Materi Subyek dalam Pandangan PMS menurut Nelson Siregar

materi subyek. Interaksi berlangsung melalui tindakan wacana pengajar yang diarahkan terhadap target tertentu dalam materi subyek sehingga dapat diakses dengan mudah oleh pembelajar. Mekanisme interaksi ini merupakan logika internal dalam PBM. Istilah tindakan pengajar, target, dan diakses merupakan konstruk teoritis yang digunakan dalam upaya membangun pengetahuan. Tindakan pengajar dikatagorikan sebagai modus wacana menginformasikan informing, menggali eliciting, dan mengendalikan directing yang pararel dengan katagori materi subyek konten, substansi, dan sintatikal yang berlaku sebagai target dari wacana. Istilah diakses merupakan katagori respon pembelajar sebagai perwujudan dari upayanya untuk berpartisipasi dalam membangun pengetahuan, ini terdiri dari intelligible dipahami karena pengetahuan dilihat berpadu dan mempunyai konsistensi internal, plausible dipahami karena sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa, dan fruitful bernilai lebih dari yang sudah ada karena lebih berguna dan ringkas.

a. Materi Subyek dalam Pandangan PMS menurut Nelson Siregar

Pandangan teori Pedagogi Materi Subyek menyebutkan “Proses Belajar Mengajar PBM senantiasa melibatkan tiga unsur yaitu pembelajar, pengajar, dan materi subyek. Interaksi yang terjadi pada ketiga unsur PBM adalah ketergantungan yang saling menguntungkan dalam rangka mengkontruksi pengetahuan. Materi subyek merupakan rujukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan. Pengajar merujuknya untuk mengorganisasi dan mempresentasi pelajaran. Pembelajar merujuknya untuk memahami dan mengembangkan strategi belajar tertentu. Interaksi antara ketiga unsur digambarkan dalam model trilogue PBM seperti Gambar 4.11 Gambar 4.11 Hubungan antara Materi Subyek, Pembelajar, dan Pengajar Mekanisme interaksi dimulai ketika pengajar sebagai narasumber memula proses belajar mengajar dengan menginformasikan informing, mengembangkan elicting, dan mengarahkan directing. Peran ini sejalan dengan upaya memudahkan pembelajar untuk mengakses materi subyek agar dipahami sebagai pengetahuan deklaratif intelligible, dipahami sebagai pengetahuan prosedural plausible, dan dipahami sebagai keterampilan intelektual fruitfull. Akses terhadap materi subyek sejalan dengan kompleksitas yang dikandung materi subyek, yaitu sebagai konten, substansial, dan sintaktikal. Konten berfungsi sebagai unit dasar pengetahuan. Substansial berfungsi sebagai bangunan dari pengetahuan. Sintaktikal adalah keterampilan intelektual, yang berperan dalam membangun pengetahuan menggunakan hukum, aturan, teori, dan lain-lain untuk menjamin agar bangunan yang dihasilkan mempunyai dasar dan menjamin bangunan tersebut tidak terbantahkan. Kualitas suatu materi subyek sebagai konten, substansi, dan sintaktikal dapat dikaji dengan menggunakan analisis wacana. Analisis wacana didefinisikan sebagai “kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan ”. Analisis wacana digunakan untuk mengetahui kedalaman dan keluasan materi subyek. Hasil analisis wacana ini adalah tampilan berupa model representasi suatu teks. Model representasi teks menampilkan struktur makro teks. Pembelajar Pengajar Materi 1. Informing 2. Eliciting 3. Directing 1. Intelligible 2. Plausible 3. Fruitfull 1. Konten 2. Substansial 3. Sintaktikal

b. Definisi Struktur Makro