KESIMPULAN DAN SARAN 74 BIODIVERSITAS LICHENES PADA TEGAKAN POHON KEMENYAN (STYRAX SP.) DI KAWASAN HUTAN SUMATERA UTARA.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Data Sifat Fisika-Kimia Habitat Rona Lingkungan Dari Lichenes 24 Tabel 3.2. Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di KHDTK Aek Nauli – Parapat dan TAHURA Bukit Barisan, Kabupaten Karo 25 Tabel 4.1. Analisis Korelasi Keanekaragaman H’ Lichenes yang ditemukan di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh dan KHDTK Aek Nauli Parapat 57 Tabel 4.2. Analisis Korelasi data ekologi sifat fisik-kimia pada Kedua Lokasi Penelitian 58 Tabel 4.3. Data Morfologi Lichenes di KHDTK Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan di TAHURA Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh – Kabupaten Karo 62 Tabel 4.4. Data Kuantitatif Lichenes di KHDTK Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan di TAHURA Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh – Kabupaten Karo 64 Tabel 4.5. Data Kuantitatif Lichenes di KHDTK Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan di TAHURA Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh – Kabupaten Karo 65 Tabel 4.6. Kondisi Faktor Fisika Kimia Lingkungan KHDTK Aek Nauli - Parapat Kabupaten Simalungun dan TAHURA Bukit Barisan Tongkoh – Kabupaten Karo 70 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Contoh lichenes yang berbentuk crustose 10 Gambar 2.3. Contoh lichenes yang berbentuk foliose2 10 Gambar 2.4. Contoh lichenes yang berbentuk fruticose 11 Gambar 2.5. Contoh lichenes yang berbentuk squamulose 11 Gambar 2.6. Morfologi tallus lichenes 12 Gambar 2.7. Lichenes yang terdapat pada tegakan kemenyan 18 Gambar 3.1. Skema Plot Pengambilan Sampel Pada Tegakan Pohon 23 Gambar 4.1. Cladonia coniocraea 33 Gambar 4.2. Graphis scripta 33 Gambar 4.3. Graphis sp1. 34 Gambar 4.4. Lecanora thysanophora 35 Gambar 4.5. Lecanora sp1. 35 Gambar 4.6. Lepraria incana 36 Gambar 4.7. Lepraria sp1. 36 Gambar 4.8. Lepraria sp2. 37 Gambar 4.9. Lepraria sp3. 37 Gambar 4.10. Lepraria sp4. 38 Gambar 4.11. Lepraria sp5. 38 Gambar 4.12. Parmelia sp1. 39 Gambar 4.13. Parmelia sp2. 39 Gambar 4.14. Parmelia sp3. 40 Gambar 4.15. Peltigere sp. 41 Gambar 4.16. Pertusaria amara 41 Gambar 4.17. Pyrenula nitida 42 Gambar 4.18. Pyrenula sp1. 42 Gambar 4.19. Pyrhospora quernea 43 Gambar 4.20. Rimelia reticulata 44 Gambar 4.21. Usnea dasypoga 44 Gambar 4.22. Usnea fillipendula 45 Gambar 4.23. Verrucaria maura 46 Gambar 4.24. Verrucaria sp1. 46 Gambar 4.25. Verrucaria sp2. 47 Gambar 4.26. Verrucaria sp3. 47 Gambar 4.27. Grafik Kerapatan Relatif pada Kedua Lokasi Penelitian 48 Gambar 4.28. Grafik Frekuensi Relatif pada Kedua Lokasi Penelitian 50 Gambar 4.29. Grafik Dominansi Relatif pada Kedua Lokasi Penelitian 51 Gambar 4.30. Grafik Nilai Penting pada Kedua Lokasi Penelitian 53 Gambar 4.31. Grafik Indeks Keanekaragaman pada Kedua Lokasi Penelitian 54 Gambar 4.32. Grafik Persentase Perbandingan Jenis Lichenes pada Kedua Lokasi Penelitian 56 Gambar. 4.33. Dendogram Data Matriks Kuantitatif Lichenes pada Kedua Lokasi Penelitian 66 Gambar 4.34. Grafik Frekuensi Relatif pada Kedua Lokasi Penelitian 69 Gambar 4.35. Grafik Kondisi Karakteristik Habitat Lichenes pada Kedua Lokasi Penelitian 71 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Kerapatan dan Kerapatan Relatif Suatu Jenis Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 81 Lampiran 2. Tabel Frekuensi dan Frekuensi Relatif Suatu Jenis Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 82 Lampiran 3. Tabel Dominansi dan Dominansi Relatif Suatu Jenis Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 83 Lampiran 4. Tabel Nilai Penting Suatu Jenis Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 84 Lampiran 5. Tabel Indeks Keanekaragaman Suatu Jenis Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 86 Lampiran 6. Tabel Persentase Perbandingan Suatu Jenis Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 88 Lampiran 7. Tabel Pola Distribusi Suatu Jenis Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 89 Lampiran 8. Tabel Pola Distribusi Suatu Jenis Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 91 Lampiran 9. Tabel Ciri dan Sifat Morfologi Jenis Lichenes Di KHDTK Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Aek Nauli - Parapat Kabupaten Simalungun 92 Lampiran 10. Tabel Ciri dan Sifat Morfologi Jenis Lichenes Di TAHURA Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh Kabupaten Karo 97 Lampiran 11. Jumlah Individu Jenis Lichenes dalam Tiap Plot Di KHDTK Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Aek Nauli - Parapat Kabupaten Simalungun 101 Lampiran 12. Jumlah Individu Jenis Lichenes dalam Tiap Plot Di TAHURA Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh Kabupaten Karo 103 Lampiran 13. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian di Lapangan dan di Laboratorium 104 Lampiran 14. Peta Kedua Lokasi Penelitian 107 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lichenes di Indonesia merupakan salah satu kelompok tumbuhan tingkat rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian. Menurut Dube 2006 lichenes lumut kerak merupakan organisme gabungan simbiosis mutualisme antara fungi mycobiont dan alga cyanobacteriumphotobiont. Tumbuhan ini mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan manusia, salah satu diantaranya yaitu Parmelia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Selain sebagai sumber makanan, lichenes banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, misalnya Cetraria islandica sebagai obat pencahar perut Vashishta 2007. Lichenes juga bermanfaat sebagai indikator pencemaran udara, lichenes mempunyai peranan yang penting terhadap polutan yang ada di udara. Oleh karena itu kita jarang menemukan lichens pada daerah yang tercemar. Tingkat sensitifitas jenis-jenis lichenes terhadap bahan pencemar berbeda-beda. Lichenes dapat tumbuh hampir pada semua tempat seperti di atas batu, tanah dan tegakan pohon, salah satunya pada tegakan pohon kemenyan. Pohon kemenyan mempunyai batang tegaklurus dengan percabangan sedikit.Kulit batang beralur sampai retak-retak ke arah vertikal atau berlekuk halus, kulit berwarna merah anggur. Kulit bagian dalam lunak, berwarna coklat sampai merah, merah muda atau merah keunguan. Bentuk tallus lichenes yang terdapat pada tegakan pohon kemenyan ini biasanya ada yang berbentuk crustose, foliose, fruticose, dan squamulose. Berdasarkan data Herbarium Bogoriensis Bogor, lichenes di Indonesia berjumlah 40.000 spesies, namun belum banyak peneliti di Indonesia yang menekuni penelitian ini, sehingga peluang untuk meneliti lichenes di Indonesia masih terbuka luas dan berpotensi Suwarso, 1995 dalam Pratiwi, 2006. Kenyataan yang diketahui dan ditampilkan dalam buku-buku biologi memperlihatkan bahwa hanya beberapa spesies saja yang dikenal, padahal 2 jumlahnya mencapai 40.000 spesies. Selain jenis, manfaat Lichenes juga belum banyak diulas Suwarso, 1995 dalam Pratiwi, 2006. Selanjutnya penelitian Darma, dkk 1998 menemukan beberapa jenis lumut kerak, pada tegakan pinus antara lain : Parmelia reticulata, Crusta sp. dan Staurothele sp., sedangkan pada tegakan karet ditemukan jenis Parmelia sp., P. reticulata, Verrucaria sp. dan satu jenis yang tergolong Lichenes imperfecti. Talus P. reticulata ditemukan berkembang pada pohon pinus dan karet. Kawasan Hutan sangat potensial untuk habitat pertumbuhan dari lichenes. Salah satu diantaranya Hutan Lindung Aek Nauli – Parapat, Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Tongkoh. Hutan ini terdapat di Sumatera Utara yang merupakan ekosistem hutan hujan tropis yang merupakan habitat makhluk hidup. Hutan- hutan ini belum banyak dilakukan penelitian tentang flora dan faunanya, walaupun ada hanya dibeberapa hutan lindung dan cagar alam yang khusus meneliti flora dan fauna, namun penelitian tentang keanekaragaman dan persebaran lichenes masih jarang dilakukan, seperti pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus KHDTK Aek Nauli - Parapat Kabupaten Simalungundan Taman Hutan Raya TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.Kedua kawasan hutan ini dapat dijadikan sebagai lokasi penelitian. Tipe vegetasinya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tipe vegetasi semak belukar, hutan sekunder dan hutan primer dari dataran rendah sampai dataran tinggi mencapai ketinggian ± 2000 m dpl. Topografinya dataran sampai berbukit dengan kemiringan lahan tanah liat dan berpasir. Kawasan hutan ini memiliki bulan basah Curah Hujan 7200 mmbulan selama sembilan bulan berturut-turut, kisaran suhu antara 16,8 C-23 C, serta kelembaban yang tinggi ± 80 Tjitrosoepomo, 1989; Duades, 2004. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Biodiversitas Lichenes pada Tegakan Pohon Kemenyan Styrax sp. di Kawasan Hutan Sumatera Utara khususnya di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus KHDTK Aek Nauli –Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan Raya TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo ”.