29
Perkembangan Usus Halus A. Pengukuran Berat dan Panjang Usus Halus
Pengukuran berat dan panjang usus halus dilakukan pada neonatal jantan dan anak ayam umur 14 hari. Usus halus terdiri atas duodenum,
jejunum dan ileum. Usus halus dibersihkan dari sisa pakan, kemudian diukur panjang dan berat dari masing-masing segment usus halus. Batas antara
duodenum dengan jejunum ditentukan sesuai dengan panjang lengkungan duodenum. Batas antara jejunum dan ileum adalah Meckel’s diverticulum.
Batas antara ileum dan kolon adalah percabangan sekum di mana ileo caecal tonsil berada.
B. Pengukuran Luas Permukaan Vili Usus Halus
Pengukuran ini dilakukan pada neonatal jantan dan anak ayam umur 14 hari. Pada neonatal jantan pengukuran luas permukaan vili dilakukan pada
duodenum, jejunum dan ileum sedangkan saat umur 14 hari pengukuran hanya dilakukan pada ileum saja. Pengambilan sampel dilakukan dua sentimeter dari
ujung proksimal masing-masing segmen usus halus, sepanjang satu sentimeter untuk setiap segmennya. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi larutan formalin 10 untuk kemudian di buat preparat histologi. Hal ini berlaku untuk setiap ulangan dan perlakuan sehingga dapat
dibandingkan luas permukaan vili duodenum, jejunum dan ileum dari masing- masing perlakuan Gambar 6.
Sediaan difiksasi dengan larutan Buffer Neutral Formalin 10, kemudian dilakukan trimming dan organ dimasukkan ke dalam kaset. Proses
dehidrasi organ dilakukan dengan menggunakan alkohol bertingkat, mulai dari konsentrasi 70, 80, 90, 95 hingga 100. Tahap selanjutnya adalah
penjernihan clearing dengan menggunakan xylol, kemudian dilanjutkan dengan penanaman embedding pada paraffin. Sediaan dalam blok paraffin
diiris menggunakan rotary microtom dengan ketebalan 4 µm. Hasil irisan yang berebentuk seperti pita direntangkan di permukaan air hangat untuk
mencegah pengeriputan jaringan. Kemudiaan sediaan diangkat dan diletakkan di atas gelas obyek.
30 Broiler neonatal jantan
Potong duodenum, jejunum dan ileum masing-masing sepanjang 1 sentimeter
Formalin 10
Preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin-eosin
Pengamatan mikroskop dengan pembesaran 40 kali
Gambar 6 Pengukuran luas permukaan duodenum, jejunum dan ileum neonatal
jantan
Tahap selanjutnya adalah pewarnaan umum hematoksilin eosin HE. Proses pewarnaan dimulai dengan deparafinasi menggunakan xylol I dan II,
masing-masing selama dua menit. Kemudian dilanjutkan dengan proses rehidrasi menggunakan alkohol 100, 95 dan 80 secara berurutan
masing-masing selama dua menit lalu sediaan dicuci dengan air mengalir. Sediaan diwarnai dengan pewarna hematoksilin selama delapan menit, dibilas
dengan air mengalir, dicuci dengan litium karbonat selama 15-30 detik, kemudian dibilas dengan air mengalir. Tahap selanjutnya adalah pewarnaan
eosin selama 2-3 menit. Setelah itu sediaan dicuci dengan air mengalir untuk membersihkan warna eosin yang berlebihan.
Setelah pewarnaan selesai, dilakukan proses dehidrasi. Sediaan dimasukkan ke dalam alkohol 95 dan alkohol absolut I masing-masing
sebanyak 10 celupan, alkohol absolut II selama dua menit, xylol I selama satu menit dan xylol II selama dua menit kemudian dikeringkan di udara. Setelah
kering, sediaan ditutup dengan cover glass menggunakan zat perekat permount dan diberi label. Pengamatan struktur usus halus meliputi
31 kedalaman kripta, tinggi vili, lebar basal dan lebar apikal dengan
menggunakan mikroskop cahaya yang dihubungkan dengan video mikrometer Gambar 7. Pemotongan jaringan usus halus dilakukan setebal 4 µm.
Pengukuran struktur usus halus di satu penampang irisan dilakukan pada 10 buah vili yang dipilih secara acak. Perhitungan luas permukaan vili dilakukan
dengan menggunakan metode Iji et al. 2001:
b + c Luas Permukaan Vili=
X a b
Keterangan: a = tinggi vili
b = lebar apikal vili c = lebar basal vili
d = kedalaman kripta
Gambar 7 Pengukuran vili usus halus pembesaran 100 x
Pengukuran Pemanfaatan Energi A. Pengukuran Energi Bruto Pakan
Dilakukan dengan bomb kalorimeter berdasarkan berat keringnya. a
b
c d
32
B. Perhitungan Konsumsi Energi