Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan

Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

JEKSON SITANGGANG

122500024

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas” ini dengan baik.

Adapun tujuan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Nurbaity, S.Kep., Ns., M. Biomed selaku Dosen Pembimbing KTI, yang senantiasa memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan yang sangat berharga dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

6. Kepada pasien saya yang sudah bersedia menjadi pasien kelolaan saya. 7. Terima kasih sedalam-dalamnya untuk kedua orangtua saya tercinta, bapak

saya tercinta J. Sitanggang dan ibunda tercinta B. Pasaribu, yang selalu memberikan pengorbanan, dukungan, motivasi, nasehat, kasih sayang dan doa buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan di Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada saudara saya Reynaldi Sitanggang, Arjuna Sitanggang, dan saudari saya Rina Dermawanti Sitanggang yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa buat saya.

9. Kepada sahabat-sahabat dekat saya yang tersayang, seperjuangan di DIII F.Kep USU, Alisadikin, Israel, Dani, Edi, Imanuel, Johariscan, Riko, Melda, Ayu, Tirti, Ruth, Irmana, Melita, Satrina, Pelita, Sovia, Lela, Irene, Lolyta, yang memberikan dukungan dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Kepada teman-teman D-III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara stambuk 2012 yang saling memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini dan juga telah membantu saya dalam menyelesaiakan perkuliahan.


(6)

Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengetahuan penulis, maka dari itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna kebaikan penulisan selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Semoga Tuhan yang Maha Esa selalu mencurahkan kasih karuniaNya kepada semua pihak yang telah membantu mendukung penulis. Sekian dan terima kasih.

Medan, Juli 2015


(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 4

C. Manfaat ... 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 6

A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi ... 6

1. Pengkajian ... 6

2. Analisa Data ... 9

3. Rumusan Masalah ... 11

4. Perencanaan ... 11

B.Asuhan Keperawatan Kasus ... 14

1. Pengkajian ... 14

2. Analisa Data ... 26

3. Rumusan Masalah ... 28

4. Perencanaan ... 29

5. Implementasi dan Evaluasi ... 33

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN


(8)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto, Wartonah, 2010).

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Berdasarkan teori Abraham Maslow (1950) tentang kebutuhan dasar manusia, kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi lima yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis diuraikan lagi menjadi delapan kebutuhan dan kebutuhan nutrisi termasuk di dalam kebutuhan fisiologis.

Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis kegiatan dan sebagainya. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari – hari dimakan oleh manusia. Faktor yang


(9)

mempengaruhi kebutuhan nutrisi, yaitu pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan dan ekonomi ( Hidayat, 2006).

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, dan anoreksia nervosa. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan (Hidayat, 2006).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Nutrisi juga berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi, 2008).

Kebutuhan energi pada lansia mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan


(10)

menambah, ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan (Potter & Perry, 2006).

Pada tahun 2006, selama periode Januari sampai Oktober, jumlah total kasus gizi buruk di Indonesia dilaporkan dan ditangani petugas kesehatan sebanyak 20.580 kasus dan 186 diantaranya menyebabkan kematian. Jumlah tersebut menurun di bandingkan pada 2005, yang mencapai 76.178 kasus, (Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2007).

Data dari Riset Kesehatan Dasar 2010 menyebutkan pada orang dewasa 12.6 persen tergolong kurus (IMT) dan 21.7 persen tergolong gemuk. Dengan kata lain, Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurang persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan dan adanya daerah miskin gizi. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Tn. R di Lingkungan V Harjosari II Kecamatan Medan Amplas yang menjadi prioritas masalah terkait dengan kebutuhan dasar manusia adalah nutrisi. Dari pengkajian terhadap pola makan Tn. R ditemukan data bahwa Tn. R makan hanya sekali sehari, terkadang dua kali sehari, selera makan berkurang, aktivitas yang membuat Tn. R merasa kelelahan sehingga malas untuk makan. Dari hasil pengkajian juga terdapat faktor kelemahan otot menelan yang menjadi faktor menurunnya intake nutrisi.

Untuk itu penulis mengangkat masalah kebutuhan dasar nutrisi dalam Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan


(11)

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi: Kebutuhan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada Tn. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi: kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Lingkungan V Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

a. Dapat mendeskripsikan pengkajian pada Tn.R dengan masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa masalah kebutuhan nutrisi.

c. Dapat mendeskripsikan perencanaan pada Tn.R dengan masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

d. Dapat mendeskripsikan implementasi sesuai rencana yang telah ditetapkan pada Tn.R dengan masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. e. Dapat mendeskripsikan evaluasi keperawatan dengan masalah kebutuhan


(12)

C. Manfaat

Adapun manfaat dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah : 1. Bagi Pendidikan

Dapat memberikan pengetahuan bagi tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar mengenai Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Nutrisi.

2. Bagi praktek keperawatan

Dapat menambah wawasan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

3. Bagi keluarga dan masyarakat

Dapat menjadi pedoman bagi keluarga untuk mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.


(13)

BAB II

Pengelolaan Kasus

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dasar dengan Masalah Kebutuhan

Dasar Nutrisi

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi stastus kesehatan klien.

Pengkajian nutrisi terdiri dari empat area pokok yaitu pengukuran fisik (tinggi dan berat badan), tes laboratorium, riwayat diet dan kesehatan dan observasi klinik (Potter dan Perry, 2005).

1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan fisik: apatis, lesu.

b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).

c. Postur : bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk

d. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu berjalan dengan baik.

e. Sistem saraf: bingung, tangan dan kaki rasa terbakar, kesemutan (paresthesia), kelemahan dan nyeri otot.

f. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver atau limpa.

g. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.


