this PDF file MOTIVASI KERJA PETUGAS UKUR PADA KEGIATAN PENGUKURAN BIDANG TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN DONGGALA | Setyo | Katalogis 1 PB

MOTIVASI KERJA PETUGAS UKUR PADA KEGIATAN PENGUKURAN
BIDANG TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN DONGGALA
Bambang Yudho Setyo
byudhosetyo@yahoo.com
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The challenge of development in land sector especially at land survey service, as the result of
observation of the research is surveyor in land survey activity in Land Office of Donggala Regency
have phenomena indicating low motivation of surveyor so it needs to be observed regarding the
motivation of the surveyor which is not maximal. The research aims to describe how work
motivation of the surveyor in land survey activity in Land Office of Donggala Regency. This was a
qualitative research with 4 informants selected purposively in sampling. The data were collected
through triangulation technique covering observation, interveiw, and documentation. The results
reveal that the work motivation of surveyor in land survey activity in Land Office of Donggala
Regency is categorized good enough based on the analysis of need theory adopted from David Mc
Clelland on the best achievement of which can be seen from a sense of (1) responsibility for
completing the work according to the workload of each surveyor, the surveyor has been working
according to the rules and (2) consider the risk of land survey activity product that can ensure law
and have legal effects, (3)the feedback from the leader in coaching, supervision and assessment of
the surveyor to provide the best performance, the surveyor has been (4) creative and innovative

work in utilizing every opportunity to work effectively and efficiently with information and
communication technology, as well as (5) the punctuality and completion of tasks.As for the factors
that influence the motivation of the surveyor in land survey activity in Land Office of Donggala
Regency is internal factor (individual) of the surveyor, such as age, remaining work period, while
the xternal factor is the role of community still low, the distance of location and weather that
influence the motivation of the surveyor in providing the best achievement particularly on creative
and innovative indicators, as well as the time for completing the task.
Keywords: Responsibility, Considering Risk, Feedback, Creative and Innovative, Punctuality
Tanah mempunyai posisi yang sangat
strategis dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang bersifat agraris. Sedemikian
istimewanya
tanah
dalam
kehidupan
masyarakat Indonesia telihat dalam sikap
bangsa
Indonesia
yang
memberikan

penghormatan kepada kata tanah, dengan
penyebutan istilah Tanah air, Tanah tumpah
darah dan Tanah pusaka. Menyadari nilai dan
arti pentingnya tanah, maka para pendiri
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
merumuskan tentang tanah dan sumber daya
alam secara ringkas dan sangat filosofis di
dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33
Ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

Negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia, (Nurlisa 2015:
1).
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
(ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN)
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17

Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 20
Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional. Kementerian Agraria dan Tata
Ruang mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang agraria/
pertanahan dan tata ruang untuk membantu
Presiden
dalam
menyelenggarakan
pemerintahan Negara.

118

119 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 12, Desember 2017 hlm 118-126

Badan Pertanahan Nasional mempunyai
fungsi salah satunya adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijakan dibidang survei,
pengukuran, dan pemetaan, Pengukuran dan

Pemetaan bidang tanah serta pengolahan data
fisik hasil pengukuran merupakan kegiatan
yang khusus dan unik dilakukan oleh Petugas
Ukur atau Surveyor Berlisensi, dimana
pengukuran bidang tanah akan memberikan
kepastian ukuran, letak, luas dan posisi bidang
tanah sehingga bisa dipastikan secara fisik
penguasaan tanah tersebut, petugas ukur
diharapkan memiliki kriteria dan kemampuan
khusus selain menguasai teknis pelaksanaan
pengukuran bidang tanah juga memahami tata
usaha pendaftaran tanah sebagai unsur
administrasi dalam kegiatan pendaftaran tanah.
Garda terdepan pelayanan pertanahan
kepada masyarakat adalah Kantor Pertanahan
yang berada di level Kota dan Kabupaten,
petugas ukur adalah ujung tombak pelaksana
kegiatan pengumpulan data fisik dan
pengukuran bidang tanah di Kantor
Pertanahan, pelayanan tersebut terdiri dari

pelayanan rutin seperti kegiatan pengukuran
bidang tanah pertama kali, pemisahan
sertipikat, pengembalian batas dan lain-lain,
ditambah lagi kegiatan proyek legalisasi asset
di masa kepempinan Presiden Jokowi melalui
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 pada program
NAWACITA mengarahkan kebijakan, strategi
dan sasaran bidang pertanahan dengan
menargetkan pendaftaran tanah sebanyak 7
juta bidang tanah untuk masa 5 tahun di
seluruh Indonesia menjadi tantangan berat
bagi aparatur di Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia, ditambah moratorium penerimaan
CPNS termasuk petugas ukur di dalamnya
hingga saat ini juga belum dicabut oleh
pemerintah, tentu menjadi permasalahan
tersendiri
bagi

Kementerian
ATR/
BPNbagaimana menyelenggrakan pelayanan
di bidang pertanahan yang semakin meningkat
dengan keterbatasan petugas ukur yang ada.

