Proses Pembelajaran Sekolah Dasar

18 Keterampilan bermain bolabasket dibentuk dari keterampilan manipulatif . Gerakan mengayun lengan saat mengoper passing, bergerak menempatkan badan pada posisi dan saat yang tepat, serta mengarahkan pantulan bola pada ring basket adalah keterampilan manipulatif yang bermanfaat bagi siswa untuk pondasi bagi aiktivitas setelah dewasa. Pentingnya pembentukan pondasi gerak bagi siswa menuntut proses pembelajaran gerak di SD melalui Penjasorkes terlaksana dengan tepat dan terarah.

2.1.5. Proses Pembelajaran Sekolah Dasar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun yang menyangkut nilai dan sikap Sadiman, 2003: 2. Definisi mengajar menurut Nana Sudjana yang dikutip dalam Syaiful Bahri Djamarah 2002: 45 adalah sebagai suatu proses, yaitu mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Peran guru adalah membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Peran siswa adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar dan menggunakan hasil belajar. 19 Thomas 2003: 11 mengemukakan bahwa keterampilan motorik dan perkembangan jasmani ditunjukkan dengan siswa menjadi aktif adalah bagian penting dalam perkembangan anak, dan oleh sebab itu merupakan unsur penting dalam kurikulum SD. Program Penjasorkes yang dikembangkan dengan tepat, yang menunjukkan persamaan dan perbedaan diantara anak-anak berkenaan dengan persoalan usia dan progresi mengacu pada dua tujuan penting, yaitu : 1 para guru Penjasorkes tahu apa, bagaimana, dan mengapa mengajar untuk siswa, dan 2 siswa bersikap aktif secara alamiah dan pada umumnya menikmati aktifitas fisik. Thomas 2003: 99 menyatakan bahwa muatan Penjasorkes untuk SD terdiri dari program motorik mengembangkan keterampilan gerak dan prosedur pembuatan keputusan, pengetahuan deklaratif mempelajari fakta yang ada, dan menjadi aktif dengan memahami mengapa aktivitas jasmani adalah penting dan menerapkannya dalam kehidupan mereka. Permainan bolabasket untuk siswa SD dalam proses pembelajarannya disesuaikan agar efektif dan efisien berkenaan dengan pemahaman tentang pertumbuhan dan kematangan. Model permainan bolabasket dalam penelitian ini untuk mengakomodasi aktivitas yang dibutuhkan siswa SD dengan memahami permasalahan yang dihadapi siswa ketika mencoba mempelajari keterampilan baru. Tantangan yang ditunjukkan oleh siswa dalam mempelajari permainan bolabasket berbeda dari tantangan yang dihadapi orang dewasa. Karena anak-anak bukanlah miniatur orang dewasa, sehingga dalam pembelajaran harus dihindari 20 gerakan meniru-niru streotipe dan membantu anak melakukan aktifitas fisik yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kematangan yang normal dan alami. Siswa melakukan tiap aktivitas dengan pengalaman dan kemampuan yang berbeda, yang berarti kesiapan mereka untuk beraktivitas juga beragam. Perbedaan tiap individu ini adalah satu hal yang normal dalam perkembangan. Semua muatan Penjasorkes semua tipe keterampilan dan aktvitas dapat disesuaikan untuk memberi tantangan bagi siswa SD yang paling terampil dan memungkinkan siswa yang kurang terampil belajar dan berhasil. Thomas 2003: 212 menyatakan bahwa aktivitas dan pengajaran haruslah tepat sesuai dengan perkembangan. Hal ini berarti bahwa meskipun keseluruhan hasil tujuan pembelajaran Penjasorkes adalah sama untuk semua siswa, tapi harapan dan aktivitas pembelajarannya berbeda. Anak SD harus mengalami berbagai gerakan yang dimulai dengan keterampilan dasar maupun kombinasi keterampilan dasar. Seiring dengan perkembangan usia dan keterampilan, anak diperkenalkan dengan keterampilan olahraga yang spesifik. Pada proses pembelajaran model permainan bolabasket, guru Penjasorkes harus memperhatikan siswa agar belajar maksimal. Salah satunya adalah mengorganisasikan permainan. Menurut Yoyo Bahagia 2000: 32 paling tidak ada tiga pertimbangan yang harus diperhatikan guru dalam mengorganisir permainan agar siswa belajar maksimal, yaitu : 1. Organisasi harus berhubungan dengan permainan yang sebenarnya. Artinya, konsep dan prinsip gerak, skill dan strategi yang dipelajari 21 merupakan cerminan skill dan strategi yang digunakan pada permainan yang sebenarnya. 2. Formasi pembelajaran mendorong anak untuk aktif dan memaksimalkan siswa dalam belajar. 3. Kemajuan belajar dapat digambarkan melalui perubahan situasi permainan dari situasi statis, semi dinamis , dan selanjutnya pada kondisi permainan sebenarnya. Permainan bolabasket dalam konteks Penjasorkes di sekolah SD, dapat berperan lebih efektif hanya bila dilaksanakan dalam bentuk modifikasi low- organized gamessport, lead-up gamessport, modified gamessport . Thomas 2003: 319 menyatakan bahwa sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan kesesuaian dari suatu aktivitas adalah ukuran anak, kelas dan fasilitas. Tentunya, model permainan bolabasket harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan gerak siswa SD, ukuran, kemampuan, usia, dan ketepatan peralatan dengan hasil pembelajaran, serta tidak mengabaikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip permainanolahraga itu sendiri.

2.1.6. Permainan Bolabasket

Dokumen yang terkait

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehata

6 147 156

Pengembangan Materi Pembelajaran Tematik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa SD Kelas IV di Kabupaten Pekalongan

0 3 7

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Dasar Penyelenggara Program Inklusi Di Kab

0 0 19

Strategi Peningkatan Aktivitas Jasmani Siswa Sekolah Dasar di Luar Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Indonesia.

0 1 14

Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bola basket dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa RSBI kelas VIII SMP Negeri 3 Pati.

0 1 1

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual Untuk Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Siswa Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu.

0 1 21

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN MATERI BUDAYA HIDUP SEHAT UNTUK SISWA SMA KELAS XI.

0 0 176

MOTIVASI MENGIKUTI PERMAINAN BOLABASKET DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PESERTA DIDIK PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 2 WONOGIRI JAWA TENGAH.

1 21 121

this PDF file PENGEMBANGAN PERMAINAN KOLABORATIF DALAM PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH DASAR UNTUK OPTIMALISASI PEMBENTUKAN KARAKTER | Astuti | JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA 1 SM

0 0 8

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MOTORIK BERBASIS PERMAINAN (Penelitian Pengembangan Materi Ajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Anak Sekolah Dasar Usia 9-10 Tahun) - UNS Institutional Repository

0 1 20