79
E. Kegiatan Belajar 4 : Mendeskripsikan Metode Inventarisasi Jenis Flora
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajar an, Anda dapat : a.
Menjelaskan definisi baku penger tian metode inventar isasi b.
Mendeskr ipsikan pr insip-pr insip inventar isasi jenis flor a ber dasar kan standar teknis
c. Mendeskr ipsikan ketentuan metode inventar isasi jenis flor a ber dasar kan
standar teknis
2. Uraian Materi Mengamati
Di sekitar lingkungan sekolah Anda banyak dijumpai ber aneka r agam tumbuhan atau flor a. Dar i ber macam-macam tumbuhan ter sebut, coba amati ketiga jenis
tumbuhan ber ikut ini, yaitu pohon mangga, semak belukar dan tanaman pisang. Ber dasar kan hasil pengamat an Anda, adakah per bedaan dar i ketiga jenis
tumbuhan ter sebut? Jika jaw aban Anda “Ya”, jelaskan per bedaan ketiga jenis tumbuhan ter sebut
Menanya
Sebelum membahas Metode Inventar isasi Jenis Flor a, masih ingatkah kalian tentang kr iter ia yang ter masuk pohon, semai, pancang dan tiang? Coba
diskusikan dengan teman Anda kemudian kemukakan di depan kelas
Mengumpulkan datainformasi
Indonesia mer upakan negar a yang memiliki keanekar agaman hayati tinggi atau yang disebut dengan negar a megabiodiver sity. Ber dasar kan data ter bar u
Bior esour ce untuk Pembangunan Ekonomi Hijau 2013, keanekar agaman hayati Indonesia ter masuk nomor tiga setelah Br azil dan Kongo. Kondisi ini
menunjukkan kemer osotan biodiver sity, kar ena menur ut Indonesia Biodiver sity Str ategic Action Plan IBSAP 2003-2020, Indonesia menempati ur utan kedua
setelah Br azil. Ber dasar kan infor masi ter sebut bagaimana menentukan tingkat
80 keanekar agaman hayati, data-data apa saja yang dibutuhkan untuk memper oleh
tingkat keanekar agaman hayati?
a. Pengertian Metode Inventarisasi Jenis Flora
Metode inventar isasi flor a tumbuhan adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan per kir aan jumlah populasi jenis flor a tumbuhan baik
yang ber ada di luar maupun yang ber ada di dalam kaw asan konser vasi ser ta untuk menentukan upaya pembinaan dan quota flor a tumbuhan ter tentu di
suatu daer ah yang boleh diambil untuk dimanfaatkan secar a aman dan lestar i ter kendali di alam.
b. Prinsip-prinsip Inventarisasi Jenis Flora
Kegiatan inventar isasi flor a tumbuhan dapat dilakukan dengan melalui metode analisa vegetasi. Analisa vegetasi adalah car a mempelajar i susunan
komposisi jenis dan bentuk str uktur vegetasi atau masyar akat flor a tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, kegiatan
analisis vegetasi er at kaitannya dengan sampling, ar tinya kita cukup menempatkan beber apa petak contoh untuk mew akili habitat ter sebut.
Dengan sampling,
seor ang peneliti sur veyor
dapat memper oleh
infor masi data yang diinginkan lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventar isasi penuh metoda
sensus pada anggota suatu populasi
Dalam sampling ini ada tiga hal yang per lu diper hat ikan, yaitu: 1
jumlah petak contoh 2
luas minimum keselur uhan petak contoh yang r epr esentative kur va spesies ar ea
3 intensitas sampling
4 car a peletakan petak contoh dan
5 teknik analisa vegetasi yang digunakan.
81 Pr insip penentuan ukur an petak adalah petak har us cukup besar agar
individu jenis yang ada dalam contoh dapat mew akili komunitas, tetapi har us cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan
diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.
Disamping itu untuk kepentingan deskr ipsi vegetasi ada beber apa macam par ameter kuantitatif vegetasi yang sangat penting yang umumnya diukur
dar i suatu tipe komunitas tumbuhan yaitu: 1
Kerapatan density
Ker apatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan ter tentu, misalnya 100 individu ha.
Dengan kata lain, ker apatan mer upakan jumlah individu or ganism per satuan r uang.