ISSN: 2302-2019

Sondang P. Siagian (1995:138), motivasi
diartikan daya pendorong yangmengakibatkan
sesorang anggota mau dan rela untuk
mengerahkan kemampuan dalam bentuk
keahlian atau keterampilan tenaga dan
waktunya untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Robbins (2015:127) mendefenisikan motivasi
(Motivation)

merupakan
proses
yang
menjelaskan mengenai kekuatan, arah dan
ketekunan seseorang dalam upaya mencapai
tujuan.
Petugas Ukur sebagai bagian penting
dari sumber daya manusia di Kantor
Pertanahan, khususnya pada pelayanan
pengukuran bidang tanah harus memiliki
motivasi dan usaha yang maksimal,
diharapkan hasil kerja petugas ukur yang
terbaikuntuk mencapai target penyelesaian
program-program teknis, kualitas hasil kerja
sesuai kaidah teknis yang taat asas dan tepat
waktu sesuai dengan SPO, dan yang paling
penting pekerjaan yang dihasilkan harus sesuai
dengan ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku, serta kualitas petugas ukur
tersebut dapat menghasilkan pelayanan dan

produk sertipikat yang dapat memberikan
jaminan kepastian hukum, dan menghindari
terjadinya potensi sengketa, konflik dan
perkara pertanahan dikemudian hari, untuk
menyelesaikan dan mencapai kondisi tersebut
petugas ukur harus memaksimalkan potensi
dan daya dorong untuk memotivasi mereka
dalam mencapai penyelesaian tugas-tugas
yang dibebankan, bagaimana energi ini
dikembangkan dan dilepaskan tergantung
kekuatan dan motivasi petugas ukur dan situasi
serta kesempatan yang tersedia
Pokok-pokok
pikiran
yang
dikemukakan di atas, merupakan alasan
yang mendasari pemikiran penulis untuk
melakukan penelitian mengenai Motivasi Kerja
Petugas Ukur pada Kegiatan Pengukuran
Bidang Tanah di Kantor Pertanahan


Bambang Yudho Setyo, Motivasi Kerja Petugas Ukur Pada Kegiatan Pengukuran Bidang Tanah.............................. 120

Kabupaten
Donggala,
dengan
melihat
kebutuhan untuk penelitian ini sebagai pisau
analisis maka dianggap paling sesuai teori
untuk motivasi kerja mengacu pada teori
Mc.Clelland’s dalam Thoha, (1992:123)
dengan
lima
indikator
yang
sangat
menekankan perhatian terhadap motivasi
untuk berprestasi (Achievement), dari uraian
tersebut, tampak bahwa masalah pokok yang
menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini

adalah motivasi terhadap prestasi kerja, fokus
utama terhadap motivasi untuk berprestasi
(Achievment)
karena tuntutan kualitas
pelayanan pertanahan saat ini, sejalan dengan
itu indikator untuk mengukur adalah:
1) Tanggungjawab; meliputi tanggung jawab
dalam menyelesaikan pekerjaan dan
tanggungjawab
dalam
melaksanakan
tupoksi sesuai dengan beban dan target
yang diberikan.
2) Mempertimbangkan
resiko;
meliputi
konsisten dalam melaksanakan tugas serta
mempertimbangkan dapat menyelesaikan
tugas dan beban yang diberikan agar tidak
mengalami kegagalan, dan resiko dampak

hasil pengukuran bidang tanah yang
manjamin kepastian hukum mengenai fisik
bidang tanah.
3) Umpan balik; meliputi penilaian terhadap
performa dan prestasi kerja petugas ukur,
monitoring dan evaluasi terhadap hasil
kerja untuk menjamin keberhasilan
penyelesaian tugas petugas ukur, reward
bisa berupa penambahan target berikutnya
sehingga pendapatan juga bertambah.
4) Kreatif/inovatif;
meliputi
kreativitas
petugas ukur dalam melaksanakan tupoksi
dan
adanya
inovasi-inovasi
atau
pembaharuan dalam kegiatan kerja petugas
ukur sehingga tugas-tugas mereka lebih
efektif dan efisien untuk berhasil.
5) Waktu penyelesaian tugas; meliputi
ketepatan waktu dalam menyelesaikan
tugas petugas ukur pada kegiatan
pengukuran bidang tanah di Kantor
Pertanahan Kabupaten Donggala.

