1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia akan tanah menjadi semakin tidak terbatas. Jumlah manusia terus bertambah dari waktu ke
waktu, sedangkan tanah sebagai alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya tetap. Ketidakseimbangan antara tanah dengan jumlah manusia tentu akan menimbulkan
banyak permasalahan bagi manusia itu sendiri. Berdasarkan penuturan dari Kepala Badan Pertanahan Nasional KBPN,
Joyo Winoto, “hingga kini jumlah kasus sengketa tanah di Indonesia sebanyak 7.491 kasus dengan melibatkan 3,2 juta orang dengan luas tanah yang
disengketakan mencapai 660.000 hektare”. Permasalahan tanah yang beredar di masyarakat umumnya terkait dengan
kepastian akan letak, luas dan batas tanah itu sendiri. Pendaftaran tanah sebagai pelaksanaan Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria UUPA merupakan salah
satu upaya pemerintah untuk memberikan jaminan kepastian hukum tentang kepemilikan suatu tanah bagi seseorang. Kepastian hukum yang dijamin dalam
UUPA pasal 19 tersebut, meliputi : 1.
Kepastian mengenai letak, batas dan luas tanah. 2.
Status tanah dan orang yang berhak atas tanah. 3.
Pemberian surat berupa sertifikat. Kepastian mengenai letak, batas dan luas tanah diperoleh dari hasil
pengukuran dan pemetaan bidang tanah. Mengingat pentingnya proses pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam pelaksanaan pendaftaran tanah,
serta keingintahuan penulis tentang proses pengukuran dan pemetaan tanah, maka
judul laporan individual ini adalah “Prosedur Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Subang”.
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam laporan ini
adalah : “Bagaimanakah proses pengukuran dan pemetaan bidang tanah di Kantor
Pertanahan Kabupaten Subang?” . Secara lebih khusus rumusan masalah dapat diuraikan sebgai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur yang harus ditempuh masyarakat untuk
mengetahui letak, luas dan batas tanah secara tepat? 2.
Bagaimanakah pelayanan yang diberikan Kantor Pertanahan Kabupaten Subang dalam memberikan kepastian letak, luas dan batas tanah
tersebut? 3.
Metode apakah yang digunakan dalam pengukuran dan pemetaan bidang tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Subang?
4. Hambatan-hambatan apa yang dialami Kantor Pertanahan Kabupaten
Subang dalam melakukan pengukuran dan pemetaan tanah ? 5.
Upaya-upaya apa saja yang ditempuh Kantor Pertanahan Kabupaten Subang dalam menanggulangi hambatan-hambatan tersebut ?
1.3 Batasan Masalah