perkawinan.
2 . Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu untuk menggambarkan, memaparkan dan menganalisa permasalahan yang ada masa sekarang,
38
yaitu mengenai motif, kriteria serta proses pengangkatan anak, kedudukan hukum anak
38
Winarno Surakhmad, Dasar dan Tehnik Research, Tarsito, Bandung, hal. 132
Universitas Sumatera Utara
27
angkat di lingkungan masyarakat orang tua yang mengangkat, kedudukan anak angkat atas harta benda perkawinan orang tua yang mengangkat sikap pengadilan
Mahkamah Agung terhadap kedudukan anak angkat pada masyarakat Tionghoa di Kota Pekanbaru.
3. Teknik Pengumpulan Data