Alasan peneliti menggunakan teori Mc.
Clelland’s dalam Thoha, (1992:123)dalam
mengukur motivasi petugas ukur pada
pengukuran bidang tanah di Kantor Pertanahan
Kabupaten Donggala karena indikator tersebut
sangat tepat dengan kebutuhan pelayanan
pertanahan saat ini yang menuntut kinerja dan
prestasi kerja terbaik dengan beban kerja yang
semakin meningkat dan memaksimalkan
jumlah petugas ukur yang ada, peneliti ingin
mengetahui bagaimana motivasi petugas ukur
dalam melaksanakan tanggung jawabnya
dalam pelaksanaan pengukuran bidang tanah
di Kantor Pertanahan Kabupaten Donggala,
serta menggambarkan dan mendeskripsikan
motivasi kerja petugas ukur pada pelayanan
pengukuran bidang tanah di Kantor Pertanahan
Kabupaten Donggala.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga
bulan yaitu mulai bulan Oktober-Desember
2016. Lokasi Penelitian dilakukan di Kantor
Pertanahan Donggala, Provinsi Sulawesi
Tengah, desain penelitian yang digunakan
adalah kualitatif yaitu mendefenisikan
metodologi kualitatif sebagai “prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati Bogdan dan
Taylor (dalam Moleong, 2015 : 3)
Penelitian ini menggunakan metode
observasi dengan mengamati obyek dan
subyek mengenai motivasi petugas ukur serta
wawancara kepada 4 informan yang sudah
ditentukan sebelumnya (teknik Purposive)
yaitu, Kepala Kantor Pertanahan, Kepala Seksi
Survei Pengukuran dan Pemetaan, Kepala Sub
Seksi Pengukuran dan Pemetaan dan Petugas
Ukur.
Teknik Analisis Data
Pengolahan data berfokus pada data-data
yang diperoleh melalui wawancara dan
dokumen lainnya. Teknik analisa data sebagai
berikut:

121 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 12, Desember 2017 hlm 118-126

1) Pengumpulan Data
Pengumpulan
data
merupakan
pengumpulan informasi yang disusun dan
memberikan
kemungkinan
menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk
penyajian berupa teks naratif, matriks dan
bagan.
Dalam
proses
ini
peneliti
mengelompokan data secara sistimatis agar
lebih muda untuk dipahami.
2) Reduksi Data
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
adalah
mengorganisasikan
data
yang
direduksi. Data tersebut mula-mula disajikan
terpisah antara satu tahap dengan tahapan yang
lain, tetapi setelah kategori terakhir direduksi,
maka keseluruhan data dirangkum dan
disajikan secara terpadu. Dengan melihat
penyajian data, maka dapat dipahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
3) Penyajian Data
Penafsiran makna data dalam penelitian
ini dilakukan sebagai berikut, setelah data
sudah
dikelompokan
maka
langkah
selanjutnya adalah menafsirkan data dari
hasil wawancara dengan informan penelitian
di Lapangan.
4) Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan
penyimpulan
merupakan
langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi dan
penyajian data. Data yang sudah direduksi dan
disajikan secara sistematis akan disimpulkan
sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada
tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada
tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas
dan memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan
sementara perlu diverifikasi.
5) Kesimpulan Akhir
Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan
kesimpulan
sementara
yang
telah
diverifikasi.Kesimpulan final ini diharapkan
dapat diperoleh setelah pengumpulan data
selesai. Penarikan kesimpulan merupakan
suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.
Makna-makna yang muncul dari data harus
selalu diuji kebenarannya dan kesesuaiannya
sehingga kesahihan data terjamin. Dalam tahap
ini peneliti membuat rumusan proposisi yang

