PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS MASTERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: YUNITA RAHMAWATI
A. 510 090 137
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama : YUNITA RAHMAWATI
NIM : A. 510 090 137
Fakultasjurusan : FKIP PGSD
Jenis : Skripsi
Judul : PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS
MASTERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN
SURAKARTA Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan, 2.
Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakanmengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data database, mendistribusikannya, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulispencipta, 3.
Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan dengan sebagaimana semestinya
Surakarta, 6 Februari 2013 Yang Menyatakan
YUNITA RAHMAWATI
PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS MASTERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS
V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA
Yunita Rahmawati, A.510090137, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013 ,
74 halaman.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Pajang III Laweyan Surakarta dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode belajar tuntas mastery learning. Jenis penelitian ini yaitu PTK Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah Guru dan yang
menerima tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri Pajang III berjumlah 41 siswa yang terdiri dari 21 perempuan dan 20 laki-laki. Sedangkan obyek
penelitian dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Data dikumpulkan melalui metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu tahap reduksi data, paparan penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Hasil ini dapat dilihat dari presentase keberhasilan belajar siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 70, yaitu sebelum tindakan sebanyak 56,09 23
siswa, siklus I sebanyak 65,85 27 siswa, dan siklus II sebanyak 87,80 36 siswa. Serta dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata kelas, yaitu
sebelum tindakan 72,90 meningkat menjadi 75,73 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 80,31 pada siklus II. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode belajar tuntas mastery learning dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA SD Negeri Pajang III
Laweyan Surakarta.
Kata Kunci : Metode Belajar Tuntas Mastery Learning, Hasil Belajar IPA.
A. PENDAHULUAN
IPA Ilmu Pengetahuan Alam atau sains science diambil dari kata sciantia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang
menjadi khusus ilmu pengetahuan alam atau sains. lmu pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari- hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh guru merupakan penentu dalam proses belajar mengajar. Apabila metode yang digunakan
tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka pembelajaran akan menjadi menarik dan dapat memotivasi siswa untuk membangkitkan minat
terhadap pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, apabila suatu metode yang digunakan tersebut kurang sesuai dengan materi yang diajarkan, maka proses
belajar mengajar tidak akan menarik dan membuat siswa bosan sehingga minat terhadap pelajaran tersebut menjadi rendah.
Dalam kenyataan yang ada, metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA masih banyak menggunakan metode lama dan sedikit yang menggunakan
metode yang bervariasi. Tentunya hal ini juga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar IPA siswa di sekolah. Dengan menggunakan metode
lama, siswa kurang dapat mengoptimalkan kemampuan mereka dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan IPA dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk mengatasi keresahan tersebut, maka peneliti mengambil langkah
dalam mengatasi kesulitan siswa melalui penerapan metode belajar tuntas.
Melalui metode ini siswa akan dilatih untuk memecahkan permasalahan IPA yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari secara nyata. Dengan metode
tersebut, siswa dioptimalkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dimulai dari pemberian materi hingga adanya proses pengayaan sehingga mencapai hasil
belajar yang optimal. Dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa dibiasakan belajar mandiri, dan dalam kelompok kecil di kelas bersama dengan teman
sebaya. Belajar tuntas Mastery Learning adalah pendekatan pembelajaran
berdasar pandangan filosofis bahwa seluruh peserta didik dapat belajar jika mereka mendapat dukungan kondisi yang tepat. Dalam pelaksanaannya peserta
didik memulai belajar dari topik yang sama pada waktu yang sama pula. Perlakuan awal belajar terhadap siswa juga sama. Siswa yang tidak dapat
menguasai seluruh materi pada topik yang dipelajarinya mendapat pelajaran tambahan sehingga mencapai hasil yang sama dengan kelompoknya. Siswa
yang telah tuntas mendapat pengayaan sehingga mereka pun memulai mempelajari topik baru bersama- sama dengan kelompoknya dalam kelas.
Model pembelajaran tuntas menekankan pada peran atau tanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan peserta didik secara individual, peran guru
harus intensif dalam hal- hal berikut: 1
Menjabarkan memecah KD Kompetensi Dasar ke dalam satuan- satuan unit- unit yang lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan
prasyaratnya. 2
Menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk yang bervariasi 3
Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik 4
Menilai perkalam perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.
5 Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta
didik yang mengalami kesulitan. Sedangkan peran siswa dalam model pembelajaran tuntas sesuai dengan
Kurilkulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang memiliki pendekatan berbasis kompetensi sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran peserta