(14)

h. Vitalitas umum: mudah lelah, kurang energi, mudah tertidur, penampilan capek.

i. Rambut: kusam, kering, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.

j. Kulit: kasar, kering, bersisik, pucat, iritasi, petekhie, kehilangan lemak di subkutan.

k. Bibir: kering, pecah-pecah, kemerahan atau bengkak, lesi pada sudut mulut, membran mukosa pucat.

l. Gusi: bengkak dan mudah berdarah, peradangan.

m.Lidah: penampilan bengkak, kasar, papilla hiperemi dan hipertrofi. n. Gigi: karies, gigi tidak ada, burik (fluorisis).

o. Mata: konjungtiva pucat, kekeringan membran mata, terdapat tanda-tanda infeksi.

p. Kuku: berbentuk seperti sendok, mudah patah.

q. Kerangka : kaki bengkok, lutut menyatu, deformitas dada pada diafragma,

r. Pengukuran antropometri:

- Berat badan ideal: (TB-100) ± 10% - Lingkar lengan atas (MAC):

Nilai normal Wanita: 28,5 cm Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF): Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm


(15)

2. Riwayat keperawatan dan diet

Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, informasi tentang pilihan, alergi, masalah, dan area yang berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh makanan. Perawat juga menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk menentukan kebutuhan energy dan membandingkannya dengan asupan makanan. Tambahan bagi perawat untuk mengkaji adalah pengumpulan faktor yang mempengaruhi pola diet diantaranya status kesehatan, kultur dan kepercayaan, status sosial ekonomi, faktor psikologis, penggunaan alokohol, penggunaan obat – obatan dan informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3. Laboratorium

Tidak satupun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostik untuk malnutrisi. Tes-tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan dan fungsi hati, fungsi ginjal dan adanya penyakit. Tes laboratorium biasanya digunakan untuk mempelajari status nutrisi termaksud ukuran protein plasmaseperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan zat besi dan hemoglobin (Potter dan Perry, 2006).

a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml). b. Transferin (N: 170-25 mg/100 ml). c. Hb (N: 12 mg %).

d. BUN (N:10-20 mg/100 ml).

e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: Laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml).


(16)

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Selama pengkajian, data di kumpulkan dari berbagai sumber, divalidasi dan diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secata kontinu direvisi sejalan dengan perubahan dalam fisik status dan emosi klien. Hal ini juga mencakup hasil laboratorium dan diagnostic. Selama langkah ini, perawat menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalis dan menginterpretasi dan menarik konklusi tentang kelompok dan pola data (Potter & Perry, 2006).

Menurut Buku Saku NIC & NOC (2007) analisa data dibagi menjadi data subjektif dan objektif.

1. Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan.

Data subjektif yang sering muncul pada klien dengan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah kram abdomen, nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit, merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan, melaporkan perubahan sensasi rasa, merasa kenyang segera setelah memasukkan makanan.

Data objektif meliputi: tidak tertarik untuk makan, kerapuhan kapiler, diare, adanya bukti kekurangan makanan, kehilangan rambut yang berlebihan, bising usus hiperaktif, kurang informasi, miskonsepsi, konjungtiva dan membrane mukosa pucat, tonus otot buruk, menolak untuk makan, luka, rongga mulut


(17)

inflamasi, kelemahan otot yang dibutuhkan untuk menelan dan mengunyah(Wilkinson &Ahren, 2007).

2. Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh,perubahan.

Data yang sering muncul adalah konsentrasi asupan makanan di malam hari, pola makan disfungsional (misalnya, makan sambil melakukan aktivitas lainnya), makan sebagai respons terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau situasi sosial, makan sebagai respons terhadap pengaruh internal selain rasa lapar misalnya, ansietas, tingkat aktivitas kurang gerak.

3. Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh, risiko perubahan.

Data yang sering muncul adalah Peningkatan selera makan, makan sebagai respons terhadap pengaruh eksternal (mis, waktu siang atau situasi social), makan sebagai respons terhadap pengaruh internal selain rasa lapar (misalnya, ansietas).

Data objektif meliputi obesitas pada salah satu kedua orang tua, konsentrasi asupan makanan di malam hari, disfungsi pola makan, tampak menggunakan makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan kenyamanan, melakukan aktivitas makan bersamaan dengan aktivitas lain, fase transisi yang cepat melebihi persentil pertumbuhan pada bayi atau anak-anak, tampak memiliki berat badan dasar yang tinggi pada setiap awal kehamilan.

3. Rumusan Masalah

Sebelum merumuskan diagnose keperawatan, perawat mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan perawatan masalah harus ditetapakan secara lebih spesifik. Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa


(18)

masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau actual (Potter & Perry, 2006).

Menurut Wilkinson dan Ahren (2007) terdapat tiga diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan perubahan nutrisi. Adapun diagnosa tersebut adalah sebagai berikut:

1) Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan. 2) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, perubahan. 3) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, risiko perubahan. 4. Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan merupakan mata rantai antara penetapan kebutuhan klien dan pelaksanaan keperawatan. Dengan demikian rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnose keperawatan.Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan klien secara optimal agar dalam proses pencapain tujuan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.

Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu penerapan diagnosis diatas tersebut tentulah harus sesuai dengan kasus yang dihadapi.

.a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1. Defenisi:Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.


(19)

Yang menjadi batasan karakteristik dari ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah: berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal, bising usus hiperaktif, kurang informasi, kurang minat pada makanan, penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat, tonus otot menurun, dan kelemahan otot pengunyah.