ISSN: 2302-2019

terkait dengan perinsip logika, mengangkatnya
sebagai
temuan
penelitian
kemudian
dilanjutkan dengan mengkaji secara berulangulang terhadap data yang ada, pengelompokan
data yang telah terbentuk dan proposis yang
telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu
melaporkan hasil penelitian lengkap dengan
temuan baru dari temuan yang sudah ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Motivasi kerja dalam penelitian ini
adalah daya dorong keinginan, kebutuhan dan
kemauan, dan sesungguhnya bahwa motifmotif tersebut merupakan penyebab yang
mendasari petugas ukur di Kantor Pertanahan
Kabupaten Doggala untuk menyelesaikan
kegiatan pengukuran bidang tanah yang telah
ditargetkan dengan pencapaian terbaik
(Achievement).
Indikator-indikator
yang
digunakan dalam mengukur Motivasi Kerja
Petugas Ukur pada Kegiatan Pengukuran
Bidang Tanah di Kabupaten Donggala dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. Tanggung Jawab
Seseorang mempunyai motivasi yang
tinggi maka akan merasa dirinya bertanggung
jawab terhadap tugas yang dikerjakan dan ia
akan berusaha sampai berhasil menyelesaikan
tugasnya, motivasi petugas ukur dalam rangka
pelayanan pengukuran bidang tanah pada
Kantor Pertanahan Kabubaten Donggala dapat
dilihat meliputi tanggung jawab dalam
menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab
dalam melaksanakan tupoksi sudah berjalan
dengan baik, hal ini disampaikan bapak
Yannis Harryzon Dethan, A.Ptnh selaku
Kepala
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Donggala yang diwawancarai
pada hari
Selasa, tanggal 7 Pebruari 2017, Pukul 11.4212.15 WITA, sebagai berikut:
“Kebanggaan kita (Petugas Ukur) adalah
bekerja sesuai standar kualitas sesuai dengan
Peraturan, Perundangan-Undangan, Kaidah
teknis yang berlaku di BPN, taat azas dan
tepat waktu adalah wujud tanggung jawab

Bambang Yudho Setyo, Motivasi Kerja Petugas Ukur Pada Kegiatan Pengukuran Bidang Tanah.............................. 122

petugas ukur, beban target realisasi fisik
masing-masing
petugas
ukur
sudah
ditetapakan melalui Surat Tugas ataupun
Surat Keputusan untuk bertanggung jawab
dalam kegiatan rutin maupun proyek,
walaupun masih ada keterlambatan pada
proses tetapi pada akhir tahun anggaran
penyelesaian dapat tercapai”. (Wawancara
di ruang kerja Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Donggala).
Hasil wawancara peneliti dengan
informan di atas dapat dipahami bahwa dalam
konteks tanggungjawab petugas ukur sudah
memiliki motivasi yang tinggi dan membuat
dirinya bertanggung jawab terhadap tugas
yang dikerjakan dan berusaha sampai berhasil
menyelesaikannya,
dibuktikan
dengan
menyelesaikan beban target dan realisasi fisik
yang dibebankan kepada petugas ukur, sesuai
dengan aturan, kaidah teknis dan waktu
penyelesaian yang telah ditetapkan, sesuai
dengan apa yang dinyatakan Mc.Clelland
(1987) bahwa motivasi berprestasi merupakan
kecenderungan seseorang dalam mengarahkan
dan mempertahankan tingkah laku untuk
mencapai suatu standar prestasi.Standar
prestasi yang dimaksud bisa berupa hasil
pelaksanaan tugas, perbandingan dengan
prestasi sendiri dan perbandingan dengan
orang lain, dan sesuai dengan pendapat ahli
Heckhausen,
(1967).
Individu
yang
menginginkan prestasi yang baik akan menilai
apakah kegiatan yang dilakukannya telah
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

b. Mempertimbangkan Resiko
Saat melaksanakan tugas atau pekerjaan
maka setiap orang harus memiliki kemampuan
yang cerdas atau sumberdaya yang memadai
karena setiap pekerjaan yang akan dilakukan
harus selalu mempertimbangkan resiko atau
konsekuensi yang akan dihadapi atau terjadi.
Mempertimbangkan resiko merupakan bagian
dari motivasi dalam pelaksanaan suatu
kegiatan kerja sebab dengan adanya motivasi
yang tinggi maka setiap orang akan
mempertimbangkan terlebih dahulu resiko

