Least Significant Bit LSB menurut Fungsi Linear

karakter yang akan disisipkan adalah karakter “A” dengan nilai biner “0100 0001” , dengan demikian ada 8 piksel yang akan disisipi pesan. Berikut adalah proses Insertion LSB. Maka hasil penyisipannya sebagai berikut. Gambar 4.7 Citra stego 5x5 piksel dalam bentuk biner Teknik penyisipan dilakukan pada bit-bit terakhir atau paling kanan disetiap barisan bit didalam byte pada citra penampungnya. Metode LSB sudah banyak dilakukan didalam teknik steganografi, sehingga membutuhkan pengembangan atau modifikasi, untuk pengembangannya dapat berupa penambahan kunci maupun merubah teknik penyisipannya.

4.1.2 Least Significant Bit LSB menurut Fungsi Linear

Teknik penyisipan menggunakan algoritma LSB menurut Fungsi Linear juga membutuhkan proses pendukung yang sama dengan algoritma LSB, akan tetapi ada penambahan dalam menentukan kunci dan penghitungan letak penyisipan. Penyisipan pesan menggunakan metode LSBmenurut Fungsi Linear dilakukan dengan menyisipkan 1 bit embed kedalam 1byte cover citra dengan menggatikan 1 bit LSB dengan 1 bit pesan. Sebelum disisipkan terlebih dahulu dilakukan Modifikasi yaitu menghitung letak koordinat penyisipannya. Teknik perhitungan letak koordinat dilakukan dengan Fungsi 3.4 dimana m dan b ditetapkan sebagai private key yang dibangkitkan secara Universitas Sumatera Utara acak random oleh sistem, adapun Fungsi Linear yang digunakan adalah sebagai berikut: fx = mx + b .............................................................................................. 4.4 keterangan: y adalah kolom piksel, x adalah baris piksel m dan b adalah konstanta. Dari persamaan 4.4 kita akan menghitung koordinat peletakan pesan rahasia dengan ketentuan konstanta m dan b merupakan bilangan integer positif. Proses Penyisipan dilakukan dilakukan dengan menggantikan 1 bit LSB citra yang telah ditentukan koordinatnya dengan 1 bit karakter pesan teks yang akan disembunyikan. Langkah – langkah yang dilakukan dalam proses Penyisipan menggunakan metode LSBmenurut Fungsi Linear adalah sebagai berikut: 1. Input cover citra 2. Baca nilai Piksel citra, kemudian ubah kedalam bentuk biner 3. Bangkitkan kunci 4. Hitung maksimal pesan yang dapat disisip berdasarkan kunci yang telah dibangkitkan. 5. Input teks dan ubah kebentuk biner 6. Tentukan letak koordinat penyisipan dengan menggunakan Fungsi linear 7. Gantikan 1 bit LSB dari piksel cover image dengan 1 bit embed. 8. Petakan menjadi citra baru stego image. Berikut adalah citra cover 11x18 piksel yang disiapkan untuk menyisipka karakter “A” dengan nilai biner “0100 0001”, dengan demikian ada 8 piksel yang akan disisipi pesan. Berikut adalah proses Insertion LSB. Maka hasil penyisipannya sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 citra cover11x18 piksel dalam bentuk biner Setelah itu dilakukan proses pembangkitan kunci m dan b secara otomatis oleh sistem. Misalkan kunci yang dihasilkan adalah m=2 dan b=1. Kemudian dilakukan perhitungan pesan maksimal yang dapat disisipkan kedalam cover citra dengan menghitung nilai x max berdasarkan persamaan 4.4 dan diinputkan kunci yang telah didapat. Maka pesan yang dapat disisipkan pada citra cover 10x18 piksel adalah sebanyak 8 bit . Input karakter yang akan disisipkan kedalam cover citrapada gambar 3.5 diatas. Kita asumsikan karakter yang akan disisipkan adalah karakter “A” dengan nilai biner “0100 0001”, dengan demikian ada 8 piksel yang akan disisipi pesan. Berikut adalah proses Insertion LSBmenurut Fungsi Linear. Penyelesaiannya sebagai berikut, sistem membangkit kan konstanta yang bernilai m = 2 dan b = 1 private key, penyelesaian: 1. Dimulai penyisipan 1 bit pertama yaitu x = 0, maka : fx = mx + b fx = 20 + 1 fx = 1 Universitas Sumatera Utara letak koordinat penyisipan bit pertama adalah {0,1} 2. Penyisipan 1 bit kedua yaitu x = 1 fx = mx + b fx = 21 + 1 fx = 3 Letak koordinat penyisipan 1 bit kedua adalah {1,3} 3. Penyisipan 1 bit ketiga yaitu x = 2 fx = mx + b fx = 22 + 1 fx = 5 Letak koordinat penyisipan 1 bit ketiga adalah {2,5} 4. Penyisipan 1 bit keempat yaitu x = 3 fx = mx + b fx = 23 + 1 fx = 7 Letak koordinat penyisipan bit pertama adalah {3,7}. 5. Dimulai penyisipan 1 bit kelima yaitu x = 4, maka : fx = mx + b fx = 24 + 1 fx = 9 letak koordinat penyisipan bit kelima adalah {4,9} 6. Penyisipan 1 bit keenam yaitu x = 5 fx = mx + b fx = 25 + 1 fx = 11 Letak koordinat penyisipan 1 bit keenam adalah {5,11} 7. Penyisipan 1 bit ketujuh yaitu x = 6 fx = mx + b fx = 26 + 1 Universitas Sumatera Utara fx = 13 Letak koordinat penyisipan 1 bit ketujuh adalah {6,13} 8. Penyisipan 1 bit kedelapan yaitu x = 7 fx = mx + b fx = 27 + 1 fx = 15 Letak koordinat penyisipan bit kedelapan adalah {7,15}. Setelah semua koordinat penyisipan selesai dihitung, kemudian gantikan 1 bit LSB dengan 1 bit pesan sesuai dengan koordinat peletakannya masing – masing. Dari hasil perhitungan koordinat diatas dapat kita ketahui bahwa pesan “0100 0001” dapat disisipkan pada koordinat piksel cover citra urutan {0,1}, {1,3}, {2,5}, {3,7}, {4,9}, {5,11}, {6,13} dan {7,15}. Segmen citra setelah menjadi stego image adalah sebagai berikut: Gambar 4.9 citra stego11x18 piksel dalam bentuk biner Proses ekstraksi juga membutuhkan perhitungan yang sama dengan proses penyisipan. Untuk mengurai kembali pesan yang disembunyikan sistem juga membutuhkan perhitungan koordinat penyisipannya. Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Perhitungan Fidelity