3. Faktor yang berhubungan:

Faktor yang berhubungan dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diantaranya: faktor biologis, faktor ekonomi, ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient, ketidakmampuan untuk mencerna makanan, ketidakmampuan untuk menelan, intoleransi makanan, hilang nafsu makan, mual dan muntah, faktor psikologis.

4. Kriteria hasil

Adapun kriteria hasil ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan, mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak ada tanda malnutrisi, dan tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Intervensi Rasional

1. Kaji kebiasaan diet, status nutrisi klien,serta catat turgor kulit, masukan makanan saat ini.

2. Evaluasi berat badan dan ukuran

1. Turgor yang jelek menunjukkan nutrisi yang jelek.

2. Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan


(20)

tubuh.

3. Auskultasi bunyi usus.

4. Ketahui makanan kesukaan klien.

5. Berikan informasi tentang nutrisi.

6. Anjurkan untuk menjaga kebersihan oral.

7. Ajarkan klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal.

8. Ubah posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan.

9. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.

10.Menganjurkan klien sering makan dalam porsi kecil tetapi sering (makanan lembek).

berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

3. Penurunan/ hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi

4. Meningkatkan selera makan klien. 5. Menambah wawasan klien tentang

nutrisi.

6. Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makan.

7. Menjaga keadekuatan asupan nutrisi yang dibutuhkan.

8. Untuk memudahkan menelan. 9. Merupakan salah satu nutrisi yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh.

10.Makan dalam frekuensi sering dapat mempertahankan status nutrisi.

B.Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian I. Identitas


(21)

Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 71 tahun

Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani

Alamat : Jln. Panca, Kelurahan Harjosari II,Kec.Medan Amplas

Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015 II.Keluhan utama

Tn. R mengatakan bahwa Tn. R nafsu makan menurun, pola makan hanya sekali sehari.

III. Riwayat kesehatan sekarang

Tn. R mengatakan bahwa Tn. R baru saja menjalani operasikanker prostat, klien juga mengatakan nafsu makan menurun.

IV. Riwayat kesehatan masa lalu A.Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan penyakit yang pernah dialami adalah kanker prostat. B.Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Klien mengatakan pernah dilakukan prostatectomy. C.Pernah dirawat/ dioperasi

Klien mengatakan dirawat di Rs.Pirngadi,Sembiring dan Imelda D.Lama dirawat


(22)

Klien mengatakan dirawat selama 2 minggu. E. Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi F. Imunisasi

Klien mengatakan tidak mendapat imunisasi. V.Riwayat kesehatan keluarga

A.Orang tua

Klien mengatakan orang tuanya tidak ada yang menderita penyakit keturunan.

B.Saudara kandung

Klien mengatakan saudaranya tidak menderita penyakit keturunan. C.Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan di keluarganya. D.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. E. Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orangtua dari klien sudah meninggal,dan 2 orang anak.

F. Penyebab meninggal

Klien mengatakan anggota keluarganya meninggal karna mengalami penyakit komplikasi.


(23)

Keadaan emosi Tn. R saat ini stabil. Orang yang berarti saat ini bagi Tn. R adalah istri dan anak-anaknya. Tn.R mengatakan hubungan dengan keluarganya baik. Tn. R juga mengatakan hubungannya dengan orang lain baik. Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. Tn. R menganut agama Islam dan mengatakan rajin melaksanakan ibadah sholat 5 waktu dan membaca Al qur’an

VII.Status mental

- Tingkat Kesadaran : Kompos mentis.

- Penampilan : Klien tampak kurang rapi. - Pembicaraan : Lambat.

- Alam perasaan : Sedih. - Afek : Datar.

- Interaksi saat wawancara : Kontak mata kurang.

- Memori : Gangguan daya ingat jangka panjang. VIII.Pemeriksaan Fisik

A.Keadaan Umum

Tn. Rlemah, sadar dan kesulitan melakukan aktivitas sehingga pasien terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu oleh keluarganya.

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 37ºC

- Tekanan darah : 120/70 mmHg - Nadi : 55 x/ menit


(24)

- Pernafasan : 28x/ menit

- TB : 150 cm

- BB : 30 Kg

C. Pemeriksaan Head to toe a. Kepala dan rambut

1. Bentuk : Oval dan simetris.

2. Ubun-ubun : Tepat di tengah dan tidak ada benjolan 3. Kulit Kepala : Bersih, tidak ada bekas trauma. b. Rambut

1. Penyebaran rambut : Rambut rontok dan tidak merata. 2. Bau : Rambut tidak berbau..

3. Warna kulit : Sawo matang c. Wajah

1. Warna Kulit : Sawo matang.

2. Struktur wajah : Oval, simetris kiri dan kanan. d. Mata

1. Kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris 2. Palpebra : Merah muda, lembab.

3. Konjungtiva dan sklera: Konjungtiva merah muda dan sklera putih 4. Pupil : Isokor, reflex terhadap cahaya.

5. Cornea dan iris : Bening.

6. Visus : Ketajaman penglihatan sudah mulai menurun.


(25)

1. Tulang hidung : Tulang hidung simetris dan tepat di medial. 2. Lubang hidung : Lubang hidung normal, bersih.

3. Cuping hidung : Tidak menggunakan pernafasan cuping hidung

e.Telinga

1. Bentuk telinga : Daun telinga normal dan simetris. 2. Ukuran telinga : Normal dan simetris kiri dan kanan. 3. Lubang telinga : Lubang telinga normal dan bersih.