yang dihadapi sebelum memulai atau
melaksanakan
pekerjaan
terlebih
mempertimbangkan kesukaran dan tantangan
yang akan dihadapi sehingga dapat
memungkinkan
bagi
seseorang
untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Terkait indikator mempertimbangkan
resiko bapak Muksin S.SiT sebagai Kepala
Seksi Pengukuran dan Pemetaan Kantor
Pertanahan Kabupaten Donggala pada hari
kamis tanggal 16 November 2016, pukul
11.06-11.31 WITA menyatakan:
“Tingkat keberhasilan petugas ukur diatur
dengan memberikan beban kerja sesuai
dengan jumlah petugas yang ada serta
kemampuan
menyelesaikan
pekerjaan
pengukuran
bidang,
target
proyek
direncanakan
setiap
tahun
anggaran
berdasarkan usulan dari kantor pertanahan,
dan strategi membagi target dalam beberapa
tahapan untuk dapat mengevaluasi kinerja
petugas ukur dan memberikan kinerja
terbaik” (Wawancara di ruang kerja Kepala
Seksi Pengukuran dan Pemetaan Kantor
Pertanahan Kabupaten Donggala).
Penyampaian informan di atas dalam
konteks motivasi untuk berprestasi sesuai
dengan kebutuhan akan prestasi yang
dijabarkan oleh Mc.Clelland (1987) bahwa
individu yang memiliki kebutuhan akan
prestasi lebih menyukai tugas dengan taraf
kesulitan sedang karena mereka merasa
mampu untuk menyelesaikan beban pekerjaan
yang diberikan, antara beban kerja pengukuran
bidang tanah dan jumlah petugas ukur yang
ada serta pola pendistribusian beban target
penyelesaian pekerjaan dalam beberapa tahap
memberikan beban kerja dalam kategori
sedang dan kemungkinan kegagalan akan
relatif kecil, meskipun kekhawatiran motivasi
petugas ukur untuk menghasilkan prestasi
yang terbaik hanya berorientasi penyelesaian
pekerjaan saja, dimana setelah selesai petugas
ukur akan diberikan target tambahan sehingga
secara ekonomi honor yang diterima lebih
banyak, tetapi tidak mempertimbangkan resiko
lain yaitu kualitas sertipikat yang rendah dan

123 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 12, Desember 2017 hlm 118-126

dapat menimbulkan sengketa dan konflik
dikemudian hari perlu mendapat perhatian
dengan melakukan evaluasi kualitas kerja
petugas ukur, dengan demikian indikator
mempertimbangkan resiko belum maksimal
dilaksanakan.
c. Umpan Balik
Umpan balik yang dimaksud dalam
indikator ketiga ini adalah bahwa individu
dengan prestasi yang tinggi menyukai jika
performa mereka dibandingkan dengan orang
lain, ada penilaian terhadap performa kerja
keras mereka, Umpan balik sangat penting
karena merupakan ukuran sukses (umpan balik
yang diandalkan, kuantitatif dan faktual),
seperti yang disampaikan oleh bapak Muksin
S.SiT sebagai Kepala Seksi Pengukuran dan
Pemetaan Kantor Pertanahan Kabupaten
Donggala pada hari kamis tanggal 16
November 2016, pukul 11.06-11.31 WITA,
sebagai berikut:
”Evaluasi dan monitoring dilakukan dengan
melakukan penilaian kinerja petugas ukur
secara menyeluruh, bisa melalui pembinaan
langsung kelapangan, rapat evaluasi internal
petugas ukur secara rutin, dan evaluasi
kinerja petugas berdasarkan laporan hasil,
hasil evaluasi berupa rekomendasi untuk
memberikan peringatan, pembinaan bahkan
penindakan
terhadap
petugas
ukur.“
(Wawancara di ruang kerja Kepala Seksi
Pengukuran
dan
Pemetaan
Kantor
Pertanahan Kabupaten Donggala).
Dari situasi yang dijelaskan oleh
informan diatas gambaran umpan balik
terhadap motivasi prestasi kerja yang
dikerjakan oleh petugas ukur berjalan baik,
dengan memberikan penilaian dan bimbingan
kepada petugas ukur yang belum melakukan
kinerjanya dengan baik merupakan wujud
nyata pelaksanaan umpan balik yang
diharapkan, ini sejalan dengan hasil penelitian
Mc.Clelland (1961) menyatakan bagi individu
yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi tidak
begitu tertarik pada pengakuan masyarakat
atas sukses mereka, akan tetapi mereka benar-

