Rasio  aktivitas  berguna  untuk  mengetahui  seberapa  efektif  perusahaan mempergunakan  sumber  daya  yang  dimiliki  perusahaan  tersebut.  Rasio  aktivitas
yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  diukur  dengan  Total  Asset  Turnover, rumusnya:
Total Asset Turnover = Penjualan x 100 Total Asset
3.2.5.3 Rancangan Pengujian Hipotesis
3.2.5.3.1 Penentuan Hipotesis
Dalam  perumusan  hipotesis,  antara  hipotesisi  nol  H dan  hipotesisi
alternatif H
a
selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lainnya pasti diterima  sehingga  dapat  dibuat  keputusan  yang  tegas,  yaitu  apabila  H
ditolak pasti  H
a
diterima  Sugiyono,  2009:  87.  Adapun  masing-masing  hipotesis  yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
H
0-1
: Tidak terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap peringkat sukuk H
a-1
: Terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap peringkat sukuk H
0-2
: Tidak terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap peringkat sukuk H
a-2
: Terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap peringkat sukuk H
0-3
: Tidak terdapat pengaruh rasio leverage terhadap peringkat sukuk H
a-3
: Terdapat pengaruh rasio leverage terhadap peringkat sukuk
H
0-4
: Tidak terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap peringkat sukuk H
a-4
: Terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap peringkat sukuk
3.2.5.3.2 Ordinal Logistic Regression
Pengujian  hipotesis  dalam  penelitian  ini  dengan  menggunakan  ordinal logistic  regression  karena  variabel  dependen  berupa  skala  ordinal.  Secara
persamaan matematik ordinal logistic regression dapat dituliskan sebagai berikut Ghazali, 2013: 357:
Logit PA = Log   PA …………………………………………….. 1
1 – PA
Atau dapat dituliskan, Log   PA
= α
i
0 + β
i1
X
1
+ β
i2
X
2
+ β
i3
X
3
+ β
i4
X
4
+ e 1
– PA Logit PA + PAA =  Log    PA + PAA
……………………... 2 1
– PA – PAA Atau dapat dituliskan,
Log   PA + PAA = α
i
0 + β
i1
X
1
+ β
i2
X
2
+ β
i3
X
3
+ β
i4
X
4
+ e 1
– PA – PAA
Keterangan: Y
= Prediksi peringkat sukuk P A
= Probabilitas peringkat A dibanding peringkat AAA P AA
= Probabilitas peringkat AA dibanding peringkat AAA α
i
= Constant term
β = Koefisien masing-masing pada prediksi X
X
1
= Profitabilitas X
2
= Likuiditas X
3
= Leverage X
4
= Aktivitas e
= error
3.2.5.3.3 Uji Signifikansi
Untuk  mengevaluasi  suatu  model  dapat  dilihat  dari  beberapa  uji signifikansi  yang  akan  dilakukan.  Terdapat  beberapa  uji  yang  berfungsi  untuk
mengetahui hubungan antar variabel. Uji tersebut antara lain adalah Model Fitting Information, Uji Goodness of Fit, Uji Pseudo R-Square, dan Uji Parallel Lines.