4. Ketajaman pendengaran:Tidak mampu mendengar dengan jelas pada

jarak 5 meter f. Mulut dan faring

1. Keadaan bibir : Kering dan pucat, simetris.

2. Keadaan gusi dan gigi : Keadaan gusi pucat dan gigi tinggal 28. 3. Keadaan lidah : Lidah kurang bersih dan pucat.

4. Orofaring : Pita suara baik. g. Leher

1. Posisi trachea : Posisi trachea medial.

2. Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. 3. Suara : Suara normal.

4. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe. 5. Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis. 6. Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba namun lemah. h. Pemeriksaan integumen


(26)

1. Kebersihan : Kulit tampak kurang bersih. 2. Kehangatan : Akral hangat.

3. Warna : Warna kulit kuning sawo matang. 4. Turgor : Turgor kulit jelek, CRT > 2 detik. 5. Kelembaban : Kelembaban kulit baik.

6. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit. i. Pemeriksaan payudara dan ketiak

1. Ukuran dan bentuk : Tidak dilakukan pemeriksaan 2. Warna payudara dan areola : Tidak dilakukan pemeriksaam 3. Kondisi payudara dan putting : Tidak dilakukan pemeriksaan 4. Produksi ASI : Tidak ada.

5. Aksilla dan calvicula : Tidak dilakukan pemeriksaan j. Pemeriksaan thoraks/ dada

1. Inspeksi thoraks : Normal, simetris.

2. Pernafasan (frekuensi, irama) : 28 kali/ menit, irama tidak teratur. 3. Tanda kesulitan bernafas : Tidak adatanda kesulitan bernafas. k. Pemeriksaan paru

1. Palpasi getaran suara : Getaran dada klien normal. 2. Perkusi : Didapati suara resonan. 3. Auskultasi : Suara nafas vesikuler.

Pemeriksaan jantung

1. Inspeksi : Tidak ada sianosis. 2. Palpasi : Pulsasi teraba.


(27)

4. Auskultasi : Bunyi jantung normal. l. Pemeriksaan abdomen

1. Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan, terdapat bekas luka operasi di area suprapubic.

2. Auskultasi : Peristaltik usus 12x/menit.

3. Palpasi : Ada nyeri tekan pada area suprapubis, tidak ada benjolan dan ascites.

4. Perkusi : Tympani. m. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

1. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak ada kelainan. 2. Anus dan perineum : Tidak ada kelainan. n. Pemeriksaan Muskulokletal

1. Kesimetrisan otot : Simetris antara ekstremitas atas dextra dan sinistra, serta ekstremitas bawah dextradan sinistra.

2. Pemeriksaan edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas klien

3. Kekuatan otot : Kekuatan otot ekstremitas atas dextra dan sinistra bernilai 4 yaitu rentang gerak lengkap

terhadap gravitasi dengan beberapa tahanan.

o. Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis) 1. Nervus olfaktorius / N I


(28)

Klien tidak dapat membedakan bau-bauan dengan jelas dan baik. 2. Nervus optikus / N II

Lapangan pandang klien sedikit mengalami gangguan, visus mata terganggu pada jarak 2 meter.

3. Nervus okulomotorius / N III, Trochealis / N IV, Abdusen / N VI Tidak rerdapat edema pada kelopak mata, tidak terdapat hiperemi konjungtiva, kelopak mata tidak jatuh(pitosis), reaksi pupil terhadap cahaya normal, ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda perdarahan, gerakan bola mata normal kesegala arah.

4. Nervus trigeminus / N V

Klien tidak dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxilla dan mandibulla kiri dan kanan serta bagian frontal klien, klien bisa merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getatan yang diberikan di kulit klien, reflek berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporalis kiri dan kanan baik, gerakakan mandibulla simetris.

5. Nervus fasialis N VII

Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, dan asin baik. Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik.

6. Nervus vestibulocochlearis / N VIII

Keseimbangan klien masih baik. Klien masih dapat berdiri dengan normal.


(29)

7. Nervus glossopharingeus / N IX. Vagus / N X

Gerakan palatum dan vulva normal, palatum lunak dan sedikit terangkat, letak uvula ditengah, gag reflek pasien normal, gerakan menelan pasien kurang baik, dan vocal suara pasien jelas.

8. Nervus assesoris / N XI

Gerakan bahu tidak simetris kiri dan kanan, rentang gerak sendi servikal normal, kekuatan daya dorong di sisi bahu pasien baik, kekuatan otot sternokledomastoideus klien kurang baik.

9. Nervus hipoglosus / N XII

Gerakan lidah pasien normal dan baik, kekuatan otot lidah baik. p. Fungsi motorik

1. Cara berjalan

Tn.R mampu bejalan normal. 2. Romberg tes

Tn.R dapat berdiri tegak. 3. Pronasi-supinasi tes

Pronasi tes klien tampak baik. Klien dapat melakukan posisi telungkup secara mandiri. Supinasi test klien tampak baik. Klien saat berbaring dapat meluruskan kakinya.

q. Fungsi sensorik

1. Identifikasi sentuhan ringan

Klien dapat mengetahui area kulit tubuhnya yang disentuh. 2. Test tajam-tumpul


(30)

Klien dapat mengidentifikasi barang tajam dan tumpul yang disentuhkan kekulitnya.

3. Test panas dingin

Klien dapat mengidentifikasi rasa panas dan dingin yang disentuhkan kekulitnya.

4. Test getaran

Klien dapat merasakan getaran dengan baik yang disentuhkan di area wajahnya.

r. Refleks

1. Reflek bisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan dan kiri. 2. Reflek trisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan dan sebelahkiri.