ISSN: 2302-2019

benar memerlukan suatu cara untuk mengukur
seberapa baik yang telah dilakukan, dan hal ini
telah diterapkan pimpinan dan atasan langsung
kepada petugas ukur di Kantor Pertanahan
Kabupaten Donggala, dan respon positif
petugas ukur dalam memahami pentingnya
umpan balik dalam pengawasan dan
bimbingan demi keberhasilan dan pencapaian
prestasi terbaik petugas ukur.
d. Kreatif dan Inovatif
Pegawai yang memiliki motivasi yang
tinggi akan kreatif serta mencari cara baru
untuk menyelesaikan tugas seefektif dan
seefisien mungkin. Kreatifitas dan inovatif
dapat membantu pengembangan program
termasuk pemanfaatan informasi teknologi
baik komputer maupun internet yang berkaitan
dengan program kerja, sejalan dengan itu
wawancara
peneliti
dengan
informan
menggambarkan apa yang telah dilakukan di
Kantor Pertanahan Kabupaten Donggala.
Inovasi dan kreatifitas yang ditunjukan
petugas ukur di Kantor Pertanahan Kabupaten
Donggala juga merupakan buah pikir dari
bapak Harryanto Yunus, S.ST, MM selaku
Kepala Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan
pada Kantor Pertanahan Kabupaten Donggala
dan petugas ukur yang diwawancarai pada hari
rabu, tanggal 16 November 2016, Pukul 12.4312.55 WITA.
“Saya memperkenalkan inovasi aplikasi
internet melalui fasilitas „dropbox‟ dan
aplikasi komputer „landseye‟ dalam pelayanan
pengukuran bidang tanah secara khusus dan
pelayanan pertanahan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Donggala secara umum dan di
perkenalkan kepada seluruh petugas ukur dan
pelaksana lainnya”.
Di tempat lain agak berbeda pernyataan
yang disampaikan Bapak Andoli, sebagai
petugas ukur Kantor Pertanahan Kabupaten
Donggala yang lebih senior, latar belakang
pendidikan SMA dan mendekati masa pensiun,
diwawancarai pada hari rabu, tanggal 16
November 2016, Pukul 11.55-12. 20 WITA,
berikut penyampaiannya:

Bambang Yudho Setyo, Motivasi Kerja Petugas Ukur Pada Kegiatan Pengukuran Bidang Tanah.............................. 124

“Saya sudah mau dekat pensiun, dan tidak
mampu lagi otak saya belajar komputer untuk
mengolah data hasil ukuran lapangan,
biasanya saya dibantu anak honor yang
masih muda dan menguasai aplikasi
komputer”. (Wawancara di ruang kerja Staf
seksi Pengukuran dan Pemetaan Kantor
Pertanahan Kabupaten Donggala).
Berdasarkan dua penyampaian informan
diatas yang memiliki latar belakang
pendidikan, umur dan masa kerja berbeda,
diperoleh informasi motivasi petugas ukur
untuk mencapai prestasi terbaik dalam
menyelesaikan pekerjaan mereka dengan
melakukan inovasi dan kreatifitas belum
maksimal, terdapat kondisi internal yang
mempengaruhinya seperti yang disampaikan
pendapat ahli Schultz & Sydney (1993)
mengatakan
bahwa
kualitas
motivasi
berprestasi mengalami perubahan sesuai
dengan usia individu, juga faktor internal dari
dalam diri individu seperti jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan
kepribadian, ada keengganan petugas ukur
yang sudah senior dan mempunyai latar
belakang keperibadian yang tidak termotivasi
lagi dengan inovasi dan kreatifitas dalam
membantu pekerjaan disebabkan karena faktor
usia, kemampuan, dan merasa tidak penting
lagi bagi perkembangan kemampuan pribadi
mereka
e. Waktu Penyelesaian Tugas
Setiap pegawai dengan kebutuhan
berprestasi yang tinggi akan berusaha
menyelesaikan setiap tugas dengan waktu
yang cepat dan tepat. Individu yang memillki
kebutuhan yang tinggi akan prestasi memiliki
ketahanan kerja (Persistence) yang lebih tinggi
dalam
mengerjakan
tugas.
Ketika
mengahadapi kegagalan individu dengan
kebutuhuan prestasi yang tinggi cenderung
akan bertahan, hal ini didorong dengan
kepercayaan mereka dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan tepat dan baik.
Indikator waktu penyelesaian pekerjaan
petugas ukur yang terekam dalam wawancara

