191
Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam
4. Sebutkan factor-faktor penyebab kecelakaan ? Faktor penyebab kecelakaan kerja menurut Heinrich 1980 antara lain:
1. Ancestry dan Social Environment, yaitu faktor keturunan, keras kepala, gugup, penakut, iri hati, sembrono, tidak sabar, pemarah,
tidak mau bekerja sama, tidak mau menerima pendapat orang lain, dan lain-lain.
2. Fault of Person, yaitu rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan yang menjurus pada tindakan yang salah dalam
melakukan pekerjaan. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan seseorang melakukan kesalahan-kesalahan,
3. Unsafe Actions and Unsafe Conditions, yaitu tindakan berbahaya disertai bahaya mekanik dan fisik yang memudahkan terjadinya
kecelakaan. 5. Apa yang dimaksud unsafe condition ?
Kondisi yang tidak aman unsafe condition yaitu keadaan yang akan menyebababkan kecelakaan, terdiri dari:
¾ Mesin, peralatan, bahan.
¾ Lingkungan
¾ Proses pekerjaan
¾ Sifat pekerjaan
¾ Cara kerja
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas 1. Apa yang dimaksud dengan Ancestry dan Social Environment ?
2. Jelas apa itu Accident Prone Theory Teori Kecenderungan Kecelakaan ?
3. Apa pentingnya mempelajari model kecelakaan
g. Lembar Kerja Peserta Didik
192
Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam
Setelah mempelajari modul 5 ini diharapkan siswa : 1. Mampu mengidentifikasi batasan bahaya dan resiko kerja
2. Mampu mengidentifikasi jenis dan contoh bahaya dan resiko kerja 3. Mampu mengidentifikasi metode bahaya kerja
4. Memahami manajemen resiko kerja
Pendahuluan Berbagai potensi bahaya di tempat kerja senantiasa dijumpai.
Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa
yang tidak sedikit jumlahnya. Penilaian bahaya atau identifikasi bahaya keselamatan kerja sangat di rekomendasikan untuk
pelaksanaan proyek-proyek, tugas atau pekerjaan baru. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi berbagai hal, seperti kemungkinan
bahaya atau kondisi bahaya yang ada. Perhatian terhadap “keselamatan” telah ada sejak berabad-abad yang
lalu. Terbukti dengan ditemukannya bukti-bukti tempat tinggal untuk
menghindari gangguan keselamatan dari binatang buas, cuaca buruk sekitar dan juga bencana alam setempat. Demikian pula halnya
dengan perhatian manusia terhadap “keselamatan kerja”, juga telah ada sejak berabad-abad yang lalu, saat manusia telah mengenal
1. Kegiatan Belajar 5. Identifikasi dan Pengontrolan Bahaya B. Kegiatan Belajar : Identifikasi dan Pengontrolan Bahaya
a. Tujuan Pembelajaran
b. Uraian Materi
193
Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam
pekerjaan mereka ganti peralatan dan cara-cara lama dengan peralatan dan cara-cara yang lebih baru, guna menghindari atau
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Dari waktu ke waktu, pergantian peralatan dan cara kerja itu mereka lakukan guna
mendapatkan “kepastian keselamatan” diri mereka di sekitar kita, maka kita perlu melakukan “Identifikasi Bahaya IB” Hazard Identification
HI. Bahaya-bahaya yang ada didalam dan atau disekitar kita harus
benar-benar kita identifikasi kenali, guna mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk mencegah atau menghindari terjadinya suatu
kecelakaan. Bahaya-bahaya tsb boleh jadi ada pada diri seorang karyawan, peralatan kerja, dan atau lingkungan kerja itu sendiri.
Khusus untuk tugas-tugas berbahaya di suatu daerah kerja, maka setelah tugas-tugas berbahaya tsb teridentifikasi, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan “Analisa keselamatan Kerja A” Job Safety Analysis JSA. Kegiatan ini perlu kita lakukan untuk
menganali sa seberapa besar “tingkat resiko” Risk Level dari setiap
urutan langkah tugas serta untuk menentukan cara pengendalian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengatasi bahaya-bahaya yang ada
pada pekerjaan tersebut untuk menjamin agar bahaya-bahaya yang ada di lingkungan kerja perusahaan, maka perusahaan harus
membuat standar dimana tujuan utama diterbitkannya standar tersebut adalah :
“Untuk mendapatkan suatu sistem yang terdokumentasi guna mengidentifikasi orang telah terlatih didalam menggunakan praktek-
praktek, petunjuk-petunjuk dan menganalisa seluruh bahaya yang ada dan untuk memastikan bahwa orang dan pelatihan-pelatihan yang
benar dalam upaya mengurangi meniadakan bahaya-bahaya tersebut
” Didalam Standar tersebut harus tercantum bahwa tanggung-tanggap
selaku Penyelia Supervisor adalah : 1. Harus memastikan bahwa seluruh praktek, petunjuk dan pelatihan
yang terdokumentasi dengan baik telah tersedia setiap saat bagi orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas berbahaya.
2. Harus memastikan bahwa dokumentasi yang dibuat untuk suatu
194
Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam
tugas berbahaya telah diterbitkan untuk membimbing, memberi petunjuk dan melatih seluruh orang yang berhubungan dengan
tugas berbahaya tersebut. 3. Harus
berperan-serta didalam
pembuatan praktek-praktek,
petunjuk-petunjuk dan pelatihan-pelatihan terhadap tugas-tugas berbahaya yang dilaksanakan oleh para karyawan bawahannya.
Didalam materi ini, kita hanya akan membicarakan beberapa hal utama, antara lain :
1. Batasan mengenai Bahaya dan Resiko Definition of Hazard and Risk;
2. Jenis dan Contoh-Contoh Bahaya Types and Examples of Hazards;
3. Metoda-Metoda Pengidentifikasian Bahaya Methods of Identifying Hazards;
4. Matriks Bahaya dan Tingkat Resiko Hazard Matrix and Risk Level; 5. Manajemen Resiko Risk Management;
6. Matriks Resiko dan Tingkat Resiko Risk Matrix and Risk Level; 7. Batasan mengenai Analisa Keselamatan Kerja Definition of Job
Safety Analysis;
195
Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam
IDENTIFIKASI BAHAYA Hazard Identification A. BATASAN BAHAYA DAN RESIKO
Bahaya dan resiko sebagaimana istilah ini sudah sering kita dengar dalam program pelatihan ini Dasar-Dasar Keselamatan, maka perlu terlebih dahulu
memahami batasan pengertian bahaya dan resiko tersebut, adalah sebagai berikut :
Bahaya Hazard adalah sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu bahan
materi atau proses yang dapat mengakibatkan cidera atau kerusakan terhadap manusia, peralatan dan atau lingkungan.
Beberapa contoh bahaya :
1. Pada manusia