Untuk kepentingan analisis vegetasi, istilah yang mempunyai ar ti sama dengan ker apatan dan ser ing diber i notasi ‘
K
’. K= Jumlah individu
Luas selur uh petak contoh Ker apatan spesies
ke-i
dapat dihitung sebagai K-i, dan ker apatan r elative setiap spesies
ke-i
ter hadap ker apatan total dapat dihitung sebagai KR-i
K-i = Jumlah individu untuk species ke-i Luas selur uh petak contoh
KR-I = ker apatan species ke-i
x 100 Ker apatan selur uh species
2
Frekwensi
Fr ekw ensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh dimana ditemukannya jenis ter sebut dar i sejumlah petak contoh yang dibuat.
Biasanya fr ekw ensi dinyatakan dalam besaran per sentase. Misalnya jenis
Avicennia marina
api-api ditemukan dalam 50 petak contoh dar i 100 petak contoh yang dibuat, sehingga fr ekw ensi jenis api -api
ter sebut adalah 50 100 x 100 = 50. Apabila pengamatan dilakukan pada petak-petak contoh, maka makin
banyak petak contoh yang di dalamnya ditemukan suatu species, ber ar ti makin besar fr ekuensi species ter sebut. Sebaliknya, jika makin
82 sedikit petak contoh yang di dalamnya ditemukan suatu species, makin
kecil fr ekuensi spesies ter sebut. Dengan demikian, sesungguhnya fr ekuensi ter sebut dapat mengGambar kan tingkat penyebar an spesies
dalam habitat yang dipelajar i, meskipun belum dapat menggambar kan tentang pola penyebarannya. Species or ganisme yang penyebar annya
luas akan memiliki nilai fr ekuensi per jumpaan yang besar . Untuk kepentingan analisis vegetasi, fr ekuensi spesies F, fr ekuensi
spesies ke-i F-i dan fr ekuensi r elative spesies ke-I FR-i dapat dihitung dengan r umus sebagai ber ikut:
F = jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies Jumlah selur uh petak contoh
F-i = jumlah petak contoh ditemukannya suatu species ke-i Jumlah selur uh petak contoh
FR-i = fr ekuensi suatu species ke-i x 100 Fr ekuensi selur uh spesies
3
Luas Penutupan Coverage
Luas penutupan
coverage
adalah pr opor si antar a luas tempat yang ditutupi oleh spesies tumbuhan dengan luas total habitat. Luas
penutupan dapat dinyatakan dengan menggunakan luas penutupan tajuk ataupun luas bidang dasar luas basal ar ea. Beber apa penulis
menggunakan istilah
dominansi
untuk menyatakan luas penutupan spesies tumbuhan kar ena par ameter ter sebut mer upakan bagian dar i
par ameter yang digunakan untuk menunjukkan spesies tumbuhan yang dominan dalam suatu komunitas. Untuk pohon, basal ar ea diduga
dengan mengukur diameter batang. Dalam hal ini, pengukur an diameter umumnya dilakukan pada ketinggian 1.30 m dar i per mukaan
tanah diameter setinggi data atau
diameter at breast height, DBf.
Masih ingatkah kalian materi inventarisasi hutan tentang bagaimana cara mengukur diameter pohon dan tinggi pohon? Alat-alat apa saja
yang digunakan dalam melakukan pengukuran diameter pohon dan tinggi pohon? Komunikasikan dengan temanmu dan presentasikan
83 Dengan asumsi bahw a penampang melintang batang suatu pohon
ber bentuk lingkar an, basal ar ea dar i pohon ter sebut dihitung dengan r umus:
BA = πR
2
= ¼ π. D
2
Keter angan BA : Basal Ar ea
R : jar i-jar i lingkar an dar i penampang lintang batang
D : diameter batang pohon
Untuk kepentingan analisis vegetasi, luas penutupan spesies C, luas penutupan spesies ke-I C-i dan luas penutupan r elative spesies ke-I
CR-i dapat dihitung dengan r umus sebagai ber ikut:
=
C-i = CR-i =
4 Indeks Nilai Penting INP.
Indeks nilai penting
importance value index
adalah par ameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi
tingkat penguasaan spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan Soegianto, 1994. Spesies-spesies yang dominan yang
ber kuasa dalam suatu komunitas tumbuhan akan memi liki indeks nilai penting yang tinggi. Sehingga spesies yang paling dominan tentu
saja memiliki indeks nilai penting INP yang paling besar . Indeks Nilai Penting INP mer upakan penjumlahan dar i ker apatan
r elative, fr ekuensi r elative dan luas penutupan r elative, dituliskan dengan r umus sebagai ber ikut:
INP = KR + FR + CR INP-i = KR-i + FR-i + CR-i
84 5
SDR Summed Dominance Ratio
atau per bandingan nilai penting. Besar an ini diper oleh dengan car a membagi indeks nilai penting
dengan jumlah macam par ameter yang digunakan. SDR juga dipakai untuk menyatakan tingkat penguasaan spesies-spesies dalam suatu
komunitas tumbuhan.