bersama informan dapat dilihat sebagaimana
yang disampaikan bapak Muksin S.SiT
sebagai Kepala Seksi Pengukuran dan
Pemetaan Kantor Pertanahan Kabupaten
Donggala pada hari kamis tanggal 16
November 2016, pukul 11.06-11.31 WITA
menegaskan kembali bagaimana Kantor
Pertanahan Kabupaten Donggala memberikan
jadwal dan batas waktu penyelesaian
pekerjaan, berikut wawancaranya:
“Khusus untuk penyelesaian pekerjaan
legalisasi aset yang ditetapkan oleh
kementerian kami telah memberikan jadwal
kerja dan penyelesaian pekerjaan berbentuk
Time Line dari bulan ke bulan sesuai arahan
dari BPN Pusat sehingga bisa diserahkan
sertipikat
pada
bulan
ke-6
(B6)”.
(Wawancara di ruang kerja Kepala Seksi
Pengukuran
dan
Pemetaan
Kantor
Pertanahan Kabupaten Donggala).
Lebih lanjutoleh bapak Zainal, sebagai
petugas ukur Kantor Pertanahan Kabupaten
Donggala, yang diwawancarai pada hari rabu,
tanggal 16 November 2016, Pukul 11.34-11.47
WITA.
“Kabupaten Donggala mempunyai wilayah
yang luas dari pantai barat sampai ke
perbatasan sulawesi barat, petugas ukur
harus mampu melayani kegiatan pengukuran
bidang sesuai desa target……Alhamdulilah,
kami masih bisa menyelesaikan, walaupun
susah membagi waktu kerja, keluarga
ditambah jarak tempuh yang jauh mejadi
kendala tersendiri”. (Wawancara di ruang
kerja petugas ukur di Seksi Pengukuran dan
Pemetaan Kantor Pertanahan Kabupaten
Donggala).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan informandi atas dapat disimpulkan
motivasi petugas ukur dalam memberikan
prestasi terbaik pada kegiatan pengukuran
bidang tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten
Donggala
dengan
indikator
waktu
penyelesaian tugas dan ketahanan kerja belum
maksimal,
disadari
kalaupun
terdapat
keterlambatan bisa merupakan kendala dan
hambatan eksternal seperti peran serta

125 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 12, Desember 2017 hlm 118-126

masyarakat yang kurang, lokasi yang jauh dan
cuaca mempengaruhi waktu penyelesaian
karena merupakan kegiatan lapangan, hal ini
sejalan dengan pendapat ahli, faktor eksternal
merupakan faktor yang mempengaruhi
motivasi berprestasi sesorang yang bersumber
dari luar diri individu tersebut, terdiri dari:
hubungan pimpinan dengan bawahan,
hubungan antar rekan sekerja, sistem
pembinaan
dan
pelatihan,
sistem
kesejahteraan, lingkungan fisik tempat kerja
(Andreani dalam Kadir, 2009), status kerja,
administrasi dan kebijakan lembaga (Herzberg
dalam Siagian, 1995), dengan demikian
keseluruhan faktor-faktor tadi perlu mendapat
perhatian dan usaha untuk mengurangi
dampak
terhadap
waktu
penyelesaian
pekerjaan petugas ukur dalam kegiatan
pengukuran bidang tanah di Kantor Pertanahan
Kabupaten Donggala sehingga motivasi
petugas ukur dalam menghasilkan prestasi
yang tertinggi dan memberikan pelayanan
terbaik buat masyarakat bisa terwujud, proses
penyelesaian tugas, secara tepat merupakan
bagian dari sistem pelayanan prima dalam
organisasi publik pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Donggala.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
yang dilakukan peneliti tentang motivasi
petugas ukur pada kegiatan pengukuran bidang
tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten
Donggala disimpulkan bahwa telah berada
dalam kategori cukup baik, hal ini dilihat dari
hasil analisis lima indikator teori kebutuhan
menurut David Mc.Clelland akan pencapaian
terbaik (Achievement) yakni bertanggung
jawab, mempertimbangkan resiko, umpan
balik, kreatif dan inovatif serta waktu dan
penyelesian tugas telah dilaksanakan cukup
baik, walaupun ditemukan ada 3 indikator
belum maksimal dilaksanakan, yaitu:
1. Indikator Mempertimbangkan resiko, hal
ini terlihat dimana petugas ukur pada

