serta strategi-strategi dan taktik pertahanan dan penyerangan, sehingga menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna.
4 Latihan Mental
Perkembangan mental
atlet tidak
kurang pentingnya
dari perkembangan ketiga faktor tersebut di atas, sebab, betapa sempurna
pun perkem-bangan fisik, teknik, dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin dapat dicapai.
Latihan mental adalah latihan-latihan yang menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet serta perkembangan emosional dan
impulsif. Keempat aspek tersebut haruslah sering dilatih dan harus diajarkan
secara serempak. Kesalahan umum para pelatih biasanya sering mengabaikan aspek psikologis dan selalu menekankan pada latihan guna penguasaan teknik,
fisik, taktik serta pembentukan ketrampilan yang sempurna.
2.1.4.2 Tenaga Pelatih
Pelatih adalah seorang profesional yang tugasnya membantu atlet dan tim dalam memperbaiki penampilan olahraga. Karena pelatihan adalah suatu
profesi, pelatih diharapkan dapat memberikan pelayanannya sesuai dengan standarukuran profesional yang ada. Salah satu standar profesi menentukan
bahwa pelayanan harus diberikan sesuai dengan perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah bidang tersebut. Jadi, penting sekali bagi pelatih menjadi
konsumen aktif penelitian yang diihasilkan oleh ilmuan olahraga. Untuk mengoptimalkan penampilan, menjamin keselamatan, dan menaikan keseh-
jateraan olahragawan. Para pelatih harus secara teratur menyesuaikan diri
dengan perkembangan terbaru dan mengubah praktek pelatihannya. Perubahan semacam ini dapat terjadi hanya apabila pelatih :
a. Memiliki pemahaman atas prinsip-prinsip yang mapan mengenai masing- masing bidang ilmu yang relevan, dan
b. Dengan teratur mencari pengetahuan baru dalam ilmu olahraga. Pelatih tidak perlu menjadi ilmuan dalam arti yang sesungguhnya, tetapi untuk menjadi
profesional, pelatih harus menjadi konsumen aktif informasi ilmiah dan menerapkanya Russell R. Pate Dkk, 1993:05.
Pelatih memiliki tugas yang cukup berat yakni membantu atlet untuk mencapai kesempurnaannya. Maksudnya menyempurnakan atlet sebagai
makhluk multi dimensional yang meliputi jasmani, rohani, sosial, dan religi, sehingga jika ada seorang atlet menjadi juara dalam berbagai even, namun
perilaku sehari-hari tidak sesuai dengan norma agama dan norma kehidupan masyarakatnya, maka hal tersebut merupakan salah satu kegagalan seorang
coach dalam bertugas. Peran yang harus diemban oleh pelatih cukup berat dan sangat beragam, berbagai peran harus mampu dikerjakannya dengan baik
Djoko Pekik Irianto, 2002:16. Falsafah seorang pelatih harus tercemin di dalam pendapatnya dan
tingkah lakunya dalam melaksankan tugasnya sebagai coach dan dalam membina atlet-atletnya untuk memperkembangkan secara optimal kesehatan
fisik, mental, spiritual dan sosialnya. Disamping itu tugasnya adalah juga untuk memperkembangkan keterampilan motorik dan prestasi atlet, perilaku etis, moral
yang baik dan respek terhadap orang lain. Falsafah seorang pelatih harus tercemin didalam watak luhurnya, pertimbangan-pertimbangan intelektualnya,
sportivitasnya dan sifat-sifat demokratisnya. Perilaku serta tabiat seorang pelatih
haruslah bebas dari cela dan cerca. Pelatih harus senantiasa hidup dengan falsafah sebagaimana yang dia minta dari atlet, dia harus demonstrasikan nilai
yang diajarkan Rubianto Hadi, 2007:4.
2.1.4.3 Prinsip Latihan