3. Reflek patelar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan sebelah kiri.

4. Reflek tendon achiles

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan sebelah kiri.


(31)

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan sebelah kiri.

IX.Pola kebiasaan sehari-hari I.Pola makan dan minum

a. Frekuensi makan/hari : ! kali/ hari tekadang 2 kali / hari.. b. Nafsu makan : berkurang.

c. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati. d. Alergi : tidak ada alergi.

e. Mual dan muntah : tidak ada mual muntah . f. Waktu pemberian makan : pagi dan malam.

g. Jumlah dan jenis makanan : 1/2 piring nasi,makanan padat.

h. Masalah makan dan minum : klien mengatakan nafsu makan berkurang ditandai dengan klien tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan, klien juga mengatakan kesulitan unutuk menelan, tidak ada masalah minum. II. Perawatan diri

1. Kebersihan tubuh : Klien tampak kurang bersih. 2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut klien tampak kotor. 3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan tampak

kotor.

III. Pola kegiatan/aktivitas

Klien kadang dimandikan oleh keluarga di atas tempat tidur, makan secara mandiri, eliminasi dilakukan secara mandiri, ganti pakaian dilakukan secara mandiri.


(32)

a. Klien mengatakan masih melaksanakan sholat, namun untuk sholat jum’at, klien tidak dapat melaksanakan dikarenakan klien kesulitan untuk berjalan terlalu jauh.

b. Klien mengatakan mengalami kesulitan saat melakukan aktivitas, nafas pendek, peningkatan frekuensi nafas, nadi melemah,dan tekanan darah meningkat > 15 Mmhg.

IV. Pola eliminasi 1. BAB

a. Pola BAB : Teratur,2x/hari. b. Karakter feses : Lembek.

c. Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan d. BAB terakhir : 17 mei 2015.

e. Diare : Klien tidak mengalami diare. f. Penggunaan laksatif : Klien tidak menggunakan laksatif.


(33)

2. Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan 1. DS:

1. Tn.R mengatakan tidak nafsu makan sejak 2 bulan yang lalu dan kesulitan untuk mengunyah dan menelan makanan.

2. Tn.R mengatakan bosan dengan makanan yang terus sama, frekuensi makan hanya 1x sehari dan terkadang dua kali sehari. DO:

1. Tn.R tampak kurus

2. Bibir kering dan pecah-pecah.

Faktor usia

Ketidakmampuan menelan makanan

Makan 1 x sehari

BB menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan

menelan makanan .


(34)

3. Mulut tampak kotor dan gigi tinggal 28. 4. TB: 150 cm,BB:

30 kg, IMT : 13,33

(underweight) 2. DS:

Klien mengatakan mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas

DO: 1. RR:

(30x/isebelum melakukan

aktivitas), dan (35x/i sesudah melakukan

aktivitas).

2. Nadi melemah dan

menurun sesudah melakukan

Faktor usia

Penurunan kekuatan otot pengunyah

Penurunan kekuatan otot menelan

Makan 1 x sehari

BB menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kelemahan

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan sekunder akibat malnutrisi


(35)

aktivitas

(sebelum: 65x/i, sesudah: 55x/i). 3. TD sebelum

aktivitas 120/80 mmHg ,sesudah aktivitas 140/100 mmHg.

Intoleransi aktivitas

3. Rumusan Masalah

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot menelan ditandai dengan badan dibawah berat badan ideal, berat badan: 30 kg, tinggi badan: 150 cm dan IMT Tn. R 13,33 (underweight).

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan sekunder akibat nutrisi ditandai dengan kelemahan dan kelelahan saat melakukan aktivitas, nafas pendek dan frekuensi nafas meningkat.


(36)

4. Perencanaan No.

Dx

INTERVENSI RASIONAL

1. Tujuan : Memperlihatka n status Gizi : Asupan makanan dan cairan yang dibuktikan oleh indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat. Kriteria hasil : peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

1) Berat badan ideal sesuai

1. Kaji kebiasaan diet,

status nutrisi klien,serta catat turgor

kulit, masukan makanan saat ini.

2. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.

3. Auskultasi bunyi usus.

4. Ketahui makanan kesukaan klien.

5. Berikan informasi tentang nutrisi.

6. Anjurkan untuk menjaga kebersihan oral.

7. Ajarkan

klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal.

8. Ubah posisi semi

1) Turgor yang jelek menunjukkan nutrisi yang jelek.

2) Berguna untuk menentukan kebutuhan

kalori, menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi. 3) Penurunan/hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi (komplikasi umum) yang berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, pilihan makanan buruk, penurunan aktivitas, dan hipoksemia.


(37)

dengan tinggi badan. 2) Tidak ada

tanda malnutrisi. 3) Tidak terjadi

penurunan berat badan yang berarti.

fowler atau fowler tinggi saat makan. 9. Anjurkan klien untuk

meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.

10.Menganjurkan klien sering makan dalam porsi kecil tetapi sering (makanan lembek).

4) Meningkatkan selera makan klien.

5) Menambah wawasan klien tentang nutrisi. 6) Mulut yang bersih

dapat meningkatkan rasa makan.

7) Menjaga keadekuatan asupan nutrisi yang dibutuhkan.

8) Untuk memudahkan menelan.

9) Protein, Fe dan vit.c merupakan salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

2. Tujuan/Kriteri a hasil : Menoleransi aktivitas yang bias dilakukan yang

dibuktikan

1) Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas normal,catat laporan kelelahan,keletihan,dan kesulitan melakukan aktivitas.

1) Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

2) Menunjukkan perubahan

neurologi karena defisiensi vit. B12 mempengaruhi keamanan klien/resiko cidera.


(38)

oleh toleransi aktivitas, ketahanan, penghematan energy,kebuga ran fisik dan perawatan diri.

2) Kaji kehilangan atau gangguan

keseimbangan gaya jalan,kelemahan otot.

3) Awasi tekanan darah,nadi,pernafasan,s

elama dan sesudah aktivitas. Catat respon

terhadap tingkat aktivitas(mis:peningkat an denyut jantung/TD,disritmia,p using,dispneu,takipneu) .

4) Ajarkan klien untuk menggunakan teknik penghematan energi,mis: mandi dengan duduk,duduk untuk melakukan aktivitas.

5) Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi,nyeri

3) Manifestasi

kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk mebawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

4) Mendorong klien melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energi dan

mencegah kelemahan. 5) Regangan/stress kardiopulmonal berlebihan dapat menimbulkan dekompensasi atau kegagalan.

6) Dapat mengurangi energi klien yang keluar saat melakukan aktivitas. 7) Ansietas mungkin akan

terjadi oleh sebab itu beri dukungan terhadap aktivitas yang dilakukan


(39)

dada,nafas

pendek,kelemahan,atau pusing terjadi.

6) Bantu dengan aktivitas fisik teratur misalnya, ambulasi,berpindah,me ngubah posisi, dan perawatan personal.

7) Evaluasi respon emosional terhadap situasi/berikan

dukungan


(40)

5. Implementasi dan Evaluasi

No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi I 1) Mengkaji kebiasaan diet,

status nutrisi klien,serta mencatat turgor kulit, masukan makanan saat ini.

2) Menimbang berat badan dan ukuran tubuh.

3) Mengauskultasi bunyi usus.

4) Menanyakan makanan kesukaan klien.

5) Memberikan informasi tentang nutrisi.

(menjelaskan definisi, manfaat, dan sumber nutrisi)

6) Menganjurkan untuk menjaga kebersihan oral.

7) Mengajarkan klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal.

8) Menganjurkan mengubah posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan.

9) Menganjurkan klien untuk S:

Klien mengatakan nafsu makan menurun.

Klien mengatakan tidak memiliki makanan kesukaan.

O:

1) Turgor kulit jelek (>2 detik). 2) Bunyi usus 12x/menit.

3) Klien tampak kurus (BB 30 kg, TB 150 cm, IMT 13,33).

A : Masalah belum teratasi : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

P : Intervensi dilanjutkan: 1) mengkaji turgor kulit. 2) mengauskultasi bunyi usus. 3) menganjurkan mengubah

posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan.


(41)

meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C. Misalnya, jeruk pepaya, pisang, jambu, singkong. 10)Menganjurkan klien sering

makan dalam porsi kecil tetapi sering (makanan lembek)

II 1. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas normal, sepertimencatat laporan

kelelahan,keletihan,dan

kesulitan melakukan aktivitas.

2. Mengkaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan,kelemahan otot.

3. Mengawasi tekanan darah,nadi,pernafasan,selam

a dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat

S: Klien mengatakan kesulitan dan kelelahan saat melakukan aktivitas.

O:

1) Klien tampak lemah.

2) Frekuensi nafas sebelum aktivitas 28x/i, sesudah aktivitas 32x/i.

3) TD sebelum aktivitas 100/70 mmHg, sesudah 120/80 mmHg.

A: Masalah belum teratasi : intoleransi aktivitas.

P : Intervensi dilanjutkan:


(42)

aktivitas(mis:peningkatan denyut

jantung/TD,disritmia,pusing ,dispnea, takipnea).

4. Mengajarkan keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi,mis: mandi dengan duduk,duduk untuk melakukan aktivitas. 5. Menganjurkan klien untuk

menghentikan aktivitas bila palpitasi,nyeri dada,nafas pendek,kelemahan,atau

pusing terjadi.

6. Membantu dengan aktivitas fisik teratur misalnya, ambulasi,berpindah,mengub ah posisi, dan perawatan personal.

7. Mengevaluasi respon emosional terhadap situasi/berikan dukungan

untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas.

2) Mengawasi tekanan darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas.


(43)

BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan proses keperawatan pada Tn. R yang dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan , implementasi dan evaluasi disimpulkan diagnosa yang diperoleh dari Tn. R adalah :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan otot menelan, ditandai dengan berat badan dibawah berat badan ideal, berat badan: 30 kg, tinggi badan: 150 cm dan IMT Tn. R 13,33 (underweight). 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan sekunder akibat nutrisi ditandai dengan kelemahan dan kelelahan saat melakukan aktivitas, nafas pendek dan frekuensi nafas meningkat.

Dan yang menjadi prioritas masalah keperawatan pada Tn. R adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan otot menelan, ditandai dengan berat badan dibawah berat badan ideal, berat badan: 30 kg, tinggi badan: 150 cm dan IMT Tn. R 13,33 (underweight).

Intervensi yang dilakukan adalah memberikan informasi pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh status nutrisi klien, serta catat turgor kulit, masukan makanan saat ini, mengevaluasi berat badan dan ukuran tubuh, mengauskultasi bunyi usus, menganjurkan untuk menjaga kebersihan oral, menetukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, mengajarkan klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal, menganjurkan mengubah


(44)

posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan, menganjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.

Dari implementasi yang dilakukan diperoleh hasil evaluasi bahwa masalah belum teratasi.

B. Saran

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar tentang nutrisi yangg dibutuhkan klien yang mengalami gangguan nutrisi.

