Jumlah Sista Baru Faktor Reproduksi Rf

Pengujian pengaruh temperatur terhadap NSK dilakukan di growth chamber dengan menggunakan 4 isolat NSK, yaitu S1, S2, S3 dan S4. Varietas kentang yang digunakan adalah varietas Desiree dari berbanyakan kultur jaringan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan beberapa temperatur yang berbeda. Selama pengujian juga diamati gejala yang ditimbulkan karena infeksi NSK. Tanaman yang terinfeksi NSK ditandai dengan gejala daun menguning yang dimulai dari daun bagian bawah. Gejala ini menyerupai gejala pada tanaman yang kekurangan unsur N. Gambar 4.2 B. Pada gejala lanjut semua daun akan menguning Gambar 4.2 C dan akhirnya tanaman mati Gambar 4.2 D.

a. Jumlah Sista Baru

Pengaruh temperatur terhadap banyaknya sista baru yang dihasilkan dari setiap isolat bervariasi. Jumlah sista terendah terdapat pada isolat S4 dan yang tertinggi terdapat pada isolat S3. Hasil analisis ortogonal polinomial, menunjukkan bahwa temperatur sangat mempengaruhi jumlah sista baru yang dihasilkan pada 56 hari setelah inokulasi hsi. Peningkatan temperatur akan diikuti dengan bertambahnya jumlah sista yang dihasilkan. Temperatur yang optimum untuk mendapatkan jumlah sista yang tinggi adalah antara 15-21ºC. Jumlah sista yang dihasilkan akan menurun secara nyata pada temperatur di bawah 15ºC dan di atas 21ºC. Pengaruh temperatur terhadap jumlah sista baru bersifat kuadratik dengan masing-masing persamaan dari setiap isolat dapat dilihat pada Gambar 4.3.

b. Faktor Reproduksi Rf

Hasil yang sama didapat pada faktor reproduksi Rf. Jumlah sista baru yang dihasilkan mempunyai korelasi positif dengan faktor reproduksi. Semakin tinggi jumlah sista yang dihasilkan, maka semakin tinggi faktor reproduksi. Faktor reproduksi terendah terdapat pada isolat S4 dan yang tertinggi terdapat pada isolat S3. Hasil ortogonal polinomial didapat temperatur optimum untuk mendapatkan faktor reproduksi yang tinggi adalah 15-21ºC. Pengaruh temperatur bersifat kudratik terhadap faktor reproduksi, dengan masing-masing persamaan kuadratik seperti pada Gambar 4.4. Jumlah sista y = -0,7x 2 + 24,847x - 192,76 R 2 = 0,9488 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 9 12 15 18 21 24 27 Jumlah sista y = -0,8492x 2 + 30,338x - 238,18 R 2 = 0,9584 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 9 12 15 18 21 24 27 A B Y= -0,7x 2 +24,847x-192,76 R 2 = 0,9488 Y=-0,85x 2 +30,338x-238,18 R 2 = 0,9584 Temperatur ºC Temperatur ºC y = -1,4413x 2 + 51,299x - 402,39 R 2 = 0,9238 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 9 12 15 18 21 24 27 y = -0,2857x 2 + 10,006x - 75,309 R 2 = 0,7446 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 9 12 15 18 21 24 2 Jumlah sista C Y=-1,44x 2 +51,299x-402,39 R 2 = 0,9238 D Jumlah sista Y=-0,28x 2 +10,006x-75,309 R 2 = 0,7446 7 Temperatur ºC Temperatur ºC Gambar 4.3 Pengaruh temperatur terhadap jumlah sista NSK Indonesia A. S1 Jawa Timur lokasi 1, B. S2 Jawa Timur lokasi 2, C. S3 Jawa Timur lokasi 3 dan D. S4 Pawuhan Jawa Tengah

c. Daya Tahan Hidup