2 dihadapi saat ayah terlibat dalam
pengasuhan anak. Penelitian tentang keterlibatan
ayah dalam pengasuhan anak masih jarang
di Indonesia,
sehingga penting
untuk mengadakannya
mengingat adanya perbedaan kultur yang berpengaruh terhadap perilaku
yang muncul pada kasus yang sama.
Berdasarkan fenomena di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini mengenai
bagaimana keterlibatan
ayah dalam
pengasuhan anak pada keluarga Jawa
berdasarkan pandangan
remaja.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengasuhan Anak
Menurut Baumrind dalam
Leidy et.al, 2011, pola pengasuhan anak merefleksikan dua dimensi
perilaku: 1 emosionalitas, yang meliputi
seberapa hangat
dan seberapa cepat orangtua merespon
anak, dan
2 kontrol,
yang mencakup
bagaimana kecenderungan
orangtua dalam
mengendalikan perilaku anak. Santrock 2012 lebih lanjut
mendeskripsikan dimensi
pengasuhan yang
diusung Baumrind tersebut dalam kategori
gaya pengasuhan: 1 authoritarian parenting,
di mana
orangtua menekankan kepatuhan dan target
tertentu untuk dicapai anak tanpa banyak
berkomunikasi secara
verbal, 2 authoritative parenting, orangtua mendorong kemandirian
anak dengan
menempatkan beberapa
aturan yang
terkomunikasikan baik dan tetap melakukan kontrol dengan kasih
sayang, 3 neglectful parenting, orangtua
sangat tidak
terlibat dengan anak, dan 4 indulgent
parenting, di mana keterlibatan orangtua sangat sedikit namun
masih menuntut beberapa hal atau melakukan kontrol tertentu.
B. Keterlibatan Ayah
Amato dan Gilreth dalam Erawati,
2009, dalam
penelitiannya tentang
ayah, menyatakan bahwa bentuk interaksi
ayah-anak meliputi
interaksi langsung
saat bermain,
menghabiskan waktu luang, dan membicarakan
hal-hal tentang
sekolah. Hal khusus yang secara langsung dimiliki oleh seorang
ayah adalah
sebagai pengajar
sekaligus pembimbing yang efektif.
Day Lamb
2004 menyatakan empat faktor yang
mempengaruhi keterlibatan ayah dalam keluarga, yaitu :
a. Motivasi, dan segala hal yang
membuat ayah ingin selalu terlibat dalam aktivitas bersama
anaknya.
b. Keterampilan dan kepercayaan
diri, atau keterampilan fisik aktual yang dibutuhkan untuk
memberikan perlindungan dan kepedulian pada anaknya.
c. Dukungan
sosialorang lain,
terutama dari ibu, terhadap keterlibatan ayah.
d. Faktor
institusional, dari
kebijakan di tempat kerja dalam memfasilitasi upaya keterlibatan
ayah.
3
C. Masa Remaja
Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut Piaget, Yusuf
2010 menyatakan bahwa masa remaja sudah
mencapai tahap operasional formal. Remaja telah
dapat berpikir
logis tentang
berbagai gagasan yang abstrak. Berpikir secara operasi formal
berarti lebih bersifat hipotesis, abstrak, sistematis, dan ilmiah
dalam menyelesaikan masalah.
D. Keluarga Jawa