Skala Kesantunan Berbahasa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

8 d. Kesantunan dalam Menolak Makna menolak dalam bahasa Indonesia, biasanya ditandai dengan kata jangan . Terdapat pada tuturan sebagai berikut. 7 Aja mbak Nisa mas aku wegah, kowe wae. ‘Jangan mbak Nisa mas saya gak mau, kamu saja.’ Konteks : Dituturkan oleh santri berumur 8 tahun yang sedang minta diajar oleh ustad di kelas, sedangkan ustad sedang duduk baru selesai menyimak santri secara bergiliran. Tuturan 7 tuturan penutur kepada mitra tutur terdapat ungkapan aja jangan yang bermaksud menolak tawaran mitra tutur. Adanya ungkapan tersebut tuturan ditemukan penanda kesantunan menolak. Penanda kesantunan menolak menjadi lebih santun ketika dalam menuturkan denga n nada rendah dan pelan, pada tuturan dilakukan dengan nada tinggi sehingga menjadi kurang santun tuturan tersebut.

2. Skala Kesantunan Berbahasa

Skala kesantunan berbahasa menurut Leech ada lima yaitu 1 Cost-benefit scala atau skala Kerugian dan Keuntungan, 2 Optionality scale atau skala Pilihan, 3 Indirectness scale atau skala Ketidaklangsungan, 4 Authority scale atau skala Keotoritasan, 5 Sosial distance scale atau skala jarak social. Dari kelima data tersebut peneliti menggunakan sekala yang ketiga yaitu Indirectness scale atau skala Ketidaklangsungan. Peneliti dalam mengukur tingkat kesantunan melihat tingkat ketidaklangsungan dalam tuturan penutur, semakin berkurang tingkat kelangsungannya, tuturan dapat dikatakan lebih santun. Sebaliknya, ketika tuturan semakin tinggi tingkat kelangsungannya maka dapat dikatakan kurang santun tuturan tersebut. Penelitian ini digunakan tiga tipe tuturan, tuturan tersebut adalah 1 tuturan dengan rumusan pernyataan permintaan, 2 tuturan dengan 9 rumusan pernyataan keinginan, 3 tuturan dengan rumusan keharusan. Ketiga tipe tersebut sebagai acuan pengukur peringkat kesantunan. Tabel berikut menunjukkan peringkat tertinggi sampai terendah setiap tipe tuturan. Selanjutnya, data yang telah ada akan diklasifikasikan sesuai dengan peringkat kesantunan menggunakan tipe tuturan diatas. Klasifikasi data sebagai berikut. a. Tipe tuturan dengan pernyataan permintaan 2 Mbak aku jaluk wulang kowe ya. ‘Mbak aku minta d iajar kamu ya.’ Tuturan 2 termasuk peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan permintaan. Tuturan tersebut penutur bermaksud memerintah mitra tutur tetapi dengan bahasa yang sopan dan nada bicara rendah. Rumusan pernyataan permintaan dan diiringi sikap dan nada yang sopan, tingkat kelangsungan menjadi berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut menjadi lebih santun. 3 Sampun mbak, ayo mbak nang masjid. ‘Sudah mbak, ayo mbak ke masjid.’ Tuturan 3 termasuk peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan permintaan. Tuturan penutur bermaksud mengajak mitra tutur, dengan ditemukannya ungkapan yang membuat mitra tutur merasa puas berarti penutur sudah membuat senang mitra tutur. Peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan permintaan ditambah dengan ungkapan tersebut, maka tingkat kelangsungan dalam tuturan menjadi berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan menjadi lebih santun. 4 Iya mbak, karo jileh RPAI oleh ra mbak? Oleh ya, dingo golekki jawaban, ya mbak? ‘Iya mbak, sama pinjam RPAI boleh tidak mbak? Boleh ya, buat mencari jawabannya, ya mbak?’ 10 Tuturan 4 termasuk peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan permintaan. Tuturan penutur bermaksud merayu mitra tutur agar diijinkan, dengan peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan permintaan, maka tingkat kelangsungan dalam tuturan menjadi berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan menjadi lebih santun. 6 Niki mbak pun selesai, mang tonton riyen. ‘Ini mbak sudah selesai, sila hkan lihat dulu.’ Tuturan 6 termasuk peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan permintaan. Tuturan penutur bermaksud memerintah mitra tutur, dengan peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan permintaan, maka tingkat kelangsungan dalam tuturan menjadi berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan menjadi lebih santun. b. Tipe tuturan dengan pernyataan keinginan 1 Lomba sholat, oleh ya mas? Mohon mas. ‘Lomba sholat boleh ya mas? Mohon mas.’ Tuturan 1 tersebut menemapati peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan keinginan. Tuturan penutur kepada mitra tutur tingkat keinginannya tinggi tidak memperhatikan pertimbangan mitra tutur terhadap keinginannya tersebut. Ditemukan ungkapan mohon dalam tuturan, maka tingkat kelangsungan menjadi berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan menjadi lebih santun. 7 Aja mbak Nisa mas aku wegah, kowe wae. ‘Jangan mbak Nisa mas saya tidak mau, kamu saja.’ Tuturan 7 menempati peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan keinginan. Tuturan penutur bermaksud menginginkan mitra tutur mengajarnya dan menolak usulan mitra tutur tanpa alasan maka tingkat kelangsungan dalam tuturan semakin tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan menjadi kurang santun. c. Tipe tuturan dengan pernyataan keharusan 11 5 Kudu kowe og mas, ya mas. ‘Harus kamu mas, ya mas’ Tuturan 5 menempati peringkat kesantunan dengan rumusan pernyataan keharusan. Tuturan penutur kepada mitra tutur mengharuskan mitra tutur yang mengajar, dengan tuturan seperti tuturan 5 penutur memaksa mitra tutur untuk menuruti permintaannya. Tingkat kelangsungan dalam tuturan semakin tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan menjadi kurang santun. Berdasarkan uraian data diatas, dari 7 tuturan yang telah ada, dapat diwujudkan dalam table sebagai berikut. Tabel. Peringkat Kesantunan Berbahasa Tipe Tuturan Tuturan Jumlah Tuturan Prosentase Pernyataan Permintaan Pernyataan Keinginan Pernyataan Keharusan I II III 4 2 1 57,15 28,57 14,28 Total 7 100 Berdasarkan peringkat kesantunan pada tabel di atas dapat dirumuskan bahwa, dari 7 tuturan menyatakan bahwa tipe tuturan dengan pernyataan permintaan memiliki peringkat paling tinggi. Jumlah data tipe tuturan pernyataan permintaan ada 4 tuturan, jika dilihat dalam bentuk angka prosentase terdapat 57,15. Jumlah dan angka tersebut memiliki peringkat paling tinggi dibanding dengan tipe yang lainnya. Dikatakan bahwa para santri bertutur santun dengan ustad pada saat mempunyai permintaan.