2. Bagi Praktik Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan di rumah sakit khususnya perawat supaya mengetahui nutrisi yang dibutuhkan oleh klien yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Carpenito, (2000). Diagnosa keperawatan: aplikasi pada praktek klinis.Edisi 6. Jakarta : EGC

Doengoes, dkk, (2000). Rencana asuhan keperawatan. Edisi 3.Jakarta: EGC Hidayat, A.A, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, (2005). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam

praktik.Jakarta: EGC

Potter, P.A. and Perry, A.G, (2005). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan

Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Potter, P.A. and Perry, A.G, (2006). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan

Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.

Tarwoto dan Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.


(46)

Lampiran CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Hari/ Tanggal

Pukul Tindakan Keperawatan

Evaluasi

1. Selasa, 19 Mei 2015 08.00 s/d 14.00 WIB 11.Menanyakan kebiasaan diet, serta catat turgor kulit. 12.Mengevaluasi berat badan dan ukuran tubuh. 13.Mengauskultasi bunyi usus. 14.Menganjurkan mengubah posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan. 15.Menganjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C. S: Klien mengatakan tidak nafsu makan Klien mengatakan

tidak memiliki makanan kesukaan O:Klien tampak kurus

BB 30 kg. TB 150 cm. IMT 13,33.

Turgor kulit jelek (>2 detik), bunyi usus 12x/menit. A : Masalah belum teratasi:

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh P:Intervensi dilanjutkan: 4) Mengauskultasi bunyi usus 5) Mengevaluasi

berat badan dan ukuran tubuh. 6) Menganjurkan

mengubah posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan.


(47)

klien untuk meningkatkan

intake Fe, protein dan vitamin C. 8) Memberikan informasi tentang nutrisi 8. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas

normal, catat laporan

kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas. 9. Mengkaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot. 10.Mengawasi tekanan darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah

S: Klien mengatakan mengalami

kesulitan melakukan aktivitas. O:

4) Klien tampak lemah

5) Frekuensi nafas sebelum aktivitas 28x/i, sesudah

aktivitas 32x/i. 6) TD sebelum

aktivitas 100/70 mmHg, sesudah 120/90 mmHg. 7) Nadi 55x/menit (sebelum), 70x/menit (sesudah) 8) Adanya kelemahan otot


(48)

aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas (mis: peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispneu, takipneu). 11.Mengajarkan keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas. 12.Menganjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek,

kelemahan, atau pusing terjadi. 13.Membantu dengan aktivitas ditandai dengan klien sulit menahan tahanan yang diberikan.

A: Masalah belum teratasi : intoleransi aktivitas

P : Intervensi dilanjutkan: 3) Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas. 4) Mengawasi tekanan darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas. 5) Mengajarkan


(49)

fisik teratur misalnya,

ambulasi, berpindah, mengubah

posisi, dan perawatan

personal.

keluarga untuk menggunakan teknik

penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk untuk

melakukan aktivitas. 6) Membantu

dengan

aktivitas fisik teratur

misalnya, ambulasi, berpindah,men gubah posisi, dan perawatan personal.


(50)

2 Rabu, 20 Mei 2015 08.00 s/d 14.00 1) Mengkaji turgor kulit. 2) Mengauskult asi bunyi usus 3) Mengevaluas i berat badan dan ukuran tubuh. 4) Menganjurka n mengubah posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan. 5) Menganjurka

n klien untuk meningkatka n intake Fe, protein dan vitamin C. 6) Menanyakan makanan kesukaan klien. 7) Memberikan informasi tentang nutrisi

S: Klien mengatakan tidak ada makanan kesukaan klien Klien mengatakan nafsu makan belum baik

Klien mengatakan mengerti tentang nutrisi.

O: Turgor kulit >2 detik

bunyi bising usus 12x/menit

TB: 150 cm, BB: 30 kg

A: masalah belum teratasi,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh P: intervensi dilanjutkan: 1) Mengkaji turgor kulit. 2) Mengauskultas

i bunyi usus 3) Mengevaluasi berat badan dan ukuran tubuh. 4) Menganjurkan mengubah posisi semi fowler atau fowler tinggi


(51)

saat makan. 5) Menganjurkan

klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.

1. Mengkaji

kemampuan klien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan

kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas. 2. Mengawasi

S: Klien mengatakan masih mengalami kelelahan sesudah melakukan

aktivitas O:

1. Klien tampak lemah

2. Frekuensi nafas sebelum

aktivitas 25x/i, sesudah

aktivitas 30x/i. 3. TD sebelum


(52)

tekanan darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas. 3. Mengajarkan keluarga untuk menggunaka n teknik penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas. 4. Membantu dengan aktivitas fisik teratur misalnya, ambulasi,ber pindah,meng ubah posisi, dan perawatan personal. aktivitas 100/70 mmHg, sesudah 130/90 mmHg. 4. Nadi 55x/menit

(sebelum), 65x/menit (sesudah)

A: Masalah belum teratasi : intoleransi aktivitas P:Intervensi dilanjutkan 1. Mencatat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas. 2. Mengawasi tekanan darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas. 3. Mengajarkan keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk


(53)

untuk melakukan aktivitas. 4. Membantu dengan aktivitas fisik teratur misalnya, ambulasi,berpi ndah,menguba h posisi, dan perawatan personal.

3. Kamis, 21 Mei 2015 08.00 s/d 14.00 WIB 1) Mengkaji turgor kulit. 2) Mengauskult asi bunyi usus. 3) Mengevaluas i berat badan dan ukuran tubuh. 4) Menganjurka n mengubah posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan. 5) Menganjurka

n klien untuk meningkatka n intake Fe,

S: Klien mengatakan nafsu makan belum baik.