=
6
Indeks Dominansi
Mer upakan par ameter yang menyatakan tingkat ter pusatnya penguasaan spesies dalam suatu komunitas.
Penguasaan spesies dalam komunitas bisa ter pusat pada satu spesies, beber apa spesies,
atau pada banyak spesies yang dapat diper kir akan dar i tinggi r endahnya indeks dominansi ID.
= .
Keter angan : ID
= indeks dominansi n.i
= nilai penting tiap speseie ke-i N
= total nilai penting Apabila nilai ID tinggi, maka dominansi penguasaan ter pusat pada
satu spesies. Tetapi apabila nilai ID r endah, maka dominansi ter pusat ter dapat pada beber apa spesies.
7
Indeks Keanekaragaman
Keanekar agaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan str uktur komunitas, untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan
suatu komunitas untuk menjaga dir inya tetap stabil meskipun ada gangguan ter hadap komponen-komponennya Soegianto, 1994
Keanekar agaman spesies yang tinggi menunjukkan bahw a suatu komunitas memiliki kompleksitas tinggi kar ena inter aksi spesies yang
ter jadi dalam komunitas itu sangat tinggi. Suatu komunitas dikatakan memiliki keanekar agaman spesies yang
tinggi jika komunitas disusun oleh banyak spesies begitu juga sebaliknya.
85 Untuk mempr akir akan keanekar agaman spesies ada beber apa indeks
keanekar agaman yang dapat dipilih untuk dipakai dalam analisis komunitas, antar a lain sebagai ber ikut: Odum, 1993; Soegianto, 1994
a Indeks Shannon atau Shannon index of general diversity H
= − .
.
Keter angan: H
= indeks Shannon = indeks keanekar agaman Shannon n.i
= nilai penting dar i tiap spesies N
= total nilai penting
b Indeks Margalef d
= −
Keter angan : d= indeks Mar galef = indeks keanekar agaman Mar galef
s = jumlah spesies N
= jumlah individu
c Indeks Simpson atau Simpson of diversity D
= −
Keter angan : D
= indeks Simpson = indeks keanekar agaman Simpson P-i
= pr opor si spesies ke-I dalam komunitas s
= jumlah spesies 8
Indeks Kesamaan
Indeks kesamaan atau
index of similarity
IS kadang-kadang diper lukan untuk mengetahui tingkat kesamaan antar a beber apa
tegakan, antar a beber apa unit sampling atau antar a beber apa komunitas yang dipelajar i dan dibandingkan komposisi dan str uktur
komunitasnya. Oleh kar ena itu, besar kecilnya indeks kesamaan ter sebut, mengGambarkan tingkat kesamaan komposisi spesies dan
86 str uktur dar i dua komunitas, atau tegakan, atau unit sampling yang
dibandingkan. Rumus-r umus yang digunakan untuk menyatakan indeks kesamaaan
adalah:
= +
= +
Keter angan : IS = indeks kesamaan
C = jumlah spesies yang sama dan
ter dapat pada
kedua komunitas
A = jumlah spesies di dalam komunitas A
B = jumlah spesies di dalam komunitas B
Keter angan : IS = indeks kesamaan
W = jumlah dar i nilai penting yang lebih kecil atau sama dar i
dua spesies ber pasangan, yang ditemukan pada dua komunitas
a = total nilai penting dar i komunitas A, atau tegakan A
atau unit sampling A b = total nilai pent ing dar i
komunitas B, atau tegakan B, atau unit sampling B
c. Ketentuan Metode Inventarisasi Flora
Agar data yang dipakai menjadi valid, maka sebelum melakukan kegiatan inventar isasi atau analisa vegetasi dengan metoda sampling kita har us
menentukan ter lebih dahulu tentang metode sampling yang akan
digunakan, jumlah, ukur an dan peletakan satuan-satuan unit contoh. Pemilihan metode sampling yang akan digunakan ber gantung pada
keadaan mor fologi jenis tumbuhan dan penyebar annya, tujuan kegiatan inventar isasi dan biaya ser ta tenaga yang ter sedia.