D. SIMPULAN

Dokumen yang terkait

Analisis Kesantunan Berbahasa dalam Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) Karya Deddy Mizwar dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA (Analisis Wacana)

2 32 232

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN SANTRI PUTRI DALAM BERINTERAKSI DENGAN MASYARAKAT Realisasi Kesantunan Berbahasa Di Kalangan Santri Putri Dalam Berinteraksi Dengan Masyarakat Pesantren Di Ponpes Al Ma’un Sroyo Karanganyar.

0 3 15

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN SANTRI PUTRI DALAM BERINTERAKSI DENGAN MASYARAKAT Realisasi Kesantunan Berbahasa Di Kalangan Santri Putri Dalam Berinteraksi Dengan Masyarakat Pesantren Di Ponpes Al Ma’un Sroyo Karanganyar.

0 2 14

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN Realisasi Kesantunan Berbahasa Antara Santri Dengan Ustad Dalam Kegiatan Taman Pendidikan Alquran Alazhar Puluhan Jatinom Klaten.

0 0 12

PENDAHULUAN Realisasi Kesantunan Berbahasa Antara Santri Dengan Ustad Dalam Kegiatan Taman Pendidikan Alquran Alazhar Puluhan Jatinom Klaten.

0 1 5

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN.

0 0 9

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DAN STAF REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DAN STAF SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG.

0 0 10

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL Realisasi Kesantunan Berbahasa Di Lingkungan Terminal (Sebuah Kajian Sosiopragmatik).

0 1 11

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL Realisasi Kesantunan Berbahasa Di Lingkungan Terminal (Sebuah Kajian Sosiopragmatik).

5 14 20

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI FACEBOOK: RESPON MASYARAKAT TERKAIT DENGAN ISU Realisasi Kesantunan Berbahasa Di Facebook: Respon Masyarakat Terkait Dengan Isu Kenaikan Harga BBM.

0 2 14