ISSN: 2302-2019

kegiatan pengukuran bidang masih ada
yang mengejar kuantitas penyelesaian
pekerjaan saja tanpa memperhatikan
kualitas yang menjadi jaminan kepastian
hukum produk pengukuran bidang tanah.
2. Indikator kreatif dan inovatif, dimana masih
ada petugas ukur yang tidak melakukan
langkah-langkah kreatif dan inovatif karena
faktor internal petugas ukur antara lain usia,
sisa masa kerja dan latar belakang
pendidikan.
3. Indikator waktu penyelesaian tugas belum
maksimal
dilaksanakan
disebabkan
faktorinternal petugas ukur (mental) dan
faktor eksternal (masyarakat dan jarak
lokasi).
Memaksimalkan motivasi petugas ukur
dalam melakukan pelayanan bidang tanah
perlu diperhatikan faktor internal (individu)
petugas ukur seperti usia, masa kerja, serta
faktor eksternal seperti peran masyarakat,
jarak lokasi dan cuaca yang mempengaruhi
motivasi petugas ukur dalam memberikan
prestasi yang terbaik.
Rekomendasi
Berdasarkan
kesimpulan
diatas
diharapkan Kepala Kantor, Kepala Seksi
Pengukuran dan Pemetaan, Kepala Sub Seksi
Pengukuran dan pemetaan melakukan kontrol
kualitas terhadap hasil kegiatan pengukuran
bidang
tanah
melalui
pemeriksaan
menyeluruh, bukan sekedar mencapai target
secara kuantitas saja.
Melakukan perencanaan Diklat, kursus,
OJT (On Job Training) “Peningkatan
keterampilan Petugas Ukur” minimal setiap
tahun bagi petugas ukur menjawab kebutuhan
penggunaan teknologi informasi dan komputer
agar lebih meningkatkan prestasi kerja, kreatif
dan inovatif dalam melaksanakan tupoksi
petugas ukur pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Donggala.
Kepala
Kantor,
Kepala
Seksi
Pengukuran dan Pemetaan, Kepala Sub Seksi
Pengukuran dan pemetaan perlu mengadakan
monitoring dan evaluasi secara rutin diawal,

Bambang Yudho Setyo, Motivasi Kerja Petugas Ukur Pada Kegiatan Pengukuran Bidang Tanah.............................. 126

tengah, dan akhir kegiatan kerja para petugas
ukur sesuai jadwal (Time Line) yang ada
dengan lebih konsisten untuk memberikan
penilaian dan evaluasi serta sanksi yang tegas
bagi pegawai yang malas, dan tidak
menyelesaikan pekerjaan pegukuran bidang
tanah tepat waktu serta dapat memberikan
reward (penghargaan) bagi yang berprestasi
untuk meningkatkan motivasi kerja.
Bagi
peneliti
selanjutnya
dapat
mengembangkan penelitian ini dengan
meneliti motivasi kerja petugas ukur di
Provinsi Sulawesi Tengah, dengan locus yang
berbeda sehingga dapat memberikan informasi
yang komprehensif tentang petugas ukur
secara lebih baik, atau melihat dari kinerja,
kualitas, dan sumberdaya petugas ukur, dll.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis telah mendapatkan arahan, saran
dan bimbingan dari dosen pembimbing, untuk
itu penulis ucapkan terima kasih serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
bapak Dr. Slamet Riadi, M,Si selaku Ketua
Tim Pembimbing dan Ibu Dr. Dirdja N.
Jahya, M.Si selaku Anggota Tim Pembimbing.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada mereka atas
kebaikan yang telah diberikan selama ini
kepada penulis.
DAFTAR RUJUKAN
Badan
Pertanahan
Nasional
Republik
Indonesia, Pusat Hukum dan Hubungan
Masyarakat,
tentang
Himpunan
Peraturan Perundang-Undangan Tahun
2015.
Hackhausen, Heinz. 1967. Motivation and
action. Published June 18th 1991 by
Springer My Copy UK.
Kadir,
Syaiful.
2009.
Kepemimpinan
Pendidikan Dan Budaya Mutu . Sahir
Publising Kalasan. Sleman, Yogyakarta.
Kantor Pertanahan Kabupaten Donggala,
Laporan Persiapan Pembangunan Zona

Integritas
di
Kantor
Pertanahan
Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi
Tengah, 2016.
Maleong, Lexy J. 2015. Metodologi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Remaja Rosda
Karya, Bandung.
McClelland, D. 1961. Human Motivation.
New York: Scott, Foresman.
Nurliza. 2015. Implementasi Kebijakan
Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan
Kasus . Pertanahan di Kota Palu Tesis
Pascasarjana Universitas Tadulako
Palu.
Robbins, P Stephen and Judge, A Timothy.
2015. Perilaku Organisasi. Jilid I. Edisi
16. Salemba Empat. Jakarta.
Schultz, D. P., & Sydney. 1993. Theories of
personality (8th ed). Belmont, CA:
Cengage Learning/Wadsworth.
Siagian, Sondang, P. 1995. Manajemen
Sumber Daya Manusia . Terjemahan,
Jilid 1. Gunung Agung. Jakarta.
Thoha, M. 1992. Perilaku Organisasi, CV.
Rajawali, Jakarta.