Beber apa metode pengambilan contoh sampling untuk analisis vegetasi, yaitu metode petak petak tunggal dan petak gAnda, metode jalur , metode
gar is ber petak, metode kombinasi, dan metode kuadr an Soegianto, 1994; Kusmana, 1997.
1 Metode Petak a Petak Tunggal
Di dalam metode ini dibuat satu petak sampling dengan ukur an ter tentu yang mew akili suatu tegakan hutan. Ukur an minimum
petak ini dapat ditentukan dengan menggunakan kur va spesies-
87 ar ea. Luas minimum petak contoh itu ditetapkan dengan dasar
bahw a penambahan luas petak contoh ditetapkan dengan dasar bahw a penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan
jumlah spesies lebih dar i 5 Soegianto, 1994; Kusmana, 1997. Pada metode ini tidak per lu dihitung fr ekuensi dan fr ekuensi
r elative kar ena hanya ada satu petak contoh dalam analisis vegetasinya, sehingga INP diper oleh dar i penjumlahan ker apatan
r elative dan penutupan r elative. Misalnya, kita telah mencoba membuat petak contoh per segi
dengan ber bagai ukur an, sehingga diper oleh data seper ti yang disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Data Jumlah Spesies Tumbuhan yang terdapat pada setiap petak
No. Petak contoh
Ukuran petak contoh m
2
Jumlah Spesies Kumulatif
spesies Penambahan Jumlah
Spesies Penambaha
n Persenta
se
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
4 8
16 32
64 128
256 512
1024 2048
7 12
16 20
24 27
30 32
33 34
35 36
5 4
4 4
3 3
2 1
1 1
1 71,4
33,3 25,0
20,0 12,5
11,1 6,7
3,1 3,0
2,9 2,9
Ber dasar kan data pada contoh Tabel ter sebut di atas dapat diambil kesimpulan bahw a luas petak contoh minimum yang sehar usnya
digunakan untuk mengambil sampel vegetasi adalah 256 m
2
, kar ena pada luas petak contoh itu penambahan banyaknya spesies
hanya 3,1 tidak lebih dar i 5. Data ter sebut juga dapat dibuat kur va spesies ar ea seper ti diilustr asikan pada Gambar 27.
88
Gambar 27. Ilustrasi suatu kurva spesies area diadaptasi dari Kusmana, 1997
Luas petak minimum untuk hujan tr opika lebih kur ang 3 tiga hektar Soer ianegar a dan Indr aw an, 1982. Menur ut Cain dan
Castr o 1959 dalam Soer ianegar a dan Indr aw an, 1982, petak contoh ber bentuk persegi panjang lebih efektif untuk sampling
dar ipada petak contoh bujur sangkar , sehingga petak contoh seluas 3 tiga hektar dapat dibuat dengan ukur an 20 m x 1500 m sebagai
suatu petak tunggal atau jalur ter batas. Jalur ter batas ter sebut dapat dibagi menjadi petak-petak kontinu ber ukur an 20 m x 50 m
atau masing-masing seluas 0,1 hektar . Untuk lebih jelasnya suatu contoh petak tunggal dapat dilihat pada
Gambar 28.
Gambar 28. Suatu petak tunggal dalam analisis vegetasi
89
b Petak Ganda
Di dalam metode ini pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan banyak petak contoh yang letaknya ter sebar
mer ata. Peletakan petak contoh sebaiknya secar a sistematis. Ukur an
tiap petak
contoh disesuaikan
dengan tingkat
per tumbuhan dan bentuk tumbuhannya. Menur ut Kusmana 1997, ukur an petak contoh untuk pohon dew asa adalah 20 m x
20 m, fase tiang adalah 10 m x 10 m, fase pancang adalah 5 m x 5 m, dan untuk fase semai ser ta tumbuhan baw ah menggunakan
petak contoh 1 m x 1 m atau 2 m x 2 m. Sebagai illustr asi pada Gambar 29 disajikan car a peletakan petak
contoh pada metode petak gAnda
Gambar 29. Desain Petak Ganda di Lapangan
Pada metode petak gAnda semua par ameter kuantitatif dapat dihitung menggunakan r umus-r umus seper ti yang telah diur aikan
di atas.