O: Turgor kulit >2 detik.

bunyi bising usus 13x/menit.

TB: 150 cm, BB: 30,5 kg

A: masalah belum teratasi,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. P: intervensi dilanjutkan: 1) Mengkaji turgor kulit. 2) Mengauskultas

i bunyi usus. 3) Mengevaluasi


(54)

protein dan vitamin C. dan ukuran tubuh. 4) Menganjurkan mengubah posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan. 5) Menganjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C. 1. Mencatat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas. 2. Mengawasi tekanan darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas. 3. Mengajarkan keluarga untuk menggunaka n teknik penghematan

S: Klien mengatakan sudah mampu melakukan aktivitas ringan seperti menyapu. O: 1. Frekuensi nafas sebelum aktivitas 24x/i, sesudah aktivitas 28x/i. 2. TD sebelum

aktivitas 100/70 mmHg, sesudah 120/80 mmHg. 3. Nadi 55x/menit (sebelum),


(55)

energi, mis: mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas. 4. Membantu dengan aktivitas fisik teratur misalnya, ambulasi,ber pindah,meng ubah posisi, dan perawatan personal. 60x/menit (sesudah)

A: Masalah teratasi sebagian : intoleransi aktivitas P:Intervensi dilanjutkan 1. Mencatat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas. 2. Mengawasi tekanan darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas. 3. Mengajarkan keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas. 4. Membantu dengan aktivitas fisik


(56)

teratur misalnya, ambulasi,berpi ndah,menguba h posisi, dan perawatan personal.


(1)

saat makan. 5) Menganjurkan

klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.

1. Mengkaji

kemampuan klien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan

kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas. 2. Mengawasi

S: Klien mengatakan masih mengalami kelelahan sesudah melakukan

aktivitas O:

1. Klien tampak lemah

2. Frekuensi nafas sebelum

aktivitas 25x/i, sesudah

aktivitas 30x/i. 3. TD sebelum


(2)

tekanan

darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah

aktivitas. 3. Mengajarkan

keluarga untuk menggunaka

n teknik penghematan energi, mis: mandi

dengan duduk, duduk untuk

melakukan aktivitas. 4. Membantu

dengan aktivitas fisik teratur

misalnya, ambulasi,ber pindah,meng ubah posisi, dan

perawatan personal.

aktivitas 100/70 mmHg, sesudah 130/90 mmHg. 4. Nadi 55x/menit

(sebelum), 65x/menit (sesudah) A: Masalah belum

teratasi :

intoleransi aktivitas P:Intervensi

dilanjutkan 1. Mencatat

laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan

melakukan aktivitas. 2. Mengawasi

tekanan darah, nadi,

pernafasan,

selama dan sesudah

aktivitas. 3. Mengajarkan

keluarga untuk menggunakan teknik

penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk


(3)

untuk melakukan aktivitas. 4. Membantu

dengan

aktivitas fisik teratur

misalnya, ambulasi,berpi ndah,menguba h posisi, dan perawatan personal.

3. Kamis, 21 Mei 2015

08.00 s/d 14.00

WIB

1) Mengkaji turgor kulit. 2) Mengauskult

asi bunyi usus.

3) Mengevaluas i berat badan dan ukuran tubuh.

4) Menganjurka n mengubah posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan. 5) Menganjurka

n klien untuk meningkatka n intake Fe,

S: Klien mengatakan nafsu makan belum baik.

O: Turgor kulit >2 detik.

bunyi bising usus 13x/menit.

TB: 150 cm, BB: 30,5 kg

A: masalah belum teratasi,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

P: intervensi dilanjutkan:

1) Mengkaji turgor kulit. 2) Mengauskultas

i bunyi usus. 3) Mengevaluasi


(4)

protein dan vitamin C.

dan ukuran tubuh.

4) Menganjurkan mengubah

posisi semi fowler atau fowler tinggi saat makan. 5) Menganjurkan

klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.

1. Mencatat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan melakukan aktivitas. 2. Mengawasi

tekanan

darah, nadi, pernafasan, selama dan sesudah

aktivitas. 3. Mengajarkan

keluarga untuk menggunaka

n teknik penghematan

S: Klien mengatakan sudah mampu melakukan

aktivitas ringan seperti menyapu. O:

1. Frekuensi nafas sebelum aktivitas 24x/i, sesudah

aktivitas 28x/i. 2. TD sebelum

aktivitas

100/70 mmHg, sesudah 120/80 mmHg.

3. Nadi 55x/menit (sebelum),


(5)

energi, mis: mandi

dengan duduk, duduk untuk

melakukan aktivitas. 4. Membantu

dengan aktivitas fisik teratur

misalnya, ambulasi,ber pindah,meng ubah posisi, dan

perawatan personal.

60x/menit (sesudah)

A: Masalah teratasi sebagian :

intoleransi aktivitas P:Intervensi

dilanjutkan 1. Mencatat

laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan

melakukan aktivitas. 2. Mengawasi

tekanan darah, nadi,

pernafasan,

selama dan sesudah

aktivitas. 3. Mengajarkan

keluarga untuk menggunakan teknik

penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk untuk

melakukan aktivitas. 4. Membantu

dengan


(6)

teratur misalnya, ambulasi,berpi ndah,menguba h posisi, dan perawatan personal.


Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 20 44

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 4 56

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 5

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 10

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 5

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 11