2. Kulit Buah Delima Punica granatum L.
Ekstrak kulit buah delima memiliki kandungan polifenol diantaranya asam hydroxycinnamic acid
, tanin terhidrolisa, asam hidroksibenzoat, hydroxybutanedioicacid
, asam hidroksi-siklohexana dan hydroxyphenyls. Selain itu, terdapat senyawa utama tanin dan flavonoid seperti illogic acid, gallic acid,
punicalin, dan punicalagin Al-Rawahi et al., 2014. Tingginya jumlah senyawa fenolik dalam ekstrak kulit buah delima memberikan kemampuan antioksidan
yang kuat Li et al., 2006.
3. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
Metode DPPH memiliki keuntungan cepat, sederhana dan tidak mahalserta menyediakan informasi tentang kapasitas antioksidan Kedare Singh, 2011.
DPPH merupakan metode yang sederhana untuk menentukan aktivitas antioksidan. Elektron bebas DPPH memberikan penyerapan maksimum yang kuat
pada λ 517 nm ditandai dengan warna ungu. Warna ungu berubah menjadi kuning
sebagai absorptivitas molar dari DPPH pada λ 517 nm yang mereduksi dari 9660-
1640 elektron bebas DPPH saat dipasangkan dengan hidrogen dari antioksidan penangkap radikal bebas untuk membentuk DPPH-H Prakash et al, 2001.
Senyawa yang memiliki kemampuan penangkap radikal bebas umumnya merupakan pendonor hidrogen H, sehingga atom hidrogen tersebut dapat
ditangkap oleh radikal DPPH untuk berubah menjadi bentuk netralnya Dungir et al
., 2012.
4. Tablet Hisap
Tablet hisap merupakan sediaan tablet yang diberi penambah rasa dan digunakan dengan cara diisap dan didiamkan di dalam mulut atau faring Siregar,
2010. Penggunaan tablet hisap untuk pengobatan iritasi lokal, infeksi mulut atau tenggorokan, dapat pula mengandung bahan aktif yang digunakan untuk absorbsi
sistemik setelah ditelan Depkes RI, 1995. Tablet hisap bukan hancur, tetapi terkikis perlahan-lahan dalam mulut selama 5-10 menit. Perbedaan tablet hisap
dengan tablet konvensional yaitu terletak pada sifat organoleptik, sifat non desintegrasi, dan laju disolusi diperpanjang di lidah Peters,1989. Tablet hisap
yang dibuat secara kompresi diformulasi dengan jumlah bahan pengikat yang
lebih, tidak mengandung bahan disintegran dan dicetak lebih keras dibandingkan tablet kompresi biasa Parrot, 1971.
5. Komponen Tablet Hisap
a. Bahan Pengikat
Bahan pengikat dalam sediaan tablet hisap berfungsi untuk menyatukan partikel-partikel zat sebagai granul tersendiri melalui prosedur granulasi Siregar,
2010. Penggunaan Na CMC sebagai bahan pengikat tablet mempunyai kompresibilitas yang baik, kekerasan yang sedang, dan cenderung mengeras
dalam penyimpanan Hamed et al., 2005. Na CMC merupakan serbuk atau butiran berwarna putih atau putih kuning gading, tidak berbau atau hampir tidak
berbau bersifat higroskopis Depkes RI, 1979. Bahan tersebut bersifat stabil, meskipun material yang higroskopis. Kondisi kelembaban tinggi, Na CMC dapat
menyerap jumlah besar 50 air. Konsentrasi Na CMC sebagai bahan pengikat tablet berkisar 1-6 Hooton, 2009.
b. Bahan Pengisi
Manitol dapat berfungsi sebagai pengisi atau pembawa dasar bebas gula untuk menambah bobot tablet. Selain itu, manitol juga dapat digunakan sebagai
bahan pemanis dengan tingkat kemanisan hanya 50 gula, tetapi memberi sensasi dingin saat melarut dalam mulut Siregar, 2010. Granulasi yang mengandung
manitol memiliki keuntungan yaitu mudah dalam pengeringan. Penggunaan manitol sebagai bahan pengisi tablet berkisar 10-90 bb Armstrong, 2009.
c. Bahan Pelicin
Bahan pelicin memiliki fungsi untuk membantu pelepasan tablet dari dinding lubang kempa. Penambahan magnesium stearat, zink stearat, dan turunan
stearat lainnya mampu mengurangi sebagian besar masalah granulasi yang berkaitan dengan pelekatan tablet pada permukaan dan dinding lubang kempa
Siregar, 2010. Magnesium stearat merupakan serbuk halus berwarna putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas. Kelarutan dari magnesium stearat
praktis tidak larut dalam air, etanol 95 P, dan eter P Depkes RI, 1979. Penggunaaan magnesium stearat sebagai bahan pelicin tablet berkisar pada
konsentrasi 0,25 -5,0 bb Allen Luner, 2006. Penggunaan Talk sebagai bahan pelicin tablet berkisar 1,0-10,0 bb Kibbe, 2009.
6. Metode Factorial Design