2 Metode Jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajar i per ubahan keadaan vegetasi menur ut kondisi tanah, topogr afi dan elevasi. Jalur - jalur
contoh ini har us dibuat memotong gar is-gar is topogr afi, misal tegak lur us gar is pantai, memotong sungai, dan menaik atau menur un ler eng
gunung. Untuk lebih jelasnya, contoh petak sampling ber bentuk jalur ini dapat dilihat pada Gambar 30.
90
Gambar 30. Desain Metode Jalur
Pada metode jalur seper ti itu, semua par ameter kuantitatif dapat dihitung menggunakan r umus-r umus seper ti yang telah diur aikan di
atas.
3 Metode Garis berpetak
Metode ini dapat dianggap sebagai modifikasi metode petak ganda atau metode jalur , yakni dengan car a melompati satu atau lebih petak-petak
dalam jalur sehingga sepanjang gar is r intis ter dapat petak -petak pada jar ak ter tentu yang sama. Semua par ameter kuantitatif dapat dihitung
menggunakan r umus-r umus seper ti yang telah diur aikan di atas dan car a penghitungan semua par ameter kuantitatif sama dengan car a
pada petak ganda maupun pada car a jalur . Bentuk dan ukur an petak-petak pengamatan ser ta peletakannya pada
setiap gar is r intis dapat dilihat pada Gambar 31 ber ikut ini :
Gambar 31. Desain Metode Garis Berpetak
Petak ukur an 20 m x 20 m : petak untuk pengamatan pohon Petak ukur an 10 m x 10 m : petak untuk pengamatan
poles
tiang Petak ukur an 5 m x 5 m : petak untuk pengamatan
sapling
pancang Petak ukur an 2 m x 2 m : petak untuk pengamatan
seedling
semai dan tumbuhan baw ah
91
4 Metode Kombinasi
Metode kombinasi yang dimaksudkan adalah kombinasi antar a metode jalur dan gar is ber petak. Di dalam metode ter sebut, r isalah pohon
dilakukan dengan metode jalur , yaitu pada jalur -jalur yang lebar nya 20 m, sedangkan untuk fase per mudaan fase poles, sapling, dan seedling
ser ta tumbuhan baw ah digunakan metode gar is ber petak. Untuk lebih jelasnya, bentuk dan ukur an petak-petak pengamatan, ser ta
peletakannya pada setiap gar is r intis dapat dilihat pada Gam bar 32. ber ikut ini:
Gambar 32. Desain Metode Kombinasi
5 Metode Titik Pusat Kuadran Point Centered Quartered Method
Metode titik pusat kuadr an umumnya diper gunakan untuk pengambilan contoh vegetasi tumbuhan jika hanya vegetasi pohon
yang menjadi objek kajiannya. Metode itu mudah diker jakan, dan lebih cepat jika akan diper gunakan untuk mengetahui komposisi jenis,
tingkat dominansi, dan menaksir volume pohon. Syar at pener apan metode kuadr an adalah distr ibusi pohon yang akan diteliti atau diamati
har us acak. Dengan kata lain, bahw a metode ini kur ang tepat diper gunakan jika populasi pohon ber distr ibusi mengelompok ataupun
ser agam Soegianto, 1994.
92 Metode kuadr an atau metode titik pusat kuadr an mer upakan metode
sampling tanpa petak contoh yang dapat dilakukan secar a efisien kar ena dalam pelaksanaannya di lapangan tidak memer lukan w aktu
lama dan mudah diker jakan Kusmana, 1997. Di dalam metode ini di setiap titik pengukur an dibuat gar is absis dan
or dinat khayalan, sehingga di setiap titik pengukur an ter dapat empat buah quadr an. Pilih satu pohon di setiap quadr an yang letaknya paling
dekat dengan titik pengukur an dan ukur jar ak dar i masing-masing pohon ter sebut ke titik pengukur an. Per lu diper hatikan bahw a
pengukur an dimensi pohon hanya dilakukan ter hadap keempat pohon yang ter pilih pada tiap-tiap kuadr an. Desain titik pengukur an dapat
dilihat pada Gambar 33.
