Permasalahan Penegasan Istilah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

4 Wetherell 1982 menyebutkan bahwa peran auksin adalah merangsang pembelahan dan perbesaran sel yang terdapat pada pucuk tanaman dan menyebabkan pertumbuhan pucuk-pucuk baru. Penambahan auksin dalam jumlah yang lebih besar, atau penambahan auksin yang lebih stabil, seperti asam 2,4-D cenderung menyebabkan terjadinya pertumbuhan kalus dari eksplan dan menghambat regenerasi pucuk tanaman. Zat pengatur tumbuh yang digolongkan sebagai sitokinin salah satunya adalah kinetin. Kinetin merupakan sitokinin sintetik yang mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dari pada sitokinin alami Santoso dan Nursandi, 2003. Pembelahan sel dalam kultur jaringan tanaman yang disebabkan oleh kinetin telah banyak dilakukan penelitian oleh para ahli. Penelitian terhadap kinetin dan auksin pada kultur tembakau telah membuktikan adanya peranan dari kedua zat tumbuh ini terhadap pertumbuhan. Kinetin yang berimbang dengan auksin dapat menyebabkan pertumbuhan kalus Abidin, 1985. Jumlah auksin dan sitokinin yang perlu ditambahkan kedalam kultur tergantung kandungan auksin dan sitokinin endogen pada eksplan. Oleh karena itu untuk mendapatkan komposisi zat pengatur tumbuh yang tepat untuk mendapatkan kalus perlu dilakukan penelitian.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, timbul permasalahan yang perlu diteliti yaitu: 1. Apakah Interaksi pemberian asam 2,4-D dan kinetin pada medium MS berpengaruh terhadap induksi kalus sambiloto dengan eksplan potongan daun? 5 2. Berapakah konsentrasi asam 2,4-D dan kinetin terbaik pada medium MS yang dibutuhkan untuk induksi kalus sambiloto dengan eksplan potongan daun?

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari perbedaan pengertian dalam penelitian ini, maka perlu diberi penegasan istilah yang terdapat dalam skripsi ini, yaitu: 1. Zat pengatur tumbuh Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tanaman Abidin, 1985. Zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam 2,4-D yang merupakan salah satu zat pengatur tumbuh golongan auksin sintetik dan kinetin merupakan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin sintetik yang menyebabkan peningkatan pembelahan sel. 2. Kalus Kalus adalah suatu jaringan yang bersifat meristematis akibat timbulnya luka dan merupakan salah satu wujud dari dediferensiasi Suryowinoto, 1996. 3. Eksplan Eksplan adalah bagian tanaman dapat berupa sel, jaringan, atau organ yang digunakan sebagai bahan inokulum awal yang ditanam dalam media kultur in vitro Gunawan, 1995. 6 4. Medium MS tahun 1962 Medium MS 1962 merupakan media yang sering digunakan untuk kultur jaringan karena memiliki unsur-unsur dan persenyawaan yang lebih lengkap dibandingkan dengan medium yang lain.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh Interaksi pemberian asam 2,4-D dan kinetin pada medium MS terhadap induksi kalus sambiloto dengan eksplan potongan daun. 2. Mengetahui konsentrasi asam 2,4-D dan kinetin terbaik pada medium MS yang dibutuhkan untuk induksi kalus sambiloto dengan eksplan potongan daun.

E. Manfaat Penelitian

Memberikan informasi tentang efektivitas pemberian asam 2,4-D dan kinetin pada medium MS yang dapat menginduksi kalus sambiloto dengan eksplan potongan daun. Hal ini menjadi dasar dalam produksi metabolik sekunder dari sambiloto dengan kultur jaringan. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Dokumen yang terkait

STERILISASI DAN INDUKSI KALUS Aglaonema sp PADA MEDIUM MS DENGAN KOMBINASI 2,4-D KINETIN SECARA IN VITRO

0 2 51

PENGARUH KINETIN DAN ASAM 2,4 DIKLOROFENOKSIASETAT TERHADAP KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER KALUS DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight).

0 3 15

SKRIPSI PENGARUH KINETIN DAN ASAM 2,4 DIKLOROFENOKSIASETAT TERHADAP KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER KALUS DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight).

0 4 14

INDUKSI KALUS PADA EKSPLAN DAUN TANAMAN BINAHONG Induksi Kalus Pada Eksplan Daun Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) Secara In Vitro Dengan Konsentrasi 2,4-D Dan Bap Yang Berbeda.

0 2 15

INDUKSI KALUS PADA EKSPLAN DAUN TANAMAN BINAHONG Induksi Kalus Pada Eksplan Daun Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) Secara In Vitro Dengan Konsentrasi 2,4-D Dan Bap Yang Berbeda.

0 3 11

INDUKSI KALUS DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.Urban.) PADA MEDIUM MURASHIGE SKOOG (MS) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI 2,4-DIKLOROFENOKSIASETAT (2,4-D) DAN BENZYL AMINOPURIN (BAP).

0 1 6

INDUKSI KALUS EKSPLAN TUNAS ANDALAS (Morus macroura Miq.) DENGAN PENAMBAHAN 2,4-D DAN KINETIN PADA MEDIUM MURASHIGE DAN SKOOG (MS) YANG MENGANDUNG POLIETILENA GLIKOL (PEG).

0 0 6

Pertumbuhan Kalus daun dewa [Gynura procumbens (Lour) Merr.] Dengan kombinasi Asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D) dan kinetin pada medium Murashige Skoog (MS) secara In vitro.

0 0 1

Efektivitas Asam Dichlorophenoxyacetic (2,4-D) pada medium MS dan Lama Pencahayaan untuk Menginduksi Kalus dari Kotiledon Kedelai.

0 0 1

Pengaruh Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) terhadap Pembentukan dan Pertumbuhan Kalus serta Kandungan Flavonoid Kultur Kalus Acalypha indica L.

0 0 6