1. Model Fitting Information
Model  Fitting  Information  menerangkan  apakah  dengan  memasukan variabel  independen  dalam  model  akan  memberikan  kontribusi  pada  model
Yamin dan Kurniawan, 2014. Hasil Chi-Square dalam uji hubungan tergantung penurunan  pada  nilai  -2LogLikehood  untuk  model  yang  tidak  mengandung
variabel  independen  atau  intercept  saja  dan  model  yang  berisi  variabel independen. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H : Model Fit hanya dengan intercept saja
H
a
: Model Fit dengan memasukkan peubah bebas atau variabel indepeden Adapun  kriteria  pengujian  hipotesis  Model  Fitting  Information  adalah
sebagai berikut:
1 Jika probabilitas  0,05 maka H
diterima 2
Jika probabilitas ≤ 0,05 maka H ditolak
2. Uji Goodness of Fit
Uji  Goodness  of  Fit  menunjukkan  uji  kesesuaian  model  dengan  data empiris, dimana hipotesis nol adalah data hasil prediksi model sesuai dengan data
empiris Yamin dan Kurniawan, 2014. Apabila nilai Goodness of Fit  0,05 nilai signifikan  Pearson  dan  Deviance    0,05  maka  model  yang  terbentuk  adalah  fit
atau layak digunakan Yamin dan Kurniawan, 2014 Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H
a
: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Adapun  kriteria  pengujian  hipotesis  uji  goodnesss  of  fit  adalah  sebagai
berikut: 1
Jika nilai goodness of fit  0,05 maka H diterima
2 Jika nilai goodness of fit ≤ 0,05 maka H
ditolak
3. Uji Pseudo R-Square
Uji  Pseudo  R-Square  terdiri  dari  Cox  and  Snell,  Nagelkerke,  dan McFadden.  Pseudo  R-Square  digunakan  untuk  menjelaskan  variasi  variabel
dependen  yang  dapat  dijelaskan  oleh  variabel  independen.  Tingkat  variabilitas tersebut ditunjukkan oleh besarnya nilai McFadden Ghozali, 2013
4. Uji Parallel Lines
Uji Parallel Lines digunakan untuk menguji asumsi bahwa setiap kategori memiliki parameter yang sama atau hubungan antara variabel independen dengan
logit  adalah  sama  untuk  semua  persamaan  logit  Yamin  dan  Kurniawan,  2014. Nilai yang diinginkan dalam uji parallel lines ini adalah tidak signifikan yaitu p
0,05.  Ketidakcocokan  sebuah  model  dapat  disebabkan  karena  salah  dalam memilih  link  function  atau  kesalahan  dalam  membuat  peringkat  kategori.  Untuk
itu  dapat  dilakukan  permodelan  kembali  dengan  memilih  link  function  yang  lain Ghazali, 2013: 363.
Hipotesis untuk menilai Uji Parallel Lines adalah: H
: Koefisien regresi sebanding untuk semua variabel output. H
a
: Koefisien regresi berbeda untuk semua variabel output. Adapun kriteria pengujian hipotesis uji Parallel Lines adalah sebagai berikut:
1 Jika probabilitas  0,05 maka H
diterima 2
Jika probabilitas ≤ 0,05 maka H ditolak
100
Kumita Ary Fuspha, 2014 Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan  yang  telah  dijelaskan  pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Profitabilitas  yang  diukur  dengan  return  on  asset,  likuditas  yang  diukur
dengan current ratio, leverage yang diukur dengan debt to equity ratio dan aktivitas  yang  diukur  dengan  total  asset  turnover  pada  perusahaan  yang
menerbitkan  sukuk  yang  terdaftar  di  BEI  dan  diperingkat  oleh  Pefindo menunjukkan  bahwa  pertumbuhan  profitabilitas,  likuiditas,  leverage,  dan
aktivitas pada tiap perusahaan mengalami fluktuasi. 2.
Perusahaan yang menerbitkan sukuk yang terdaftar di BEI dan diperingkat oleh Pefindo serta memiliki peringkat invesmnet grade yaitu sebanyak 12
perusahaan. Peringkat tertinggi diraih oleh PT PLN yaitu peringkat AAA. Hal  ini  disebabkan  kemampuan  emiten  untuk  memenuhi  komitmen
keuangan  jangka  panjang  atas  kontrak  pendanaan  syariah  relatif  superior dibanding emiten dalam negeri lain.
3. Profitabilitas  tidak  berpengaruh  terhadap  peringkat  sukuk.  Tinggi
rendahnya  rasio  profitabilitas  tidak  mempengaruhi  baik  atau  tidaknya peringkat sukuk. Hal ini bisa saja terjadi karena ada aspek lain yang yang