Gambar 33. Desain Metode Titik Kuadran
Pr osedur metode ini dalam pelaksanaan di lapangan adalah: a
Peletakan sejumlah titik contoh secar a acak dalam komunitas tumbuhan. Ber dasar kan pengalaman di lapangan, sebaiknya dibuat
suatu ser i gar is ar ah kompas gar is r intis dalam komunitas tumbuhan yang akan diteliti, kemudian sejumlah titik contoh
dipilih secar a acak atau secar a ter atur sepanjang gar is r intis ter sebut. Cottam dan Cur tis 1956 menyar ankan paling sedikit 20
titik contoh har us dipilih untuk meningkatkan ketelitian sampling dengan teknik ini.
b Pembagian ar eal sekitar titik contoh menjadi empat kuadr an yang
ber ukur an sama seper ti Gambar 7. Hal ini dapat dilakukan dengan kompas atau bila suatu ser i gar is r intis digunakan kuadr an-
kuadr an ter sebut dapat dibentuk dengan menggunakan gar is r intis
93 itu sendir i dan suatu gar is yang tegak lur us ter hadap gar is r intis
ter sebut melatui titik contoh. Per hitungan besar an nilai kuantitatif par ameter vegetasi adalah
sebagai ber ikut:
Jarak rata-rata individu pohon ke titik pengukuran
d = d1 + d2 + ..........+ dn n
Keter angan d1…dn = jar ak individu pohon ke titik pengukur an di setiap
quadr an n
= banyaknya pohon d
= r ata-r ata unit ar ea ind., yaitu r ata-r ata luasan per mukaan
tanah yang diokupasi oleh satu individu tumbuhan jar ak r ata-r ata individu pohon ke titik pengukur an
Kerapatan total semua jenis K
K = Unit Ar ea = luas ar ea……..
d 2 jar ak r ata-r ata pohon
2
Kerapatan relatif suatu jenis KR
KR = Jumlah individu suatu jenis x 100
Jumlah individu semua jenis
Kerapatan suatu jenis KA
KA = KR x K 100
Dominasi suatu jenis D
D = KA x Dominansi r ata-r ata per jenis
Dominasi realtif suatu jenis DR
DR = D
. x 100 Dominasi selur uh jenis
Frekwensi suatu jenis F
F = Jumlah titik ditemukannya suatu jenis
94 Jumlah semua titik pengukur an
Frekwensi relatif FR
FR = F
. Fr ekw ensi semua jenis
Indeks Nilai Penting INP
INP =
KR +
FR +
DR
95
3. Refleksi
Kini Anda telah mengetahui ber bagai macam metode inventar isasi keanekar agaman hayati dan dapat mengaplikasikan dar i masing-masing metode
inventar isasi ter sebut di lapangan. Metode inventar isasi flor a adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan per kir aan jumlah populasi jenis
flor a tumbuhan baik yang ber ada di luar maupun yang ber ada di dalam kaw asan konser vasi ser ta untuk menentukan upaya pembinaan dan quota flor a
ter tentu di suatu daer ah yang boleh diambil untuk dimanfaatkan secar a aman dan lestar i ter kendali di alam.
Untuk suatu kondisi hutan yang luas, kegiatan analisis vegetasi er at kaitannya dengan sampling, ar tinya kita cukup menempatkan beber apa petak contoh
untuk mew akili habitat ter sebut. Dengan sampling, seor ang peneliti sur veyor dapat memper oleh infor masi data
yang diinginkan lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventar isasi penuh metoda sensus pada
anggota suatu populasi. Dalam sampling ini ada tiga hal yang per lu diper hatikan, yaitu: jumlah petak contoh, luas minimum keselur uhan petak
contoh yang r epr esentative kur va spesies ar ea, intensitas sampling, car a peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Pr insip
penentuan ukur an petak adalah petak har us cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mew akili komunitas, tetapi har us cukup kecil
agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.
Par ameter kuantitatif yang diukur dalam penentuan suatu komunitas hutan, yaitu ker apatan, fr ekuensi, luas penutupan, indeks nilai penting, indeks
dominansi, indeks keanekar agaman dan indeks kesamaan. Metode pengambilan contoh untuk inventar isasi potensi flor a meliputi:
metode petak petak tunggal dan petak ganda, metode jalur, metode garis berpetak, metode kombinasi, dan metode kuadran.
96
4. Test Formatif